5 - bimsalabim

Pemandangannya mengingatkan Meridian pada suasana Malioboro, tapi versi siang, tanpa aspal, tanpa kendaraan. Hanya ada lalu-lalang manusia berpakaian lusuh—setidaknya di mata Meridian—juga beberapa bangsawan yang setidaknya bisa dibedakan dari gaun mereka.

Kota terapung.

Kenapa namanya kota terapung, lalu diberi nama Moros?

Jangan bilang iseng lagi?

Akh. Meridian sudah lelah duluan sebelum protes.

"Apa ada sesuatu yang menarik, Meridian?" tanya Raphael tiba-tiba.

Sepertinya dia berusaha keras agar Meridian bisa mengingat—yang mana mustahil sebab ia tak lupa ingatan. Tapi karena dia juga tidak bisa memastikan, maka Meridian tinggal bertanya agar dapat ingatan. "Berapa lama waktu yang dibutuhkan ke kota?"

"Hm? Jika menghitungnya, kurasa kita bisa sampai dalam empat puluh menit. Kamu sudah lelah?"

"Sedikit."

"Kebiasaanmu tidak berubah." Dion berkomentar. "Kamu tidak melupakan itu?"

"Aku lelah, bukan lupa atau ingat." Orang ini punya dendam atau apa, sih? "Kalau begitu, boleh aku bertanya padamu, Kakak?"

Dion memicing. "Apa?"

"Kenapa rambutmu berwarna hitam sedangkan aku perak?"

Terus terang, itu pertanyaan iseng yang muncul karena jengkel.

Meridian menebak alasannya pasti tidak masuk akal. Tapi saat Dion dan Lucas sama-sama membeku, juga Raphael tersentak, sepertinya itu pertanyaan fatal.

Apa mungkin Laila memasukkan plot twist ke persaudaraan Meridian?

"Apa pertanyaanku salah?" Meridian bukan tipe yang suka lari dari kesalahannya. "Aku minta maaf jika demikian."

Raphael menghela napas. "Ayo lupakan itu. Berbaringlah dulu, Meridian. Perjalanan akan terasa cepat jika kamu terlelap."

Entah kenapa, setelah kata-kata itu terucap, Meridian sungguhan merasakan kantuk berat. Ia terlelap di bahu Raphael, merasa sesuatu menariknya sangat jauh dalam kegelapan.

Tapi itu terasa hanya sesaat. Meridian tiba-tiba melihat cahaya biru kristal bersinar dalam dirinya, dan seperti lampu terang benderang, itu menjaga Meridian dari kantuk.

Ia bersandar pada Raphael sebab instingnya mengatakan diam dulu.

"Dia benar-benar lupa ingatan." Itu suara Raphael. "Jika ada orang yang mau membahas rambutmu, kurasa Meridian adalah yang terakhir. Kamu melihatnya. Dia minta maaf tanpa rasa takut."

Dion diam.

"Dia, apa yang terjadi padanya?" Kini suara Lucas. Diluar dugaan, dia terdengar khawatir. "Dia tiba-tiba melupakan semua orang. Dia melupakan dirinya sendiri, tapi mampu berkomunikasi dengan baik dan tidak ketakutan. Mustahil itu hanya lupa ingatan!"

"Kamu sudah memastikan?" Dion baru bertanya.

"Aku memegangnya sekarang. Kamu berpikir aku berbohong?" Tangan Raphael bergerak menepuk lembut kepala Meridian. "Ini jiwa Meridian. Sejak awal, sesuatu seperti pertukaran jiwa itu mustahil dilakukan. Dugaanmu terlalu jauh. Percobaan semacam itu selalu berakhir gagal dalam waktu satu atau dua hari akibat pertentangan jiwanya."

Meridian berusaha keras tidak bereaksi.

Mengapa dia bicara seakan-akan ada cara untuk menukar jiwa dan memastikan itu jiwa yang benar atau tidak?

"Aku merasakan sihir."

Sulit untuk tidak bereaksi. Meridian langsung duduk tegak, menatap tajam wajah mereka bertiga.

"Sihir?"

Tolong jangan katakan lelucon omong kosong itu. Laila yang bahkan tidak paham politik kenapa malah menambah racun semacam kekuatan supranatural dalam dunia novelnya?!

"Meridian?" Raphael yang paling terkejut. "Kamu—"

"Aku sedang bertanya. Apa, itu, sihir?"

Dion yang membalas tatapannya. "Aku merasakan sihir darimu. Kamu bertanya apa itu sihir?"

Tolong jangan bercanda, tolong jangan bercanda, tolong jangan bercanda!

Meridian memijat keningnya spontan. Segera ia membuka telapak tangan, mau memperagakan cara memakai sihir versi komik yang pernah ia baca. "Apa sihir itu semacam—"

Belum selesai perkataannya, bara api biru berkobar dari telapak tangan Meridian.

Semua terasa begitu cepat dan seketika. Tubuhnya tahu-tahu berada di pelukan Lucas, tercengang memandangi kereta kuda yang meledak di depan matanya.

Menyaksikan pemandangan Raphael menciptakan air tanpa bantuan selang pemadam dan sebuah lingkaran sihir yang cuma pernah ia lihat di anime Trinity Seven, Meridian lunglai.

Hal terakhir yang ia lihat adalah Lucas panik mengguncangnya, sebelum ia tenggelam dalam kegelapan, tak lagi diselamatkan oleh cahaya biru misterius.

...*...

Sejuk.

Sensasi angin mengelilinginya adalah hal pertama yang Meridian rasakan setelah kegelapan. Perlahan kedua matanya terbuka, disambut oleh pemandangan atap kayu.

Kepalanya berpaling ke samping, menemukan ketiga kakaknya berkumpul dengan satu lagi pria tampan berambut pirang.

Tampan juga.

Sialan.

Terkutuklah Laila entah di mana dia!

Novel apa sebenarnya yang dia buat?!

"Hei, kamu mendengarku?" Lucas yang paling pertama datang ke sisinya. "Sialan, Meridian. Kamu seharusnya berhati-hati menggunakan sesuatu seperti sihir."

"Jangan buat kepalaku tambah sakit." Meridian tidak mau mendengar apa pun tentang sihir.

Dirinya yang tidak percaya mengenai reinkarnasi dan sebagainya mana mungkin senang punya kekuatan macam Sasuke!

Apa jangan-jangan mata kristal ini sejenis sharingan? Lalu tadi apa? Amaterasu?

"Meridian." Dion malah ikut-ikutan. "Kurasa sebaiknya kamu berhenti memutarbalikkan fakta."

"Kubilang jangan buat—"

"Sihir adalah manifestasi kecerdasan seseorang." Dion mengarahkan telapak tangannya pada Meridian. Secara ajaib bin mandraguna, muncul sesuatu semacam lingkaran berwarna hitam kebiru-biruan yang begitu padat.

Lalu satu tangan Dion mengarah pada Raphael, memunculkan lingkaran sihir aneh yang sama, dengan pola yang hampir sama pula, namun sedikit lebih sederhana dan tipis.

Warnanya biru cerah.

"Perbedaan sihirmu dan Raphael sangat jauh. Sihirmu tiga kali lipat lebih banyak dari miliknya. Kamu pikir aku akan tertipu dengan ocehan lupa ingatanmu? Sihir tidak muncul dalam semalam."

Kalau begitu jelaskan mengapa Meridian pingsan lantaran Raphael bisa jadi pemadan kebakaran tanpa harus ada mobil ninu-ninu!

"Meridian." Raphael terdengar gelisah. "Aku berjanji padamu, aku bersumpah tidak akan menghakimimu. Jadi katakan yang sejujurnya."

Sejujurnya apa? Sejujurnya ia bukan Meridian yang ini tapi Meridian yang itu?

Diberi alasan lupa ingatan saja mereka tidak percaya. Apalagi jiwa tertukar.

"Hei, bodoh." Lucas tidak mau ketinggalan. "Jika kekaisaran mengetahui kekuatan sihirmu, mereka akan menganggapmu berbahaya."

Meridian tersedak. "Aku bahkan tidak tahu siapa Kaisar di negeri ini! Mengapa aku jadi berbahaya?"

"Kepekatan sihir juga menunjukkan potensi berbahaya mereka, Nonaku." Si Pirang Asing akhirnya buka suara. "Pada dasarnya sihir dan kekuatan suci dari kuil agung ditetapkan untuk seimbang satu sama lain."

"Lalu?"

Pirang itu menunjuk lingkaran sihir Raphael. "Tuan Raphael ditetapkan sebagai salah satu penyihir tingkat atas di kerajaan. Karena Anda lupa ingatan, saya akan mengingatkan. Ada total empat penyihir kuat di kekaisaran saat ini. Selain Tuan Muda, ada Pangeran Andaru, lalu Putri Duke Valentino, juga seseorang yang saat ini memegang menara sihir."

Meridian mengangkat tangan. "Tunggu sebentar."

"Ya?"

Meridian mencubit lengannya keras-keras hanya untuk menjerit kesakitan.

"DASAR BODOH!" Lukas merampas tangan Meridian seolah ia sedang mencekik anak kecil. "Dion, pasangkan mantra belenggu untuk orang gila ini! Kurasa dia benar-benar sudah tidak waras!"

"Aku memang tidak waras mendengarmu!" Meridian balas berteriak. Tapi segera menarik napas panjang, karena sekali lagi, marah pun percuma.

Ampas, ampas, ampas, ampas, ampas.

Awas saja Laila.

Dia benar-benar akan tinggal nama jika Meridian kembali.

"Tenanglah, Nona." Si Pirang menjentikkan jari tiba-tiba.

Detik setelah itu, Meridian merasakan bekas cubitan di tangannya serasa ditempeli kramik dingin, dan perlahan rasa perihnya hilang seperti kebohongan.

Tentu saja Meridian takjub. Ditarik tangannya dari Lucas, ternganga melihat kulitnya yang putih benar-benar mulus bersih.

Padahal tadi memerah saking kuatnya ia mencubit.

"Apa itu?"

Sihir.

Meridian tersentak. Menatap senyum di wajah si Pirang yang baru saja bertelepati dengannya.

Aku tahu ini membingungkan, tapi bisakah Nona sedikit tenang? Orang-orang ini juga menyusahkan saya.

Baiklah.

Entah kenapa, dia terlihat bisa dipercaya daripada saudara-saudara tidak berguna ini.

...*...

Terpopuler

Comments

🇧 🇮

🇧 🇮

keren thorr.. oh astajim bingit bahasanya bikin ngakak....

2022-12-01

1

Renata Maharani

Renata Maharani

oh astaga 🤣🤣🤣🤣

2022-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 1 - dunia fantasi
2 2 - harus kembali
3 3 - lupa ingatan
4 4 - terlalu dingin
5 5 - bimsalabim
6 6 - herdian
7 7 - second male lead
8 8 - overpower
9 9 - mati saja
10 10 - bug
11 11 - serangan fiksi
12 12 - dasar tokoh utama
13 13 - terlalu norak
14 14 - sang pemilik surga
15 15 - permata terindah
16 16 - pembatalan dibatalkan
17 17 - dunia membosankan
18 18 - aku minta maaf
19 19 - sejarah kekaisaran
20 20 - hadiah sarung tangan
21 21 - keadilan untuk antagonis
22 22 - ancaman balik
23 23 - tergantung
24 24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25 25 - dasar karakter novel
26 26 - keturunan iblis
27 27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28 28 - kamu menyukaiku?
29 29 - urus jodohmu sendiri
30 30 - aku punya hadiah
31 31 - kemampuan tidak berguna
32 32 - aku ingin memilikinya
33 33 - skandal cinta terlarang
34 34 - analisis perang
35 35 - penjahat tampan
36 36 - kekuatan tokoh utama
37 37 - dari sandera jadi mitra
38 38 - tamparan pertama
39 39 - ayo akhiri sandiwara ini
40 40 - korban menyedihkan
41 41 - dia pelakunya
42 42 - aku lelah
43 43 - rayuan agar menikah
44 44 - ingin seenaknya
45 45 - kencan di dungeon
46 46 - tokoh utama overpower
47 47 - rasa muak
48 48 - cara untuk menyiksa
49 49 - menyukaimu yang sekarang
50 50 - tuhan kaleng-kaleng
51 51 - aku mengandalkanmu
52 52 - informasi mengenai kuil
53 53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54 54 - permainan
55 55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56 56 - kedatangan pendeta
57 57 - seorang penjahat selanjutnya
58 58 - kemarahan
59 59 - propaganda
60 60 - diskusi panjang
61 61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62 62 - sampai jumpa
63 63 - tempat seharusnya
64 64 - dunia khayalan
65 65 - tertolak
66 66 - hutan kegelapan
67 67 - di sini, yang mulia
68 68 - menjadi raja iblis
69 69 - menikah denganku
70 70 - aku tidak sabar
71 71 - karena mereka rakyatmu
72 72 - mereka terbunuh
73 73 - bunuh penjahat
74 74 - putus asa
75 75 - kemenangan sesungguhnya
76 76 - harus mati
77 77 - ini milik orang lain
78 78 - apa pun itu [End Of Season 1]
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1 - dunia fantasi
2
2 - harus kembali
3
3 - lupa ingatan
4
4 - terlalu dingin
5
5 - bimsalabim
6
6 - herdian
7
7 - second male lead
8
8 - overpower
9
9 - mati saja
10
10 - bug
11
11 - serangan fiksi
12
12 - dasar tokoh utama
13
13 - terlalu norak
14
14 - sang pemilik surga
15
15 - permata terindah
16
16 - pembatalan dibatalkan
17
17 - dunia membosankan
18
18 - aku minta maaf
19
19 - sejarah kekaisaran
20
20 - hadiah sarung tangan
21
21 - keadilan untuk antagonis
22
22 - ancaman balik
23
23 - tergantung
24
24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25
25 - dasar karakter novel
26
26 - keturunan iblis
27
27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28
28 - kamu menyukaiku?
29
29 - urus jodohmu sendiri
30
30 - aku punya hadiah
31
31 - kemampuan tidak berguna
32
32 - aku ingin memilikinya
33
33 - skandal cinta terlarang
34
34 - analisis perang
35
35 - penjahat tampan
36
36 - kekuatan tokoh utama
37
37 - dari sandera jadi mitra
38
38 - tamparan pertama
39
39 - ayo akhiri sandiwara ini
40
40 - korban menyedihkan
41
41 - dia pelakunya
42
42 - aku lelah
43
43 - rayuan agar menikah
44
44 - ingin seenaknya
45
45 - kencan di dungeon
46
46 - tokoh utama overpower
47
47 - rasa muak
48
48 - cara untuk menyiksa
49
49 - menyukaimu yang sekarang
50
50 - tuhan kaleng-kaleng
51
51 - aku mengandalkanmu
52
52 - informasi mengenai kuil
53
53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54
54 - permainan
55
55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56
56 - kedatangan pendeta
57
57 - seorang penjahat selanjutnya
58
58 - kemarahan
59
59 - propaganda
60
60 - diskusi panjang
61
61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62
62 - sampai jumpa
63
63 - tempat seharusnya
64
64 - dunia khayalan
65
65 - tertolak
66
66 - hutan kegelapan
67
67 - di sini, yang mulia
68
68 - menjadi raja iblis
69
69 - menikah denganku
70
70 - aku tidak sabar
71
71 - karena mereka rakyatmu
72
72 - mereka terbunuh
73
73 - bunuh penjahat
74
74 - putus asa
75
75 - kemenangan sesungguhnya
76
76 - harus mati
77
77 - ini milik orang lain
78
78 - apa pun itu [End Of Season 1]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!