"Nona menciumnya?"
"Ya." Meridian tersenyum.
Ia tidak lupa lagi kalau bangsawan wanita itu polos.
Makanya di depan Herdian ia akan menunjukkan betapa tidak polos dirinya.
"Itu sedikit menyenangkan."
"...." Tapi ternyata dia tersenyum lagi. "Pantas saja saudara Nona bersikap overprotektif."
"Sayangnya, selain itu, aku membencinya." Meridian mengambil strawberry di piring buah dekat puding. "Aku tidak menyukai karakter klise yang overpower."
Herdian terkekeh. "Nona seperti mengomentari novel saja."
Memang benar. "Baiklah, lupakan itu. Aku datang untuk membahas sihir."
"Apa itu, Nona?"
Ada banyak yang mau ia tanyakan.
Pertama, dulu mereka belum selesai membahas tentang penggabungan dua elemen untuk menciptakan elemen baru—kekkei genkai dan kekkei totanya Naruto.
Lalu, mereka juga sempat mencari tahu skill unik Meridian yang kemungkinan ada tapi belum aktif.
Lalu, Meridian mau membahas tentang lupa ingatannya. Mencari tahu berbagai jenis sihir, apa saja yang bisa dilakukan sihir, dan lain sebagainya.
Harus mulai dari mana?
"Dion pernah berpikir jiwaku tertukar." Yah, kenyataannya begitu. "Apa maksudnya itu tidak mungkin? Mengapa?"
Memang terkesan ia berkata 'padahal benar', tapi mau benar mau tidak, Herdian juga tidak bisa memastikan.
"Nona ternyata memikirkan sesuatu yang rumit."
Herdian menjentikkan jari, tanpa menghasilkan apa pun terjadi.
Walau kemudian dia menjelaskan apa maksudnya. "Saya membuat pelindung. Agar tidak ada yang menguping."
Dia sangat cerdas. Untuk hal itu, tidak klise. Sebab keturunan Duke yang akan jadi Duke jelas punya pendidikan berbeda. "Lalu?"
"Sesuatu tercipta karena sebuah alasan, sejak dulu, ilmu pengetahuan menyimpulkan hal itu sebagai prinsip mereka. Dipersingkat, jiwa seseorang diciptakan untuk dimasukkan ke satu raga karena dalam raga itulah jiwa mereka sesuai. Bukankah begitu, Nona?"
Ya. Makanya Meridian heran kenapa ia bisa masuk ke dunia ini padahal ia bukan Meridian Palsu ciptaan Laila.
Meridian cuma bisa menduga bahwa karena Meridian pada dasarnya adalah prototipe Meridian Palsu, maka jiwa mereka bisa bertukar. Tapi, itu hanya dugaan.
Ia perlu kejelasan.
"Sekitar seribu tahun terakhir, beberapa ratus tahun setelah kekaisaran berdiri, para ilmuan yang mendapat kedamaian dalam penelitian mereka mulai berpikir untuk menciptakan sesuatu. Selama ini, manusia hanya bisa menciptakan alat, dan menggunakan mana untuk menciptakan sihir dalam pertarungan. Pada masa-masa itu, sihir hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari, tidak lebih."
"Mengapa?"
"Karena tidak ada peperangan. Maafkan saya, apa Nona melupakan sejarah terbentuknya kekaisaran?"
"Ya."
Herdian tersenyum pada keyakinan Meridian dalam menjawab. "Kekaisaran Alala terbentuk setelah perang besar terjadi."
"Perang besar? Dengan siapa?" Laila membahas perang padahal dia tak tahu apa itu perang?
"Perang melawan bangsa iblis."
Meridian langsung berekspresi datar. Akhir-akhir ini ia agak terbiasa jadi mulai jarang terkejut, tapi sekarang beda cerita.
Sudah ada sihir, sekarang ada iblis pula?! Lalu mana iblis itu sekarang? Musnah seluruhnya?
Mirip seperti teori Darwin yang berkata manusia adalah monyet yang berevolusi tapi tidak pernah ada monyet yang tampaknya menunjukkan tanda-tanda akan berevolusi. Mereka lahir sebagai monyet, mati sebagai monyet. Manusia lahir sebagai manusia mati sebagai manusia.
Laila kan tahu teori Darwin itu rancu!
"Saya tidak tahu mengapa Nona terlihat kesal. Apa perkataan saya membuat Nona terganggu?"
"Aku hanya mengingat sesuatu yang membuatku kesal."
Ekspresi Herdian agak berubah lagi. Seperti tidak enak hati. "Maafkan saya."
"Tidak. Aku baik-baik saja. Lanjutkan ceritamu."
"Secara singkat, dikatakan seluruh kerajaan di benua Timur dan Barat bersatu melawan raja iblis. Setelah berperang selama ratusan tahun, akhirnya kemenangan jatuh ke tangan manusia. Karena itulah raja-raja yang dulu memimpin seluruh kerajaan membuat perjanjian perdamaian untuk tidak berperang selama lima ratus tahun."
"...."
"Monster-monster yang dulu merupakan bagian dari bangsa iblis juga disegel dalam Hutan Kegelapan. Itu zaman kedamaian. Masing-masing kerajaan hanya mengatur konflik dalam negeri. Disanalah para penyihir yang dulunya digunakan di garis terdepan pasukan mulai mencari kesibukan lain. Lalu, singkat cerita, muncul beberapa peneliti sekaligus penyihir yang berpikir menciptakan monster buatan."
Meridian terdiam. Terlepas dari sampahnya soal perang dan blablabla itu, ini sedikit menarik. "Apa monster itu berencana digunakan sebagai pasukan pengganti manusia? Untuk mengurangi korban."
"Dari mana Nona tahu?"
Karena biasanya begitu.
Membaca pikiran penulis itu mudah. Apalagi penulis amatiran macam Laila. "Aku mengerti. Sepertinya mereka memulai penelitian chimera dengan memindahkan beberapa jiwa ke objek lain."
Herdian sekarang yang terdiam. Mengamati Meridian penuh kesan misterius.
"Ya, Nona. Lebih tepatnya lagi, mereka memasukkan jiwa ke dalam mayat dan tubuh buatan. Awalnya, mereka berkutat dengan hewan-hewan seperti rusa dan hewan buruan jinak. Tapi berpuluh-puluh tahun mencoba, mereka menemukan kegagalan dalam eksperimen. Lalu, seperti yang Nona tebak, mereka meluaskan pandangan mereka, mengganti subjek menjadi sesuatu yang lebih cerdas. Singkat cerita, mendekati masa akhir perdamaian dunia, muncul sejumlah peneliti yang meyakini bahwa jiwa seorang manusia adalah jiwa yang akan bertahan dalam tubuh buatan mereka. Semakin tinggi kecerdasan orang tersebut, yang berarti semakin besar pula sihir mereka, maka peluang keberhasilan pun semakin tinggi."
Cerita yang tidak menyenangkan.
Karena itu membuat semua jadi masuk akal, mengapa Meridian bisa bertahan di tubuh orang lain.
Kapasitas sihirnya sangat tinggi, jadi jika cerita karangan Laila itu menjadi patokan dunia ini, maka berarti Meridian bisa hidup karena sihirnya.
"Apa pernah ada yang berhasil?"
"Pada peperangan pertama setelah perdamaian, beberapa kerajaan kecil menyatukan kekuatan mereka untuk memulai peperangan. Pada perang itu, untuk pertama kali dunia menyaksikan chimera buatan penyihir. Benua Barat dan Benua Timur dibuat gelisah, sebab kapasitas sihir dari chimera berkali-kali lipat dari manusia pada umumnya. Penyihir terkuat saat itu terbunuh saat mencoba membunuh chimera."
"Berapa tepatnya kekuatan chimera itu?"
Herdian langsung bisa membaca maksud pertanyaan Meridian. "Sepuluh kali lipat dari sihir Raphael. Tapi Nona, tolong jangan berpikir tidak-tidak dulu. Chimera bisa tercipta dengan menggabungkan beberapa jiwa, tidak hanya satu jiwa."
Begitukah? Maka Meridian bisa sedikit lega. Enak saja dirinya disamakan dengan makhluk buatan.
"Penelitian tentang chimera akhirnya disepakati terlarang dan seluruh penyihir terlibat dibunuh. Peperangan berhasil dimenangkan berkat bantuan dari kuil dan kekuatan suci."
"Jadi begitu." Meridian melipat tangannya. "Karena itulah kuil mengharuskan seluruh penyihir dikekang dalam batas tertentu. Mereka tidak ingin ada seorang penyihir lagi yang jiwanya dipindahkan ke tubuh buatan dan menjadi chimera baru."
"Kecerdasan Nona membuat saya kedinginan." Herdian terkekeh. "Sampai saat ini, masih ada beberapa penelitian terlarang yang dilakukan penyihir buronan. Kerajaan Hidra yang ditaklukkan oleh Yang Mulia Pangeran beberapa waktu lalu adalah salah satu yang diam-diam mengembangkan penelitian chimera mereka. Tapi berkat kekuasaan kuil dan kekangan mereka, jumlah penyihir lepas yang bisa dijadikan objek penelitian berkurang pesat."
"Hmmm."
Kenapa Andaru tidak melaporkan Meridian saat dia tahu kemampuan sihirnya berada di luar batas normal?
Dia putra mahkota. Tampaknya sedikit lebih pintar dari yang Meridian duga. Jika dia sampai pergi ke medan perang untuk memberantas segala macam bahaya seperti amukan sihir, lantas kenapa dia membiarkan Meridian?
Mencurigakan.
Meridian adalah tipe yang berpikir baik dan berpikir buruk dalam satu waktu. Apalagi jika sudah berurusan dengan kekuasaan.
Laila tidak akan membuat karakter secerdas itu dan membungkusnya dengan konflik semantap itu, tapi tetap saja Meridian harus mempertimbangkan kemungkinannya.
"Apa yang akan terjadi jika kuil mengetahui kekuatan sihirku?"
Untuk pertama kali, ekspredi Herdian benar-benar keruh.
"Mengikuti peraturan kerajaan, Nona hanya punya dua pilihan. Dieksekusi secara terhormat, atau membiarkan inti mana dalam diri Nona dihancurkan."
"Dieksekusi secara terhormat?"
"Dengan menyerahkan diri pada kuil.".
"Jika tidak?"
Herdian butuh minum sebelum mengatakannya. "Nona akan dicap sebagai pengkhianat. Keluarga Marquis akan dieksekusi dengan tuduhan menyembunyikan senjata pemusnah."
Heh, ternyata ada yang menarik juga di dunia ini.
"Tolong jangan tersenyum sangat tulus pada hal mengerikan, Nona. Itu sama sekali bukan pilihan. Saya tidak akan memaafkan Nona jika melakukannya."
Meridian tertawa geli. "Aku tidak berencana mati semuda itu. Aku hanya merasa lucu."
"Selera Nona memang unik."
Memang.
"Lalu, apa itu menghancurkan inti mana?"
"Seperti namanya, itu menghancurkan wadah bagi sihir Nona. Atau lebih tepat menyebutnya itu akan menghancurkan jiwa dari sihir Nona. Hingga meskipun Nona masih dikelilingi mana, mustahil Nona bisa menggunakan sihir. Mana itu hanya akan terus berputar di sekitar Nona seperti udara."
Jadi begitu. Kalau mengikuti pola seperti ini, berarti ....
"Itu luar biasa menyakitkan?"
"Nona mengerti. Inti mana adalah jantung kedua penyihir. Jika itu dihancurkan, Nona akan merasakan sakit seumur hidup Nona. Itu bukan rasa sakit yang membunuh, tapi terasa sakit hingga rasanya terbunuh berulang kali. Karena mana di sekitar Nona berputar, mereka secara alami ingin masuk dalam diri Nona. Namun karena wadahnya hancur, mereka hanya akan mengisi sisa-sisa wadah itu, yang justru akan menyakiti Nona sendiri."
Kalau begitu dua-duanya sama.
Mati atau merasa ingin mati.
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments