Episode 6

Malam harinya...

Di sebuah kamar yang bercat putih kedua pasutri ini saling terdiam canggung. Tak ada yang membuka suara, hingga salah-satu dari mereka ada yang memberanikan diri membuka suara untuk memecah keheningan.

" Keyza, kenapa kamu masih berdiri? tidurlah, ini sudah malam. Saya tidak akan melakukan apa- apa padamu. " Wiliam menatap Keyza yang hanya terdiam dengan mata yang tertuju ranjang.

" Hmm, "

Keyza pun berjalan kearah lemari untuk mengambil selimut. Setelahnya ia mengambil bantal guling untuk ia taruh di tengah sebagai pembatas. Keyza dengan ragu, menaiki tempat tidur dan menyelimuti setengah badannya.

" Selamat malam, " ucap Keyza melirik Wiliam.

" Malam, "

Mereka berdua pun tertidur dengan penerangan minim lampu kamar.

Skip

Paginya Keyza terbangun pukul 05.00. Ia pun melirik kasur di sebelahnya yang sudah kosong. Di pikiran nya sekarang hanya suaminya. " Kemana Wiliam? Apakah semalam dia tidak tidur disini. " Batinnya bingung. Keyza pun tak ingin ambil pusing kemana keberadaan Wiliam. Ia sekarang akan mencuci muka dan membuat sarapan pagi saja. Ia tak enak dengan Wiliam jika harus berdiam diri dan tak melakukan pekerjaan apa-apa, sebagaimana tugas istri.

Keyza pun buru-buru merapihkan bantal serta selimut yang sudah kusut dan melipatnya dengan rapih. Memakai sendal bulunya dan bergegas mencuci muka.

" Pagi Bi, " sapanya setelah sampai di dapur melihat para pelayan yang sedang memasak.

Semua pelayan pun menunduk hormat atas kedatangan nona Keyza yang berjalan kearah dapur. Dengan kompak mereka menjawab sapaannya.

" Pagi juga, nona. "

" Ada yang nona butuhkan disini? Kami siap membantu, nona. " ucap salah satu pelayan.

" Tidak ada, saya hanya ingin memasak. Kalian boleh pergi melakukan tugas yang lain, biarkan saya yang menggantikan kalian memasak. " perintah Keyza.

" J-jangan nona, biarkan kami saja yang memasak. Kami takut kita akan di pecat oleh tuan muda, jika membiarkan nona yang memasak. " tolak mereka hati-hati, takut menyinggung perasaan nona nya. Keyza yang mengerti pun mengangguk paham, ia pun menatap datar kearah mereka.

" Kalian tak usah khawatir, itu akan menjadi urusan saya. Pergilah, " suruh Keyza pada pelayan yang masih agak ragu- ragu meninggalkan dapur. Keyza yang jengah pun menatap tajam dan dingin pelayan itu. Semua pelayan yang ditatap ketakutan dan bergegas pergi dari sana.

" B-baik nona, kita akan pergi. " Pamitnya sebelum lari ngibrit meninggalkan dapur.

Keyza pun hanya mampu menghela nafas panjang, dan menggelengkan kepalanya.

Sedangkan di ruang kerjanya Wiliam baru bisa bangun dari tidurnya. Semalam dirinya tak bisa tidur sama sekali, di karenakan Keyza yang tiba- tiba memeluk dirinya pada tengah malam. Entahlah, ketika merasakan tangan mungil keyza yang melilit pinggangnya membuat sekujur tubuhnya menjadi panas dingin. Ia hanya takut khilaf, jika harus berlama- lama dalam posisi intim bersama Keyza. Itulah sebabnya, ia memilih mengalah saja dan tidur di ruang kerjanya. Memikirkan kejadian semalam bersama Keyza, tiba-tiba Wiliam menyunggingkan senyum yang sangat tipis, dengan wajah yang sudah merona bak kepiting rebus. Ah, sepertinya tingkah Keyza semalam mempengaruhi kesehatan jiwa Wiliam pagi ini.

" Udah nggak waras " batin Wiliam sebelum pergi untuk membersihkan diri.

Tap...tap..tap

Bunyi sepatu pantofel milik lelaki jangkung yang sudah rapih dengan stelan jas yang membalut tubuh bidangnya serta jam tangan yang melingkar indah di pergelangannya, mulai menuruni satu persatu tangga.

Mata tajam bak elangnya mencari sosok putra sekaligus istrinya yang tak kelihatan. Padahal kini jam menunjukan pukul 6 pagi, yang berarti mereka sudah bangun.

" Toni, apa kamu melihat istri dan anakku? " tanya Wiliam pada Toni yang baru saja lewat di depanya. Toni yang baru lewat menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap tuannya itu.

" Oh, nona Keyza sedang memasak di dapur tuan. Sedangkan tuan kecil Axelio baru saja di mandikan oleh pelayan. Seperti itu tuan, memangnya kenapa? " Bingung Toni.

" Tidak papa, yasudah kamu boleh pergi dan lakukan tugasmu yang lain. " tegas Wiliam.

" Baik, tuan. " pamit Toni berjalan menjauh dari Wiliam.

Entah mengapa sekarang Wiliam bagaikan robot, Langkah kakinya tiba-tiba membawanya menuju kearah dapur. Ini bukanlah kemauan Wiliam, tetapi ini murni tubuhnya yang reflek seolah tertarik bagai magnet yang menemukan benda berharga. Dan ya, kini langkahnya berhenti tepat pada seorang wanita yang asik memasak tanpa terganggu atas kehadirannya.

" Ekhem, " dehem Wiliam untuk mengalihkan perhatian wanita itu yang fokus dengan masakannya. Keyza yang kaget pun menjatuhkan spatula di tangannya. Ia lantas berbalik menatap sang pelaku.

" Wiliam! Kau mengagetkanku! " Marah Keyza pada Wiliam yang masih stay cool dengan wajah datarnya.

Tanpa aba-aba, Wiliam berjalan mendekat kearah Keyza hingga jarak mereka hanya satu jengkal tangan saja. Dengan sigap, Wiliam melepas karet yang ada di pergelangan tangan Keyza, lalu mengumpulkan helaian rambut Keyza yang ia genggam menjadi satu, diikatnya karet itu pada rambutnya. Bau mint yang memabukkan, yang berasal dari tubuh Wiliam pun memasuki indra penciuman Keyza. Untuk sejenak, Keyza menahan nafasnya dalam-dalam. Jantung Keyza pun berdetak tak normal, ketika melihat wajah tampan Wiliam dari dekat. Dan apa kabar dengan jantung Wiliam? jantungnya seperti sedang berlari maraton. Namun sebisa mungkin ia tutupi dengan wajahnya yang datar.

" Lain kali jika ingin memasak, jangan lupa rambutnya diikat. " peringat Wiliam.

Keyza yang masih terbengong tak menyadari jika Wiliam sudah selesai mengikat rambutnya. Alhasil ia menjadi gugup sendiri saat menatap Wiliam. Namun Keyza juga pandai menutupinya dengan mengubah raut wajahnya menjadi biasa saja. Dia pun mengangkat dagunya untuk menatap Wiliam.

" Dasar modus. " Makinya pada Wiliam yang hanya menaikan satu alisnya.

" Kan modusnya cuma sama kamu doang. " Bisik Wiliam tepat pada telinga Keyza dan berlalu pergi.

Keyza masih diam mematung, seketika telinganya memerah. Teringat dengan masakannya, Keyza pun segera menepis jauh perkataan Wiliam yang memenuhi otaknya. Dan dengan cepat memeriksa hasil masakannya.

" Huft,,, untung saja masih aman, gara-gara Wiliam aku jadi gila. " Batin Keyza.

Skip

Di meja makan.

Dengan susah payah, Keyza memotong stik daging di depannya. Namun ia tak bisa-bisa, padahal tekstur dagingnya empuk, seharusnya itu memudahkan ia memotong. Tapi entahlah hari ini hanya dengan memotong stik daging saja ia tak mampu. Wiliam yang melihatnya langsung mengambil alih piringnya.

" Biar aku bantu. " cukup tiga kata itu yang keluar dari bibir Wiliam mampu membuat Keyza yang biasanya hanya menampilkan ekpresi datar, sekarang menyunggingkan senyum tipis bahkan sangat tipis, hingga tak ada yang menyadarinya.

" Ekhem, masih ada anak kecil disini. " ucap Axelio yang merasa terabaikan.

Keyza dan Wiliam pun sontak melihat kearah Lio yang sudah mengerucutkan bibirnya, di tambah dengan mukanya yang masam. Membuat dirinya terlihat cute.

" Ekhem, Lanjutkan makan dan diam. " ucap tegas Wiliam menegakan badan kembali dan menatap tajam Axelio.

skip.

Setelah tadi semuanya sudah pamit untuk pergi bekerja dan sekolah. Kini, Keyza memutuskan untuk mengunjungi rumah orangtuanya. Bukan untuk bersilahturahmi, ia hanya ingin mengambil berkas penting pemilik tubuh ini untuk ia kelola.

Bersambung.....

Jangan Lupa Like, komen, dan vote. Thanks🤗😜

Terpopuler

Comments

AbC Home

AbC Home

jejak👣 6

2022-09-28

0

Iana

Iana

lagi thor semangat

2022-09-24

1

C1nt4

C1nt4

lanjut thor up banyak-banyak y biar g penasaran

2022-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!