Sesampainya di depan gerbang TK internasional. Keyza segera membuka seat belt mobilnya dan turun. Matanya mencari sosok putranya yang tidak kelihatan karena memang sekolah sudah sepi dan hanya beberapa siswa yang masih di situ.Terlalu lama menunggu, namun tak menemukan sosok yang ia cari, ia hampir saja ingin berbalik. Namun karena matanya menangkap sosok yang sangat familiar yang tengah keluar dari kelas, akhirnya ia mengurungkannya.
"Apa dia Axelio yang aku cari?" tanya nya pada diri sendiri.
"Axelio!" panggil Keyza pada anak itu.
Bocah yang memiliki wajah imut dan pipi chubby itu menoleh kearah keyza karena merasa terpanggil.
"Sini, Ibu jemput kamu." teriak Keyza.
Axelio masih diam di tempat tak berani berjalan kearah ibunya, ia memilin tas sekolahnya takut jika ibunya akan marah jika ia mendekat. Dulu ia juga pernah di pukul ibunya karena hanya meminta untuk di peluk.
Berulangkali Keyza meneriaki namanya namun bocah itu tetap diam. Keyza yang melihat mata jernih anaknya yang menyiratkan ketakutan pun merasa bersalah.
"Axelio, ayo pulang dengan Ibu, nak." ajaknya dengan lembut dan penuh ke putus-asaan. Namun anak itu tetap diam tak bergeming, hingga kedatangan satpam yang menegurnya.
"Maaf, nona siapanya anak itu?" tanya satpam.
"Saya Ibunya, "jawab mantap Keyza.
"Saya tidak percaya kalau nona muda ini ibunya, terlihat dari wajah anak itu yang ketakutan ketika menatap nona." ucap satpam itu.
"Sebaiknya nona pergi dari sini, jangan mencoba menculik anak-anak atau saya akan laporkan kepada pihak berwajib." ancamnya.
Keyza yang dituduh menggeram tertahan, ia pun menatap dingin satpam di depannya.
"Saya tidak takut, karena saya memang ibunya." perjelas Keyza.
"Nona jangan bohong! jelas-jelas anak itu takut, "ucap satpam dan menyeret Keyza untuk pergi.
"Tunggu." teriak Axelio dan menghampiri satpam itu.
"Dia benar Ibu saya." ucapnya
Satpam yang ingin menyeret Keyza pun melepaskannya dan berbalik untuk menghadap sang anak.
"Ya sudah kalau begitu saya permisi. Maaf atas kekacauan ini."ucapnya melenggang pergi begitu saja.
Kini tersisa Axelio dan Keyza. Mata mereka saling pandang cukup lama, hingga Keyza berjalan mendekati putranya dan berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak. Memeluknya erat dan sesekali mengusap rambut putranya gemas. Jantungnya berdebar ketika merasakan tubuh mungilnya bersentuhan dengan kulitnya. Baru saat ini ia dapat merasakan kehangatan yang dulu sempat hilang karena orangtuanya yang meninggalkan dirinya sebatang kara.
Begitupun dengan Axelio, ia terdiam membeku saat ibunya tanpa aba-aba memeluknya erat. Ia pun membalas pelukan ibunya ragu-ragu. Kenyaman dan kehangatan dapat ia rasakan pertama kalinya ketika menginjak usia empat tahun. Dulu ia selalu berdoa agar ibunya menyayanginya, dan hari ini doanya terkabulkan Ibunya menyayanginya. Betapa senangnya Axelio saat ini.
Lama berpelukan, akhirnya Keyza melepasnya dan berganti menangkup pipi tembem sang anak.
"Maafin Ibu yang dulu ya, Ibu janji akan bikin Lio bahagia untuk kedepannya." ucapnya tulus. Axelio yang melihat ketulusan di mata ibunya pun mengangguk.
"Janji?" ucap Lio mengulurkan jari kelingkingnya dan berharap ibunya menerimanya.
"Janji, sayang."ucap Keyza menyatukan jari mungil putranya denganya.
Supir yang menyaksikan mereka dari tadi pun terharu.
"Tuan kecil dan nona, mari kita pualang."ajak sopirnya yang menunggu lama.
"Ayo sayang." ajak Keyza pada anaknya.
Mereka pun menaiki mobil menuju ke mansion.Tanpa mereka sadari ada pria berbaju hitam yang terus memantau mereka dan sesekali memotretnya untuk ia kirim ke tuannya.
Sedangkan sekarang seorang pemuda berusia 27 tahun yang sedang mengotak- atik laptopnya harus menghentikan acaranya karena getaran yang berasal dari handphone di sampingnya.
Mata coklat dan tajam bak elangnya melihat si pengirim pesan yang ternyata anak buahnya.
Suruhan: Tuan, saya melihat nona muda menjemput tuan kecil dan membawanya pulang.Mereka juga sempat peluk-pelukan.
Wiliam yang membaca pesan itu menggeram tertahan, wajahnya kini menggelap dan ekpresinya yang awalnya dingin menjadi sangat dingin.
"Apa yang akan di lakukan wanita licik itu pada putraku? Apa tak cukup dia menyiksanya." batin Wiliam emosi.
"Pura- pura baik untuk mencari perhatianku? cihh, tak sudi jika aku tergoda."pikirnya jijik. Membayangkanya saja membuat ia ingin muntah.
Dimansion.
"Sayang, ganti seragammu dulu dan cuci tanganmu kita akan makan." suruhnya pada Axelio yang baru sampai di mansion.
"Baik, Bu." patuh Lio karena hari ini moodnya sangat baik itu sebabnya ia sangat penurut. Melihat putranya sangat bersemangat hati Keyza terenyuh. Ia pun memilih berjalan kearah dapur untuk membantu menyiapkan makan sore.
"Bi, biar saya bantu untuk membawa makanan kemeja makan." ucap Keyza lembut pada pelayan yang sudah menginjak usia 40 tahun.
"Tak usah non, ini sudah menjadi tugas saya. Nona duduk saja." tolak halus pelayan itu.
"Tidak apa-apa bi, biar saya bantu." keukeh Keyza dan mengambil mangkok lalu ia tuangkan lauk-pauk di dalamnya, membawanya menuju ke meja makan.
Semua pelayan yang berada di dalam rumah memerhatikan perubahan nonanya dan bergosip membicarakannya.
"Apa benar itu nona kita? saya masih tidak percaya."
"Apalagi saya, tapi saya senang nona sudah berubah."
"Penampilannya pun sudah tidak menor lagi."
"Dulu saya berharap Tuan muda akan menceraikan nona Keyza, tapi sekarang saya sangat menyayangkan jika mereka berdua cerai. Menurut saya mereka cocok."
"Setuju, yang satu cantik bak dewi dan satunya lagi tampan bak dewa."
Begitulah gosipan orang rumah yang dapat di dengar oleh telinga Keyza. Keyza pun memilih abai tak memusingkannya.
"IBUUU!" panggil Axelio dari atas tangga dengan baju Doraemon yang membuatnya terlihat tampan sekaligus imut. Keyza pun berjalan menghampiri putranya tak lupa menggendongnya dan mendudukannya di kursi meja makan yang sudah tersaji berbagai hidangan dari omelet, ayam goreng, sup iga sapi, rendang, sayur lodeh dll.
"Kamu mau makan apa, sayang?" tanya Keyza pada Axelio yang asik menatap makanan di meja penuh minat.
"Semuanya Bu." jawab Lio enteng.
"Memangnya kamu bisa habiskan? "ucap remeh Keyza pada anaknya berniat menggodanya.
"Bisa dong, Axelio!" sombongnya. Keyza terkekeh geli dengan tingkat kesombongan putranya itu.
"Ya sudah kalau begitu, kamu makan sendiri atau mau Ibu suapin?" tawar Keyza.
"Memangnya boleh?" tanya polos putranya.
"Boleh dong, sama anak sendiri." jawab Keyza tak habis pikir dengan anaknya yang aneh ini. Mungkin karena sikap Keyza yang kasar dulu membuat Axelio sedikit ragu dengan dirinya. Pikirnya.
Saat ini Keyza tengah menyuapkan nasi serta lauk ke mulut putranya, lalu ia menyuapkan kedirinya sendiri. Melihat putranya makan dengan sangat lahap ia merasa bahagia. Di kehidupannya dulu dia masih single, belum pernah merasakan pernikahan. Apalagi memiliki anak, keseharianya hanya bekerja dan kerja, tak ada waktu untuk mencari pasangan.
❄️❄️❄️❄️❄️
"Mark!" panggil Wiliam pada asistennya. Mark yang di panggil segera menghampiri atasannya.
"Ya Tuan, ada perlu apa anda memanggil saya?"
"Berkas perceraian saya dan wanita itu sudah kamu urus kan?" tanya Wiliam.
"Sudah tuan, "
"Kalau gitu saya ingin lihat.Tolong kamu bawa kesini." suruhnya.
"Baik, tuan." jawabnya dan pergi untuk mengambil berkas itu yang berada di ruanganya.
"Menceraikan wanita itu adalah keputusan yang tepat."batin Wiliam.
Jangan lupa tinggalkan jejak.😫🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Keisya Dilla
pokoknya jangan nyesel ya Will,,
2022-10-19
5
AK_Wiedhiyaa16
Ditunggu nyeselnya ya Will
2022-10-14
1
AbC Home
jejak👣 3
2022-09-28
0