THE TWIN WEREWOLVES
600 tahun yang lalu, di Gardena.
Kala itu, malam yang biasanya terasa dingin dan sunyi, berubah menjadi malam yang panas dan mengerikan. Tempat yang dulunya memiliki padang bunga, seketika berubah menjadi lautan api. Rumah-rumah penduduk terbakar, mayat bergeletakan di sepanjang jalan. Canda dan tawa tidak lagi terdengar, menyisakan jeritan dan tangisan yang melebur menjadi satu.
Seorang laki-laki berambut abu-abu panjang berlari tergesa-gesa menuju sebuah mansion yang telah dikelilingi oleh kobaran api hitam. Tanpa ragu, dia menembus api itu agar bisa sampai ke tempat yang dituju. Seseorang yang penting baginya telah menunggu di sana, di atap bangunan yang penuh kenangan tersebut.
Tidak peduli seberapa banyak luka yang didapat dan lelahnya berlari sampai terengah, sikapnya tetap sopan di balik punggung laki-laki berambut hitam panjang yang telah menunggunya. Dia pun menekuk salah satu lututnya, memberi hormat seperti biasa.
“Tuan—”
“Bangunlah,” ujar sang tuan, memotong ucapan laki-laki berambut abu-abu tersebut. Dia lalu berdiri menuruti perintahnya. Sang tuan kemudian berbalik, menatap dengan dalam lawan bicaranya tersebut. “Kau harus tetap hidup, Erol.”
Terkejut sekaligus tidak mengerti, laki-laki bernama Erol itu pun lantas bertanya, “Apa maksud Anda, Tuan Aaron?”
“Aku ingin kau meninggalkan Gardena dan pergi sejauh yang kau bisa,” sahut Aaron. Sebelum Erol bertanya lagi, Aaron mengimbuhkan, “Kau adalah harapan terakhir kami. Gardena harus kau rebut kembali.”
Erol mengernyit, bingung sekaligus marah. Dia pun dengan lantang berkata, “Tidak!” Kakinya kemudian melangkah menuju tuannya. “Kita akan menang malam ini, Tuan! Gardena tidak akan jatuh ke tangan siapapun! Gardena adalah milik Anda dan kita semua!”
Emosi telah menguasai Erol. Dia seakan lupa dengan siapa dirinya berbicara. Menggunakan nada tinggi di dalam ucapannya bukanlah kebiasaannya. Namun, saat itu Erol benar-benar marah dengan perkataan yang keluar dari mulut sang tuan.
“Sebaiknya kau cepat pergi dari sini, Erol,” ucap Aaron dengan tenang. Dia seolah tidak terpengaruh dengan kata-kata Erol yang emosional.
Erol tentu saja terkejut dan semakin kesal. Dalam kekalutannya, Erol meraih kerah baju laki-laki itu dan berteriak, “Aaron!”
“Wah, wah, di sini ada yang sedang bertengkar rupanya,” celetuk seorang vampir berambut semerah darah, yang sukses membuat kedua laki-laki tersebut menoleh.
"Aaron—" Belum sempat Erol melanjutkan kata-katanya, dia dicekik oleh Aaron dan dilempar dari atap, sehingga tubuh Erol pun terjun bebas.
Kenapa, Aaron? batinnya.
Erol sangat terkejut dan bingung dengan tindakan yang dilakukan oleh tuannya. Sebegitu putus asanyakah sang pemimpin werewolf Gardena itu?
Di tengah perjalanannya menuju tanah, Erol teringat masa-masa di mana ketika dirinya dan Aaron kecil berjanji akan melindungi Gardena suatu saat nanti. Erol juga berjanji akan selalu berada di samping Aaron ketika suka maupun duka. Namun, mengapa Aaron malah membuangnya seperti itu? Mengapa Erol tidak diizinkan untuk berjuang bersamanya untuk mempertahankan Gardena?
Kenapa, Aaron? Erol masih bertanya-tanya di dalam hatinya yang sakit.
Tanpa disadari, air matanya menetes, dadanya terasa sesak, sakit sekali sampai sulit bernapas. Akankah kematian menjemputnya malam ini?
Tidak! Aku tidak boleh mati! Pikiran Erol seketika jernih kembali. Dia langsung tersadar bahwa Aaron menyuruhnya untuk tetap hidup. Aaron ingin Erol merebut kembali Gardena. Mana mungkin Erol enggan melaksanakan perintah terakhirnya itu? Meskipun dirinya tidak bisa berjuang saat ini, tetapi dia akan berjuang di masa yang lain.
Erol pun berteriak sebelum kakinya menyentuh tanah. Dia berhasil mendarat dengan sempurna, lalu berlari meninggalkan mansion itu. Semangatnya kembali membara dalam sekejap.
Perjuangan, kematian, keputusasaan tergambar jelas di depan matanya. Erol tidak sanggup melihat, akan tetapi sulit pula untuk memalingkan wajah ketika pemandangan mengerikan itu berada di mana-mana.
Tidak hanya sekali Erol dihadang oleh vampir yang mengincarnya. Mereka tahu, Erol bukan werewolf sembarangan, mereka ingin dia mati juga. Pada akhirnya, Erol pun harus bertarung agar bisa melarikan diri.
Tidak mudah untuk mengalahkan vampir kelas atas yang jumlahnya cukup banyak. Demi bertahan hidup, Erol mati-matian melawan mereka. Meskipun rasanya tidak adil karena harus mengalahkan segerombol vampir, sementara dia hanya seorang diri.
Setelah lepas dari para vampir yang menghadangnya, Erol kembali berlari, berusaha meninggalkan tanah kelahirannya itu. Namun, tanpa sengaja dia bertemu dengan werewolf yang tengah sekarat. Werewolf yang sangat dia kenal sebagai pasangan dari kembaran Aaron, Mikhaela.
Rambut pirangnya sudah ternodai oleh darah. Kulitnya juga semakin pucat dan dingin. Bibirnya yang membiru, terbata-bata mengucapkan, “To-tolong jaga ... A-abigail, Erol ….”
“Tidak, saya tidak mau! Anda yang harus menjaga Nona Abigail, Tuan Mikhaela! Anda harus bertahan!” ujar Erol dengan kepanikan yang mencekik dirinya.
Namun, Mikhaela tidak mau mendengar. Dia justru menutup matanya dan membiarkan napasnya menghilang. Mikhaela membiarkan Erol berteriak sendirian, menangis dalam kekalutan.
Tidak mau berlama-lama menangis, Erol pun bangkit dan bertekad untuk putar balik. Erol tidak mau mengecewakan Mikhaela, apalagi Aaron dan Abigail. Erol akan melindungi apa yang seharusnya dia lindungi. Apa pun risikonya akan dia terima, kecuali kematian.
Erol kembali ke rumahnya yang sudah setengah terbakar. Di dalam ruang bawah tanah, dia mengambil dua kristal sebesar buah zaitun dan membawanya pergi. Bukan tanpa alasan Erol membawa kristal itu. Justru benda tersebut menjadi langkah awal untuk melancarkan rencananya.
Kedua kaki Erol kembali berlari mengikuti bau yang tercium kuat di hidungnya. Dia menemui Abigail yang hampir tewas dengan salah satu tangan yang entah hilang ke mana. Sementara di seberangnya, terdapat seorang vampir wanita yang sama sekaratnya seperti Abigail.
“Pergi …,” ujar Abigail, pelan.
“Tuan Mikhaela meminta saya untuk menjaga Anda, Nona.” Erol lantas menggendong Abigail di pundaknya dan berlari dengan kecepatan penuh.
Sementara di tempat lain, Aaron tengah bersusah payah berdiri di atas kakinya yang sudah bersimbah darah. Wujudnya telah berubah menjadi manusia kembali dengan luka yang mengenaskan. Sebagian tubuhnya hampir menjadi arang. Penglihatannya pun hanya mampu menggunakan mata kanan. Isi perutnya yang berupa darah sulit untuk berhenti keluar.
“Dasar keras kepala!” Vampir berambut merah yang juga terluka pun kembali menyerang Aaron dengan tendangan, membuat Aaron terlempar dan terguling sampai menumbangkan beberapa pohon.
Aku sudah tidak bisa bergerak, batin Aaron. Dari balik rambutnya yang menutupi wajah, Aaron bisa melihat vampir itu melangkah dengan angkuh menuju dirinya.
Saat hendak menebas Aaron, Erol tiba-tiba muncul dan menyerang vampir itu. Meskipun wujudnya tidak berubah menjadi serigala, Erol mampu bertarung dengan lincah. Namun, dia tidak bisa berlama-lama meladeni vampir tersebut, sebab Aaron bisa mati.
Aku harus bagaimana?
Beberapa werewolf mendadak datang setelah Erol membatin. Mereka meminta Erol untuk pergi membawa Aaron dan membiarkan mereka untuk membereskan vampir tersebut. Apakah ini yang dinamakan pertolongan dari langit? Kalau benar, Erol akan sangat berterima kasih.
“Tuan Aaron, bertahanlah,” ucap Erol sembari menggendong Aaron di pundaknya.
Selama di perjalanan menuju ke tempat yang aman, Erol terus bergumam agar Aaron bertahan. Sejujurnya, dia sangat ingin menangis dan berteriak, tetapi hal tersebut Erol urungkan karena hanya akan memancing vampir lain berdatangan.
Aku berjanji akan merebut Gardena bersamamu, Aaron!
Dalam pelariannya, janji itu terus Erol ucapkan di dalam hati. Berkat janji itu pula, dirinya tertidur dengan sangat lama setelah kematian hampir menjemputnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
fleummoxed
cerita sebagus ini harus rame /Angry/
2024-04-13
1
Mister Y
aku suka alurnya
2023-03-11
1
Tiana
aku suka cerita yang kayak begini 🤩
2023-03-03
1