4. PERINGATAN ATAU KEBETULAN?

“Kau hampir terlambat untuk sarapan. Cepat bersiap atau kau kutinggal,” ujar Ryuuku ketika Erol berusaha untuk membuka kelopak matanya.

“Mengapa kau tidak membangunkanku lebih cepat?”

Ryuuku lalu melihat Erol dengan tatapan curiga. “Kau semalam tidak tidur, ‘kan? Kau pergi ke mana? Apa yang sedang kau lakukan? Apa yang kau sembunyikan dariku, Tuan Erol?”

Erol terbangun tiba-tiba dengan napas terengah dan jantung berdebar. Keringat yang mengalir di pelipisnya, menjadi salah satu bukti betapa buruk mimpinya tadi. Kamar Ryuuku saat itu terasa lebih panas, padahal pendingin ruangannya menyala. Berbeda dengan Erol, sang empu kamar justru masih mendengkur di sampingnya dan sama sekali tidak terganggu dengan suara alarm.

Berkat bantuan Alois, Ryuuku dapat tidur nyenyak di ranjangnya yang empuk setelah rasa kantuk menumbangkannya di lantai semalam. Begitu juga Ryuuka, yang turut dipindahkan dari kamar Ryuuku ke kamarnya sendiri. Anak bongsor itu ..., untung saja memiliki ayah yang bisa menggendongnya tanpa berisiko sakit pinggang.

“Ryuuku, bangun.” Erol menepuk pelan lengan temannya itu, tetapi tidak mempan, dengkuran Ryuuku justru semakin keras. Erol pun teringat bahwa membangunkan Ryuuku bukanlah keahliannya, jadi dia menyerahkan tugas tersebut kepada sang ahli, yaitu Ryuuka.

Mimpinya semalam merupakan salah satu ketakutan Erol, yang mana temannya itu menaruh curiga kepadanya, sehingga menyebabkan keraguan yang akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Erol harus berhati-hati, si kembar tidak boleh mencurigainya atau semua akan berantakan.

...***...

“Arata, kau berutang penjelasan kepada kami. Jangan kau kira kami lupa, ya!” ucap Ryuuku di tengah perjalanan menuju sekolah.

Meskipun sedang akhir pekan, mereka tetap ke sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Ketiganya bergabung ke dalam klub voli putra SMA Hoshiro, yang mana jadwal latihan mereka dilakukan selama lima hari, dan libur di hari Senin dan Minggu. Namun, ketika turnamen sudah dekat, latihan akan dilakukan setiap hari.

Bukan tanpa alasan Ryuuku berkata seperti itu. Pasalnya, pagi tadi Erol melarang Ryuuku untuk mengadu kepada orang tuanya mengenai penguntitan yang dialaminya dan menjanjikan penjelasan di balik pelarangannya tersebut.

“Kau sudah melaporkannya kepada pamanmu?” tanya Ryuuka.

Erol pun mengangguk. “Ya, itu sebabnya aku meminta untuk tidak mengatakannya kepada orang tua kalian.”

Ryuuku kemudian bertanya, “Lalu, apa yang akan pamanmu lakukan? Melaporkannya ke polisi?”

“Aku tidak tahu,” sahut Erol yang disambut dengan kernyitan si kembar. “Beliau tidak memberi tahu rencana apa yang akan dilakukan kepada penguntit itu. Beliau hanya bilang, akan membereskannya sesegera mungkin dan menyuruhku untuk tetap berhati-hati.”

Penjelasan Erol tadi dibalas Ryuuku dengan anggukan mengerti. Sementara Ryuuka masih dengan raut bingungnya bergumam, “‘Membereskan’ itu terdengar mencurigakan.”

Erol dapat bernapas lega karena mereka mempercayai kata-katanya. Lagipula, semua itu tidak sepenuhnya tipuan, ada yang benar dan ada yang sedikit dimodifikasi. Hal tersebut terpaksa Erol lakukan demi kelancaran rencananya.

Sesuai dengan perkataan Erol, permasalahan mengenai “penguntit” memang sudah selesai semalam. Ya, Erol sudah bertemu dengan vampir itu, meskipun harus kejar-kejaran agar bisa menangkapnya. Saat itu, Erol belum bisa menggunakan kemampuan serigalanya dikarenakan kejadian lima hari lalu. Energinya belum sepenuhnya kembali, sehingga sekarang dia layaknya manusia biasa.

Untuk menangkap vampir itu, Erol dibantu oleh empat orang kawannya. Salah satu dari mereka bertugas mendampingi Erol, di mana dia akan menggendong Erol agar bisa dengan cepat mengejar vampir tersebut. Memang memalukan, tetapi apa boleh buat?

Saat vampir itu dikepung oleh pasukan werewolf, tidak ada ekspresi ketakutan sedikit pun yang terulas. Vampir itu justru menyeringai dan tertawa girang. Erol bahkan ditantang untuk mendekatinya jika ingin mengetahui alasan mengapa vampir tersebut membuntutinya.

“Apa kau takut, Tuan Erol? Oh, atau kau masih ingin bersembunyi di balik punggung bawahanmu?”

Tepat di atas gedung pencakar langit, suasana menegangkan tersebut terjadi. Vampir laki-laki berambut hitam dan bermata merah itu berdiri di tengah-tengah kepungan para serigala seraya melipat kedua lengannya di dada.

Laki-laki berjaket kulit hitam yang mendampingi Erol selama pengejaran, memintanya untuk tidak terprovokasi oleh vampir tersebut. Dia merasa bahwa itu hanya jebakan yang bisa membahayakan Erol, sehingga dirinya menyuruh Erol untuk diam di tempat.

“Aku tidak akan bersembunyi di balik punggungmu lagi.” Tanpa gentar, Erol melangkah mendekat. Vampir tersebut menyambutnya dengan seringai penuh kepuasan, seolah dia telah memenangkan permainan.

“Mengapa kau kemari dan sengaja menampakkan diri di hadapanku? Apakah Edgar yang menyuruhmu?” tanya Erol kemudian.

Bukannya menjawab, vampir itu malah mundur beberapa langkah dengan cepat, dan mengeluarkan pistol dari balik mantel hitamnya. Mereka semua sontak terkejut, dan berusaha untuk melindungi Erol, serta menyergap vampir itu.

Tiba-tiba, terdengar suara tembakan yang menggelegar. Kedua mata Erol membulat kala melihat vampir tersebut menyunggingkan senyum dengan kepala berlubang dan berlumuran darah.

“Semua akan dimulai kembali.”

Kata-kata terakhir vampir tersebut sebelum mati dan menjadi abu pun lantas terngiang di kepala Erol. Bahkan sampai saat ini, Erol masih sibuk dengan pikirannya sendiri, sehingga membuat dirinya tidak fokus saat latihan sedang berlangsung. Teguran yang dilayangkan oleh Kintarou seolah tidak mempan mengembalikan fokusnya, sampai-sampai emosi Kintarou meluap dan keributan pun tak terelakkan.

Guru pembimbing dan pelatih klub voli terpaksa mengakhiri latihan di hari itu. Mereka semua diminta untuk segera pulang dan tidak boleh ada yang berlatih di gimnasium sekolah. Raut mereka tampak kecewa karena belum lama berlatih, tetapi harus bubar hanya karena keributan yang dilakukan oleh kedua orang tersebut.

“Menurutmu, apa yang terjadi dengan Arata?” tanya Ryuuka kepada Ryuuku yang melangkah di sampingnya.

“Entahlah, aku tidak peduli masalah hidupnya! Sekarang, aku hanya ingin memukulnya karena sudah mengacaukan latihan hari ini!” sahut Ryuuku, marah. Kedua anak kembar itu tidak pulang bersama Erol, sebab Erol sendiri mendadak ingin pulang lebih dulu.

“Dari kemarin dia bersikap aneh. Aku jadi khawatir.” Otak Ryuuka memutar kembali kejadian kemarin malam, di mana Erol menceritakan mengenai penguntitan yang dialaminya, serta saat laki-laki itu melamun dan linglung setelahnya. “Sepertinya, dia sedang tidak baik-baik saja.”

Mendengar adiknya yang sedari tadi membicarakan Erol, telinga Ryuuku mendadak panas. Dia lantas berujar, “Sudahlah, jangan dipikirkan terus! Memangnya kau tidak punya hal lain untuk dipikirkan selain Arata, huh?!”

Ryuuka lalu menjelaskan, “Aku kasihan kepadanya. Dia tidak punya siapa-siapa di sini. Kita sebagai teman dekatnya, seharusnya menjadi pendengar yang baik ketika dia ada masalah, serta memberi solusi ketika dibutuhkan.”

“Lalu, apa yang akan kau lakukan? Pergi ke rumahnya, kemudian menanyakan apa masalahnya, begitu? Kalau iya, besok saja kita ke sana! Aku mau ke game center hari ini! Suasana hatiku jadi buruk gara-gara dia, tahu!” Ryuuku pun melangkah tergesa-gesa dengan raut marah.

Sembari menghela napas lelah, Ryuuka pun menyusul langkah Ryuuku dan bergumam, “Dasar tidak punya hati!”

“Kau bicara apa?” tanya laki-laki bertubuh tinggi itu.

“Tidak.”

“Katakan!”

“Tidak mau!”

...***...

Setelah dipersilakan untuk bubar, Erol memilih untuk pulang lebih dulu, meninggalkan teman-temannya yang masih kesal. Dia tidak peduli cibiran yang dilontarkan kepadanya karena pulang begitu saja. Bukannya tidak merasa bersalah, hanya saja Erol harus mengurus hal lain setelah membuat keributan hari ini.

Setibanya di apartemen, Erol disambut oleh laki-laki yang mendampinginya semalam. Laki-laki berperawakan tinggi dan berambut hitam itu sedikit membungkukkan tubuhnya seraya berkata, “Beliau sudah menunggu Anda, Tuan Erol.”

“Ya, terima kasih, Dobermann,” ujar Erol dengan senyum kecil yang singkat.

Erol pun segera menemui seseorang tersebut, yang ternyata tengah memandang sebuah foto berbingkai hitam di atas rak bertingkat tanpa kaca. Merasa ada yang memperhatikan, seseorang berambut hitam tersebut berbalik, dan melempar senyum kepada Erol.

“Maaf sudah membuat Anda menunggu, Tuan Alois,” ucap Erol seraya membungkukkan sedikit tubuhnya.

“‘Tak apa,” sahut Alois dengan senyum hangat.

Erol kemudian mempersilakan Alois untuk duduk di sofa panjang berwarna hitam yang kontras dengan dindingnya yang berwarna putih gading. Dobermann atau yang memiliki nama lengkap Jacobson Dobermann, menuangkan kembali teh yang telah habis ke dalam cangkir milik Alois dan memberikan bagian milik Erol sebelum keduanya memulai percakapan.

“Ucapan vampir itu pasti sangat mengganggu pikiranmu, ya?” Alois pun membuka perbincangan setelah menyeruput teh buatan Dobermann.

Mendengar kata-kata itu, Erol menekuk wajahnya dan menyahut, “Maafkan saya, Tuan Alois. Ucapannya semalam benar-benar membuat pikiran saya menjadi kacau. Bagaimana kalau akan terjadi kekacauan dalam waktu dekat?”

“Bukankah seharusnya kau siap menghadapi hal itu?”

Ucapan Alois seketika menyentak Erol, seolah baru saja membangunkan kesadarannya. Alois kemudian bangkit dari duduknya, pun sama dengan Erol. Laki-laki berkucir kuda itu melihat ke arah foto berbingkai hitam yang belum lama dia lihat. Sebuah foto yang menampilkan wajah bahagia dari Ryuuku, Ryuuka, dan Erol yang tengah berdiri di depan pohon sakura, membuat Alois menyimpulkan senyumnya.

“Jika dihadapkan kembali dengan kejadian saat itu, apa yang akan kau lakukan? Kembali bertarung, bukan?” Tatapan Alois difokuskan ke arah Ryuuku yang tengah merangkul Ryuuka dan Erol. “Kau harus menepati janjimu dengannya. Bukankah itu rencanamu, Tuan Erol?”

Erol tampak termenung, mengingat kembali apa yang telah dia lakukan selama ini. Memorinya kembali memutar ingatan 600 tahun lalu ketika dia berjanji akan merebut kembali Gardena. Ratusan tahun kemudian, tepatnya 16 tahun yang lalu adalah awal di mana impian Erol akhirnya dapat terwujud. Bayi berambut hitam yang berada di gendongannya kelak akan menemaninya melaksanakan janjinya tersebut.

“Kau harus siap dengan apapun yang akan terjadi nanti,” ucap Alois, yang sukses menyadarkan Erol dari lamunannya. Alois lalu menoleh dan menyunggingkan senyumnya. “Kami pun akan berjuang bersamamu untuk merebut kembali Gardena. Jadi, kau ‘tak perlu merasa sendirian, apalagi sampai khawatir begitu. Ingat, ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan hanya akan menggoyahkanmu dan menghancurkan segalanya.”

Erol akhirnya dapat tersenyum kembali. Rasanya sedikit lega setelah menilik kembali ke belakang, dirinya memang tidak sendirian. Banyak dari kaumnya yang selama ini berjuang bersama dan saling menguatkan. Bukankah terlalu bodoh kalau dia sampai khawatir dengan ucapan vampir itu?

“Oh, mengenai masalahmu di sekolah, segeralah meminta maaf. Meskipun sekolah dan klub hanyalah sebuah kedok, kau tetap seorang siswa kelas satu di mata mereka. Kau harus bisa menjaga pergaulan dengan anak-anak lain. Aku yakin, mereka pasti sedang menunggu permintaan maafmu.”

“Ya, saya akan segera melakukannya.” Erol kemudian membungkukkan tubuhnya sedikit. “Terima kasih sudah mengingatkan saya, Tuan Alois.”

“Itu sudah menjadi tugasku.” Alois lalu melangkah mendekati jendela besar dan menatap jauh ke depan. “Baiklah, aku pamit dulu. Sepertinya, ada temanmu yang akan kemari.”

Mata Erol lantas membulat. “Siapa?”

“Kau akan tahu nanti.” Senyum simpul Alois ulaskan sebelum pergi melalui jendela.

...***...

Episodes
1 1. PERMULAAN
2 2. TAHUN PERTAMA
3 3. PENGUNTIT?
4 4. PERINGATAN ATAU KEBETULAN?
5 5. KORBAN PERTAMA: ISHIKAWA KAZUKI
6 6. ANCAMAN?
7 7. EVELYN
8 8. PERINGATAN UNTUK NAKAJIMA AYATO
9 9. RAHASIA
10 10. KASIH SAYANG DAN KEBENCIAN
11 11. KAKAK BERADIK
12 12. UNGKAPAN DARI HATI
13 13. SALAH PAHAM
14 14. KAMP PELATIHAN MUSIM PANAS
15 15. SALAH PAHAM LAGI!
16 16. MASIH INGIN BERTEMAN
17 17. JANGAN BILANG
18 18. PERTARUNGAN TENGAH MALAM
19 19. TAMU ‘TAK DIUNDANG
20 20. SEGEL YANG RUSAK
21 21. HUJAN SETELAH BADAI
22 22. JATUH SAKIT
23 23. MIMPI BURUK
24 24. TEMAN SELAMANYA?
25 25. KEBAHAGIAAN DI SIANG HARI
26 26. PENOLAKAN
27 27. PELUKAN SEORANG AYAH
28 28. CAHAYA REMBULAN
29 29. KEJUTAN SESAAT
30 30. TUDUHAN
31 31. CINTA TERHALANG TAKDIR
32 32. KERESAHAN
33 33. KETAKUTAN
34 34. INGATAN YANG KEMBALI (1)
35 35. INGATAN YANG KEMBALI (2)
36 36. TERUS TERANG
37 37. DELAPAN BELAS TAHUN
38 38. SURPRISE!
39 39. BUKAN BERGOSIP
40 40. SANG BETA DAN BEBANNYA
41 41. SEMOGA BAIK-BAIK SAJA
42 42. TOPENG TELAH TERBUKA
43 43. PENYERANGAN ‘TAK TERDUGA
44 44. FIRASAT KEMATIAN
45 45. WAJAH PENGKHIANAT
46 46. (BUKAN) CINTA (18+)
47 47. PENYELAMATAN
48 48. JANJI AYAH KEPADA PUTRINYA
49 49. BAYANGAN KELUARGA
50 50. PENYIKSAAN
51 51. PENGAKUAN IDENTITAS
52 52. MALAIKAT PELINDUNG
53 53. KEBANGKITAN DAN AMARAH
54 54. REUNI ANTHONY DAN ALOIS
55 55. KORBAN KEDUA: TSUKIYAMA RUI
56 56. THE TWIN WEREWOLVES: TSUKIYAMA RYUUKU
57 57. TANGISAN PUTRA SULUNG
58 58. SEBUAH PESAN (1)
59 59. KUTUKAN ATAU ANUGERAH?
60 60. WADAH JIWA WEREWOLF KEMBAR
61 61. PERMINTAAN MAAF DAN TERIMA KASIH
62 62. THE TWIN WEREWOLVES: TSUKIYAMA RYUUKA
63 63. PULANG
64 64. SEBUAH PESAN (2)
65 65. REDUPNYA CAHAYA SANG REMBULAN
66 66. BUKAN SALAH LUPIN
67 67. KESALAHAN YANG TERULANG
68 68. DUEL PEREDAM AMARAH
69 69. AKU MENCINTAIMU
70 70. HARI BARU
71 71. TEMAN BAIK
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. PERMULAAN
2
2. TAHUN PERTAMA
3
3. PENGUNTIT?
4
4. PERINGATAN ATAU KEBETULAN?
5
5. KORBAN PERTAMA: ISHIKAWA KAZUKI
6
6. ANCAMAN?
7
7. EVELYN
8
8. PERINGATAN UNTUK NAKAJIMA AYATO
9
9. RAHASIA
10
10. KASIH SAYANG DAN KEBENCIAN
11
11. KAKAK BERADIK
12
12. UNGKAPAN DARI HATI
13
13. SALAH PAHAM
14
14. KAMP PELATIHAN MUSIM PANAS
15
15. SALAH PAHAM LAGI!
16
16. MASIH INGIN BERTEMAN
17
17. JANGAN BILANG
18
18. PERTARUNGAN TENGAH MALAM
19
19. TAMU ‘TAK DIUNDANG
20
20. SEGEL YANG RUSAK
21
21. HUJAN SETELAH BADAI
22
22. JATUH SAKIT
23
23. MIMPI BURUK
24
24. TEMAN SELAMANYA?
25
25. KEBAHAGIAAN DI SIANG HARI
26
26. PENOLAKAN
27
27. PELUKAN SEORANG AYAH
28
28. CAHAYA REMBULAN
29
29. KEJUTAN SESAAT
30
30. TUDUHAN
31
31. CINTA TERHALANG TAKDIR
32
32. KERESAHAN
33
33. KETAKUTAN
34
34. INGATAN YANG KEMBALI (1)
35
35. INGATAN YANG KEMBALI (2)
36
36. TERUS TERANG
37
37. DELAPAN BELAS TAHUN
38
38. SURPRISE!
39
39. BUKAN BERGOSIP
40
40. SANG BETA DAN BEBANNYA
41
41. SEMOGA BAIK-BAIK SAJA
42
42. TOPENG TELAH TERBUKA
43
43. PENYERANGAN ‘TAK TERDUGA
44
44. FIRASAT KEMATIAN
45
45. WAJAH PENGKHIANAT
46
46. (BUKAN) CINTA (18+)
47
47. PENYELAMATAN
48
48. JANJI AYAH KEPADA PUTRINYA
49
49. BAYANGAN KELUARGA
50
50. PENYIKSAAN
51
51. PENGAKUAN IDENTITAS
52
52. MALAIKAT PELINDUNG
53
53. KEBANGKITAN DAN AMARAH
54
54. REUNI ANTHONY DAN ALOIS
55
55. KORBAN KEDUA: TSUKIYAMA RUI
56
56. THE TWIN WEREWOLVES: TSUKIYAMA RYUUKU
57
57. TANGISAN PUTRA SULUNG
58
58. SEBUAH PESAN (1)
59
59. KUTUKAN ATAU ANUGERAH?
60
60. WADAH JIWA WEREWOLF KEMBAR
61
61. PERMINTAAN MAAF DAN TERIMA KASIH
62
62. THE TWIN WEREWOLVES: TSUKIYAMA RYUUKA
63
63. PULANG
64
64. SEBUAH PESAN (2)
65
65. REDUPNYA CAHAYA SANG REMBULAN
66
66. BUKAN SALAH LUPIN
67
67. KESALAHAN YANG TERULANG
68
68. DUEL PEREDAM AMARAH
69
69. AKU MENCINTAIMU
70
70. HARI BARU
71
71. TEMAN BAIK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!