17 - dunia membosankan

Si kembar melambaikan tangan ketika Dion berpaling pada mereka. Terpaksa Meridian mendekatinya, berpura-pura seakan Dion tidak memandang intens.

Kenapa sih kesannya dia curiga Meridian itu penipu?

"Kamu sudah bisa berjalan?"

Meridian menarik kursi untuknya duduk. "Seperti yang terlihat."

"Bagaimana manamu?"

"Tidak tahu."

Tapi bagaimana sebenarnya dia mendeteksi mana secara akurat? Andaru punya mata super yang seperti scanner, sementara Dion?

Apa itu semacam kemampuan atributnya? Dan bicara soal itu juga, mengapa mana milik Dion dan Lucas berwarna hitam pekat?

"Daripada itu, bagaimana kondisi Herdian?"

"Tidak untuk kamu khawatirkan."

Meridian mulai terbiasa pada cara bicara orang ini. Mana bisa ia tersinggung jika setiap waktu dia dan Lucas selalu datang paling awal mengkhawatirkannya.

Tsundere ya tsundere.

"Aku merasa bersalah padanya." Meridian berbaik hati memberikan kudapan yang disiapkan pelayan pada si Kembar—karena nafsu makannya sedang buruk. "Dia melakukan hal berisiko melindungiku. Setidaknya bersikap baiklah padanya."

Dion diam saja. Pura-pura sibuk menatap dokumen.

"Lalu Pangeran?"

"Untuk apa bertanya?"

"Apa ada yang salah dari pertanyaanku?"

Dion melirik. "Aku akan mengurus pembatalannya. Ayah dan Ibu juga sedang memikirkan cara."

"Tidak. Tidak perlu."

"Apa?"

"Aku akan menikahinya." Meridian ikut menyesap teh dengan gestur elegan. "Aku akan bertanggung jawab atas permintaanku—yang katanya kulakukan sebelumnya."

"Kamu ...." Dion samar-samar menggertak giginya. "Apa menurutmu ini mainan?"

"Apa yang wanita sepertiku ketahui, Kakak?" Meridian menyeka bekas puding di sudut bibir adiknya. "Segala yang kuketahui hanya bertingkah cantik, berharap segera menikah, lalu ketakutan karena lupa ingatan. Aku sudah menyesalinya berkat kejadian kemarin."

Setelah dipikir-pikir, jadi putri mahkota terdengar tidak buruk. Justru lebih baik. Karena otoritasnya lebih tinggi, jadi pasti kebebasannya pun lebih banyak.

Tugas istri di dunia ini kan cuma sit still look pretty, jadi mau Meridian ratu, putri mahkota atau anaknya Marquis, ia cuma akan berkutat dalam kemalasan hidup seorang wanita sambil berharap cepat hamil.

Dengan jadi putri mahkota, pertama Meridian akan memutus hubungan antara dirinya dan keluarga ini. Bebas dari kakak posesif, adik kembar cerewet nan menyebalkan.

Lalu setelah itu, tergantung situasi dengan si Putra Mahkota, ia tinggal menyesuaikan diri.

Hidup itu mudah.

Yang susah adalah pikiran.

Hidup itu lapang.

Yang sempit adalah hati.

Makanya untuk hidup mudah dan lapang, pikiran harus mudah juga hati pun harus lapang

Mau di mana saja, ia kan tinggal menjalani. Lagipula di dunia ini, tokoh utama adalah dewa-dewinya.

"Aku tetap akan membatalkannya."

Meridian menoleh. "Apa maksudmu?"

"Setelah melihat perlakuan Putra Mahkota padamu, apa menurutmu aku akan menyerahkan adikku pada orang seperti itu? Lupakan saja. Bukankah itu yang kamu inginkan?"

Orang ini.

Kalau mau setuju, kenapa tidak dari kemarin!

"Baiklah." Meridian berhati lapang dan berpikir tenang. "Aku akan menikah jika harus, tidak jika berhasil. Lakukan yang terbaik."

"Bagaimana jika kamu tidak usah menikah?" Si Kembar menimpali. "Temanku bilang, wanita yang sudah menikah akan me—hmpt!"

Mulutnya disegel oleh sihir.

Setidaknya untuk pengaturan ini, Laila menggambarkan betul seorang bangsawan. Normalnya memang 'tabu' bagi wanita sebelum menikah tahu mengenai persoalan seksual.

"Apa itu bisa?" Meridian memiringkan wajah. "Kakak?"

"Apanya?"

"Aku tidak menikah."

".... Tanyakan pada Ibu."

Meridian menopang dagu. "Kurasa aku memang lebih suka membuat kekasih daripada harus menikah. Duke Muda pasti—hmpt."

Dasar tsundere gila!

...*...

Salah satu adegan paling Meridian benci selain kemunculan sang tokoh utama di pesta dansa adalah pemberian segerobak hadiah khas royal family.

Esok hari setelah Dion berkata akan mengusahakan pembatalan pertunangan, tiga kereta kuda emas berlambang kerajaan memasuki tanah kediaman Marquis.

Meridian hanya berdiri di jendela kamar, bersedekap menatap semuanya sampai kereta kuda berhenti di depan teras, lalu Lucas, Dion, si Kembar juga Ibu menyambut kehadiran putra mahkota.

Hah.

Tidak sekalian diiringi barongsai, dasar norak.

"Nona."

Meridian mengibaskan tangan pada segerombolan pelayan yang mau mendandaninya. "Aku adalah pasien. Pasien tidak berdandan."

"Anda tidak akan menemui Yang Mulia, Nona?"

"Entahlah." Meridian berjalan mendekati sofa santai. "Aku akan menemuinya, jika dia berhasil melewati Dion."

Sebagai tokoh utama yang punya tiga kakak posesif, Meridian cuma tinggal berkedip untuk dilindungi. Kalau ternyata tidak bisa, ya anggap saja itu takdir menemui Yang Mulia.

Beberapa saat, masih tidak terdengar keributan apa-apa.

Tapi ternyata kuasa si Yang Paling Mulia masih terlalu besar untuk dilawan keluarga Marquis. Tiba-tiba Lucas muncul di kamarnya, memberi sebuah titah.

"Bersiaplah lalu pindah. Putra Mahkota ingin menemuimu."

Meridian beranjak. "Aku sudah siap."

"Nona." Wilona segera menyela. "Anda tidak bisa menemui keluarga kekaisaran dengan pakaian tidur. Tolong setidaknya berganti pakaian."

"Apa aku terlihat vulgar?"

Lucas nyaris tersedak. "Berhenti memakai kata bodoh. Sudahlah. Ayo pergi."

Dalam sekejap mata, mereka berpindah ke sebuah ruang santai yang memiliki jendela terbuka.

Meridian menjatuhkan bokongnya pada sofa panjang, santai-santai saja bersedekap.

Mungkin bagi Lucas itu bukan sikap wajar, tapi karena dia sudah berhari-hari menyaksikannya, dia tidak berkomentar. Daripada itu, Lucas melepaskan luaran pakaiannya untuk disampirkan ke bahu Meridian.

"Setidaknya pakai ini."

"Ya, terima kasih."

Pria itu menghilang bersama gerutuan aneh.

Tak lama setelah dia menghilang, pintu ruangan terbuka, memunculkan sosok Andaru dengan setelan heboh putra mahkotanya, yang di mata Meridian sudah seperti ingin penobatan saja.

Ratu Elizabeth saat penobatan tidak seheboh ini, perasaan.

"Yang Mulia." Meridian tidak beranjak. Hanya duduk, menundukkan kepalanya.

Ogah juga mengucapkan sesuatu seperti 'salam pada matahari kekaisaran' atau 'kejayaan bagi matahari kekaisaran'.

"Nonaku. Kupikir aku harus menunggu sebentar lagi." Dia datang, memegang tangan Meridian. "Bagaimana ka—"

"Saya akan baik-baik saja jika Anda tidak mencium tangan saya." Meridian tak bisa menahan wajah jijiknya. "Atau setidaknya berikan ciuman di pipi."

Andaru berhenti bergerak, tapi segera menjauhkan tangan Meridian dari bibirnya. Dia gantian menunduk lebih dalam, menjatuhkan kecupan di pipinya. "Nona sangat manja."

Sayang jika Meridian tiba-tiba muntah padahal belum semenit dia muncul.

Pelayan yang menyaksikan hal itu tampak memerah malu. Padahal itu cuma kecupan pipi biasa. Daripada Meridian memasang ekspresi 'mati saja sana', bergegas ia mengusir mereka.

"Tampaknya mana di sekitarmu semakin stabil." Andaru memandanginya tapi tanpa mata super itu. "Mau berapa kalipun aku melihat, warna biru di sekitarmu benar-benar cantik."

Cantik, kah?

Bagi Meridian, tidak ada yang lebih cantik dari mata Andaru dalam mode reptil itu.

"Apa Anda tidak mempermasalahkannya?"

"Mengenai apa?"

"Bahwa saya penyihir yang tidak dikekang oleh kuil."

"Untuk apa?" Andaru meraih cangkir minuman seolah hanya untuk pamer dia punya gestur karismatik. "Kita akan menikah dalam beberapa bulan. Tanpa bantuin kuil, aku bisa memastikan pengekang di dirimu bekerja dengan baik."

Meridian menatap makanan yang tersaji hanya untuk merasa mual. Efek samping pengekang itu sepertinya bukan cuma pada tenaga, namun pada nafsu makan juga.

"Apa Anda berubah pikiran setelah melihat kekuatan sihir saya?"

"Bisa jadi."

"Apa Anda tidak akan menikahi saya jika kekuatan sihir saya rendah?"

"Bisa jadi."

"Apa ada cara menghancurkan inti mana dalam tubuh seseorang?"

Andaru terdiam sejenak. "Kupikir kita sudah menyelesaikan persoalan kita, Nona."

"Hanya bertanya." Meridian melirik ke arah lain. "Tapi bicara soal itu, bagaimana dengan Yang Mulia Putri?"

"Adikku?"

"Sepertinya dia membenci saya."

"Lalu?"

"Saya hanya berpikir itu tidak harmonis menyatukan dua orang yang saling tidak menyukai."

Andaru tergelak. "Kamu membicarakan adikku atau dirimu sendiri?"

Mana saja yang dia suka.

Sejenak, Meridian hanya diam.

Ketampanan Andaru masih saja membiusnya bahkan ketika Meridian sudah ilfil juga. Tapi, bicara soal pesona ketampanan tokoh utama, apa tidak ada saingan dalam kisah cinta abadi Meridian palsu dan Andaru?

Sejauh ini, antagonis yang ia temui hanya si Tuan Putri yang Meridian lupa siapa namanya.

Antagonis yang menyukai Andaru siapa?

Putri Duke yang kekuatan sihirnya juga luar biasa itu, kah? Meridian lupa mencari dia di pesta. Siapa tahu ternyata memang benar.

"Kamu memikirkan hal lain saat aku berada di depanmu. Apa pikiranmu sebegitu rumit, Nona?"

"Begitulah." Meridian terbawa pikiran hingga ia meraih cangkir minuman. Menyesapnya padahal tidak nafsu. "Yang Mulia, apa Anda memiliki kekasih?"

Bangsawan pria tidak sepolos bangsawan wanita. Biasanya mereka tidak dikekang oleh norma sosial, bebas melakukan apa saja seperti berkencan atau bahkan melacur.

"Bukankah dia duduk di hadapanku sekarang?"

Klise sekali orang ini.

Kalau Meridian tidak melihat wajahnya, ia benar-benar akan kesal.

"Apa Anda percaya pada saya?"

"Apa ada alasan untuk tidak?"

"Bagaimana jika saya berkata saya lupa ingatan?"

"Maka kamu lupa ingatan."

"...."

Mata Herdian tiba-tiba berganti. Pupil indahnya kembali menampakkan diri. Memandangi Meridian baik-baik sebelum dia tersenyum dingin. "Aku berpikir ada sesuatu, ternyata seperti itu."

"Anda percaya?"

"Aku mempercayai mataku, Nonaku. Manamu memiliki pola saat berbohong."

Kenapa di dunia ini sulit sekali berbohong? Dion yang tajam, Herdian yang cerdik, lalu sekarang dojustu terkuat.

Orang lemah dibutuhkan demi kedamaian dunia, dasar Laila buta!

"Yah, tapi, kurasa aku agak terkejut." Andaru menarik kembali sihir di matanya. "Aku bertanya-tanya ada apa sampai kamu berubah. Ternyata begitu. Lupa ingatan. Memang sulit dipercaya."

Meridian tahu. Tapi karena itu nyata, ia tak berbohong dan dirinya tak takut berterus terang, maka ia menepikan kemungkinan dianggap gila.

Kenapa Meridian harus takut?

Bukankah kejujuran berhadiah surga?

"Apa karena itu kamu mengajukan pembatalan? Bukan karena Herdian tapi lupa ingatan?"

"Tidak juga." Meridian membuang muka. "Saya memutuskan tidak menyukai Anda bukan karena tidak mengingat Anda. Saya melakukannya karena Anda membosankan."

Ada cahaya merah sekilas bersinar di mata merah Andaru. Tapi dia tampak normal saja saat memiringkan wajah dan tersenyum menahan kesal.

"Membosankan? Kamu menyebutku membosankan? Nonaku yang lupa ingatan ternyata sangat atraktif sekarang."

"Kejujuran saya masih cukup banyak. Tapi karena Anda keluarga kekaisaran, maka saya menahan diri."

"Kurasa aku akan senang mendengarnya."

"Sayangnya saya tidak."

Jujur memang terbaik. Setelah mengatakannya, terlepas dia percaya atau tidak, Meridian merasa sedikit bisa makan sesuatu sekarang.

"Apa tidak ada cara agar saya dan Anda tidak usah menikah? Apa saya harus berselingkuh?"

"Kuharap kamu tidak bertindak ceroboh lagi, Nona. Keberanian tidak berdasar akan menyakitimu."

Jadi benar dia tidak mencintai Meridian.

Kalau begitu, kenapa Andaru tidak bersikap dingin juga? Seharusnya kan dia berkata 'aku merasa jijik melihatmu, apa kamu tidak malu memohon menikahiku, jangan berpikir aku akan menyukaimu' atau apa pun sejenis itu.

Ini rasanya bukan pola Laila.

Meridian tak sengaja melamun ketika angin berembus kencang menerobos jendela. Tiba-tiba perasaan tak nyaman muncul dalam dirinya. Justru dibuat sadar bahwa ... dunia ini bukan dunianya.

Imajinasi Laila membuat tokoh memang luar biasa. Semuanya tampan kecuali beberapa figuran tidak penting. Kekuatan sihir, kecerdasan dan lain-lainnya juga.

Tapi ... dunia ini membosankan.

...*...

Episodes
1 1 - dunia fantasi
2 2 - harus kembali
3 3 - lupa ingatan
4 4 - terlalu dingin
5 5 - bimsalabim
6 6 - herdian
7 7 - second male lead
8 8 - overpower
9 9 - mati saja
10 10 - bug
11 11 - serangan fiksi
12 12 - dasar tokoh utama
13 13 - terlalu norak
14 14 - sang pemilik surga
15 15 - permata terindah
16 16 - pembatalan dibatalkan
17 17 - dunia membosankan
18 18 - aku minta maaf
19 19 - sejarah kekaisaran
20 20 - hadiah sarung tangan
21 21 - keadilan untuk antagonis
22 22 - ancaman balik
23 23 - tergantung
24 24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25 25 - dasar karakter novel
26 26 - keturunan iblis
27 27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28 28 - kamu menyukaiku?
29 29 - urus jodohmu sendiri
30 30 - aku punya hadiah
31 31 - kemampuan tidak berguna
32 32 - aku ingin memilikinya
33 33 - skandal cinta terlarang
34 34 - analisis perang
35 35 - penjahat tampan
36 36 - kekuatan tokoh utama
37 37 - dari sandera jadi mitra
38 38 - tamparan pertama
39 39 - ayo akhiri sandiwara ini
40 40 - korban menyedihkan
41 41 - dia pelakunya
42 42 - aku lelah
43 43 - rayuan agar menikah
44 44 - ingin seenaknya
45 45 - kencan di dungeon
46 46 - tokoh utama overpower
47 47 - rasa muak
48 48 - cara untuk menyiksa
49 49 - menyukaimu yang sekarang
50 50 - tuhan kaleng-kaleng
51 51 - aku mengandalkanmu
52 52 - informasi mengenai kuil
53 53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54 54 - permainan
55 55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56 56 - kedatangan pendeta
57 57 - seorang penjahat selanjutnya
58 58 - kemarahan
59 59 - propaganda
60 60 - diskusi panjang
61 61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62 62 - sampai jumpa
63 63 - tempat seharusnya
64 64 - dunia khayalan
65 65 - tertolak
66 66 - hutan kegelapan
67 67 - di sini, yang mulia
68 68 - menjadi raja iblis
69 69 - menikah denganku
70 70 - aku tidak sabar
71 71 - karena mereka rakyatmu
72 72 - mereka terbunuh
73 73 - bunuh penjahat
74 74 - putus asa
75 75 - kemenangan sesungguhnya
76 76 - harus mati
77 77 - ini milik orang lain
78 78 - apa pun itu [End Of Season 1]
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1 - dunia fantasi
2
2 - harus kembali
3
3 - lupa ingatan
4
4 - terlalu dingin
5
5 - bimsalabim
6
6 - herdian
7
7 - second male lead
8
8 - overpower
9
9 - mati saja
10
10 - bug
11
11 - serangan fiksi
12
12 - dasar tokoh utama
13
13 - terlalu norak
14
14 - sang pemilik surga
15
15 - permata terindah
16
16 - pembatalan dibatalkan
17
17 - dunia membosankan
18
18 - aku minta maaf
19
19 - sejarah kekaisaran
20
20 - hadiah sarung tangan
21
21 - keadilan untuk antagonis
22
22 - ancaman balik
23
23 - tergantung
24
24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25
25 - dasar karakter novel
26
26 - keturunan iblis
27
27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28
28 - kamu menyukaiku?
29
29 - urus jodohmu sendiri
30
30 - aku punya hadiah
31
31 - kemampuan tidak berguna
32
32 - aku ingin memilikinya
33
33 - skandal cinta terlarang
34
34 - analisis perang
35
35 - penjahat tampan
36
36 - kekuatan tokoh utama
37
37 - dari sandera jadi mitra
38
38 - tamparan pertama
39
39 - ayo akhiri sandiwara ini
40
40 - korban menyedihkan
41
41 - dia pelakunya
42
42 - aku lelah
43
43 - rayuan agar menikah
44
44 - ingin seenaknya
45
45 - kencan di dungeon
46
46 - tokoh utama overpower
47
47 - rasa muak
48
48 - cara untuk menyiksa
49
49 - menyukaimu yang sekarang
50
50 - tuhan kaleng-kaleng
51
51 - aku mengandalkanmu
52
52 - informasi mengenai kuil
53
53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54
54 - permainan
55
55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56
56 - kedatangan pendeta
57
57 - seorang penjahat selanjutnya
58
58 - kemarahan
59
59 - propaganda
60
60 - diskusi panjang
61
61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62
62 - sampai jumpa
63
63 - tempat seharusnya
64
64 - dunia khayalan
65
65 - tertolak
66
66 - hutan kegelapan
67
67 - di sini, yang mulia
68
68 - menjadi raja iblis
69
69 - menikah denganku
70
70 - aku tidak sabar
71
71 - karena mereka rakyatmu
72
72 - mereka terbunuh
73
73 - bunuh penjahat
74
74 - putus asa
75
75 - kemenangan sesungguhnya
76
76 - harus mati
77
77 - ini milik orang lain
78
78 - apa pun itu [End Of Season 1]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!