#6

Rea memarkirkan mobilnya disalah satu Mall terbesar di kota A. Dia dan Anaknya melenggang masuk ke mall itu.

"Mom, ayo ke arena game itu dulu!" Seru Jazzy, menunjuk ke arah tempat bermain anak-anak.

Jace menggelangkan kepala nya dengan sorot mata mengejek sambil menggumam pelan, “sekarang lihat siapa yang sebenarnya yang masih bocah di sini? Aku atau dia! Sudah sembilan tahun masih bermain di arena permainan! Sungguh bocah sejati.” Ejek Jace pada Jazzy.

Rea yang mendengar cemoohan dari Jace hanya bisa tersenyum. Putra putri nya ini memang selalu bisa membuat nya tersenyum walau dalam keadaan terburuk nya sekalipun, putra putri nya ini selalu menjadi sumber kekuatan nya.

" Sesekali bertingkah sesuai dengan usia itu, mommy rasa tidak ada salah nya Jace! Mungkin! Jadi mommy pikir bermain-main sebentar, hmm.. boleh lah!!!" Rea menarik tangan sang kedua anak nya.

Rea dan si kembar pun masuk ke arena permainan anak – anak. Mereka terlihat sangat gembira memainkan hampir semua permainan ditempat itu.

"Mom, besok adalah ulang tahun kakek! Aku ingin membelikannya sesuatu dan mengirimkan nya ke kota Bandung." Seru Jazzy.

“Penjilat!” seru Jace pelan.

“Ih! Memang nya kakek es krim di jilat!” balas Jazzy sambil mencibir pada Jace.

“Kalau bukan menjilat apa lagi nama nya? Memberi hadiah dan sok perhatian! Kalau kau memang baik hati Jazzy, kenapa kau tidak pernah memberikan ku hadia ulang tahun?? Padahalkan kita lahir di hari yang sama?” tuntut Jace dengan satu alis yang sengaja dia angkat.

“Karena kau juga tidak pernah memberikan ku hadiah di saat ulang tahun ku! Maka nya aku tidak membelikan mu kado di saat ulang tahun mu! Berbeda dengan kakek! Dia membarikan ku hadia ulang tahun yang sangat buaaaanyaaaaaaak buaaaaaanyak sekali. Jadi wajar kalau aku membelikan nya hadia ulang tahun juga.” Balas Jazzy, tidak lupa mengembalikan cibiran Jace.

"Waah! Kapan kedua anak ku ini bisa akur dan kompak ya? Sifat mereka benar-benar bagai air dan api?” gumam Rea dalam hati.

“Sudah..sudah! Sebenarnya, mom sengaja membawa kalian kemari memang untuk mencari hadiah untuk kakek." Rea berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Jace dan Jazzy.

" Kalau kalian sudah puas bermain, ayo kita keliling mencari sesuatu yang bagus untuk kakek kakek." Ajak Rea pada si kembar.

Rea, Jace dan Jazzy masuk ke salah satu toko pakaian pria. Mereka tadi sepakat akan membelikan sebuah kemeja yang bagus untuk kakek Adiwangsa sebagai hadiah ulang tahun.

"Mom! Bagaimana kalau kita berpencar. Aku akan melihat kesana bersama Jace sementara mom akan ke sebelah sana saja!" Ucap Jazzy, sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.

"No! Kita sama-sama aja. Aku takut kalian tersesat, Jazzy." Tukas Rea. Rea belum bisa melepaskan si kembar jauh- jauh dari pengawasan nya.

Jazzy menarik nafas dalam ala-ala orang dewasa. "Mom! Please! Jace and I are not kid anymore!" Seru nya, dengan wajah yang sok di dewasakan.

"Kata siapa you and you are not a kid anymore?" Rea menirukan perkataan putri nya, sambil menahan tawanya melihat tingkah sok dewasa si Jazzy.

"My grandpa said!" Ucapnya, mantap. "Kakek bilang, Jazzy and Jace bukan anak kecil lagi. Kami sudah besar. Sudah harus bisa menjaga mom!" Ungkap bocah itu penuh keseriusan di wajahnya.

"Ayah! Apa yang telah kau katakan pada putri ku. Lihat lah, dia jadi sok jadi orang dewasa seperti ini." Pikir Rea dalam hati. Dan memandang wajah serius putri nya.

Rea menoleh pada Jace yang terlihat tidak peduli dengan perdebatan dirinya dan Jazzy. “Bagaimana pendapat mu Jace, apa kau setuju dengan ide nya Jazzy?" Rea ingin tahu pendapat putra nya, yang biasa nya lebih bijaksana dari pada putri nya.

“humpz! Aku terserah saja! Pesan online pun tidak masalah.” Gumam Jace, cuek.

“Sungguh pendapat yang sangat tidak membantu.” Gumam Rea dalam hati.

“Baiklah, Jazzy. Aku akan pergi kesana!”Rea menunjuk bagian toko sebelah kiri. " Sedangkan kau dan Jace akan kesana!" Sambungnya, dan menunjuk bagian toko sebelah kanan.

"Lihat jam tangan kalian, kalian harus sudah berada disini satu jam lagi. Apa kalian paham dengan apa yang aku katakan?" Tanya Rea, dengan tampang sok seriusnya.

“Hem..” jawab Jace singkat.

Berbeda dengan Jace, Jazzy malah sangat bersemangat menjawab perkataan ibu nya sebab dia memang ingin berjalan-jalan sendiri tanpa pengawasan sang ibu. Ya walaupun masih ada kakak kembar nya yang akan pergi bersama nya, tapi itu tidak terlalu masalah mengingat Jazzy sangat tahu kalau Jace tidak lah peduli dengan diri nya."Aku paham mom!" Ujarnya bersemangat. Dan langsung berlari arah yang ditunjukkan oleh ibunya.

"Jangan berlari Jazzy! Kau bisa jatuh!" Teriak Rea, namun di acuhkan oleh bocah itu.

“Jace, tolong lihat adik mu!!” pinta Rea pada Jace.

“huf! Sudah ku duga!” ujar Jace dengan wajah malas mengikuti Jazzy dari belakang.

“Waduh! Dua anak itu akan baik-baik saja tidak ya?” Rea sedikit ragu membiarkan anak-anak berkeliling sendirian, tapi kalau Rea mengikuti mereka dan ketahuan oleh Jazzy maka pasti Jazzy akan merajuk. Dan kalau Jazzy sudah merajuk, bisa panjang urusan nya.

☘️

☘️

☘️

☘️

☘️

"Tuan, apa ada lagi yang ingin kau beli?" Tanya Vicky pada bos nya yang sedang duduk menunggu semua bungkusan belanja nya siap.

"Sepertinya cukup, Vicky!" Jawab Aero, kemudian berdiri sambil menatap sebuah dasi yang terpajang tidak jauh dari nya.

" Aku mau Dasi ini!!" Ucap Aero, yang ternyata bersamaan dengan ucapan seorang bocah laki-laki kecil yang memandang dengan datar.

"Aku yang melihat dasi ini terlebih dahulu, Om!" Ucap bocah kecil itu lalu mengambil dasi itu begitu saja padahal tangan Aero sudha nangkring di sana.

Aero dan Vicky saling melihat. Ini adalah pertama kali nya ada orang yang berani merebut benda yang ada di tangan Aero. Dan lebih menakjubkan nya lagi, orang itu adalah seorang bocil, alias bocah kecil.

"Aku yang terlebih dahulu memegang dasi ini, BOY!" Ujar Aero sambil menarik ujung dasi itu. Entah mengapa tiba- tiba saja Aeor ingin mempermainkan kan anak itu.

"Apa kau punya bukti, paman?” seru seorang bocah lagi yang tiba-tiba muncul dari belakang bocah laki-laki itu. “ Atau harus kah kita memeriksa cctv toko ini hanya untuk hal sepele ini?" Ucapnya, bak orang dewasa.

Aero dan Vicky hampir saja tertawa mendengar ucapan si bocah yang ingin memeriksa cctv hanya untuk sebuah dasi.

Aero tersenyum kecil pada dua bocil yang menatap nya dengan wajah serius.

“Apa dua bocil ini sedang menantang ku?” batin Aero sambil melipat tangan nya memperhatikan dua bocah yang menatapnya dengan wajah yang serius.

Terpopuler

Comments

aisya_

aisya_

jijik ya udh main pompa2an sama si Risa, udh gak bisa di tolerir lagi..kalo masih sebatas bercumbu sih oke lah ya gpp

2023-04-09

4

Nia Kurniawati

Nia Kurniawati

dia anak mu aero

2022-12-06

4

Weny Yuniestin

Weny Yuniestin

wah anak bapak ketemu😁

2022-12-01

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!