Ternyata apa yang ada dalam benak Michele juga sama. Seperti saat kemarin sore ia membayangkan sedang bercumbu dengan Ken di bawah guyuran air shower. Bahkan saat ini Michele menutup matanya seolah meminta lebih dari ini. misalnya saja Ken mulai memasukkan lidahnya dan mengeksplor setiap rongga mulutnya.
Satu detik hingga dua menit mereka masih berada di posisi yang sama. Keduanya sama-sama menginginkan hal yang lebih. Tapi otaknya tidak terkoneksi dengan baik. Lagi pula Ken sadar dengan statusnya. Sedangkan Michele tidak berani jika harus memulai lebih dulu.
“Nona!” ucap Ken setelah berhasil memalingkan mukanya sedikit memberi jarak dengan wajah Michele.
Michele tampak kecewa. Namun ia berusaha tetap tenang. Setelah itu ia lebih dulu bangun, dengan pura-pura mengibaskan bajunya yang seolah kotor kena baju Ken.
“Maafkan saya. apakah baju anda kotor?” tanya Ken dengan hati-hati.
“Oh tidak. Silakan lanjutkan pekerjaan kamu saja. aku akan keluar sebentar.” Jawab Michele tanpa berani menatap mata Ken.
“Tapi, teh anda Nona?” ucap Ken menghentikan langkah Michele.
“Buat kamu saja. aku lupa ada janji dengan kekasihku pagi ini.” jawab Michele spontan lalu keluar dari ruangannya begitu saja.
Ada rasa yang tak bisa diartikan dalam hati Ken setelah mendengar jawaban Michele yang akan menemui kekasihnya. Setelah itu Ken kembali melanjutkan pekerjaannya. Dia pun akhirnya meminum teh hijau buatannya sendiri tadi. setidaknya bisa menormalkan degupan jantungnya saat ini.
Nyatanya saat ini Michele justru sedang berada di apartemen sahabatnya. bukan bertemu dengan kekasihnya. Karena sudah beberapa bulan ini status Michele jomlo, setelah putus dengan kekasihnya gara-gara meminta Michele untuk melakukan hubungan badan.
Sementara itu Jessie yang tengah asyik bermimpi terlihat sangat kesal saat didatangi sahabatnya yang menurutnya selalu mengganggu orang tidur.
“Ini itu sudah hampir jam delapan, Jes! Bagaimana mungkin anak perawan masih molor.” Ucap Michele.
“Biarin. Bodo amat. Sekalian aja biar dipecat sama boss.” Jawab Jessie dan kembali memeluk gulingnya.
Jessie bekerja di perusahaan milik Papanya sendiri. Jadi dia hampir mirip dengan Michele yang kadang seenaknya sendiri datang ke kantor. Namun semalam ia memang baru saja pulang dari luar kota untuk menemani sang Papa meninjau proyek pembangunan Mall. Jadilah hari ini ia sengaja berangkat siang, karena badannya sangat lelah. Tak tahunya malah ada pengacau.
“Ih, nyebelin banget sih kamu Jess! Aku kesini malah ditinggal molor.” Ucap Michele tak terima diabaikan oleh sahabatnya.
“Aku capek. Semalam baru pulang dari luar kota. Dah kalau kamu mau buat apa-apa, buat aja sendiri. Aku masih ngantuk. Nanti saja kalau mau cerita tentang gebetan baru kamu.” Sahut Jessie lalu menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.
Michele hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan. Dia juga melihat wajah kelelahan sahabatnya. akhirnya ia menuju dapur Jessie untuk membuat teh hangat. Setidaknya bisa mencairkan suasana hatinya yang tak menentu setelah terjadi insiden bersama OB-nya.
Michele menikmati tehnya sambil duduk di balkon apartemen Jessie. Hujan sudah mulai turun. Hingga ia merasakan hawa dingin menembus kulitnya. Setelah itu dia masuk kembali dan memutuskan untuk kembali ke kantor. dia melirik Jessie yang masih pulas dalam tidurnya tidak tega hendak membangunkan sahabatnya itu. jadi Michele keluar begitu saja tanpa berpamitan.
Sesampainya di basement apartemen, Michele tanpa sengaja bertemu dengan seorang perempuan cantik yang ia temui tempo hari bersma Ken. Perempuan itu baru saja keluar dari mobil soprt mewah. Seperti baru saja selesai berbelanja, karena tampak beberapa paper bag yang sedang dibawanya.
Bruk
Michele berpura-pura berjalan tidak melihat hingga menabrak perempuan itu. alhasil barang belanjaan perempuan itu jatuh berceceran.
“Maaf.. maafkan saya, Nona.” Ucap Michele sambil membantu memunguti barang belanjaan perempuan itu.
“Oh tidak apa-apa.” Jawab perempuan dengan tubuh sedikit menggigil.
“Anda baik-baik saja, Nona?” tanya Michele khawatir saat tak sengaja menyentuh tangan perempuan itu terasa panas.
“Tidak. Mungkin karena saya baru adaptasi dengan cuaca di negara ini.” jawabnya dan sudah berhasil membawa kantong belanjaannya.
Michele memang tahu kalau nada bicara perempuan itu tidak begitu lancar menggunakan Bahasa Indonesia. Dan memang sepertinya dia lama tinggal di luar negeri, atau memang asalnya dari luar negeri.
“Oh, jadi Nona ini baru tinggal di sini?” tanya Michele basa-basi.
“Iya. Karena ada pekerjaan penting dengan bos saya. jadi saya harus tinggal di sini sementara. Ya sudah, saya permisi dulu, Nona.” Pamit perempuan itu kemudian.
Michele hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah itu ia masuk ke dalam mobilnya dan segera pergi ke kantor. Michele mencerna ucapan perempuan tadi yang katanya sedang ada pekerjaan penting dengan bosnya. Bukankah tempo hari yang bersama perempuan itu adalah Ken. Apa mungkin Ken juga bekerja dengan perempuan tadi karena bos mereka tinggal di kota ini.
“Memangnya pekerjaan penting seperti apa sampai melibatkan Ian yang hanya seorang OB?” gumam Michele yang dipenuhi tanda tanya.
Sesampainya di kantor, Michele segera menuju lantai enam dimana ruangannya berada. Saat hendak memasuki ruangannya, ia berpapasan dengan Ken yang sedang membawa nampan berisi kopi. Mungkin itu permintaan Xander. Namun Michele berusaha cuek saat Ken menunduk hormat sambil tersenyum manis seperti biasanya.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sri Fauziahanwar
jangan bilang michele cemburu wkwkkwk...
2022-10-07
1
sherly chelfy
Michele marah gak diapa2in sama Ken😂😂😂
2022-10-05
1
DiNa Yuliana
tambaaah seruuuu.....ke spertinya bukan anak sembarangan dan menyamar jdi OB😍
2022-10-05
1