Pagi harinya pukul 6 pagi becca sudah berada di depan bandara dengan koper sedang di tangannya. Matanya yang tertutup kacamata hitam menelusuri keberadaan sekretarisnya. Tubuh rampingnya kini yang terbalut dress mini selutut dengan jas panjang kebesarannya tengah bergoyang mengikuti langkah kaki sang pemilik yang ingin menghampiri sang sekretaris.
"RITA!" panggilnya yang kian berjalan mendekat kearahnya.
"Iya Bu," jawabnya bangkit dari duduknya.
"Kapan saya akan terbang?" tanya Becca setelah sampai di depan Rita.
"Tiga puluh menit lagi Bu, memangnya kenapa?" bingung Rita
"Tidak apa, saya hanya bertanya." jawab Becca yang diangguki Rita. Keduanya pun kini duduk berdampingan dengan keadaan sunyi. Becca yang merasakan sekretarisnya yang bergerak gelisah pun mengerutkan dahi seolah bertanya ' dia kenapa?' Becca yang penasaran pun lantas bertanya.
"Kamu kenapa gelisah seperti itu Rita, ada masalah?" tanya Becca sambil menaikan satu alisnya.
" T-tidak Bu, s-saya hanya takut terjadi sesuatu pada ibu. Perasaan saya sungguh tidak enak." beritahu Rita atas unek-uneknya.
Becca yang mendengarkan itu terkekeh sekaligus merasa terharu.
"Rita makasih atas kepedulian kamu, tapi saya akan baik-baik saja kok. Kamu tak usah khawatir." ucap becca tanpa tahu apa yang akan terjadi nanti.
"T-tapi Bu, apa tidak seharusnya diundur saja?" ucap Rita mencoba mencegah bos nya itu yang sudah dia anggap sebagai kakaknya.
"Tanggung Rita, sebentar lagi pesawat akan take- off. Sebaiknya kamu buang pikiran buruk mu itu." tolak halus Becca.
"Ya sudah kalau itu keputusan Ibu, saya bisa apa." pasrah Rita yang tak mampu mencegah bosnya.
"Kalau begitu saya duluan, nama saya tadi sudah di panggil." ucap Becca mulai berdiri menuju pesawat yang di tumpangi nya. Sebelumnya juga ia lebih dulu memeluk Rita sekretarisnya.
"Hati-hati Bu! Semoga sampai tujuan!" teriak Rita dari kejauhan. Sedangkan Becca membalas dengan senyuman.
Di sinilah Robecca berada, di pesawat ATR 72. Ia mendudukkan diri di bangku sesuai nomor tiketnya dan tak lupa memasang seat belt untuk jaga-jaga. Menyumpal telinganya dengan airphone untuk mendengarkan lagu yang berjudul' Here's Your Perfect'. Seketika pesawat pun lepas landas.
Awalnya pesawat terbang dengan normal, namun karena Angin yang berembus dari atas, belakang atau samping, membuat pesawat terbalik karena angin punya kemampuan untuk menghilangkan udara dari sekitar sayap pesawat (gejala turbulensi). Pesawat akhirnya kehilangan kecepatan saat berada di ketinggian tertentu. Sehingga membuat badan pesawat hilang kendali. Semua penumpang sudah berteriak- teriak bagai orang kesetanan karena sangat panik, begitupun dengan Robecca yang sangat takut dan hanya bisa pasrah. Sebelum pesawat jatuh ke laut, Robecca sempat memikirkan kata-kata sekretarisnya itu.
"Andai saja aku percaya dengan kata-kata sekretarisku, aku tidak akan mengalami kejadian tragis seperti ini." batin Robecca sebelum tubuhnya hancur tertimpa badan pesawat di dalam air laut yang dalam.
❄️❄️❄️❄️❄️
Di ruangan bercat putih kini seorang wanita muda seusia Robecca sedang terbaring sangat nyaman dengan selang infus ditangannya tanpa ada satupun orang yang menjaganya. Perlahan tapi pasti, mata cantiknya mulai terbuka. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Sejenak ia linglung, dan menatap langit-langit kamar yang begitu megah bak istana di negeri dongeng.
"Aku masih hidup? Tapi ini sangat mustahil" batinnya menolak. Ia pun mulai memukul kasar tangannya guna membuktikan bahwa ini nyata.
"What!! ini beneran?" pekiknya terkejut. Tiba-tiba rasa sakit menyerang kepalanya, ingatan yang bukan miliknya berputar-putar di otaknya. Jika ia boleh jujur, ini sangat sakit.
"Dasar anak sialan!" ucap seseorang wanita muda yang memiliki paras bak dewi namun tidak dengan sikapnya.
"Nyesel saya melahirkan kamu ke dunia! "
" Saya pikir dengan adanya kamu akan membuat saya menjadi nyonya di keluarga Alexander. Ternyata saya salah, justru adanya kamu bikin hidup saya sengsara." marahnya mengeluarkan semua unek-uneknya.
"Mendingan kamu MATI!"ucap wanita itu hendak mendorong anaknya ke kolam renang. Namun justru dirinya yang terpleset dan kepalanya membentur ubin keramik.
'Byurrr'
"IBUUU! " teriak anak kecil usia empat tahun bernama Axelio Alexander.
"Argghhh" jerit Robecca ketika ingatan itu menghilang.
"Miris sekali nasib anak itu, tapi wajar sih jika ibunya seperti itu, karena dia tak pernah mendapat secuil perhatian dari suaminya.Tapi tetap saja dia salah, tak seharusnya ia bersikap begitu kan." gumam Robecca.
"Jadi kesimpulannya, jiwaku tersesat dalam raga milik Keyza Cassandra." batinnya.
Note: mulai sekarang kita panggil Robecca dengan Keyza ya guys.
Tak ingin memusingkan dirinya yang sekarang, yang jelas sekarang tujuan Robecca adalah mengubah sifat buruk Keyza dan berusaha menyayangi anaknya.
Keyza pun mulai melepas infusnya perlahan, karena ia sudah merasa membaik.Tak butuh waktu lama, infus pun terlepas. Ia lalu bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan badannya dengan air hangat. Dengan telaten dan hati-hati, Keyza mulai membasuh tubuhnya perlahan, takut mengenai perbannya.
Selesai dengan ritualnya ia pun berjalan membuka lemari untuk melihat pakaian apa yang cocok ia kenakan. Di lihatnya hanya ada pakaian- pakaian ketat, sexy, dan warna mencolok yang membuatnya sakit mata. Ia pun mencoba memilih pakaian yang setidaknya longgar dan panjang. Kini, pilihannya jatuh pada dress berwarna biru laut dengan panjang selutut, yang sangat pas dengan tubuhnya yang ramping.
Memandang kearah kaca ia sangat terkejut dengan wajah cantik pemilik tubuh ini. Wajah yang babyface, kulit putih halus, bibir merah cherry serta body bak gitar spanyol bisa di bilang sempurna. Namun sayangnya pemilik tubuh ini tak pandai merias wajah, yang membuat wajahnya terkesan menor dan tua. Itulah sebabnya ia banyak hatersnya.
Tak..tak..tak
Bunyi sepatu hak tinggi menuruni satu persatu tangga. Semua orang yang ada di bawah terkagum- kagum dengan sosoknya.
Salah satu pembantu menghampiri sang nona atau istri dari tuan mudanya namun tak dianggap.
"Anda sudah sembuh nona, ada yang bisa saya bantu." ucapnya.
" Tolong panggilkan supir dan siapkan mobil, saya akan keluar." suruh Keyza.
"Baik, nona." ucap pembantu itu.
"Terimakasih."ucap Keyza pada pembantu tersebut. Sedangkan seluruh orang yang ada di ruangan tercengang dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa nona nya yang kejam dan tak berperikemanusiaan mengucapkan terimakasih untuk seorang pembantu yang biasanya ia tindas. Entahlah, mungkin kiamat akan segera datang pikir konyol mereka.
Keyza tak peduli dengan orang rumah yang menatap haru, sinis, dan terkejut kearahnya. Ia pun berjalan keluar untuk menunggu supirnya.
"Permisi, apakah nona butuh saya?" tanya pria berawakan kekar dan berotot.
"Hmm, tolong kamu siapkan mobil segera." suruh Keyza.
"Tapi nona, anda baru saja sembuh sebaiknya anda istirahat dulu." tolak pria itu karena mungkin saja nonanya itu akan pergi ke club atau restoran pikirnya.
"Kalau kamu tak bisa, saya bisa setir sendiri." kekeuh Keyza.
"Oke, kalau begitu saya akan siapkan mobil segera." ucapnya berlalu pergi ke garasi untuk mengambil mobil.
Di tengah jalan supir itu bingung lantas nonanya tak memberi tahu akan kemana.
"Nona, kita akan kemana?" tanyanya.
"TK internasional."
Jangan lupa tinggalkan jejak🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
yatiek lima sembilan
sungguh itu kalimat yg tdk pantas di ucapkan oleh seorang sekretaris profesional... mohon pilih kalimat² yg santun ya mb penulis/pengarang, smg mutunya novel² berikutnya menjadi lebih baik... aamiin...
2022-12-03
0
Siska Safitri
👣👣
2022-10-31
0
Ayoung Lely
nitip jejak👣
2022-10-16
0