Pagi ini Ken bangun sangat pagi sekali. Kebetulan hari ini hari minggu, ia akan menyempatkan waktunya beberapa menit untuk jogging di sebuah taman yang tak jauh dari rumah kontrakannya.
Ken menempati rumah kontrakan itu baru dua bulan yang lalu. Jadi ia masih tampak asing dengan keadaan sekitarnya. Namun itu tidak menjadi masalah baginya. Selama ini juga hidupnya tak banyak berinteraksi dengan orang-orang sekelilingnya.
Pria berusia tiga puluh dua tahun itu sudah siap dengan baju santainya dan tak lupa pula dengan sepatu olahraga yang akan ia gunakan untuk jogging.
Setibanya di taman, Ken melihat suasana taman tampak beberapa orang melakukan hal yang sama seperti dirinya. Lalu ia segera berlari memutari taman itu.
Sepuluh menit kemudian Ken sudah selesai jogging. Karena lupa tadi tidak membawa minuman, ia pun membeli air mineral di kios tak jauh dari taman.
“Terima kasih, Pak!” ucap Ken setelah menerima minuman itu.
“Hei!” tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggilnya dan mendekatinya.
Ken yang hendak minum pun akhirnya ia urungkan. Lalu menatap seseorang yang baru saja memanggilnya. Dia sama sekali tidak kenal dengan perempuan itu. Lalu kenapa perempuan itu memanggilnya. Apalagi melihat baju yang dikenakannya. Rasanya Ken selama ini tidak pernah mempunyai kenalan seorang perempuan seksii seperti itu.
“Anda kenal dengan saya?” tanya Ken sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Astaga! Apa kamu lupa denganku?” Michele sedikit kesal. Pasalnya dia selalu merasa tak seorang pria pun yang melupakan pesonanya. Meskipun hanya bertemu satu kali.
Ken juga tampak memalingkan muka. Entah dia alergi dengan perempuan atau memang sangat terganggu dengan penampilan seksii Michele yang memakai baju olahraga yang sangat ketat.
“Maaf, saya memang tidak mengenal anda.” Jawabnya lalu segera meninggalkan kios dan juga Michele.
Michele semakin kesal. Padahal sebelumnya ia sangat senang akhirnya bisa bertemu lagi dengan sosok pria yang tanpa sengaja ia temui di restaurant beberapa hari yang lalu. Niat Michele hanya ingin minta maaf sekaligus berterima kasih karena pria itu telah membantunya bangun saat mereka tak sengaja bertabrakan. Akhirnya Michele pun mengejar Ken.
“Hei, tunggu!” Michele berjalan ngos-ngosan mengejar Ken. Dan Ken pun berhenti, meski tidak menatap Michele.
“Aku yang tempo hari bertabrakan dengan kamu saat keluar dari restaurant. Apa kamu ingat?” ucap Michele.
“Oh. Memangnya ada apa?” Ken tampak bingung.
“Maaf, kemarin aku belum sempat mengucapkan terima kasih karena kamu telah membantuku bangun karena Pa-“
“Lupakan saja, Nona! Lagi pula itu juga kesalahan saya yang berjalan tidak fokus. Saya juga minta maaf. Saya pergi dulu.” Ken dengan cepat memotong kalimat Michele saat dia mengingat kejadian malam itu dimana Michele bersama kekasihnya yang seorang pria paruh baya.
Ken kemudian berjalan meninggalkan Michele yang masih diam mematung di tempatnya. Dia sangat heran dan baru pertama kali ini menjumpai sosok pria seperti Ken, yang sama sekali tidak tertarik dengannya. Kemudian senyum tipis terbit dari bibir Michele sambil mentap punggung Ken yang berjalan semakin menjauh.
“Sangat menarik!” gumamnya setelah itu ia memilih kembali ke mobilnya dan hendak mengikuti kemana Ken pergi.
***
Sementara itu Ken yang sudah sampai rumahnya, ia bergegas membersihkan tubuhnya. Karena hari ini ia akan keluar untuk mencari pekerjaan.
Ken keluar dari rumah saat jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Tanpa sepengetahuannya, ternyata sejak tadi ada seseorang yang terus mengawasinya dari dalam mobil.
“Kemana dia? Kenapa dia berjalan kaki? Apa dia tidak memiliki kendaraan?” gumam Michele saat melihat Ken menyebrang jalan lalu entah pergi kemana.
Michele sendiri juga heran, kenapa ia merasa sangat tertarik dengan Ken. Padahal wajah pria itu biasa-biasa saja. masih jauh lebih tampan dari para mantan kekasihnya. Setelah itu ia memutuskan untuk pulang.
***
Saat ini Ken sedang duduk di sebuah warung kopi di pinggir jalan. Ia memang sengaja nongkrong di tempat seperti itu. Dan itu yang membuatnya nyaman dibandingkan nongkrong di café mewah seperti kebanyakan orang.
Ken memesan segelas kopi sambil membaca koran yang yang tersedia di warung kopi itu. Ia membaca halaman tentang lowongan pekerjaan. Lalu ia menemukan lowongan pekerjaan sebagai Office Boy di sebuah perusahaan yang cukup terkenal di kota ini. Ken segera mencatat alamat perusahaan itu di ponselnya.
Tak lama setelah ken memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya, ia mendengar notif pesan masuk. Ken menghela nafasnya pelan saat membaca pesan itu. Hanya membaca tanpa membalas.
***
Hari ini Michele sedang bersiap untuk pergi ke kantor. Seperti biasa, pakaian yang ia kenakan selalu menunjukkan lekuk tubuhnya. Mama dan Papanya yang melihatnya seperti sudah terbiasa. Karena percuma juga kalau Xander ataupun Silvia mengingatkan, ujung-ujungnya Michele mengancam tidak mau membantu Papanya di kantor.
Sejak dulu Michele ingin sekali menjadi seorang model seperti kakak sepupunya yaitu Abigail. Namun sayangnya keinginannya itu ditentang oleh kedua orang tuanya. Dan Michele dipaksa terjun ke dunia bisnis. Akhirnya Michele mau bekerja di kantor Papanya asal kedua orang tuanya tidak melarangnya untuk berpakaian sesuka hatinya.
“Ma, Pa, Michele berangkat dulu!” pamit Michele setelah menyelesaikan sarapannya.
Silvia tersenyum pada putri sulungnya lalu meninggalkan kecupan singkat di kening. Begitu juga dengan Xander.
Meskipun Michele dan Xander bekerja satu lokasi, namun Michele selalu berangkat ke kantor menggunakan mobilnya sendiri.
“Sepertinya Michele seperti kamu. Dia akan berubah kalau ada pria yang mencintainya dengan tulus dan mampu mengubah penampilannya.” Ucap Xander setelah kepergian Michele.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Nurhayati Nia
kenn dia itu PP nya Michelle bukan sugar dady nya
2024-06-24
0
Mping 🌸
dikira sugar daddy, padahal bapany 🤣
2022-11-03
1
ikoh zia
iya kelakuan maknya sifat bapaknya banget dingin kaya es tp kalau ada yang di suka terus aja mepet
2022-10-19
2