4 - terlalu dingin

Bicara soal karakter Meridian, sebenarnya ada alasan kenapa Laila menggunakan nama Meridian sebagai tokoh utamanya.

Dia bilang, Meridian adalah gambaran tokoh utama yang tinggal dipermak sedikit agar bisa sesuai standar dunia fantasi.

Hari ini, saat ia bercermin, Meridian kembali mengamati wajah dan tubuhnya.

Laila sungguh author yang gila. Bentuk tubuh Meridian ini tampak sempurna. Terutama di bagian booty yang nampak kencang menonjol, terbelah seksi.

Dia meniru Meridian di dunia nyata, tapi Meridian kesal karena ia butuh waktu satu tahun membentuk bokong idamannya, sementara gadis ini punya hanya karena dia tokoh novel.

Jangankan workout, tangannya diangkat ke atas saja sudah terasa pegal. Cerita dari mana orang kurus macam ini punya booty persik begitu?

Dadanya agak kecil. Tidak sebesar dada Meridian di dunia nyata. Tapi proporsi tubuhnya sempurna, karena wajah Meridian ini memang agak kekanakan.

Ck.

Meridian agak gelisah dengan semua ini.

Sudah terhitung tiga hari. Sebenarnya kenapa ia berada di sini? Kenapa tidak sekalian Laila juga di-summon?

Setidaknya ada seseorang yang bisa Meridian hajar.

"Meridian?" Pintu kamar mandinya diketuk, dan suara Raphael terdengar. "Maafkan aku berbuat tidak pantas, tapi pelayanmu khawatir. Kamu baik-baik saja?"

Meridian menghela napas. Mengambil jubah mandi dengan tangan kurusnya, dikenakan buru-buru sebelum ia keluar.

"Syukurlah." Raphael tersenyum lembut. "Aku akan menunggumu di luar. Berdandanlah sepuasnya."

Memang dia perlu mengatakan itu?

Tapi terserahlah.

Setelah Raphael pergi, pelayan datang membantunya memakai gaun. Meridian merasa akan mati saat dipasangi korset—dari sana ia mengerti kenapa korset tidak lagi digunakan di zaman modern, karena sungguh jika ada penyiksaan, pelecahan, pengekangan kaum wanita, maka benda itulah pelakunya—hanya untuk tampil tegak memakai gaun aneh.

Kalau tidak salah ingat, selera gaunnya Laila itu lebih ke arah gaun lengan panjang namun ketat. Benar-benar bukan selera Meridian yang menyukai lengan pendek agar tak gampang panas.

Untuk sekarang, ia bersabar saja. Patuh memakai semua yang dipasangkan pelayan seolah-olah ia tak sedang mau jalan-jalan tapi mau menikah.

Pantas saja Raphael berpesan berdadan sepuasnya.

Jangan-jangan Meridian bermata kristal ini suka berdandan bodoh begini?

Hah. Harusnya Meridian tidak mengizinkan dia menggunakan nama Meridian pada tokoh utama.

Lepas memakai sepatu hak tiga senti, Meridian menyeret kakinya yang sudah lelah duluan.

Lagi-lagi ia menyumpahi Laila.

Mana bisa pemilik booty persik punya kaki lemah! Sebelum booty-nya terbentuk, kakinya dulu yang perlu diperkuat. Jika Meridian kembali, ia akan mencekoki Laila dengan dumbel agar tahu rasa.

Dia pikir booty hadir dalam semalam dua malam?

Sambil mendumel dalam hati, Meridian entah kenapa sudah tiba di lantai paling bawah. Sebenarnya ia berpikir mengelilingi mansion ini juga, tapi tidak ada yang penting di sini, jadi sebaiknya ia keliling kota dulu.

Ternyata di depan ada Ayah dan Ibu.

"Meridian."

Apa bangsawan hidupnya tanpa kerja, yah? Perasaan dua orang ini selalu ada di mana-mana.

"Putriku, kamu belum mengingat apa pun?"

Meridian berusaha tidak risi saat Ibu memeluknya.

Ibu aslinya Meridian boro-boro berkata putriku. Bertemu sekali sebulan pun sudah untung. Tapi karena ibunya macam itu, Meridian jadi risi dengan ibu yang macam ini.

Kenapa Laila tidak membuat ibunya Meridian jadi ibu tiri saja? Lagipula itu mungkin bisa menjelaskan alasan kenapa rambutnya Dion cs hitam, lalu rambut Meridian malah putih.

"Aku sedang berusaha, Ibu." Meridian mundur. Lari dari pelukan menyesakkan itu. "Kalau begitu aku permisi dulu."

"Meridian." Ternyata Ayah harus ambil dialog juga. "Ayah tahu ingatanmu sedang bermasalah, tapi bukankah sikapmu terlalu dingin? Kami juga kebingungan, Anakku."

Meridian tertohok. Baginya, mereka orang asing yang sok dekat, jadi agak kelepasan.

Tapi sepertinya si Ayah ini benar.

"Maafkan aku, Ayah." Meridian menahan egonya dan membungkuk hormat. "Tolong maklumi kebingunganku. Aku sedang berusaha."

Ayo kabur.

...*...

Meridian buru-buru beranjak pergi, mendekati sebuah kereta kuda (sungguhan) yang pintunya terbuka. Tentu saja Meridian terdiam sangat lama memandanginya, seumur hidup baru pertama kali melihat kereta kuda bangsawan.

Tidak jauh berbeda dari delman, jujur saja. Hanya agak ... lebih banyak emas.

Kalau ini kerjaan Laila juga, Meridian hanya akan melakukan satu hal.

Menabok kepalanya keras-keras pakai batang emas.

"Meridian?"

Huf. Ayo kendalikan diri dulu.

Dunia fantasi memang tidak waras. Jadi yasudah.

Sambil berpegang pada Raphael yang menunggunya, Meridian menaiki kereta tersebut. Spontan saja ia terkesiap mendapati Dion dan Lucas masing-masing melipat tangan, duduk anteng di dalam kereta yang ia pikir hanya untuknya dan Raphael.

Cih.

"Ada apa dengan wajahmu?" Lucas bertanya sinis.

"Hanya kesal melihat seseorang." Meridian mengalihkan pandangan dari mereka. Berpura-pura menatap ke luar jendela kereta sementara Raphael ikut naik, duduk di sebelahnya.

Lalu hening.

Keheningan yang panjang, penuh tatapan mata.

Meridian tahu ia memang aneh karena mengaku lupa ingatan, tapi haruskah ia dipandangi sebagai pelaku kriminal atau sejenisnya?

Bangsawan macam apa yang tidak punya sopan santun?

Oh, benar juga. Bangsawan di novel memang tidak tahu sopan santun.

Seluruhnya.

"Apa kamu yakin ingatanmu akan kembali jika melihat kota?" Dion membuka suara.

"Entahlah."

"Hei, kami mencoba membantumu. Apa itu caramu membalas?"

"Mungkin saja."

Raphael menepuk punggung tangan Meridian. "Tenanglah, Meridian. Mereka berdua sungguh-sungguh mengkhawatirkanmu. Hanya cara mereka agak tidak menyenangkan."

Setidaknya dia benar.

Sangat tidak menyenangkan. Lebih benarnya lagi.

"Apa saja yang kamu ingat?" Dion bertanya lagi.

"Tidak ada."

"Jangan berbohong. Aku setidaknya tahu amnesia tidak menghapus ingatanmu secara keseluruhan. Jika iya, kamu akan kesulitan berkomunikasi."

Lucas berdecak. "Pelayanmu bilang kamu mengatakan sesuatu tentang peperangan. Apa maksudmu?"

Kalau dipikir ulang, kenapa putra mahkota pergi berperang lalu orang-orang ini malah damai-damai saja di sini?

Orang paling terakhir yang boleh mati kan calon raja. Justru masih lebih baik kalau raja duluan yang mati, sebab memang umur calon raja akan lebih panjang.

Tapi ini, calon rajanya malah ke medan perang, sementara kroco-kroco ini sibuk menggerutu.

"Hah." Meridian tidak tahan jika tidak mendesah kecewa.

Setidaknya biarkan orang ganteng ini juga menyabet gelar pahlawan perang. Kenapa hanya Andaru?

"Apa menjawab bahkan sulit bagimu sekarang?"

"Dion, tenanglah. Meridian hanya kebingungan."

"Lihat wajahnya." Lucas menunjuk Meridian. "Kebingungan dari mana wajahnya? Dia hanya kesal dan bermain-main."

Meridian menatap tajam dua pria tampan itu. "Jika aku bermain-main, Kakakku yang budiman, mengapa meluangkan waktu membantuku? Anak kecil yang berbohong untuk mendapat perhatian seharusnya diabaikan. Aku tidak meminta kalian menemaniku. Aku meminta Raphael menemaniku."

Hening.

"Hei, kurasa itu cukup." Raphael tampak agak defensif. "Aku tahu itu sulit dipercaya, tapi apa ada penjelasan lain dari sikap Meridian sekarang? Kita semua mengenalnya sejak lahir."

Penjelasan yang bagus.

Apalagi karena responsnya diam.

Meridian jadi leluasa merenung sambil memandangi keadaan di luar.

...*...

Episodes
1 1 - dunia fantasi
2 2 - harus kembali
3 3 - lupa ingatan
4 4 - terlalu dingin
5 5 - bimsalabim
6 6 - herdian
7 7 - second male lead
8 8 - overpower
9 9 - mati saja
10 10 - bug
11 11 - serangan fiksi
12 12 - dasar tokoh utama
13 13 - terlalu norak
14 14 - sang pemilik surga
15 15 - permata terindah
16 16 - pembatalan dibatalkan
17 17 - dunia membosankan
18 18 - aku minta maaf
19 19 - sejarah kekaisaran
20 20 - hadiah sarung tangan
21 21 - keadilan untuk antagonis
22 22 - ancaman balik
23 23 - tergantung
24 24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25 25 - dasar karakter novel
26 26 - keturunan iblis
27 27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28 28 - kamu menyukaiku?
29 29 - urus jodohmu sendiri
30 30 - aku punya hadiah
31 31 - kemampuan tidak berguna
32 32 - aku ingin memilikinya
33 33 - skandal cinta terlarang
34 34 - analisis perang
35 35 - penjahat tampan
36 36 - kekuatan tokoh utama
37 37 - dari sandera jadi mitra
38 38 - tamparan pertama
39 39 - ayo akhiri sandiwara ini
40 40 - korban menyedihkan
41 41 - dia pelakunya
42 42 - aku lelah
43 43 - rayuan agar menikah
44 44 - ingin seenaknya
45 45 - kencan di dungeon
46 46 - tokoh utama overpower
47 47 - rasa muak
48 48 - cara untuk menyiksa
49 49 - menyukaimu yang sekarang
50 50 - tuhan kaleng-kaleng
51 51 - aku mengandalkanmu
52 52 - informasi mengenai kuil
53 53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54 54 - permainan
55 55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56 56 - kedatangan pendeta
57 57 - seorang penjahat selanjutnya
58 58 - kemarahan
59 59 - propaganda
60 60 - diskusi panjang
61 61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62 62 - sampai jumpa
63 63 - tempat seharusnya
64 64 - dunia khayalan
65 65 - tertolak
66 66 - hutan kegelapan
67 67 - di sini, yang mulia
68 68 - menjadi raja iblis
69 69 - menikah denganku
70 70 - aku tidak sabar
71 71 - karena mereka rakyatmu
72 72 - mereka terbunuh
73 73 - bunuh penjahat
74 74 - putus asa
75 75 - kemenangan sesungguhnya
76 76 - harus mati
77 77 - ini milik orang lain
78 78 - apa pun itu [End Of Season 1]
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1 - dunia fantasi
2
2 - harus kembali
3
3 - lupa ingatan
4
4 - terlalu dingin
5
5 - bimsalabim
6
6 - herdian
7
7 - second male lead
8
8 - overpower
9
9 - mati saja
10
10 - bug
11
11 - serangan fiksi
12
12 - dasar tokoh utama
13
13 - terlalu norak
14
14 - sang pemilik surga
15
15 - permata terindah
16
16 - pembatalan dibatalkan
17
17 - dunia membosankan
18
18 - aku minta maaf
19
19 - sejarah kekaisaran
20
20 - hadiah sarung tangan
21
21 - keadilan untuk antagonis
22
22 - ancaman balik
23
23 - tergantung
24
24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25
25 - dasar karakter novel
26
26 - keturunan iblis
27
27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28
28 - kamu menyukaiku?
29
29 - urus jodohmu sendiri
30
30 - aku punya hadiah
31
31 - kemampuan tidak berguna
32
32 - aku ingin memilikinya
33
33 - skandal cinta terlarang
34
34 - analisis perang
35
35 - penjahat tampan
36
36 - kekuatan tokoh utama
37
37 - dari sandera jadi mitra
38
38 - tamparan pertama
39
39 - ayo akhiri sandiwara ini
40
40 - korban menyedihkan
41
41 - dia pelakunya
42
42 - aku lelah
43
43 - rayuan agar menikah
44
44 - ingin seenaknya
45
45 - kencan di dungeon
46
46 - tokoh utama overpower
47
47 - rasa muak
48
48 - cara untuk menyiksa
49
49 - menyukaimu yang sekarang
50
50 - tuhan kaleng-kaleng
51
51 - aku mengandalkanmu
52
52 - informasi mengenai kuil
53
53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54
54 - permainan
55
55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56
56 - kedatangan pendeta
57
57 - seorang penjahat selanjutnya
58
58 - kemarahan
59
59 - propaganda
60
60 - diskusi panjang
61
61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62
62 - sampai jumpa
63
63 - tempat seharusnya
64
64 - dunia khayalan
65
65 - tertolak
66
66 - hutan kegelapan
67
67 - di sini, yang mulia
68
68 - menjadi raja iblis
69
69 - menikah denganku
70
70 - aku tidak sabar
71
71 - karena mereka rakyatmu
72
72 - mereka terbunuh
73
73 - bunuh penjahat
74
74 - putus asa
75
75 - kemenangan sesungguhnya
76
76 - harus mati
77
77 - ini milik orang lain
78
78 - apa pun itu [End Of Season 1]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!