Setelah kepergian Ken dari ruangannya, Michele masih dibuat tak percaya dengan keberadaan OB barunya itu. Lalu ia meminum teh hijau buatan Ken.
“Hmm… enak.” Gumam Michele.
Meskipun hanya teh hijau, bagi Michele tak semua orang bisa menyesuaikan keinginannya. Dan selama ini hanya Pak Adnan yang mengerti takaran minuman yang ia minum. Maka dari itu saat Pak Adnan resign, Michele tidak yakin akan ada OB yang seperti Pak Adnan.
Rasa kesal akibat ulah Ken yang memanggilnya “Nyonya” seketika menguar begitu saja setelah Michele meneguk teh hijau buatannya. Bahkan tanpa sadar perempuan itu senyum-senyum sendiri setelah berjumpa dengan Ken. Padahal kemarin-kemarin dia sangat sulit mencari keberadaanya. Giliran ketemu, eh malah pria itu cuek.
Michele melihat pekerjaannya hari ini yang tidak terlalu padat. Tiba-tiba muncul ide untuk men’training OB barunya itu. dia ingin mengetes sejauh mana kemampuan pria itu dalam bekerja.
Akhirnya Michele masuk ke kamar mandi yang ada dalam ruangannya itu. dia menumpahkan sabun cair ke seluruh lantai kamar mandi. Setelah itu ia menghubungi Ken untuk membersihkannya.
Tutttt
“Ada yang bisa saya bantu, Nyo- eh maksud saya Nona?” Tanya Ken di balik teleponnya.
“Datanglah ke ruanganku sekarang juga.” jawab Michele lalu segera memutus panggilannya.
Tidak lama kemudian Ken datang dengan mengetuk pintu terlebih dulu. Dia melihat atasannya sedang berdiri di samping meja kerjanya. Lagi-lagi Ken merasa sangat tidak nyaman dengan penampilan Michele. Namun ia berusaha untuk tetap biasa saja.
“Ada apa, Nona?” tanya Ken sambil tersenyum ramah menatap Michele.
Tiba-tiba Michele sangat gugup saat melihat senyum manis Ken. Ada apa ini. Bahkan detak jantungnya berdetak tak karuan.
“Nona?” panggil Ken membuyarkan lamunan Michele.
“Ehm, kesinilah!” Michele berjalan menuju kamar mandi dan diikuti oleh Ken yang masih belum mengerti perintah atasannya.
“Aku tadi tidak sengaja menumpahkan sabun itu ke lantai. Jadi bersihkan lantai kamar mandi ini sampai bersih.” Titah Michele pada Ken.
“Baik, Nona. Akan segera saya bersihkan.” Jawab Ken lalu ia memundurkan sedikit badannya dan mempersilakan Michele keluar terlebih dulu.
Tanpa Michele sadari ternyata sepatunya tadi menginjak lantai yang terkena tumpahan sabun. Akhirnya saat ia akan melangkah keluar, kakinya terpeleset.
Shreekk
Kejadian itu hampir sama seperti saat pertemuan pertamanya dengan Ken. Tapi kali ini dia tidak sampai terjatuh. Karena Ken berhasil menangkapnya. Posisi keduanya sangat dekat, dengan Ken memegangi pinggang Michele. Lagi dan lagi jantung Michele dibuat berdebar saat berdekatan dengan OB barunya itu.
“Hati-hati, Nona!” Seru Ken mencoba membantu Michele berdiri.
Michele pun akhirnya berdiri setelah dibantu oleh Ken. Sungguh rasanya seperti senjata makan tuan. Ia yang hendak mengetes kinerja OB barunya, justru ia yang terkena jebakannya sendiri.
Cklek
Tiba-tiba ada seseorang masuk untuk bertemu dengan Michele. Pria itu terkejut saat melihat Michele baru saja keluar dari kamar mandi dengan pria asing yang belum pernah ia temui.
“Michele! Apa yang kamu lakukan? Siapa dia?” tanya Xander dengan suara tegasnya.
Ken yang melihat Xander hanya menundukkan kepalanya. Ia masih ingat dengan pria paruh baya itu. pria yang ia yakini adalah kekasih dari atasannya.
“Oh, ini loh Pa, Michele hanya ingin meminta Ian membersihkan kamar mandi.” jawab Michele.
“Siapa Ian? Kok Papa tidak bernah melihatnya. Apa dia OB baru?” tanya Xander sambil menelisik penampilan Ken.
“Iya. Ini adalah hari pertama Ian bekerja di sini. Ada apa Papa mencari Michele?” Tanya Michele mengalihkan pembicaraan.
“Papa hanya bilang kalau nanti siang Papa akan keluar sama Mama kamu setelah makan siang. Jadi tolong kamu handle meeting bersama Tuan Aldo.” Jawab Xander.
Ken yang sejak tadi masih berdiri di ruangan itu menangkap pembicaraan dua orang berbeda generasi itu. ternyata hubungan antara Nona Michele dan pria paruh baya itu adalah anak dan ayah. Ken benar-benar merutuki kebodohannya karena menyangka kalau pria paruh baya itu adalah kekasih atasannya. Dan itu berarti pria itu adalah presdir dari perusahaan ini.
“Saya ijin keluar dulu, Nona, Tuan!” pamit Ken kemudian.
“Tunggu dulu!” Xander mencegah Ken.
“Tugas kamu selain membersihkan ruangan wakil presdir, kamu juga harus membersihkan ruangan saya.” perintah Xander dengan suara tegas.
“Baik, Tuan. Saya permisi dulu.”
Michele sangat terkejut saat Papanya juga meminta Ken untuk membersihkan ruangannya juga. bukankah Papanya juga mempunyai OB khusus. Lalu kenapa harus meminta Ken.
“Nggak bisa gitu dong, Pa! Tugas Ian sama dengan Pak Adnan yang khusus membersihkan ruangan Michele.” Ucap Michele tak terima.
“Sama saja. lagi pula apa kamu lupa dua bulan lagi saat usia kamu genap dua puluh enam tahun, kamu akan menempati ruangan Papa?” Xander mengingatkan.
Dan memang benar. Michele sebelumnya sudah menyetujui akan menggantikan posisi Papanya menjadi presdir saat usianya genap dua puluh enam tahun. Awalnya ia menolak. Xander bisa saja menerima penolakan itu, asal Michele sudah menikah dan posisi itu akan digantikan oleh suaminya. tentunya sosok suami yang berpendidikan dan mampu mengurus perusahaan tentunya. Dan karena Michele masih belum ingin menikah, akhirnya ia menyetujui untuk menggantikan Papanya menjadi presdir.
“Iya-iya, Michele ingat.” Jawab Michele dengan cemberut.
“Makanya buruan bawa calon mantu buat Papa dan Mama.” Ucap Xander dengan tersenyum tipis menatap wajah putrinya yang terlihat kesal. Setelah itu ia keluar dari ruangan Michele.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
ikoh zia
baru nyadar ya ken km bodoh dan udah su'udzon sama calon papa mer
2022-10-19
0
Sri Fauziahanwar
aku mampir thorr
2022-10-06
0
Ana
kirain aku Michelle mau mengenalkan ian sebagai calon mantu papa Xander 😅😅😅 bisa bahaya
2022-10-02
2