Sesampainya di meja Keyza, Wiliam dan Brilian langsung menempatkan diri di kursi yang masih kosong. Sedangkan semua orang yang ada dimeja makan menghentikan acara makannya dan menatap kedatangan dua orang itu.
Wiliam dan Edgar pun saling beradu tatap cukup lama, Wiliam yang melemparkan tatapan tajam dan bengisnya, sedangkan Edgar menatap penuh tanda tanya ke arah Wiliam.
" Ini suamimu key? " tanya Edgar sembari menatap Wiliam sekilas.
" Iya, saya suaminya. Memangnya kenapa? " bukan keyza yang menjawab, melainkan Wiliam dengan nada yang dingin dan menantang.
Edgar yang mendengar nada dingin lelaki di depannya pun tak takut sama sekali. Ia justru semakin merasa tertantang untuk mendapatkan pujaan hatinya.
" Tidak apa, saya hanya bertanya. " jawab Edgar santai dan melanjutkan makanannya. Sedangkan Wiliam di buat kesal, dengan jawaban Edgar yang kelewat santai. Andai disini tak ada Keyza, brilian, dan putranya, mungkin dirinya akan mengajak lelaki ini untuk beradu pistol. Pikirnya
Keyza yang sedari tadi diam pun membuka suara. Jujur saja dirinya tak nyaman dengan situasi ini.
" Yasudah, kalian berdua mending sekarang makan. Kebetulan kita tadi pesannya banyak. " tukas Keyza menyuruh Wiliam dan Brilian.
Melihat Wiliam yang hanya terdiam, membuat Keyza berinisiatif mengambilkan makanan untuk suaminya itu.
" Mas, kamu mau makan apa? Biar aku yang siapkan. " tawar Keyza. Melihat istrinya yang perhatian pun membuat Wiliam tersenyum penuh kemenangan.
" Apa saja, jika dirimu yang mengambilkannya aku akan makan. " sahut Wiliam manis, tak sedingin saat berbicara dengan Edgar.
Sedangkan Edgar dan Brilian pun ingin muntah, melihat adegan romantis itu. Berbeda dengan Axelio yang menatap senang orangtuanya.
Mereka kini pun makan dengan hening, hanya dentingan sendok yang beradu.
Ukhuk ukhuk
Keyza yang tersedak makannya. Edgar yang di sampingnya pun dengan sigap memberikan minumnya pada Keyza. Wiliam yang melihatnya pun melototkan mata sempurna. Dirinya segera merampas minuman itu dari tangan Edgar, lalu memberikan minumannya sendiri untuk Keyza.
" Maaf, aku tak suka minum jus melon, jadi aku menukarnya dengan miliknya, " alibi Wiliam. Sedangkan Edgar sudah mengumpat kesal pada Wiliam. Sedangkan Brilian lagi- lagi menatap sinis Keyza.
" Terimakasih, " ucap lega Keyza entah pada siapa. Ia lalu menaruh gelas itu kembali.
Edgar yang tak mau kalah dari Wiliam pun mencoba menawarkan makannya.
" Key, kamu mau ikan bakar nggak? Ini enak lho, aku yakin kamu suka. " tawar Edgar. Keyza pun sedikit tertarik, karena memang dia pecinta ikan. Wiliam pun tak tinggal diam, ia juga menawarkan seafood udangnya untuk Keyza.
" Sayang, kamu harus cobain udangnya juga, Ini sangat enak, Istriku ini pasti mau kan? " tawar Wiliam menekan kata 'sayang'. Sedangkan Keyza yang mendengarnya hanya mampu meringis tak enak, ia sangat alergi udang. Mana mungkin dirinya mau memakannya, tapi karena tatapan memohon suaminya ia mau memakannya.
" Maaf Edgar, aku tak bisa memakan ikan itu, aku makan udang saja. " putus Keyza. Mendengar itu Edgar sangat kecewa, lagi-lagi dirinya harus kalah dari Wiliam. Sedangkan Wiliam senang bukan kepalang saat Keyza memihak dirinya.
" Yasudah, sini aku yang suapin, " tawar Wiliam semangat. Keyza pun hanya mengangguk pasrah. Satu suap udang pun sudah masuk kedalam mulutnya, Keyza rasanya ingin buru-buru memuntahkan udang itu, namun sebisa mungkin ia tahan. Dengan susah payah, Keyza menelannya.
" Mau lagi nggak? Ini belum habis, " tawar Wiliam. Keyza yang mendengarnya ingin sekali mengumpati suaminya itu. Tiga suap saja dirinya sudah ingin pingsan, bagaimana jika harus menghabiskannya? Bisa mati muda dirinya. Keyza pun dengan cepat menggeleng.
" Aku sudah kenyang, " ucap Keyza. Wiliam pun mengangguk paham, ia lalu mengambil tisu untuk mengelap noda saus, di bibir Keyza.
" Kenapa jadi aku yang panas yah? Padahal aku niatnya ingin membuat Wiliam yang panas dan marah pada Keyza. Kenapa malah jadi gini sih! " batin Brilian yang kesal, melihat perlakuan manis Wiliam pada Keyza.
Brilian pun akan mencari cara agar Wiliam berpaling ke dirinya.
" Wil, bantuin aku kupas udangnya dong, " pinta Brilian memelas.
Axelio menatap jengkel dan sinis pada Brilian yang berusaha mencari perhatian Ayahnya.
" Tante nggak punya tangan yah? Atau tangan tante cacat ya, masa ngupas udang aja nggak bisa. " sindir polos Axelio.
Brilian merasa tertohok, mendengar ucapan pedas bocah tengil di depannya. Ingin sekali dirinya menceburkan bocah itu kelaut.
" Axelio, jaga bicaramu! Kamu itu tak sopan kepada yang lebih tua, " ucap Wiliam tak enak dengan Brilian. Sedangkan Axelio yang mendengar ayahnya membela tante girang itu kesal setengah mati.
" Sudahlah, Mas. Lio itu masih kecil dan polos, " ucap Keyza memberi pengertian pada Wiliam.
" Bener tuh kata istrimu, sahabatmu saja yang manja, " bela Edgar dan mencibir Brilian yang memang menurutnya manja.
" Saya tidak meminta pendapatmu, " sarkas Wiliam kesal dengan Edgar yang sok akrab dengannya. Edgar yang mendengarnya pun bodoamat.
" Lebih baik kamu kupas sendiri Bril, apa kamu tidak malu meminta di kupaskan oleh suami orang, sedangkan masih ada saya istrinya disini? " sarkas Keyza datar dan dingin. Menurutnya sahabat Wiliam sudah kelewatan, seperti tak menghargai dirinya sebagai istri Wiliam. Walau nanti statusnya bukan istri Wiliam lagi, namun Keyza tak mau harga dirinya di jatuhkan oleh perempuan seperti Brilian.
Setelah ucapan Keyza tadi, mereka pun melanjutkan makanannya belum selesai.
Prang..
Keyza pun menjatuhkan gelasnya kelantai. Dirinya memegang dadanya yang sesak, pusing pun menyerang kepalanya serta perutnya yang terasa sakit. Mungkin ini efek memakan udang tadi. Semua orang yang ada di meja makan pun panik, kecuali Brilian.
" Sayang, kamu kenapa? " tanya Wiliam sangat panik, memeluk tubuh Keyza. Keyza tak menjawab, beberapa detik kesadarannya pun hilang, digantikan oleh kegelapan.
" Edgar!! Kamu antar Brilian pulang! Saya akan membawa istri saya ke rumah sakit, " suruh Wiliam tak terbantahkan. Tanpa ba-bi-bu Wiliam pun menggendong Keyza ala bridal style dan berlari meninggalkan mereka, diikuti Axelio di belakangnya. Wiliam pun mengabaikan teriakan protes Brilian. Sampainya di mobil, Wiliam langsung membaringkan Keyza di jok belakang dan membuka pintu depan untuk Axelio.
Mobil pun melesat cepat menuju rumah sakit. Di sepanjang jalan Wiliam tak fokus menyetir, karena tangisan Axelio yang berada di sampingnya.
" Hiks, hiks, hiks. Ayah, Ibu nggak ninggalin kita kan? " tanyanya dengan suara parau dan serak, memikirkan kemungkinan negatif.
" Tidak, kau tenanglah dulu, " suruh Wiliam.
" T-tapi Yah, Ibu dari tadi nggak bangun-bangun, huhuuuuu, " takut Lio menangis tersedu- sedu.
" Diam lah! " bentak Wiliam yang tak fokus menyetir.
Skip
" SUSTER!! " panggil Wiliam pada suster yang sedang membawa brankar kosong. Suster yang di panggil pun segera menghampirinya.
" Tolong istri saya sus, " Mohon Wiliam membaringkan istrinya di brankar itu.
" Pasti pak,"
Mereka pun membawa Keyza ke ruang IGD untuk mendapat penanganan.
" DOKTER!! ada pasien yang membutuhkan pertolongan segera, "
Dokter yang baru selesai memeriksa pasien di ruang sebelah pun menghampiri mereka.
" Dok, tolong kasih penanganan yang terbaik untuk istri saya, berapapun biayanya akan saya tanggung. " perintah Wiliam menuntut.
" Baik pak, pasti saya akan berusaha sebaik mungkin. " ucap Dokter laki-laki itu.
" Sus, tolong kamu siapkan peralatannya segera, " suruh dokter itu tegas dan mulai memeriksa Keyza. Sedangkan sekarang Wiliam dan Axelio sedang menunggu diluar ruang Keyza.
Bersambung.....
Jangan lupa like+ komen+ vote+ hadiahnya.😜🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
AbC Home
brilian cuman nama nya yg bagus tp sikap dan sifat zonk
2022-10-09
0
*********
pasti si willam lngsung nyesel nih
2022-10-08
1
elvie
duh istrinya alergi udang malah gaa tw....jd gni deh, bukan makan bersama malah panik ke rumah sakit.
2022-10-08
1