Nala

Nala

Serat Grha Pamujan - Nala Turasih

Pada umurnya yang ketiga belas, Nala Turasih pernah sakit begitu parah sehingga meninggal. Warga kampung menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri ketika gadis itu kembali bangun, bangkit dari gelapnya dunia kematian dan bernafas ketika baru saja selesai dipocongi.

Nala Turasih dilahirkan dan besar di sebuah desa bernama Obong. Ia adalah anak kedua dari suami kedua ibunya. Sebelumnya, sang ibu memang pernah menikah. Saat itu ia menikah di kala usianya masih sangat belia, enam belas tahun. Dari suami pertama, sang ibu memiliki seorang putri bernama Tasmirah, sang kakak.

Seperti sudah diduga, kehamilan diluar pernikahan sang ibu di masa mudanya tentu tidak menciptakan sebuah keluarga yang awet. Ibu dan ayahnya bercerai dua tahun kemudian karena percekcokan mengenai hal-hal yang sepele. Dua tahun juga sebenarnya dirasa cukup lama mengingat kedua anak remaja itu dahulu tak saling kenal dan bersetubuh di tepian sungai Pratama hanya karena iseng dan keenakan bermain kelamin sehingga keterusan.

Takdir rupanya berbicara dengan cara yang lain. Membutuhkan waktu lima tahun lamanya sampai seorang juragan muda, pemilik kebun tebu di desa itu memutuskan meminang sang janda beranak satu tersebut.

Juragan muda ini nyatanya adalah seorang laki-laki penyayang dan penuh kasih kepada sang istri, termasuk anak perempuannya yang sudah berusia tujuh tahun tersebut. Ia tidak hanya menikahi sang janda karena tertarik pada kecantikannya belaka, sebaliknya, perilaku terpuji sang suami membuat istrinya begitu mencintai sang juragan.

Hanya saja memang, lima belas tahun pernikahan mereka belum membuahkan anak kandung, meski cinta juragan tebu itu pada anak tirinya, Tasmirah, sama sekali tak berkurang.

Tepat ketika Tasmirah berumur dua puluh dua tahun, dan sang ibu tiga puluh tujuh tahun, kabar bahagia bagi sang juragan terdengar pula. Akhirnya sang istri hamil anak kandungnya. Nala Turasih lahir sembilan bulan kemudian.

Tasmirah tak cemburu dengan kasih sayang yang melimpah oleh kedua orangtuanya kepada adik barunya itu. Toh ia sudah berusia dewasa, bekerja di sebuah pabrik gula di kampung sebelah. Tasmirah sempat ikut merawat dan memberikan cinta kasih serta perhatiannya pada adik kandung yang jauh lebih muda dibanding dirinya itu, meski hanya beberapa tahun awal saja.

Nala Turasih sudah berumur lima tahun ketika Tasmirah memutuskan untuk menerima pinangan pemuda Kuranji yang merupakan pegawai ayahnya. Keduanya hijrah dari desa Obong untuk tinggal di kota lain. Pemuda Kuranji bekerja di salah satu cabang perusahaan tebu milik sang ayah.

Sampai disini kehidupan sepertinya terlalu baik-baik saja, luar biasa malahan. Janda beranak Tasmirah itu dikawini seorang laki-laki yang sepertinya tak memiliki cela dan retakan di dalam raga maupun jiwanya. Walau tak bisa dikatakan tampan, ia jelas kaya, baik pula. Bukankah itu terlalu sempurna untuk sebuah kenyataan?

Sang suami mengamalkan ilmu pesugihan.

Tanpa istri dan anak-anaknya sadari, yang tiri maupun yang kandung, bahwasanya rumah besar yang mereka tinggali selama ini tidak pernah memiliki bentuk yang tetap. Paling lama enam bulan, pasti ada saja yang dikerjakan. Dari pembangunan kamar baru, renovasi, atau hanya sekadar perbaikan kecil-kecilan.

Istri dan anak-anaknya merasa wajar. Tanah luas yang dimiliki beserta bangunan rumah yang besar, penambahan dan renovasi atau restorasi nampaknya menjadi hobi si juragan tebu itu. Meski kadang istri merasa risih karena selalu saja ada kegiatan pertukangan di rumah mereka, tapi ia tak sampai curiga. Padahal itu adalah syarat penganalan ilmu pesugihan dimana, walau membayar tukang, sang suami tetap ikut mengerjakan pekerjaan itu secara langsung.

Ini agar kekayaannya tetap terjaga.

Hanya ada satu ruangan khusus yang tidak boleh berubah. Ruangan ini juga adalah syarat mutlak dari ilmu pesugihan tersebut, berisi beragam sesajen dan mantra yang disembunyikan di dalam sebuah lemari. Istri dan anaknya hanya tahu bahwa kamar tersebut adalah sebuah 'ruangan kerja' yang tidak boleh diganggu.

Nala Turasih, beranjak gadis, dipenuhi hormon berisi rasa penasaran berlebih dan berahi, bergandengan sembunyi-sembunyi mengajak pacarnya masuk ke 'ruangan kerja' sang ayah. Kebinalan sang ibu di masa remaja dahulu menguar dari tubuhnya.

Ia dan sang pacar saling meraba, memuaskan sinyal penasaran yang tombolnya terlanjur ditekan. Nala Turasih membiarkan seorang mulut anak laki-laki menghisap pucuk dadanya dengan rakus.

Ruangan itu akhirnya tercemar. Nala Turasih dan pacarnya terkena laknat. Dimulai dari pacar yang juga teman sekolah Nala Turasih. Ia tewas besoknya, ditabrak truk pengangkut tebu. Tulang-tulang di tubuhnya mencuat keluar menembus daging dan kulitnya.

Kekuatan sihir di dalam ruangan itu tidak mau membiarkan Nala Turasih mati cepat. Gadis itu tersiksa demam berkepanjangan seharian. Kulit wajahnya sampai melepuh saking tingginya demam yang ia derita.

Ketika dokter datang, ia telah dinyatakan wafat.

Sang ayah begitu terpukul, bahkan melebihi rasa sedih istrinya. Ia menangis dan menjerit sejadi-jadinya di dalam 'ruangan kerja' nya. Ia memohon ampun dan meminta kepada kekuatan gaib yang ia puja agar memberikan kesempatan agar putrinya dikembalikan. Ia akan melakukan apa saja untuk membayar hal itu, termasuk menumbalkan dirinya sendiri, menjadi budak neraka.

Wajah-Wajah menyeramkan yang menempel di dinding kamar itu menyeringai licik dan puas.

Nala Turasih hidup kembali.

Semua orang yang awalnya ketakutan berubah menjadi kagum. Kejadian ini adalah keajaiban yang luar biasa. Gadis itu telah menyeberangi alam kematian untuk kembali bernafas. Cinta sang ayah dianggap terlalu kuat bagi semesta untuk melawannya sehingga Nala Turasih dikembalikan kepadanya.

Sekali lagi, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Hanya sang Kala yang mampu menunjukkan wajah asli sebuah kebusukan.

Sang juragan menua dengan cepat. Ia melemah dan sakit-sakitan. Ia tidak mampu lagi untuk ikut andil dalam pekerjaan pertukangan di rumahnya. Sebagai akibatnya, tidak hanya kesehatannya yang menurun, perlahan kekayaannya pun ikut berkurang. Keuntungan perusahaan mandeg dan terjun bebas.

Pak Kuranji langsung berhenti berharap akan mendapatkan warisan dari bapak mertuanya. Sudah merupakan nasib dan takdirnya untuk hidup seperti ini, cukup dan tak berlebih. Bila diingat-ingat, memang sang istri, Tasmirah, bukanlah anak kandung juragan tebu atasan sekaligus bapak mertuanya itu.

Sang juragan menghabiskan waktu di atas tempat tidur. Ia tak lagi menjadi pemilik perusahaan dan hanya mendapatkan secuil harta, berupa tanah dan rumah. Direksi memutuskan untuk menggantikan kepemimpinannya demi menyelamatkan perusahaan.

Tiga tahun setelah kebangkitan kembali Nala Turasih, sang ayah wafat.

Tinggallah sang ibu yang tak tahu menahu perihal mengurus rumah dan tanah. Suami pun tak meninggalkan kemampuan berniaga, berbisnis atau apapun yang membuat keluarganya bisa melanjutkan usaha keuangan.

Jengkal demi jengkal tanah dijual sampai sang istri meninggal.

Sebatangkara dan sendirian nampaknya Nala Turasih, meski telah menginjak usia dua puluhan tahun. Namun ia sejatinya tak pernah sendiri. Rumah besar itu tak pernah sepi.

Permohonan mendiang ayah kepada kekuatan gaib di dunia seberang sana langsung dikabulkan. Satu syaratnya saja. Mereka boleh mendiami tubuh Nala Turasih sebagai kendaraan menyebrang ke dunia nyata.

Terpopuler

Comments

〈⎳ Muzuna

〈⎳ Muzuna

visualisasi narasinya natural, runut, dan nyaman dibaca. 👍

2024-02-04

0

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Ceritanya sudah lumayan bagus 👍👍

2023-10-12

0

mampir kak nik

2023-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Serat Grha Pamujan - Nala Turasih
2 Serat Grha Pamujan - Lingga Ardiman
3 Serat Grha Pamujan - Teh Hangat
4 Serat Grha Pamujan - Surai
5 Serat Grha Pamujan - Hasrat
6 Serat Grha Pamujan - Kamar
7 Serat Grha Pamujan - Sang Juragan
8 Serat Grha Pamujan - Budak Kuasa Iblis
9 Serat Grha Pamujan - Pak Kuranji
10 Serat Grha Pamujan - Beringin
11 Serat Grha Pamujan - Lemari
12 Serat Grha Pamujan - Lukisan
13 Serat Grha Pamujan - Api Unggun
14 Serat Grha Pamujan - Sang Angkara Murka
15 Serat Grha Pamujan - Sadali Pandega
16 Serat Grha Pamujan - Larut
17 Serat Grha Pamujan - Pratama
18 Serat Grha Pamujan - Perempuan Melayang
19 Serat Grha Pamujan - Tumbal
20 Serat Grha Pamujan - Candi
21 Serat Grha Pamujan - Jalan Setapak
22 Serat Grha Pamujan - Kabut
23 Tentang Nala
24 Serat Grha Pamujan - Berubah Bentuk
25 Serat Grha Pamujan - Siluet
26 Serat Grha Pamujan - Datuk Macan Kumbang
27 Serat Grha Pamujan - Mata Menangkap Hasrat dan Syahwat
28 Serat Grha Pamujan - Garis-Garis Gaib
29 Serat Grha Pamujan - Altar Pemujaan
30 Serat Grha Pamujan - Bidak
31 Serat Grha Pamujan - Sudarmi
32 Serat Grha Pamujan - Cahaya Jingga
33 Serat Grha Pamujan - Tangga
34 Serat Grha Pamujan - Perempuan
35 Serat Grha Pamujan - Darmadi
36 Serat Grha Pamujan - Tirai
37 Serat Grha Pamujan - Seorang Remaja
38 Serat Grha Pamujan - Rongga Gelap Hitam
39 Serat Grha Pamujan - Insan yang Sedang Terluka
40 Serat Grha Pamujan - Memekat
41 Serat Grha Pamujan - Sang Durga
42 Serat Grha Pamujan - Buaya
43 Serat Grha Pamujan - Penguasa
44 Serat Grha Pamujan - Merah
45 Serat Grha Pamujan - Segara
46 Serat Grha Pamujan - Remuk Redam
47 Serat Grha Pamujan - Sang Ratu
48 Serat Grha Pamujan - Penginapan
49 Serat Grha Pamujan - Air
50 Serat Grha Pamujan - Mahakarya
51 Serat Grha Pamujan - Tubuh
52 Serat Bhumi Menungsa - Pancajiwa
53 Serat Bhumi Menungsa - Dyah Suhita
54 Serat Bhumi Menungsa - Dyiwang Awang
55 Serat Bhumi Menungsa - Kain Kuning
56 Serat Bhumi Menungsa - Kehampaan Tanpa Bentuk
57 Serat Bhumi Menungsa - Syahwat yang Berkedut Nikmat
58 Serat Bhumi Menungsa - Darmajati
59 Serat Bhumi Menungsa - Sarti
60 Serat Bhumi Menungsa - Bilik
61 Serat Bhumi Menungsa - Dua Kekuatan Purba
62 Serat Bhumi Menungsa - Bhanurasmi
63 Serat Bhumi Menungsa – Menari Bersama dalam Geliat Hasrat
64 Serat Bhumi Menungsa - Kegelapan yang Melayang-Layang
65 Serat Bhumi Menungsa - Menantang Riang dan Girang
66 Serat Bhumi Menungsa - Gontai
67 Serat Bhumi Menungsa - Karma
68 Serat Bhumi Menungsa - Tanpa Busana
69 Serat Bhumi Menungsa - Meregang Nyawa
70 Serat Bhumi Menungsa - Dua Wajah Berbeda
71 Serat Bhumi Menungsa - Kehormatan dan Kemahsyuran
72 Serat Bhumi Menungsa - Kemaharupaan
73 Serat Bhumi Menungsa - Anarghya Widagda
74 Serat Bhumi Menungsa - Ganjil
75 Serat Bhumi Menungsa - Bersemi
76 Serat Bhumi Menungsa - Warna Kehijauan
77 Serat Bhumi Menungsa - Bebas
78 Serat Bhumi Menungsa - Menjelma Berkali Lipat
79 Serat Bhumi Menungsa - Perlahan
80 Serat Bhumi Menungsa - Nampan Gelora
81 Serat Jiwa - Uap
82 Serat Jiwa - Asap
83 Serat Jiwa - Tanah
84 Serat Jiwa - Air
85 Serat Jiwa - Kayu
86 Serat Jiwa - Aroma
87 Serat Jiwa - Api
88 Serat Jiwa - Bayangan
89 Serat Jiwa - Getaran
90 Serat Jiwa - Sakit dan Cinta
91 Serat Jiwa - Nyata
92 Serat Jiwa - Kegerahan Hawa Membunuh
93 Serat Jiwa - Sosok Lain
94 Serat Jiwa - Memaksakan Nyali
95 Serat Jiwa - Lima Jiwa
96 Serat Jiwa - Lampir
97 Serat Jiwa - Nir Pusat dan Nir Tetap
98 Serat Jiwa - Bobrok
99 Serat Jiwa - Takut
100 Serat Jiwa - Sumpah Serapah
101 Serat Jiwa - Debu dan Abu
102 Serat Jiwa - Surajalu dan Amir Cahya
103 Serat Jiwa - Undangan
104 Serat Jiwa - Memuai Lunglai
105 Serat Jiwa - Kehadiran
106 Serat Jiwa - Melengkung dan Melonjak-Lonjak
107 Serat Jiwa - Pintu Depan
108 Serat Jiwa - Kama
109 Serat Jiwa - Takluk
110 Serat Jiwa - Manggantung Menunduk
111 Serat Jiwa - Berdebu untuk Sekian Waktu
112 Serat Jiwa - Jemawa
113 Serat Jiwa - Ragu tetapi Paham
114 Serat Jiwa - Aroma Kekuasaan
115 Serat Jiwa - Menggetarkan Semesta
116 Serat Jiwa - Tertawan oleh Kebesaran dan Keagungan
117 Serat Jiwa - Berdiri Berdampingan
118 Serat Jiwa - Penyesalan dan Penyalahan
119 Serat Jiwa - Tercerabut
120 Serat Jiwa - Dikisahkan dalam Nada dan Ritma
121 Serat Jiwa - Berdiri Kaku Termangu
122 Serat Jiwa - Permainan Belaka
123 Serat Jiwa - Menyusul Muncul
124 Serat Jiwa - Titik Demi Titik
125 Serat Jiwa - Panca Nyawa dan Pancajiwa
126 Serat Jiwa - Dua Sejoli
127 Serat Jiwa - Makna Harfiah
128 Serat Jiwa - Mati Hari Ini
129 Serat Jiwa - Menggeram Bagai Penuh Dendam
130 Serat Jiwa - Lumpur Nista dan Dosa
131 Serat Jiwa - Turun Tanpa Batasan
132 Serat Jiwa - Memandang Terpana
133 Serat jiwa - Ketiadaan Waktu
134 Serat Jiwa - Berada dalam Kepalan Tangan
135 Serat Samudra Yudha Babak Pertama
136 Serat Samudra Yudha Babak Kedua
137 Serat Samudra Yudha Babak Ketiga
138 Serat Samudra Yudha Babak Keempat
139 Serat Samudra Yudha Babak Kelima
140 Serat Samudra Yudha Babak Keenam
141 Serat Samudra Yudha Babak Ketujuh
142 Serat Samudra Yudha Babak Kedelapan
143 Serat Samudra Yudha Babak Kesembilan
144 Serat Samudra Yudha Babak Kesepuluh
145 Serat Samudra Yudha Babak Kesebelas
146 Serat Samudra Yudha Babak Keduabelas
147 Serat Samudra Yudha Babak Ketigabelas
148 Serat Samudra Yudha Babak Keempatbelas
149 Serat Samudra Yudha Babak Kelimabelas
150 Serat Samudra Yudha Babak Keenambelas
151 Serat Samudra Yudha Babak Ketujuhbelas
152 Serat Samudra Yudha Babak Kedelapanbelas
153 Serat Samudra Yudha Babak Kesembilanbelas
154 Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh
155 Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Satu
156 Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Dua
157 Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Tiga
158 Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Empat
159 Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Lima
160 Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Enam dan yang Terakhir
161 Serat Pamungkasan Halaman Pertama
162 Serat Pamungkasan Halaman Kedua
163 Serat Pamungkasan Halaman Ketiga
164 Serat Pamungkasan Halaman Keempat
165 Serat Pamungkasan Halaman Kelima
166 Serat Pamungkasan Halaman Keenam
167 Serat Pamungkasan Halaman Ketujuh
168 Serat Pamungkasan Halaman Kedelapan
169 Serat Pamungkasan Halaman Kesembilan
170 Serat Pamungkasan Halaman Kesepuluh
171 Serat Pamungkasan Halaman Kesebelas
172 Serat Pamungkasan Halaman Keduabelas
173 Serat Pamungkasan Halaman Ketigabelas
174 Serat Pamungkasan Halaman Keempatbelas
175 Serat Pamungkasan Halaman Kelimabelas
176 Serat Pamungkasan Halaman Keenambelas
177 Serat Pamungkasan Halaman Ketujuhbelas
178 Serat Pamungkasan Halaman Kedelapanbelas
179 Serat Pamungkasan Halaman Kesembilanbelas
180 Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh
181 Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Satu
182 Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Dua
183 Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Tiga
184 Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Empat
185 Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Lima
186 Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Enam
187 Hikayat Sang Nayu - Mangkuk Merah
188 Hikayat Sang Nayu - Ngayau
189 Hikayat Sang Nayu - Sembilan Belas Tengkorak Kepala
190 Hikayat Sang Nayu - Tampun Juah
191 Hikayat Sang Nayu - Mimpi Jaik
192 Hikayat Sang Nayu - Belian
193 Hikayat Sang Nayu - Bejalai
194 Hikayat Sang Nayu - Mandau
195 Hikayat Sang Nayu - Kamang
196 Hikayat Sang Nayu - Rumah Betang
197 Hikayat Sang Nayu - Undak-Undakan Bebatuan
198 Hikayat Sang Nayu - Tabir Bencana
199 Hikayat Sang Nayu - Cetakan Kala
200 Hikayat Sang Nayu - Raga Sukma
201 Hikayat Sang Nayu - Rancangan Besar Takdir
202 Hikayat Sang Nayu - Bahasa Semesta
203 Hikayat Sang Nayu - Berjalan ke Dunia Seberang
204 HIkayat Sang Nayu - Bunga Tinok
205 Hikayat Sang Nayu - Parang Babi
206 Hikayat Sang Nayu - Anak Ampang
207 Hikayat Sang Nayu - Ubi Dikapuak
208 Hikayat Sang Nayu - Gelombang Darah
209 Hikayat Sang Nayu - Ku Naday Takot
210 Hikayat Sang Nayu - Sengalang Burong
211 Hikayat Sang Nayu - Serakah
212 Hikayat Sang Nayu - Pisau Dapur
213 Rehat Sejenak - Putri Junjung Buih, Putri Lindung Buih, Lengkung Takdir
214 Hikayat Sang Nayu - Pangau Bayau
215 Hikayat Sang Nayu - Berani Kesak
216 Hikayat Sang Nayu - Dipenuhi Lumpur dan Tanah
217 Hikayat Sang Nayu - Menyusur Sejarah
218 Hikayat Sang Nayu - Seringai
219 Hikayat Sang Nayu - Saat Itu Adalah Sekarang
220 Hikayat Sang Nayu - Talipak Talipok
221 Hikayat Sang Nayu - Sumpit
222 Hikayat Sang Nayu - Titisan
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Serat Grha Pamujan - Nala Turasih
2
Serat Grha Pamujan - Lingga Ardiman
3
Serat Grha Pamujan - Teh Hangat
4
Serat Grha Pamujan - Surai
5
Serat Grha Pamujan - Hasrat
6
Serat Grha Pamujan - Kamar
7
Serat Grha Pamujan - Sang Juragan
8
Serat Grha Pamujan - Budak Kuasa Iblis
9
Serat Grha Pamujan - Pak Kuranji
10
Serat Grha Pamujan - Beringin
11
Serat Grha Pamujan - Lemari
12
Serat Grha Pamujan - Lukisan
13
Serat Grha Pamujan - Api Unggun
14
Serat Grha Pamujan - Sang Angkara Murka
15
Serat Grha Pamujan - Sadali Pandega
16
Serat Grha Pamujan - Larut
17
Serat Grha Pamujan - Pratama
18
Serat Grha Pamujan - Perempuan Melayang
19
Serat Grha Pamujan - Tumbal
20
Serat Grha Pamujan - Candi
21
Serat Grha Pamujan - Jalan Setapak
22
Serat Grha Pamujan - Kabut
23
Tentang Nala
24
Serat Grha Pamujan - Berubah Bentuk
25
Serat Grha Pamujan - Siluet
26
Serat Grha Pamujan - Datuk Macan Kumbang
27
Serat Grha Pamujan - Mata Menangkap Hasrat dan Syahwat
28
Serat Grha Pamujan - Garis-Garis Gaib
29
Serat Grha Pamujan - Altar Pemujaan
30
Serat Grha Pamujan - Bidak
31
Serat Grha Pamujan - Sudarmi
32
Serat Grha Pamujan - Cahaya Jingga
33
Serat Grha Pamujan - Tangga
34
Serat Grha Pamujan - Perempuan
35
Serat Grha Pamujan - Darmadi
36
Serat Grha Pamujan - Tirai
37
Serat Grha Pamujan - Seorang Remaja
38
Serat Grha Pamujan - Rongga Gelap Hitam
39
Serat Grha Pamujan - Insan yang Sedang Terluka
40
Serat Grha Pamujan - Memekat
41
Serat Grha Pamujan - Sang Durga
42
Serat Grha Pamujan - Buaya
43
Serat Grha Pamujan - Penguasa
44
Serat Grha Pamujan - Merah
45
Serat Grha Pamujan - Segara
46
Serat Grha Pamujan - Remuk Redam
47
Serat Grha Pamujan - Sang Ratu
48
Serat Grha Pamujan - Penginapan
49
Serat Grha Pamujan - Air
50
Serat Grha Pamujan - Mahakarya
51
Serat Grha Pamujan - Tubuh
52
Serat Bhumi Menungsa - Pancajiwa
53
Serat Bhumi Menungsa - Dyah Suhita
54
Serat Bhumi Menungsa - Dyiwang Awang
55
Serat Bhumi Menungsa - Kain Kuning
56
Serat Bhumi Menungsa - Kehampaan Tanpa Bentuk
57
Serat Bhumi Menungsa - Syahwat yang Berkedut Nikmat
58
Serat Bhumi Menungsa - Darmajati
59
Serat Bhumi Menungsa - Sarti
60
Serat Bhumi Menungsa - Bilik
61
Serat Bhumi Menungsa - Dua Kekuatan Purba
62
Serat Bhumi Menungsa - Bhanurasmi
63
Serat Bhumi Menungsa – Menari Bersama dalam Geliat Hasrat
64
Serat Bhumi Menungsa - Kegelapan yang Melayang-Layang
65
Serat Bhumi Menungsa - Menantang Riang dan Girang
66
Serat Bhumi Menungsa - Gontai
67
Serat Bhumi Menungsa - Karma
68
Serat Bhumi Menungsa - Tanpa Busana
69
Serat Bhumi Menungsa - Meregang Nyawa
70
Serat Bhumi Menungsa - Dua Wajah Berbeda
71
Serat Bhumi Menungsa - Kehormatan dan Kemahsyuran
72
Serat Bhumi Menungsa - Kemaharupaan
73
Serat Bhumi Menungsa - Anarghya Widagda
74
Serat Bhumi Menungsa - Ganjil
75
Serat Bhumi Menungsa - Bersemi
76
Serat Bhumi Menungsa - Warna Kehijauan
77
Serat Bhumi Menungsa - Bebas
78
Serat Bhumi Menungsa - Menjelma Berkali Lipat
79
Serat Bhumi Menungsa - Perlahan
80
Serat Bhumi Menungsa - Nampan Gelora
81
Serat Jiwa - Uap
82
Serat Jiwa - Asap
83
Serat Jiwa - Tanah
84
Serat Jiwa - Air
85
Serat Jiwa - Kayu
86
Serat Jiwa - Aroma
87
Serat Jiwa - Api
88
Serat Jiwa - Bayangan
89
Serat Jiwa - Getaran
90
Serat Jiwa - Sakit dan Cinta
91
Serat Jiwa - Nyata
92
Serat Jiwa - Kegerahan Hawa Membunuh
93
Serat Jiwa - Sosok Lain
94
Serat Jiwa - Memaksakan Nyali
95
Serat Jiwa - Lima Jiwa
96
Serat Jiwa - Lampir
97
Serat Jiwa - Nir Pusat dan Nir Tetap
98
Serat Jiwa - Bobrok
99
Serat Jiwa - Takut
100
Serat Jiwa - Sumpah Serapah
101
Serat Jiwa - Debu dan Abu
102
Serat Jiwa - Surajalu dan Amir Cahya
103
Serat Jiwa - Undangan
104
Serat Jiwa - Memuai Lunglai
105
Serat Jiwa - Kehadiran
106
Serat Jiwa - Melengkung dan Melonjak-Lonjak
107
Serat Jiwa - Pintu Depan
108
Serat Jiwa - Kama
109
Serat Jiwa - Takluk
110
Serat Jiwa - Manggantung Menunduk
111
Serat Jiwa - Berdebu untuk Sekian Waktu
112
Serat Jiwa - Jemawa
113
Serat Jiwa - Ragu tetapi Paham
114
Serat Jiwa - Aroma Kekuasaan
115
Serat Jiwa - Menggetarkan Semesta
116
Serat Jiwa - Tertawan oleh Kebesaran dan Keagungan
117
Serat Jiwa - Berdiri Berdampingan
118
Serat Jiwa - Penyesalan dan Penyalahan
119
Serat Jiwa - Tercerabut
120
Serat Jiwa - Dikisahkan dalam Nada dan Ritma
121
Serat Jiwa - Berdiri Kaku Termangu
122
Serat Jiwa - Permainan Belaka
123
Serat Jiwa - Menyusul Muncul
124
Serat Jiwa - Titik Demi Titik
125
Serat Jiwa - Panca Nyawa dan Pancajiwa
126
Serat Jiwa - Dua Sejoli
127
Serat Jiwa - Makna Harfiah
128
Serat Jiwa - Mati Hari Ini
129
Serat Jiwa - Menggeram Bagai Penuh Dendam
130
Serat Jiwa - Lumpur Nista dan Dosa
131
Serat Jiwa - Turun Tanpa Batasan
132
Serat Jiwa - Memandang Terpana
133
Serat jiwa - Ketiadaan Waktu
134
Serat Jiwa - Berada dalam Kepalan Tangan
135
Serat Samudra Yudha Babak Pertama
136
Serat Samudra Yudha Babak Kedua
137
Serat Samudra Yudha Babak Ketiga
138
Serat Samudra Yudha Babak Keempat
139
Serat Samudra Yudha Babak Kelima
140
Serat Samudra Yudha Babak Keenam
141
Serat Samudra Yudha Babak Ketujuh
142
Serat Samudra Yudha Babak Kedelapan
143
Serat Samudra Yudha Babak Kesembilan
144
Serat Samudra Yudha Babak Kesepuluh
145
Serat Samudra Yudha Babak Kesebelas
146
Serat Samudra Yudha Babak Keduabelas
147
Serat Samudra Yudha Babak Ketigabelas
148
Serat Samudra Yudha Babak Keempatbelas
149
Serat Samudra Yudha Babak Kelimabelas
150
Serat Samudra Yudha Babak Keenambelas
151
Serat Samudra Yudha Babak Ketujuhbelas
152
Serat Samudra Yudha Babak Kedelapanbelas
153
Serat Samudra Yudha Babak Kesembilanbelas
154
Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh
155
Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Satu
156
Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Dua
157
Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Tiga
158
Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Empat
159
Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Lima
160
Serat Samudra Yudha Babak Keduapuluh Enam dan yang Terakhir
161
Serat Pamungkasan Halaman Pertama
162
Serat Pamungkasan Halaman Kedua
163
Serat Pamungkasan Halaman Ketiga
164
Serat Pamungkasan Halaman Keempat
165
Serat Pamungkasan Halaman Kelima
166
Serat Pamungkasan Halaman Keenam
167
Serat Pamungkasan Halaman Ketujuh
168
Serat Pamungkasan Halaman Kedelapan
169
Serat Pamungkasan Halaman Kesembilan
170
Serat Pamungkasan Halaman Kesepuluh
171
Serat Pamungkasan Halaman Kesebelas
172
Serat Pamungkasan Halaman Keduabelas
173
Serat Pamungkasan Halaman Ketigabelas
174
Serat Pamungkasan Halaman Keempatbelas
175
Serat Pamungkasan Halaman Kelimabelas
176
Serat Pamungkasan Halaman Keenambelas
177
Serat Pamungkasan Halaman Ketujuhbelas
178
Serat Pamungkasan Halaman Kedelapanbelas
179
Serat Pamungkasan Halaman Kesembilanbelas
180
Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh
181
Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Satu
182
Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Dua
183
Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Tiga
184
Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Empat
185
Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Lima
186
Serat Pamungkasan Halaman Keduapuluh Enam
187
Hikayat Sang Nayu - Mangkuk Merah
188
Hikayat Sang Nayu - Ngayau
189
Hikayat Sang Nayu - Sembilan Belas Tengkorak Kepala
190
Hikayat Sang Nayu - Tampun Juah
191
Hikayat Sang Nayu - Mimpi Jaik
192
Hikayat Sang Nayu - Belian
193
Hikayat Sang Nayu - Bejalai
194
Hikayat Sang Nayu - Mandau
195
Hikayat Sang Nayu - Kamang
196
Hikayat Sang Nayu - Rumah Betang
197
Hikayat Sang Nayu - Undak-Undakan Bebatuan
198
Hikayat Sang Nayu - Tabir Bencana
199
Hikayat Sang Nayu - Cetakan Kala
200
Hikayat Sang Nayu - Raga Sukma
201
Hikayat Sang Nayu - Rancangan Besar Takdir
202
Hikayat Sang Nayu - Bahasa Semesta
203
Hikayat Sang Nayu - Berjalan ke Dunia Seberang
204
HIkayat Sang Nayu - Bunga Tinok
205
Hikayat Sang Nayu - Parang Babi
206
Hikayat Sang Nayu - Anak Ampang
207
Hikayat Sang Nayu - Ubi Dikapuak
208
Hikayat Sang Nayu - Gelombang Darah
209
Hikayat Sang Nayu - Ku Naday Takot
210
Hikayat Sang Nayu - Sengalang Burong
211
Hikayat Sang Nayu - Serakah
212
Hikayat Sang Nayu - Pisau Dapur
213
Rehat Sejenak - Putri Junjung Buih, Putri Lindung Buih, Lengkung Takdir
214
Hikayat Sang Nayu - Pangau Bayau
215
Hikayat Sang Nayu - Berani Kesak
216
Hikayat Sang Nayu - Dipenuhi Lumpur dan Tanah
217
Hikayat Sang Nayu - Menyusur Sejarah
218
Hikayat Sang Nayu - Seringai
219
Hikayat Sang Nayu - Saat Itu Adalah Sekarang
220
Hikayat Sang Nayu - Talipak Talipok
221
Hikayat Sang Nayu - Sumpit
222
Hikayat Sang Nayu - Titisan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!