8 - overpower

"Angin lebih sulit dikendalikan lantaran kecepatannya." Herdian menjentikkan jari untuk mengobati pipinya. "Tapi Nona hanya menggores pipi saya. Itu kendali yang luar biasa untuk percobaan pertama."

Jadi secara singkat sihir ini dikendalikan sepenuhnya oleh pikiran? Tersendat saat ia ragu, bergerak detik ia berpikir?

Luar biasa.

Yang ini lumayan Meridian sukai, karena sepertinya tidak ujug-ujug muncul. Walau kekuatan sihir tidak masuk akal ini masih sulit dimengerti.

Kenapa tokoh utama memiliki kekuatan sihir kelas destruction?

Kalau begitu, jangan bilang ia juga pengendali bumi?

Meridian membuka telapak tangannya. Sangat amat yakin memikirkan sesuatu seperti tanah atau batu muncul, tapi tidak terjadi apa pun.

"Apa yang Nona coba?"

"Aku hanya berpikir aku memiliki kekuatan bumi juga."

Herdian tertawa terbahak-bahak. "Sayangnya tidak, Nonaku. Elemen tanah sepertinya tidak sesuai dengan mana yang Nona miliki."

"Apa ada sesuatu seperti itu?"

"Ya. Itulah kesesuaian mana setiap orang. Raphael tidak bisa menciptakan angin sekalipun dia bisa mengendalikan tanah dan air. Kesesuaian elemen bumi dan angin bisa dikatakan sangat tinggi, namun mana yang Raphael miliki tidak sesuai dengan mana yang dibutuhkan menciptakan angin."

Kali ini, Meridian terbengong-bengong.

Bukan karena sihirnya, tapi karena ia tak percaya, Laila membuat penjelasan tentang sihir selengkap ini.

Meridian kira dia hanya fokus pada wajah tampan saja.

Tunggu. Apa jangan-jangan Meridian agak terlalu meremehkan Laila? Berhubung ia baru baca satu paragraf novelnya, sejauh ini Meridian cuma menyimpulkan dari kepribadian Laila sendiri.

Kalau benar begitu ... beri dulu Meridian penjelasan mengapa cewek lemah ini punya super booty?!!

"Nona, bisa tolong buat angin sekali lagi? Kali ini bayangkan itu untuk pajangan saja."

Meridian mau mencoba jentikan jari. Ternyata benar-benar muncul.

Berguna juga.

"Sepertinya Anda benar-benar cuma membuat saya terkejut hari ini." Herdian menghela napas pasrah dan ikut menjentikkan jari.

Seketika Meridian sadar apa maksud dari permintaan itu saat kedua sihir mereka berdampingan.

Warna entah apa yang bergerak-gerak mengikuti angin milik mereka berdua berbeda. Angin Meridian menciptakan gradasi warna biru sedangkan milik Herdian tampak seperti berwarna hijau.

Jadi begitu. Warna mana setiap orang berbeda. Meridian punya api biru, air berwarna kebiru-biruan, angin yang juga berwarna biru.

Lingkaran sihir orang ini berwarna hijau, cahaya yang dia keluarkan saat berteleportasi warna hijau, begitu pula saat dia menyembuhkan.

Tanah tidak bisa berwarna biru, jadi Meridian tidak bisa membuat tanah? Jangan-jangan benar seperti itu.

Laila sekali, sih.

"Aku sudah mengerti. Tapi, ada dua hal yang masih aku pertanyakan."

"Tanyakan, Nona."

"Telepati. Apa itu termasuk elemen juga?"

Bukan.

Dia menjawabnya lewat telepati.

"Lalu?"

"Nona bisa menyebutnya kemampuan langka atau unik. Mungkin karena Nona lupa ingatan, jadi Nona tidak memahaminya. Kemampuan langka seperti telepati dianggap luar biasa sekaligus menakutkan. Itu memungkinkan penggunanya melihat ke dalam diri seseorang secara mendalam. Jadi, kemampuan ini rahasia."

"Apa hanya Dion dan Raphael yang tahu?"

Herdian tersenyum manis. "Hanya Nona."

Apa?

Kemampuan telepati tidak memerlukan mana dan tidak memiliki elemen tertentu.

Herdian menjentikkan jari sebagai perintah bagi anginnya mengambil cangkir minuman di dekat tempat tidur.

Dia meminumnya tanpa izin.

Karena itu Dion tidak bisa mendeteksinya. Tidak ada cara mengetahuinya kecuali penggunanya berterus terang.

Bukankah second male lead-nya agak terlalu OP? Jangan bilang male lead sungguhan malah lebih OP lagi?

"Kenapa kamu memberitahuku?"

"Tidak ada kerugian bagi saya memberitahu Nona. Sekalipun Nona memberitahu seseorang, Nona yang lupa ingatan kemungkinan hanya dianggap gila. Lagipula, Nona tidak bisa sembarangan memberitahu siapa pun mengenai kemampuan Nona. Jadi, saya baik-baik saja."

Licik juga orang ini. Tapi dia pintar, jadi Meridian di satu tempat merasa bangga.

Bagus, bagus. Herdian setidaknya tidak boleh tolol.

"Dan, setelah menyelidikinya, saya merasa Nona juga memiliki kemampuan sama."

"Apa?"

Herdian beranjak. "Tidak ada cara mendeteksi kemampuan unik. Tapi karena saya memilikinya, saya juga memikirkan apa pemicu dari kemampuan itu."

"Pemicu?"

"Dengan kata lain, bakat. Saya tidak memuji diri saya sendiri. Saya hanya menganggap diri saya memiliki bakat tertentu. Elemen dasar yang saya miliki hanyalah angin. Tapi itu berkembang menjadi banyak hal, termasuk kemampuan penyembuh. Jadi jika kemungkinan itu benar, maka Nona yang memiliki kesesuaian elemen lebih banyak seharusnya lebih berbakat."

Meridian melipat tangannya, tenang. "Bagiku, bakat bukan penentu."

"Tentu, Nona. Bakat adalah potensi, bukan segalanya. Nona Meridian memiliki kekuatan sihir berkali-kali lipat daripada siapa pun yang saya ketahui, tapi pengalaman, kemampuan mengendalikan, penggabungan dan seterusnya, Nona belum memilikinya. Jadi, jika saya dan Nona mengadu keterampilan, saya percaya diri memenangkannya. Meskipun tidak bisa disebut menang telak."

Cukup bisa diterima. Meridian melemaskan bahunya. "Lalu, aku juga bisa membaca pikiran atau bertelepati?"

"Kemampuan unik tidak berpusat pada kemampuan membaca pikiran, Nonaku. Itu bergantung pada apa yang Nona miliki."

"Bagaimana aku mengetahuinya?"

"Sejujurnya, itulah yang membingungkan. Sesuatu akan muncul jika Nona benar-benar memilikinya. Untuk sekarang, coba pejamkan mata Anda dan biarkan pikiran Anda berpusat pada satu titik. Terus pikirkan sesuatu yang Anda butuhkan. Apa pun itu."

Meridian agak tertarik memikirkan ia jadi OP di dunia antah-berantah ini.

Segera ia terpejam, merasakan angin lembut berembus di sekitarnya seolah coba membantu agar ia tenang.

Seluruh isi kepala Meridian perlahan-lahan gelap. Mencari satu titik cahaya untuk fokus sambil terus berpikir apa sesuatu yang ia butuhkan.

Sesuatu.

Sesuatu yang ia butuhkan.

Sesuatu yang ia inginkan.

Sesuatu yang sangat berguna baginya sekarang.

Sesuatu yang—

"Meridiana!"

Kelopak mata Meridian terbuka lebar merespons suara pintu terbanting. Ia merasakan sesuatu seperti terhempas dari dirinya, melenyapkan seluruh elemen termasuk sihir milik Herdian.

Meridian terpaku menatap kondisi kamarnya seolah habis dirampok sekompi pencuri hingga gordennya pun sobek-sobek.

Meja tempat Herdian duduk terbalik dan patah, sementara orang itu menghilang entah kemana, digantikan oleh Lucas.

Nona, jika Dion datang menanyakan jejak sihir saya, katakan bahwa itu tiba-tiba muncul begitu saja. Saya akan menjelaskannya lain waktu.

"Hei!" Lucas bergegas menyambar lengannya. "Ada apa denganmu? Bagaimana kekuatan sihirmu meluap-luap seperti ini? Apa yang kamu lakukan?!"

Apa efek sampingnya adalah benturan?

Meridian entah kenapa merasakan sensasi sihir api, air dan anginnya terhempas.

Kekuatannya destruktif. Jika tidak ada penghalang milik Herdian, mungkin kamar ini akan hancur total.

"Apa yang kamu lakukan?" Dion muncul. Pasti jadi yang paling pertama menyadari gejolak mana dari Meridian. "Aku menyuruhmu diam. Mengapa kekuatan sihirmu mengamuk tiba-tiba?"

"Meridian!" Raphael juga muncul.

Bersama Litae dan Litea yang ikut berlari di belakangnya.

Tapi karena Raphael lebih berbudi, dia mendatangi Meridian penuh kekhawatiran. "Kamu terluka? Kamu baik-baik saja?"

Meridian melihat ke pintu. Siapa tahu si Ayah dan si Ibu juga muncul.

"Hei, jawab pertanyaan kami!" Lucas membentak. "Berhenti bertingkah aneh! Setidaknya beritahu ada apa!"

Bagaimana ia membuat alasan? Berkata 'aku tidak tahu, tiba-tiba saja muncul?'.

Bagaimana kalau sihir adalah sesuatu yang tidak bisa mengamuk tanpa kesadaran pemiliknya? Itu sama saja Meridian berbohong dan memaksa mereka percaya.

Kalau begitu ....

"Aku hanya penasaran pada sihir."

Ayo lakukan ini.

"Aku mencobanya lalu tiba-tiba terjadi seperti ini. Aku tidak tahu akan berakhir begini. Maaf."

Mata Dion yang paling curiga padanya. Dari bagaimana dia melirik ke tempat lingkaran sihir Herdian tadi muncul, nampaknya dia terganggu. "Apa sihir berwarna hijau muncul baru saja?"

"Ya." Meridian menunjuk langit-langit. "Itu mengelilingi sekitaranku. Mirip dengan sesuatu yang kulihat di tempat si Pirang tadi."

"Herdian." Raphael menoleh pada Dion. "Kurasa dia memperkirakan benturannya terjadi. Lagipula, Meridian baru saja membangkitkan sihirnya."

Orang itu jago bohong ternyata.

"Kamu punya sihir?" Bocah kembar lagi-lagi mendekatinya. "Tunjukan padaku! Aku juga ingin jadi penyihir!"

Meridian melipat tangan. "Kamu memanggilku orang gila lalu menyuruhku menuruti permintaanmu?"

Keduanya tersentak.

"Ayo anggap ini tidak pernah terjadi." Raphael menuntun Meridian untuk berdiri. "Kemarilah, Meridian. Untuk sementara, pindahlah ke tempat yang bisa kami jangkau."

Cih.

"Aku akan membawanya." Lucas menarik tangan Meridian, dalam sekejap mereka berpindah ke sebuah kamar asing lainnya.

"Di mana ini?" Meridian sudah sedikit terbiasa tidur di kamar itu lalu sekarang ia harus berusaha terbiasa lagi di sini?

Memang dirinya boneka dipindah-pindahkan!

"Tidurlah di sana. Kamar ini jauh dari kamar Ayah dan Ibu."

"Di mana mereka?"

"Karena seseorang berbuat kacau, Raphael harus menidurkan semua orang di mansion ini." Lucas mencibir sinis. "Kalau sudah mengerti, pergi dan tidur saja."

Orang ini karakternya dibuat sebagai kakak tsundere? Tipe yang sok tidak peduli tapi selalu berlari paling pertama jika adiknya dalam bahaya?

Uwwa, menjijikan.

Meridian paling benci karakter tsundere.

"Aku akan tidur jadi keluarlah."

Lucas menjatuhkan diri ke sofa panjang di dekat jendela. "Sihirmu merepotkan, jadi aku, Dion dan Raphael perlu bekerja keras atau semua orang akan tahu jika kamu punya kekuatan sihir tidak masuk akal."

Maksudnya dia akan duduk di sana sepanjang malam? Bersama Dion dan Raphael?

Meridian memijat keningnya lagi, kembali dibuat pening.

Laila gila. Kenapa dia harus membuat karakter kakak menjengkelkan macam ini?

"Hei, Meridian."

Apa? Dia mau bergosip sebelum tidur?

"Kamu masih memikirkan perkataan mereka?"

"Mereka?"

Lucas menoleh padanya. "Kamu juga melupakan yang dikatakan Tuan Putri padamu?"

Ada tuan putri di kekaisaran ini?

Yah, tidak heran, sih. Hanya sedikit mengejutkan bagi Meridian.

"Bagaimana memikirkannya saat aku tidak ingat?"

Lucas membuang muka.

Berhubungan Meridian malas meladeni, ia memejam. Berharap segera tidur daripada nanti semakin tidak bisa tidur dikelilingi oleh Dion dan Raphael.

...*...

Episodes
1 1 - dunia fantasi
2 2 - harus kembali
3 3 - lupa ingatan
4 4 - terlalu dingin
5 5 - bimsalabim
6 6 - herdian
7 7 - second male lead
8 8 - overpower
9 9 - mati saja
10 10 - bug
11 11 - serangan fiksi
12 12 - dasar tokoh utama
13 13 - terlalu norak
14 14 - sang pemilik surga
15 15 - permata terindah
16 16 - pembatalan dibatalkan
17 17 - dunia membosankan
18 18 - aku minta maaf
19 19 - sejarah kekaisaran
20 20 - hadiah sarung tangan
21 21 - keadilan untuk antagonis
22 22 - ancaman balik
23 23 - tergantung
24 24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25 25 - dasar karakter novel
26 26 - keturunan iblis
27 27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28 28 - kamu menyukaiku?
29 29 - urus jodohmu sendiri
30 30 - aku punya hadiah
31 31 - kemampuan tidak berguna
32 32 - aku ingin memilikinya
33 33 - skandal cinta terlarang
34 34 - analisis perang
35 35 - penjahat tampan
36 36 - kekuatan tokoh utama
37 37 - dari sandera jadi mitra
38 38 - tamparan pertama
39 39 - ayo akhiri sandiwara ini
40 40 - korban menyedihkan
41 41 - dia pelakunya
42 42 - aku lelah
43 43 - rayuan agar menikah
44 44 - ingin seenaknya
45 45 - kencan di dungeon
46 46 - tokoh utama overpower
47 47 - rasa muak
48 48 - cara untuk menyiksa
49 49 - menyukaimu yang sekarang
50 50 - tuhan kaleng-kaleng
51 51 - aku mengandalkanmu
52 52 - informasi mengenai kuil
53 53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54 54 - permainan
55 55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56 56 - kedatangan pendeta
57 57 - seorang penjahat selanjutnya
58 58 - kemarahan
59 59 - propaganda
60 60 - diskusi panjang
61 61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62 62 - sampai jumpa
63 63 - tempat seharusnya
64 64 - dunia khayalan
65 65 - tertolak
66 66 - hutan kegelapan
67 67 - di sini, yang mulia
68 68 - menjadi raja iblis
69 69 - menikah denganku
70 70 - aku tidak sabar
71 71 - karena mereka rakyatmu
72 72 - mereka terbunuh
73 73 - bunuh penjahat
74 74 - putus asa
75 75 - kemenangan sesungguhnya
76 76 - harus mati
77 77 - ini milik orang lain
78 78 - apa pun itu [End Of Season 1]
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1 - dunia fantasi
2
2 - harus kembali
3
3 - lupa ingatan
4
4 - terlalu dingin
5
5 - bimsalabim
6
6 - herdian
7
7 - second male lead
8
8 - overpower
9
9 - mati saja
10
10 - bug
11
11 - serangan fiksi
12
12 - dasar tokoh utama
13
13 - terlalu norak
14
14 - sang pemilik surga
15
15 - permata terindah
16
16 - pembatalan dibatalkan
17
17 - dunia membosankan
18
18 - aku minta maaf
19
19 - sejarah kekaisaran
20
20 - hadiah sarung tangan
21
21 - keadilan untuk antagonis
22
22 - ancaman balik
23
23 - tergantung
24
24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25
25 - dasar karakter novel
26
26 - keturunan iblis
27
27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28
28 - kamu menyukaiku?
29
29 - urus jodohmu sendiri
30
30 - aku punya hadiah
31
31 - kemampuan tidak berguna
32
32 - aku ingin memilikinya
33
33 - skandal cinta terlarang
34
34 - analisis perang
35
35 - penjahat tampan
36
36 - kekuatan tokoh utama
37
37 - dari sandera jadi mitra
38
38 - tamparan pertama
39
39 - ayo akhiri sandiwara ini
40
40 - korban menyedihkan
41
41 - dia pelakunya
42
42 - aku lelah
43
43 - rayuan agar menikah
44
44 - ingin seenaknya
45
45 - kencan di dungeon
46
46 - tokoh utama overpower
47
47 - rasa muak
48
48 - cara untuk menyiksa
49
49 - menyukaimu yang sekarang
50
50 - tuhan kaleng-kaleng
51
51 - aku mengandalkanmu
52
52 - informasi mengenai kuil
53
53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54
54 - permainan
55
55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56
56 - kedatangan pendeta
57
57 - seorang penjahat selanjutnya
58
58 - kemarahan
59
59 - propaganda
60
60 - diskusi panjang
61
61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62
62 - sampai jumpa
63
63 - tempat seharusnya
64
64 - dunia khayalan
65
65 - tertolak
66
66 - hutan kegelapan
67
67 - di sini, yang mulia
68
68 - menjadi raja iblis
69
69 - menikah denganku
70
70 - aku tidak sabar
71
71 - karena mereka rakyatmu
72
72 - mereka terbunuh
73
73 - bunuh penjahat
74
74 - putus asa
75
75 - kemenangan sesungguhnya
76
76 - harus mati
77
77 - ini milik orang lain
78
78 - apa pun itu [End Of Season 1]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!