Ken mengetuk pintu ruangan presdir dimana saat ini Xander tengah sibuk dengan pekerjaannya. Ternyata di dalam ruangan itu ada tamu yang sepertinya sedang berbicara penting dengan Xander.
“Permisi, Tuan! Ini kopinya.” Ucap Ken lalu meletakkan kopi buatannya di atas meja kerja Xander.
“Oh iya, terima kasih. Buatkan lagi buat tamu saya ya, Ian.” Ucap Xander.
Ken hanya mengangguk patuh. Lalu melirik sebentar ke arah tamu Tuannya yang sedang duduk tepat di hadapan Xander. Setelah itu Ken keluar untuk membuatkan kopi lagi.
Entahlah saat Ken melirik pria yang menjadi tamu atasannya tadi seperti merasakan ada hal yang tidak beres dengan pria itu. Tapi ia juga tidak ingin berburuk sangka terlebih dulu. Lagi pula ia sama sekali tidak memeliki kepentingan yang berhubungan dengan perusahaan. Karena statusnya hanya seorang OB.
Ken selesai membuat kopi, lalu mengantarnya masuk ke ruangan presdir. Saat ia masuk, terlihat Xander sedang berbicara lewat sambungan telepon dengan seseorang. Sedangkan si tamu itu sedang berdiri sambil melihat-lihat lukisan yang ada di ruangan Xander. Bahkan pria itu tidak tahu kedatangaan Ken.
Ken masih melihat pria itu. ia memperlambat langkahnya saat akan meletakkan kopi di atas meja. Namun tiba-tiba saja mata Ken melihat pria itu sedang menyelipkan sesuatu di balik vas Bunga.
“Permisi, Tuan! Ini kopinya.” Ucap Ken membuat pria itu terkesiap.
Sedangkan Xander yang masih sibuk bicara lewat panggilan telepon memberi isyarat pada Ken agar meletakkan kopi itu di atas meja. Setelah itu Ken keluar.
Kini Ken sedang berada di pantry. Dia sedang mencari cara bagaimana mengambil benda kecil yang diselipkan di vas Bungan oleh pria tadi. Ken sangat tahu kalau bend aitu adalah alat penyadap suara atau mini camera. Jadi memang pria itu mempunyai niat buruk terhadap Xander.
“Apa sebaiknya aku bilang pada Nona Michele?” gumam Ken tidak yakin.
Dia masih ingat jelas saat tadi berpapasan dengan Michele, perempuan itu terlihat acuh padanya. Ken juga tidak tahu penyebabnya. Apa mungkin Michele marah karena bajunya mengotori baju Michele?.
“Tapi hal ini harus segera diatasi.” Gumam Ken sekali lagi.
Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan Michele untuk memberitahukan hal tadi.
Tok tok tok
Ken segera membuka pintu setelah mendapat ijin dari si pemilik ruangan. Sedangkan Michele yang sejak tadi berdiam diri membayangkan kejadian tadi bersama Ken dibuat terkejut saat tahu pria itu yang masuk ke ruangannya.
“Ada apa? Aku tidak meminta kamu masuk.” Tanya Michele dengan nada ketus.
“Maafkan saya, Nona. Ada hal penting yang harus saya katakan.” Jawab Ken.
“Kamu hanya OB. Kita tidak ada urusan apapun selain aku yang meminta kamu untuk membuatkan aku minuman atau kegiatan yang lain sesuai pekerjaan kamu.”
Ken terdiam. Dia sangat tahu posisinya. Tapi kenapa perempuan itu tiba-tiba berbicara ketus padanya. Apalagi sampai mengingatkan posisinya saat ini.
“Maaf, Nona. Saya juga tahu kalau saya hanya seorang OB di sini. saya hanya akan menyampaikan hal penting. Tolong dengarkan dulu. Setelah ini saya tidak akan ikut campur lagi dengan urusan anda ataupun perusahaan.” Ucap Ken dengan suara tegas. Dan hal membuat Michele kaget. Dia merasa Ken bukan orang sembarangan. Apalagi jika dihubungkan dengan ucapan perempuan yang tadi ia temui di apartemen Jessie.
“Katakan!” ucap Michele akhirnya. Walau nada suaranya masih ketus.
Akhirnya Ken menjelaskan tentang seorang pria yang kini sedang berada di ruangan Xander. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu menyelipkan sesuatu di balik vas bunga. Ken meminta Michele agar lebih berhati-hati dan segera mengeceknya langsung.
“Apa kamu yakin dengan yang kamu lihat?” tanya Ken memastikan.
“Iya, Nona. Tapi saya harap anda mengeceknya saat tidak ada Tuan Xander.” Jawab Ken.
Michele tidak mengerti alasan Ken meminta untuk mengecek kebenaran itu saat tidak ada Papanya. Namun ia menurut saja dengan saran Ken.
“Baiklah, kamu boleh keluar. Nanti aku akan memanggil kamu untuk mengeceknya secara langsung saat Papa keluar.” Ucap Michele.
Ken mengangguk. Setelah itu ia keluar dari ruangan Michele. Namun ia berhenti sejenak dan menatap Michele dengan tatapan yang sangat dalam.
“Ada apa lagi?” tanya Michele gelagapan saat ditatap seperti itu oleh Ken.
“Untuk tadi pagi, saya benar-benar minta maaf karena-“
“Tidak perlu dibahas lagi! anggap saja tidak kejadian itu tidak pernah ada.” Sahut Michele dengan cepat.
Ken mengangguk saja, walau dia tidak mengerti dengan ucaapan Michele. Padahal ia hanya ingin meminta maaf tentang baju Michele yang telah ia kotori akibat bersentuhan dengan bajunya. Namun sayangnya anggapan Michele adalah tentang kejadian kedua bibir yang saling menempel.
Michele menghembuskan nafasnya pelan setelah Ken keluar dari ruangannya. Tak lama kemudian Michele masuk ke ruangan Papanya untuk melihat langsung siapa sebenarnya tamu yang sedang berada di ruangan presdir.
Cklek
“Eh, ada Om Barrack.” Ucap Michele sambil tersenyum pada pria yang menjadi teman baik Papanya itu.
“Wah, tambah cantik saja kamu Michele.” Sahut Barrack dengan tersenyum hangat.
“Apa benar orang dimaksud ian adalah Om Barrack? Tidak mungkin juga Om Barrack mempunyai niat buruk pada Papa yang sudah lama berteman baik.” Batin Michele tak percaya. Setelah itu ia ikut duduk bergabung dengan Papanya dan juga Barrack.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sri Fauziahanwar
lebih baik berhati2 michele karena musuh terbesar kita adalah orang terdekat kita...waspada lebih baik drpd kecolongan
2022-10-07
1
Ana
ada baiknya berhati-hati meskipun itu teman lama papa Xander Michelle
2022-10-06
1
❤ Nadia Sari ❤
Ah Michelle anggap enteng Ken pdhl Ken jujur 😘
2022-10-05
1