Bab 4 ~ OB Baru

Malam ini Ken baru saja pulang, di saat waktu sudah menujukkan pukul satu dini hari. Pria itu melepas jaket dan seluruh bajunya, kemudian memasukkannya ke dalam kantong kresek. Setelah itu ia masuk ke kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Setelah cukup lama di dalam kamar mandi, ia segera keluar dan berganti pakaian.

Ken merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tubuhnya sangat lelah malam ini. dan masih ada beberapa jam lagi untuk beristirahat sebelum bekerja di hari pertama.

**

Tepat pukul tujuh pagi Ken sudah sampai Gedung bertingkat menjulang tinggi dimana akan menjadi tempatnya bekerja. Pria itu segera menuju ruangan HRD untuk bertemu langsung dengan Kepala HRD itu.

Pak Liam sepertinya sudah menunggu kedatangan Ken sejak tadi. pria itu juga sangat sopan terhadap Ken.

“Maaf, apakah saya datang terlambat Pak?” tanya Ken setelah dipersilakan duduk.

“Tidak, Ian. Saya yang kepagian. Dan saya sangat salut pada kamu karena datang tepat waktu.” Jawab Pak Liam.

Setelah itu Pak Liam menjelaskan tentang pekerjaan baru Ken. Jam kerja kantor dimulai pukul delapan sampai pukul empat sore. Dan Ken ditugaskan bekerja di lantai enam.

“Sebenarya pekerjaan kamu tidak sulit. Kamu hanya menggantikan salah satu OB yang hari ini resign. Dan pekerjaan kamu hanya membersihkan ruangan wakil presdir, beserta menuruti semua perintahnya. Selama ini wakil presdir sudah sangat cocok dengan OB yang resign itu. Saya harap kamu bisa bekerja dengan baik dan mau menuruti semua perintah wakil presdir.” Ucap Pak Liam.

“Dan satu lagi, aku peringatkan pada kamu.” Ucap Pak Liam sambil tersenyum samar.

“Wakil presdir itu sangat cerewet tapi orangnya sangat cantik dan seksii.” Bisik Pak Liam sambil mengedipkan matanya pada Ken.

Ken hanya menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak peduli. Mau cerewet ataupun seksii, yang penting ia akan bekerja dengan benar. Setelah itu Ken pamit keluar dan segera menuju lantai enam untuk memulai pekerjaannya.

Sepertinya Ken sudah terbiasa melakukan pekerjaan itu. Karena ini juga bukan pengalaman pertamanya ia bekerja sebagai seorang OB.

Ken memasuki ruangan presdir yang masih tampak sepi sambil membawa alat kebersihan. Ia mulai membuka tirai jendela, lalu membersihkan kacanya. Setelah itu menyapu dan mengepel keseluruhan lantai ruangan itu. Ken sama sekali tidak memperhatikan seluk beluk ruangan itu. Dia hanya fokus dengan kegiatan bersih-bersihnya.

Tidak membutuhkan waktu lama, ruangan itu tampak sangat bersih dan harum. Sebelum si pemilik ruangan datang. Sesuai perintah kepala HRD tadi kalau setelah membersihkan ruangan wakil presdir, Ken diminta standby di pantry untuk menunggu perintah atasannya.

Di pantry juga hanya ada Ken saja. karena OB lainnya yang bertugas membersihkan ruangan di lantai enam langsung turun. Mereka akan naik saat jam makan siang atau diminta untuk membuatkan minuman oleh atasan mereka.

Tepat pukul delapan, Michele memasuki ruangannya. Seperti biasa, pakaian perempuan itu sangat stylish dan juga seksii.

Michele memasuki ruangannya merasakan ada hawa yang berbeda dari biasanya. Aroma ruangannya itu sangat harum dan menenangkan. Dan juga sangat bersih.

Memang biasanya Pak Adnan juga biasa melakukan hal itu. Tapi tidak pernah membuat ruangannya sampai harum seperti ini.

Michele segera duduk di kursi kerjanya. Dia menyalakan layar monitor di depannya. Perempuan itu masih dibuat nyaman dengan wangi aroma terapi dalam ruangannya.

“Siapa sih OB baru yang menggantikan Pak Adnan?” gumam Michele penasaran.

Akhirnya ia menghubungi OB itu yang pastinya saat ini sedang stanby di pantry.

“Halo!” ucap Michele.

“Iya, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?” jawab seseorang di balik sambungan telepon itu.

Michele terdiam. Dia sangat kesal OB barunya itu memanggilnya dengan sebutan Nyonya. Tapi tunggu dulu, sepertinya Michele tidak asing dengan suara itu.

“Halo, Nyonya?” panggil pria itu lagi saat tak mendapat sahutan dari Michele.

“Tolong buatkan saya teh hijau. Lima menit sudah sampai ruangan saya.” jawab Michele dengan kesal, lalu menutup panggilannya.

Ken sudah mulai merasakan kecerewetan atasannya itu. Dia tahu nama wakil presdir itu adalah Michele. Namun ia sama sekali belum pernah melihatnya.

Ken menghembuskan nafasnya dalam sebelum membuat teh hijau. Sebenarnya dia paling anti berurusan dengan wanita. Tapi bagaimana lagi, ini sudah menjadi pekerjaannya.

Belum sampai lima menit Ken sudah selesai membuat teh hijau, dan segera membawanya ke ruangan wakil presdir. Ia mengetuk pintu terlebih dulu sebagai adat kesopanan. Tak lama kemudian ia dipersilakan masuk oleh si pemilik ruangan.

Ken membawa nampan yang berisi teh hijau itu tanpa melihat seorang yang sedang berkutat di depan layar laptop. Padahal saat ini Michele hanya pura-pura sibuk.

“Silakan, Nyonya!” ucap Ken dengan sopan sambil meletakkan segelas teh hijau di hadapan Michele.

Michele yang sejak tadi pura-pura sibuk semakin yakin saat mendengar suara pria di hadapannya itu. Lalu ia mendongak menatap pria yang sedang berdiri di hadapannya.

Deg

“Kamu?” Michele tampak terkejut saat melihat Ken.

Sementara Ken yang mendengar suara perempuan itu pun ikut menatapnya. Alangkah terkejutnya dia saat melihat Michele. Rasanya ia seperti sedang mimpi buruk saat harus dipertemukan dengan perempuan itu lagi.

“Jadi kamu yang menggantikan Pak Adnan?” tanya Michele dengan raut wajah masih terkejut.

“Iya, Nyonya.” Jawab Ken sambil menundukkan kepalanya.

“Siapa nama kamu?” tanya Michele. Entah mengapa dia mendadak gugup. Padahal di baju seragam ken sudah tertera namanya yaitu “Ian”.

“Saya Ian, Nyonya.” Jawab Ken sambil memegang nama dadanya seolah menunjukkan pada Michele.

Betapa malunya Michele. Akhirnya ia meminta Ken untuk segera keluar dari ruangannya.

“Ingat, jangan panggil aku Nyonya! Memangnya wajahku sudah tua apa?” protes Michele sebelum Ken keluar.

“Maaf. Saya hanya bersikap sopan. Dan itu memang panggilan untuk anda yang sudah berkeluarga.” Jawab Ken.

“Siapa yang bilang? Apa kamu tidak diberitahu sama Pak Liam kalau aku ini masih single?” tanya Michele tak terima.

“Sudah, sudah! keluar sekarang juga dari ruanganku!” usir Michele dengan kesal. Dia masih tidak terima dengan panggilan Nyonya yang dilontarkan oleh OB barunya itu.

.

.

.

*TBC

Happy Reading‼️

Terpopuler

Comments

Febrianti Ningrum

Febrianti Ningrum

ngomong donk minta dipanggil nona

2023-03-04

0

ikoh zia

ikoh zia

pagie dah ketemu eh kena sempot basah gak ken😁😁

2022-10-19

0

Sri Fauziahanwar

Sri Fauziahanwar

cie cie cie michele😂😂😂

2022-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1~ Ken
2 Bab 2 ~ Dengan Tulus
3 Bab 3 ~ Ian
4 Bab 4 ~ OB Baru
5 Bab 5 ~ Calon Mantu
6 Bab 6 ~ Mengikuti Ken
7 Bab 7 ~ Noah
8 Bab 8 ~ Linglung
9 Bab 9 ~ Curiga
10 Bab 10 ~ Tidak Mungkin
11 Bab 11 ~ Kenyal
12 Bab 12 ~ Tersenyum Manis
13 Bab 13 ~ Tak Percaya
14 Bab 14 ~ Memperdalam
15 Bab 15 ~ Tidak Diragukan Lagi
16 Bab 16 ~ Sangat Menikmati
17 Bab 17 ~ Merasa Nyaman
18 Bab 18 ~ Bersama Ken
19 Bab 19 ~ Pangeran Tampan
20 Bab 20 ~ Melarikan Diri
21 Bab 21 ~ Lebih Liar
22 Bab 22 ~ Kado
23 Bab 23 ~ Bayangan Ken
24 Bab 24 ~ Sangat Sulit
25 Bab 25 ~ Mengabaikannya
26 Bab 26 ~ Jangan Mencintaiku
27 Bab 27 ~ Ketakutan
28 Bab 28 ~ Mengambil Resiko
29 Bab 29 ~ Dituduh
30 Bab 30 ~ Penyadap Suara
31 Bab 31 ~ Mobil Sport Mewah
32 Bab 32 ~ Selamat Tidur
33 Bab 33 ~ Blazer
34 Bab 34 ~ Magnet
35 Bab 35 ~ Mata Suci
36 Bab 36 ~ Dikenai Biaya
37 Bab 37 ~ Romantis
38 Bab 38 ~ Menakutkan
39 Bab 39 ~ Memberi Kesempatan
40 Bab 40 ~ Aiden
41 Bab 41 ~ Ivan
42 Bab 42 ~ Terbawa Suasana
43 Bab 43 ~ Kartu Undangan
44 Bab 44 ~ Untuk Seseorang
45 Bab 45 Sangat Terkejut
46 Bab 46 ~ Tatoo
47 Bab 47 ~ Mencari Cara
48 Bab 48 ~ Tempat Sembunyi
49 Bab 49 ~ Menjaga Rahasia
50 Bab 50 ~ Memalingkan Muka
51 Bab 51 ~ OB Gadungan
52 Bab 52 ~ Kabar Buruk
53 Bab 53 Melamar
54 Bab 54 ~ Kopi Hitam
55 Bab 55 ~ Sangat Memalukan
56 Bab 56 ~ Menentang
57 Bab 57 ~ Tidak Merestui
58 Bab 58 ~ Tidak Bisa Menemukannya
59 Bab 59 ~ Bukti
60 Bab 60 ~ Jangan Minta Maaf
61 Bab 61 ~ Hiro
62 Bab 62 ~ Memutus Perjanjian
63 Bab 63 ~ Keberadaan Ken
64 Bab 64 ~ Bertemu Alfred
65 Bab 65 ~ Tidak Bernyawa
66 Bab 66 ~ Permintaan Xander
67 Bab 67 ~ Benar-benar Terkejut
68 Bab 68 ~ Masalah Hati
69 Bab 69 ~ Jatuh Pingsan
70 Bab 70 ~ Gagal Move On
71 Bab 71 ~ Memberi Kejutan
72 Bab 72 ~ Sangat Merindukanmu
73 Bab 73 ~ Cucu Papa
74 Bab 74 ~ Terealisasi
75 Bab 75 ~ Pulang
76 Bab 76 ~ Menikahi Anakku
77 Bab 77 ~ Ingin Memelukmu
78 Bab 78 ~ Menyinggung Masa Lalu
79 Bab 79 ~ Gagal
80 Bab 80 ~ Sangat Malu
81 Bab 81 ~ Tempat Dan Posisi
82 Bab 82 ~ Seperti Tristan
83 Bab 83 ~ Track Record
84 Bab 84 ~ Celine Untuk Aiden
85 Bab 85 ~ Takdir Tuhan
86 Bab 86 ~ Di Sofa
87 Bab 87 ~ OMG!!
88 PROMO NOVEL BARU
89 Bab 88 ~ Memberikan Kejutan
90 Bab 89 ~ Lemah Tak Berdaya
91 Bab 90 ~ Merelakan
92 Bab 91~ Memberi Nasehat
93 Bab 92 ~ Berjanji
94 Bab 93 ~ Menuntut
95 Bab 94 ~ Kesal
96 Bab 95 ~ Semakin Khawatir
97 Bab 96 ~ Rencana Lain
98 Bab 97 Bonus Khusus
99 Bab 98 ~ Babak Belur
100 Bab 99 ~ Anak Kedua
101 Bab 100 ~ Terima Kasih
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1~ Ken
2
Bab 2 ~ Dengan Tulus
3
Bab 3 ~ Ian
4
Bab 4 ~ OB Baru
5
Bab 5 ~ Calon Mantu
6
Bab 6 ~ Mengikuti Ken
7
Bab 7 ~ Noah
8
Bab 8 ~ Linglung
9
Bab 9 ~ Curiga
10
Bab 10 ~ Tidak Mungkin
11
Bab 11 ~ Kenyal
12
Bab 12 ~ Tersenyum Manis
13
Bab 13 ~ Tak Percaya
14
Bab 14 ~ Memperdalam
15
Bab 15 ~ Tidak Diragukan Lagi
16
Bab 16 ~ Sangat Menikmati
17
Bab 17 ~ Merasa Nyaman
18
Bab 18 ~ Bersama Ken
19
Bab 19 ~ Pangeran Tampan
20
Bab 20 ~ Melarikan Diri
21
Bab 21 ~ Lebih Liar
22
Bab 22 ~ Kado
23
Bab 23 ~ Bayangan Ken
24
Bab 24 ~ Sangat Sulit
25
Bab 25 ~ Mengabaikannya
26
Bab 26 ~ Jangan Mencintaiku
27
Bab 27 ~ Ketakutan
28
Bab 28 ~ Mengambil Resiko
29
Bab 29 ~ Dituduh
30
Bab 30 ~ Penyadap Suara
31
Bab 31 ~ Mobil Sport Mewah
32
Bab 32 ~ Selamat Tidur
33
Bab 33 ~ Blazer
34
Bab 34 ~ Magnet
35
Bab 35 ~ Mata Suci
36
Bab 36 ~ Dikenai Biaya
37
Bab 37 ~ Romantis
38
Bab 38 ~ Menakutkan
39
Bab 39 ~ Memberi Kesempatan
40
Bab 40 ~ Aiden
41
Bab 41 ~ Ivan
42
Bab 42 ~ Terbawa Suasana
43
Bab 43 ~ Kartu Undangan
44
Bab 44 ~ Untuk Seseorang
45
Bab 45 Sangat Terkejut
46
Bab 46 ~ Tatoo
47
Bab 47 ~ Mencari Cara
48
Bab 48 ~ Tempat Sembunyi
49
Bab 49 ~ Menjaga Rahasia
50
Bab 50 ~ Memalingkan Muka
51
Bab 51 ~ OB Gadungan
52
Bab 52 ~ Kabar Buruk
53
Bab 53 Melamar
54
Bab 54 ~ Kopi Hitam
55
Bab 55 ~ Sangat Memalukan
56
Bab 56 ~ Menentang
57
Bab 57 ~ Tidak Merestui
58
Bab 58 ~ Tidak Bisa Menemukannya
59
Bab 59 ~ Bukti
60
Bab 60 ~ Jangan Minta Maaf
61
Bab 61 ~ Hiro
62
Bab 62 ~ Memutus Perjanjian
63
Bab 63 ~ Keberadaan Ken
64
Bab 64 ~ Bertemu Alfred
65
Bab 65 ~ Tidak Bernyawa
66
Bab 66 ~ Permintaan Xander
67
Bab 67 ~ Benar-benar Terkejut
68
Bab 68 ~ Masalah Hati
69
Bab 69 ~ Jatuh Pingsan
70
Bab 70 ~ Gagal Move On
71
Bab 71 ~ Memberi Kejutan
72
Bab 72 ~ Sangat Merindukanmu
73
Bab 73 ~ Cucu Papa
74
Bab 74 ~ Terealisasi
75
Bab 75 ~ Pulang
76
Bab 76 ~ Menikahi Anakku
77
Bab 77 ~ Ingin Memelukmu
78
Bab 78 ~ Menyinggung Masa Lalu
79
Bab 79 ~ Gagal
80
Bab 80 ~ Sangat Malu
81
Bab 81 ~ Tempat Dan Posisi
82
Bab 82 ~ Seperti Tristan
83
Bab 83 ~ Track Record
84
Bab 84 ~ Celine Untuk Aiden
85
Bab 85 ~ Takdir Tuhan
86
Bab 86 ~ Di Sofa
87
Bab 87 ~ OMG!!
88
PROMO NOVEL BARU
89
Bab 88 ~ Memberikan Kejutan
90
Bab 89 ~ Lemah Tak Berdaya
91
Bab 90 ~ Merelakan
92
Bab 91~ Memberi Nasehat
93
Bab 92 ~ Berjanji
94
Bab 93 ~ Menuntut
95
Bab 94 ~ Kesal
96
Bab 95 ~ Semakin Khawatir
97
Bab 96 ~ Rencana Lain
98
Bab 97 Bonus Khusus
99
Bab 98 ~ Babak Belur
100
Bab 99 ~ Anak Kedua
101
Bab 100 ~ Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!