Kini hanya ada Rea dan Aero di sebuah lorong panjang di lantai 4 perusahan Zee.
Rea memilih diam, tidak berkata apapun. Ia berpikir untuk apa pria ini membawa nya pergi ke tempat sepi seperti ini? Apa jangan-jangan karena Aero ingin membicarakan soal si kembar? Apa Aero benar-benar sudah mengetahui keberadaan si kembar? Terpikirkan hal ini membuat Rea malah jadi was-was sendiri.
Aero menatap intens wanita dihadapannya. Menebak-nebak apa yang saat ini ada di dalam kepala wanita yang masih menyandang status sebagai istri nya itu.
"Apa sebenarnya rencana mu? Apa kau sengaja kembali hanya untuk menyerahkan surat cerai itu pada ku?."
"Tuan Aero!" Rea akhirnya membuka suara karena kalau tetap di biarkan seperti ini maka sampai kantor ini tutup mereka hanya akan saling diam. Dan itu Rea rasa sungguh hanya buang-buang waktu saja.
Aero tetap menatap Rea tanpa bergeming. Dia ingin tahu apa yang akan Rea katakan.
"Kalau tidak ada yang ingin kau katakan pada ku, aku akan kembali ke ruangan ku." Ujar Rea dengan tenang dan terlihat tidak peduli.
"Apa kau kembali setelah sepuluh tahun tanpa kabar berita hanya untuk memberikan surat cerai ini, Rea?" Tanya Aero, masih menatap intens pada Rea mencoba mencari kebenaran yang mungkin tidak akan dia dengar dari mulut Rea, tapi mungkin bis Aero tangkap dari mata Rea. Bukan kah orang-orang selalu mengatakan kalau mata adalah jendela hati.
"Sebenarnya tidak juga. Aku kembali ke kota ini karena urusan pekerjaan. Dan kebetulan kau pun tinggal di kota ini maka aku pikir mengapa tidak sekalian menyerahkan surat gugatan cerai itu.” Jawab Rea datar. Saking datarnya, di mata nya Aero benar-benar tidak melihat apapun. Seolah -olah apa yang keluar dari mulut Rea benar adalah hal yang ada di dalam hati nya.
"Mengapa baru setelah sepuluh tahun kau muncul dengan surat ceriai ini Rea? Mengapa tidak bertahun – tahun lalu? Setahun misal nya atau dua tahun, tiga tahun, empat tahun? Lima tahun? Mengapa baru sekarang kau muncul!!" bentak Aero dengan ekspresi serius.
Mendadak kaki Rea goyah, matanya berkedip-kedip berkali-kali. Pertahannya goyah. Suara Aero yang terdengar berat dan sedikit membentak membuat Rea kembali dengan kejadian malam itu di saat dia berbicara dengan Aero. Suara Aero dan cara bicara Aero persis sama seperti saat itu. Rea tidak mungkin salah mengenali suara itu.
"Mengapa kau diam Rea? Berikan aku jawab nya. Mengapa kau baru muncul setelah sepuluh tahun!" Aero mengulang kembali perkataannya.
" Tuan Aero, apa aku tidak salah dengar? Mengapa kau malah bertanya pada ku kenapa aku baru muncul saat ini? Mengapa aku tidak muncul bertahun-tahun sebelum nya? Jawaban nya sangat mudah, hati ku masih terlalu sakit untuk melihat wajah suami ku dan wajah selingkuhan nya. Aku butuh waktu lama untuk membuat pikiran ku kembali waras. Itulah alasan nya mengapa baru hari ini aku membawa surat cerai itu. Dan ya satu lagi alasan ku membawa surat cerai ini pada mu sekarang adalah karena aku berencana akan menikah dengan seorang pria. Aku perlu memulihkan status ku sebagai wanita bebas agar rencana pernikahan ku tidak terhambat. So tolong segera tanda tangan dan kita akhiri semua nya. Semua yang seharusnya sudah berakhir sejak sepuluh Ups maaf! Bukan sepuluh tapi dua belas tahun yang lalu. Karena seperti nya memang sedari awal aku adalah tulang rusuk yang salah untuk mu. " Jelas Rea sejelas- jelas nya pada Aero yang masih menatapnya.
😵💫😵💫😵💫
Gimana Aero rasa nya? Muantep gak😎😎😎💣🔪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Fitriyah Handayani
muanteb kak upe
2023-04-29
2
Ketawang
"Tulang rusuk yg salah"
nyesek bgt prtkataan rea😭😭💪💪
2023-01-09
2
Asti - Hety
emang enak Aero di gituin
kamu aja ngga nahan dia pas pergi di antar dengan tamparan pula..
bikin greget
2022-12-14
3