“Mas sudah sampai!” ucap sopir taksi menyadarkan Ken dari lamunannya.
Ken sedikit terkejut. Ia segera mengeluarkan uang untuk membayar ongkos taksinya. Setelah itu keluar.
Kini Ken sudah masuk ke dalam rumahnya. Pria itu tak langsung tidur. Namun menuju dapur untuk membuat minuman hangat.
Selesai membuat minuman, Ken duduk di ruang tamu sekaligus ruang tengah sambil menikmati teh hangat buatannya. Tangan Ken sibuk mengotak-atik ponselnya. Entah pesan dari siapa, tampaknya ia sangat serius membaca pesan itu.
Lagi-lagi ia menghembuskan nafasnya pelan setelah membaca pesan yang baru saja dikirim oleh seseorang. Lalu ia kembali melihat ponselnya membuka menu galeri yang menunjukkan sebuah foto seorang gadis cantik yang mengenakan seragam sekolah. Mata Ken berkaca-kaca melihat potret foto gadis itu. antara sedih, marah, dan sakit hati bercampur jadi satu.
“Maafkan aku, Ngel!” gumamnya lirih.
***
Tanpa terasa Ken sudah bekerja di perusahaan milik Xander selama dua bulan. Selama bekerja menjadi OB, baik presdir maupun wakil presdir cukup puas dengan kinerja Ken yang memang khusus ditempatkan di lantai enam. Khususnya Michele. Semenjak Ken menggantikan Pak Adnan, rasanya ia lebih bersemangat untuk pergi ke kantor. biasanya ia yang sering berangkat suka-suka, kini lebih rajin dari biasanya. Bahkan ia berangkat sangat pagi sebelum jam kerja dimulai.
Seperti saat ini. pukul tujuh Michele sudah sampai kantor. beberapa OB yang sedang melaksanakan tugasnya tampak gugup dan ada pula yang ketakutan saat melihat atasan mereka sudah datang lebih awal.
Tidak seperti apa yang para OB itu pikirkan. Mereka mengira kedatangan Michele pagi-pagi ini akan mengecek bagaimana kinerja OB perusahaannya. Namun ternyata tidak. Bahkan Michele berjalan begitu saja saat melewati beberapa OB yang sedang menyapu.
“Untunglah Nona Michele tidak melakukan apa-apa.”
“Iya. Aku sudah ketakutan sekali. Padahal ini masih jam tujuh.”
“Apa mungkin Nona Michele akan melihat langsung kinerja si OB baru itu? siapa namanya?”
“Oh, Ian? Iya. Apa mungkin seperti itu ya. Nona Michele kan orangnya sangat perfeksionis. Bisa jadi ia sedang menyelidiki Ian.”
“Duh, kasian sekali nasib Ian. Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya. Dia itu pria yang sangat baik.”
Begitulah obrolan beberapa OB yang ada di lantai dasar yang sedang bekerja.
Sementara itu Michele kini baru saja sampai lantai enam. Ia melihat ruangan Papanya sedang terbuka. Pasti Ken masih membersihkan ruang kerja Papanya terlebih dulu sebelum ke ruangannya. Akhirnya Michele memutuskan untuk menunggu Ken di dalam ruangannya saja. Eh, bukan menunggu. Maksudnya… apa aja deh terserah reader menyimpulkannya.
Sedangkan Ken yang baru saja selesai mengepel lantai ruangan Xander, ia segera masuk ke ruangan Michele. Tak lupa dengan membawa alat kebersihannya.
Cklek
Pria itu baru saja membuka pintu sudah dibuat terkejut dengan keberadaan Michele sudah duduk di kursi kerjanya. Apalagi wajah perempuan itu terlihat sangat segar dengan bibir yang berwarna pink semakin membuat Michele tampak sangat cantik.
Tiba-tiba saja Ken gugup. Padahal kemarin-kemarin biasa saja saat bertemu dengan atasannya itu. apa mungkin gara-gara mimpinya semalam yang menjadikannya saat ini sangat gugup.
Ken juga tidak habis pikir. Bagaimana mungkin ia bermimpi sedang memadu kasih dengan Michele. Apalagi bayangan wajah perempuan cantik itu sangat terlihat jelas. Sampai-sampai saat Ken terbangun, ia merasakan ada sesuatu yang pada celananya. Selama ini kehidupan Ken sama sekali tidak pernah terlibat hubungan asmara dengan seorang wanita manapun. Tapi bisa-bisanya semalam ia bermimpi jorok bersama atasannya.
“Ian!” panggil Michele saat melihat pria itu diam di depan pintu.
“Eh, maaf Nona.” Jawab Ken mengangguk canggung. Lalu ia mengucapkan permisi sebelum masuk dan menjalankan tugasnya.
“Silakan lakukan saja tugasmu. Hari ini memang aku sengaja berangkat pagi-pagi sekali karena ada pekerjaan yang aku lupakan kemarin dan belum selesai.” ucap Michele berbohong.
Ken hanya mengangguk mendengar penuturan Michele. Setelah itu ia melangkah mendekatin jendela untuk membuka tirai dan membersihkan kaca.
Michele melirik ke arah Ken yang sedang berdiri membersihkan kaca jendela. Kenapa tiba-tiba otaknya kembali error. Ia membayangkan berjalan mendekati Ken dan memeluk pria itu dari belakang.
“Gila! Gila! Gila!” gerutu Michele sambil memukuli kepalanya dengan pelan. Dan hal itu terdengar oleh Ken.
“Ada yang bisa saya bantu, Nona?” tanya Ken tiba-tiba.
“Oh, tidak. Ah, iya. Bisakah kamu buatkan aku teh hijau dulu?” jawab Michele sedikit gugup.
Ken mengangguk. Lalu ia meninggalkan sejenak pekerjaannya. Setelah itu menuju pantry dan membuatkan teh hijau buat Michele.
Selagi Ken membuatkan Michele minuman, Michele menunggunya sambil berdiri di dekat jendela yang memperlihatkan keramaian kota pagi ini. ditambah lagi cuaca yang sedang mendung dan diperkirakan sebentar lagi akan turun hujan.
Tak lama kemudian Ken masuk dengan membawa nampan berisi teh hijau. Pria itu meletakkan minuman pesanan Michele di atas meja kerjanya.
“Nona, ini tehnya.” Ucap Ken dengan sopan.
Michele pun berbalik badan lalu tersenyum ke arah Ken dan berjalan mendekati mejanya. Saking fokusnya menatap Ken, Michele sampai tidak sadar kalau di dekat mejanya ada sapu dan beserta alat pel yang akan digunakan oleh Ken untuk bersih-bersih. Kaki Michele menginjak alat pel hingga embernya terguling dan menumpahkan airnya.
“Nona, awas!” teriak Ken lalu dengan cepat berusaha menangkap tubuh Michele agar tidak terjatuh.
Bruk
Ken kejatuhan tubuh Michele. Posisi mereka sangat inti m. Lalu Ken merasakan sesuatu yang kenyal dan hangat menempel pada bibirnya. Seolah mimpinya semalam menjadi kenyataan. Dan jangan lupakan dengan tubuh bagian dadanya yang sedang terhimpit sesuatu yang besar dan juga kenyal.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
pokoknya yang kenyal-kenyal dapat semuanya ya Ian.
2023-01-24
0
Nicky Nick
hoooooh rezeki nomplok ya ian....
2023-01-19
0
Ana
waduh🙈rezeki apa musibah ini buat keduanya 😁😁😁😁
2022-10-05
0