“Lama tidak berjumpa Rea.” Akhir nya satu kalimat itu lah yang menjadi kalimat terpilih yang keluar dari mulut Aero.
“Maaf seperti nya kau salah mengenali orang tuan.” Ucap Rea, membalikan badan nya hendak meninggalkan Aero. Tapi hal yang tidak terduga malah terjadi, Aero menarik tangan Rea dan memeluk nya dari belakang.
“Aku tidak mungkin salah mengenali istri ku.” Ucap Aero sambil menghirup bau tubuh Rea dari leher Rea yang meski sudah sepuluh tahun lama nya tetap membuat Aero bergairah.
“Lepaskan aku! Sudah aku katakan aku bukan istri anda..!” Bentak Rea, sebisa nya melepaskan dirinya dari dekapan kuat Aero.
“Tidak akan aku lepaskan! Aku bukan pria bodoh Rea! Tidak mungkin aku salah mengenali istir ku! Walaupun kau sudah meninggalkan ku sepuluh tahun lama nya aku tetap akan mengenali mu!” ujar Aero.
“Sepuluh tahun.. sudah sepuluh tahun lama nya tapi sifat nya tetap tidak berubah juga!” Rea mengepalkan tanga nya dan menginjak keras kaki Aero hingga pria itu reflek melepaskan nya.
"AhkK..!!" Pekik Aero tidak menyangka Rea akan menginjak kaki nya.
“Dengarkan aku tuan! Aku sungguh tidak mengenali mu. Kenal saja tidak! bagaimana aku bisa menjadi istri mu!” Rea langsung membetul pakaian nya yang kusut karena ulah Aero tadi,
“Kalau ini adalah sejenis modus yang biasa kau gunakan untuk menggait wanita maka dengarkan aku baik-baik tuan. Aku bukan lah tipe wanita yang bisa kau gait dengan cara seperti ini. Dan ya! Sekali lagi kau berbuat kurang sopan seperti tadi pada ku, aku akan melaporkan mu ke polisi. Cam kan itu.” Rea langsung berbalik badan dan cabut dari situ. Sedangkan Aero masih dalam mode bengongnya setelah mendengar kata-kata Rea.
Rea yang Aero kenal dengan Rea yang baru saja Aero jumpai benar-benar seperti dua orang yang berbeda.
Setelah bengong cukup lama, aneh nya Aero malah tersenyum. “Aku semakin tertantang untuk memiliki mu kembali, Reana Diandra Naira.” Ucap nya sambil menyeringai.
Perubahan Rea yang sungguh dramatis ini ternyata bukan nya membuat Aero mundur untuk mendapakan Rea kembali. Malah sebalik nya. Aero malah merasa diri nya sebagai seorang lelaki semakin tertantang untuk memiliki Rea.
Rasa kepemilikan nya pada diri nya Rea menjadi semakin besar. Dalam pikiran Aero, bagaimana pun cara nya dia akan memiliki Rea kembali.
Sedangkan Rea yang sudah masuk ke dalam lift kini tengah memegang kuat dada nya yang berdetak kencang. Dia ambil nya handphone nya lalu di telpon nya seorang pengacara yang memang telah dia hubungi satu bulan sebelum dia datang ke Jakarta.
Seorang pengacara yang akan dia minta untuk mengurus perceraian dengan Aero.
Benar! Salah satu tujuan Rea kembali pulang ke Jakarta adalah untuk mengurus perceraian nya dengan Aero.
Awal nya Rea merasa cukup pengacara nya saja yang berurusan dengan Aero dan keluarga besar Aero, dirinya tidak perlu memperlihatkan diri nya di depan mereka semua. Toh, dia juga tidak pernah di anggap sebagai istri nya Aero selama ini. Dan Rea pun sangat tahu kalau Aero tidak mencintai nya sama sekali.
Alasan mengapa pernikahan Aero dan Rea mampu bertahan selama dua tahun waktu itu adalah pertama karena janji Aero pada kakek Aero. Dan kedua karena Aero sangat-sangat menikmati permainan ranjang nya bersama Rea.
Dua hal itu lah membuat Aero tidak melepaskan Rea sebagai istri nya walaupun di hati Aero tidak ada cinta untuk Rea saat itu.
Aero memang adalah tipikal pria yang tidak suka memiliki hubungan ranjang dengan wanita yang bukan lah istri nya.
“Hallo Vincent. Ini aku Rea. Apa kau bisa mengatarkan surat gugatan cerai yang aku minta kau buat kan bulan lalu ke HD Design Company? Aku sedang berada disini sekarang.”
“Baiklah. Aku tunggu kedatangan mu! Terima kasih Vincent.” Ucap Rea lalu menutup telpon itu.
Rea menarik nafas nya dan melanjutkan langkah kaki nya menuju ke ruang kerja nya yang telah di siapkan oleh Zee untuk nya selama satu bulan ini.
Walaupun sempat shock karena bertemu dengan Aero tadi tapi Rea dengan cepat dapat menenang kan diri nya.”Aku tidak boleh takut! Apalagi saat ini aku berencana menggugat cerai dia! Aku harus terlihat tenang.”
Rea pun akhir nya samapi di depan ruangann yang di katakan oleh staff Zee melalui telpon padi pagi.
“Nona Naira??” sapa seorang wanita yang terlihat tergopoh- gopoh berlari ke arah Naira. “Apa anda sudah lama datang? Maaf tadi saya ke toilet. Perkenalkan saya Nanda, saya diperintahkan oleh tuan Zee untuk menemani anda berkeliling perusahaan harin ini. Dan ya, ini adalah ruangan anda.” Nanda membukakan pintu ruangan itu untuk Rea.
"Silahkan masuk nona, ini ruangan anda yang telah di persiapkan oleh tuan Zee.." Ucap Nanda dengan senyum hangat nya.
"Terima kasih "Rea pun melangkah masuk. “Ruangan yang bagus.”gumam nya pelan saat melihat interior ruangan itu. “Ini melebihi ekspektasi ku.” Gumam nya lagi.
"Ini meja mu, nona Naira." Tunjuk Nanda, pada sebuah meja tidak jauh dari meja nya Aero. "Dan itu adalah meja rekanan tuan Zee yang lain nya. Nona akan berdua dengan nya di dalam ruangan ini. “jelas nya.
“Oh! Baiklah, tidak apa-apa.” Rea meletakan tas nya di meja nya dan mulai mengecek dokumen-dokumen milik nya yang telah di antar kan ke atas meja nya.
"Ceklek !” terdengar suara pintu yang di buka dari arah luar. Rea yang terlalu sibuk dengan dokumen di tangan nya memilih untuk tidak peduli dengan hal tersebut.
Waktu nya sudah cukup banyak terbuang karena perjumpaan nya dengan Aero tadi. Jadi sambil menenangkan diri nya, Rea memutuskan untuk memusatkan perhatian ke pekerjaan saja.
"Selamat datang tuan Aero!” Sapa Nanda pada orang yang baru masuk ke dalam ruangan Rea.
“Aero?”
Mendengar Nanda menyebut nama Aero, Rea auto menoleh ke arah pintu guna memastikan apakah itu benar-benar Aero suami nya, atau orang lain yang kebetulan nama nya adalah Aero juga.
Dan benar saja, ternyata itu adalah Aero yang sama. Rea pun cepat-cepat mengambil dokumen yang dia letakan tadi kemudian langsung menutup wajah nya dengan dokumen itu. “Mending aku pura-pura baca dokumen saja bisa tidak terlihat oleh nya.” Bisik Rea dalam hati, mumpung tadi Aero belum sempat melihat keberadaan diri nya di dalam ruangan itu.
“Tuan Aero, meja anda di sebelah sini.” Ucap Nanda sama ramah nya seperti tadi
“Terima kasih.” Ucap Aero sambil berjalan dan melirik ke arah Rea yang sedang menutupi wajah dengan sebuah kertas.
“ Apa dia pikir dengan menutupi wajah nya seperti itu aku tidak tahu itu adalah diri nya.” Gumam Aero dalam hati.
☘️☘️☘️
Babang Aero, situ mau minta maaf atau ngajak perang? jumpa Rea pertama kali mbok ya jangan seenak dengkul mu dong babang! Gemes kak Upe! Main pelak peluk! ngomong juga gak pakai saringan santan!! Kan makin cepat tu jadi nya surat cerai otw....😩😩😩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Lee Fay
Munafik kau Rea! Sok2an keras dan nolak, ujung2nya balik lagi sama Aero. Wanita2 dalam novel tu MURAHAN SEMUA. Udh disakiti sprti Rea masih aja mau balik. Tolol!
2024-02-28
1
Ketawang
awal pertemuan sdh main peluk saja,.gak ingat lo bang aero dg peristiwa 10th yg lalu..
gemesss bgt sma qm bang,pengen tak ulegh campur cabe rawit level 99😠😠
2023-01-09
3
Asti - Hety
lupa apa sama tamparan nya dulu 😏😏
2022-12-12
2