Di sinilah mereka berdua sekarang, di ruangan yang luas dan estetik yang berdekatan dengan balkon yang membuat pemandangan bawah mansion bisa terlihat dari atas. Keyza berjalan menuju jendela untuk membukanya, angin sepoi-sepoi menerbangkan helaian rambutnya yang bergelombang. Wiliam yang sedari tadi memperhatikan cara berjalan Keyza yang
bak bunga teratai dan pembawaannya yang tenang, merasa terpesona. Badannya pun terasa panas, padahal hawa di mansion sejuk. Keyza pun berbalik badan dan berjalan kearah Wiliam lalu mendudukan diri disampingnya.
"Kapan kita cerai?" tanya Keyza dingin tanpa menatap ke arah Wiliam.
Saat mendengar kalimat itu lolos dari mulut istrinya Wiliam sangat terkejut. Ia tak pernah menduga jika Wanita seperti dia akan mudah untuk meminta cerai padanya. Padahal dulu dia sangat terobsesi dengan gelar ' nyoya Alexander '. Entahlah Wiliam tak tahu apa yang ia rencanakan, tapi sekarang ia merasakan perubahan drastis yang terjadi pada istrinya itu. Dulu, ia sangat suka bersifat centil, manja, atau apalah yang membuatnya jijik.
Keyza yang melihat keterdiaman Wiliam pun bingung. Ia pun mencoba untuk membuka suara sekali lagi.
"Tuan Wiliam Alexander, apakah anda mendengarkan saya?" tanyanya menatap datar Wiliam.Wiliam yang masih bergelut dengan pikirannya pun tersentak kaget. Ia buru-buru menormalkan rasa terkejutnya dengan wajah datarnya.
"Kita akan bercerai setelah ulang tahun Axelio yang ke lima tahun. Itu artinya dua bulan lagi status kita bukanlah suami-istri." ucap tegas Wiliam menatap tajam dan datar Keyza.
Keyza yang mendengar keputusan dari Wiliam tak ada rasa sedih dan sakit hati, karena memang dia bukan pemilik tubuh ini, dan ia pun menyetujui nya.
"Oke tak masalah, tapi apa hak yang akan saya dapatkan setelah bercerai dengan anda?" tanya Keyza bukan maksud ia memanfaatkan situasi, namun ia juga butuh biaya hidup untuk dirinya sendiri kedepannya. Orangtuanya tak mungkin mau menghidupinya karena dia benci dengannya. Itu ingatan dari pemilik tubuh.
Wiliam yang mendengar permintaan dari istri paksa nya pun menghela nafas panjang. Padahal tadi ia pikir sudah berubah, namun sikap matre istrinya masih melekat padanya. Setelah Wiliam pertimbangkan, memang tak ada salahnya jika ia memberi imbalan padanya, ia juga tidak mungkin akan jatuh miskin kan? Pikirnya. Sepertinya Wiliam salah paham dengan Keyza.
"Setelah kita resmi bercerai, saya akan memberikan sebuah mansion 1, apartemen 1, dan uang kompensasi sebanyak 100 juta." ucap Wiliam.
"Baik." jawab Keyza mantap. Apa yang Wiliam kasih padanya itu tidak buruk, itu lebih dari cukup untuk dirinya hidup. Masalah Axelio ia tidak terlalu memusingkannya. Lagian, walaupun dirinya sudah bercerai, tapi ia masih bisa mengunjungi Axelio setiap saat jika Wiliam mengambil hak asuhnya.
"Saya sudah tidak ada keperluan lagi disini, saya permisi." bangkit Wiliam dari sofa dan berjalan keluar ruangan itu. Bau mint yang menyejukkan dapat tercium oleh hidung mancung Keyza setelah kepergian Wiliam. Keyza pun berjalan keluar mengikuti Wiliam.
"Ayah, Ibu!" teriak Axelio dari arah ruang tamu.
Wiliam dan Keyza pun berjalan menghampiri Lio. Mereka berdua mengusap rambut tipis halus anaknya sesekali menoel- noel pipinya. Mereka bertiga sudah seperti Keluarga yang harmonis jika dilihat dari jauh.Tapi itu hanya sebuah angan-angan semata.
"Ayo pulang," ajak tiba-tiba Wiliam pada Axelio. Axelio yang mendengar ajakan Wiliam mengubah mimik wajahnya yang tadi sangat ceria, sekarang hanyalah ekspresi muram.
" Nggak, nggak, nggak! Lio ingin tinggal bersama Ibu ayah, jika ayah membawa Lio pulang Ibu harus ikut, kita akan tinggal bersama." tolak keras Lio pada Ayahnya. Wiliam yang mendapat penolakan dari putranya menjadi dingin dan menatap tajam Axelio.
" Axelio, PULANG!" tekan Wiliam pada Axelio dengan suara sedikit meninggi sehingga terdengar seperti membentak.
Sedangkan Axelio sekarang sudah ingin menangis dan matanya berkaca-kaca, ia pun berlari bersembunyi di balik punggung tinggi Keyza. Dan menatap Ayahnya takut-takut.
"Nggak mau ayah, Lio ingin disini bersama Ibu." bantah Lio lagi. Hawa kini terasa mencengkram saat Wiliam memberikan tatapan leser nya pada Lio dengan urat-urat yang sedikit menonjol, menandakan ia sudah emosi. Wiliam pun hendak membentak putranya kalau saja suara lembut istrinya tidak mengalun indah di telinganya. Ia pun terpaksa mengurungkannya.
"Sudahlah Wiliam, kalau Axelio tidak mau jangan di paksa." ucap Keyza lembut pada Wiliam. Keyza tak ingin melihat anaknya ketakutan dan berujung Wiliam mengamuk.
Entah kenapa setelah mendengar suara lembut istrinya ia merasa terhipnotis, dan menjadi menurut. Wiliam pun menghela nafas panjang untuk meredakan emosinya.
" Oke baiklah, kita akan pulang ke rumah ayah begitupun dengan kamu Keyza." putus Wiliam. Entah apa yang membuatnya luluh begitu saja dan menerima Keyza untuk tinggal dirumahnya.Wiliam rasa ia sudah melenceng jauh dari ekspetasi nya."ini gila" batinnya.
"Sebaiknya kalian siap- siap, saya tunggu didepan." pamit Wiliam.
Keyza pun menurut saja toh, ia masih istrinya kan? tak ada yang salah jika ia tinggal bersama suaminya. Ini juga demi kebaikan Axelio sebelum nanti mereka berpisah. Pikirnya. Sedangkan Axelio sudah semangat 45 untuk tinggal bersama bertiga. Ini impiannya dari dulu, pokoknya ia akan membuat Ayah dan Ibunya semakin dekat. Memikirkan itu Axelio tersenyum licik.
Setelah mereka berdua tadi berkemas, sekarang disinilah mereka berada, di depan mobil BMW hitam yang harganya mencapai milyaran itu. Keyza dan Axelio pun masuk lewat pintu belakang. Wiliam yang sudah stay di depan untuk menyetir berdecak kesal, ketika melihat istrinya duduk di belakang.
"Keyza, kamu pikir saya supir? pindah dan duduk di depan. Biarkan Axelio duduk sendiri di belakang." suruh Wiliam tak terbantahkan. Karena tak ingin membuat masalah, Keyza menurut dan bangkit keluar untuk pindah di depan. Sedangkan Axelio mendengus kesal, ketika ayahnya mencuri start duluan.
Mobil pun kini melaju dengan cepat meninggalkan mansion elit tersebut.
Kenapa tidak bersama Mark? jawabannya karena tadi, Wiliam menyuruh Mark untuk pergi duluan dengan mobilnya karena ada masalah di kantornya. Mobil yang digunakan Wiliam adalah milik Keyza yang sebenarnya pemberian Wiliam.
Skip.
Di pertengah jalan hanya terisi kecanggungan dan keheningan. Axelio yang asik memainkan game di ponselnya, dan Keyza yang asik menatap luar jendela kaca mobil. Wiliam pun menghela nafas panjang. Ia ingin membuka percakapan, namun egonya terlalu tinggi, ia pun memilih diam dan sekali- kali menyuri pandang ke arah istrinya lewat kaca spion.
Dan ya, sekarang mereka sudah sampai di depan mansion mewah yang lebih besar dari mansion yang di tinggali Keyza. Mereka bertiga pun turun dari mobil dan berjalan beriringan memasuki mansion itu.
Beberapa pelayan datang untuk menyambut mereka dan dengan sigap mengambil alih koper yang ditenteng Keyza dan Axelio.
"Selamat datang nona, tuan, tuan kecil." sapa mereka kompak.
"Hm, ya." jawab Wiliam sangat dingin dan datar.
"Oh ya tuan, ini koper nona dan tuan kecil akan di taruh di mana?" tanya salah- satu pelayan memberanikan diri.
"Taruh saja dua- duanya di kamar atas, sebelah kamar saya." perintah Wiliam pada pelayan itu.
"Nggak! Axelio tak ingin satu kamar dengan ibu, Lio ingin tidur sendiri." protesnya. Bukan tanpa sebab ia menolak, tetapi ia ingin misinya lancar untuk mendekatkan ayah -ibunya seperti membuatnya tidur satu kamar. Pikirnya.
"Ya sudah kalau begitu, kamu taruh koper istri saya kedalam kamar saya saja." perintah Wiliam pada pelayan itu. Ini bukan kemauan Wiliam tapi dirinya terpaksa, karena tidak mungkin ia menyuruh istrinya tidur di kamar sempit di bawah yang merupakan kamar tamu, apalagi di sana bersebelahan dengan kamar pembantu dan penjaga laki-laki yang jumlahnya tidak sedikit. Sedangkan ruang diatas ia jadikan sebagai tempat kerja dan tempat khusus untuknya, sehingga tak ada kamar lagi. Ia masih waras, untuk tidak membiarkan istrinya tidur di bawah.
Sedangkan Keyza masih syok dan terkejut. Ia tidak bisa membayangkan kejadian apa yang akan terjadi kedepanya. Ia tidak terbiasa tidur dengan lawan jenis, kecuali ayahnya. Keyza pun menepis pikiran negatifnya.
"Baik tuan, saya permisi" pamit pelayan itu setelah tadi Wiliam mengatakan itu.
Wiliam pun kini berjalan meninggalkan ruang tamu. Ia akan keruangan kerja untuk mengerjakan pekerjaan kantor yang tadi ia tinggal. Sekaligus memikirkan hubungannya dengan istrinya nanti.
Keyza dan Axelio pun ikut menyusul pelayan tadi yang membawakan kopernya.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak.😝😜🤗😍🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Ibuk'e Denia
perusahaan dan rumah serta harta Keysa kabarnya gimana ......?
2023-07-04
0
AbC Home
jejak👣 5 pokoknya like ngk tau mau komen apa dah bagus aja
2022-09-28
1