14 - sang pemilik surga

Tangan Herdian terulur ke arahnya. Meridian berpikir dia mau menyentuh tangan atau bahu, ternyata malah mendarah di rambut.

Sambil tersenyum 'saya tidak punya pilihan atau pewaris keluarga Duke lenyap', Herdian mulai memunculkan lingkaran sihir di atas kepala Meridian.

Itu agak menarik melihat cahaya hijau lembut turun mengelilinginya, membentuk sebuah tabung sebelum tiba-tiba hilang tak berbekas.

"Sudah?"

"Tidak ada dampak saat penggunaan."

"Begitu." Meridian coba membuka telapak tangan, hendak menciptakan api tapi nihil.

Cara kerjanya seperti vakum ternyata. Sesuatu seperti menciptakan ruang hampa hingga tidak ada udara (dalam kasus ini mana).

"Apa ada batasan waktu penggunaan?"

"Mana saya adalah batasannya. Cukup untuk Nona gunakan sampai pesta berakhir, jika Nona mau."

"Ayo pergi." Lucas tidak mau basa-basi.

Meridian juga, jadi segera ia mengangguk. Namun saat akan menggenggam tangan Lucas, Herdian memberi pesan.

"Seharusnya saya tidak perlu memberitahu ini. Anggap saja waspada. Jika sesuatu yang besar memicu mana aktif di sekitar Nona, maka hal yang akan terjadi adalah ledakan mana."

"Apa masih bisa terpicu?"

"Ya, Nona. Karena ini hanya pengekang meskipun menghilangkan sebagian besar mana di sekitar Nona. Tentu, sepertinya itu tidak akan terjadi."

"Baiklah, terima kasih." Meridian memegang tangan Lucas yang seketika memindahkan mereka ke balkon luar pesta.

"Aku merasa seperti Herdian berpikir aneh tentangmu." Lucas langsung mendumel lagi. "Sebaiknya jangan terlalu mempercayai dia."

"Bukankah dia teman baik Raphael?"

"Siapa yang menjamin teman baik kami bisa dipercaya?" Lucas memasukkan kedua tangan ke sakunya. "Kurasa aku harus kebih waspada padanya."

Meridian tidak mau mengurusi sifat overprotektif saudara Meridian palsu ciptaan Laila, jadi anggap tidak dengar.

Mereka sama-sama kembali memasuki aula pesta, disambut oleh musik klasik dan lingkaran tarian dansa. Setelah celingak-celinguk tidak menemukan kembaran si Putri (para bangsawan musuh Meridian Palsu, mungkin?), Meridian bisa bernapas lega.

Sihir sudah diatasi, tapi urusan suka tidak suka itu juga menyangkut psikologi.

Kalau kata Lucas, wajahnya akan menyeramkan jika sedang kesal.

"Apa kamu masih akan menemaniku? Kamu tidak berdansa?"

Lucas malah sibuk mencomot sandwich di nampan yang pelayan bawa. "Kenapa aku harus melakukan hal merepotkan dan menjijikan?"

Meridian tertegun.

Hampir-hampir ia menutup mulutnya dan terisak-isak penuh haru.

Ya Tuhan.

Ternyata si Brengsek yang tadi menyebut tuan putri sebagai Rembulan Kekaisaran juga terpaksa harus jadi menjijikan demi tugas.

Duh, mendadak Meridian naksir padanya.

Ada yang waras ternyata. "Jika aku tahu berdansa, aku akan mengajakmu." Berdansa dengan orang yang memahami betapa menjijikan semua itu pasti menyenangkan.

Hah.

"Ayo."

"Apa?"

"Kamu mengajakku berdansa. Ayo."

Meridian mengangkat alisnya tinggi-tinggi. "Aku tidak tahu caranya."

"Kamu paling jago berdansa, dasar bodoh. Ayo."

Hei, hei! Yang jago itu Meridian Palsu!

Tapi tanpa mendengar pembelaan Meridian, Lucas sudah menarik tangannya ke lantai dansa. Dia menuntun tangan Meridian memeluk bahunya sementara satu tangan di pundaknya.

Sungguh Meridian tidak tahu harus berbuat apa, jadi ia cuma mengikuti gerakan Lucas yang luar biasa lihai.

"Aku mulai percaya kamu lupa ingatan sungguhan." Lukas mengejek. "Meridian tidak pernah menginjak kaki lawan dansanya."

Meridian menginjak kakinya, sengaja.

"Hei!"

"Sudah kubilang aku tidak—"

Tubuh Meridian bergerak dengan sendirinya.

Ia bahkan tercengang bagaimana ia bisa berputar sebegitu lentiknya, melangkah tergesa-gesa mengikuti ritme musik.

Sialan!

Kenapa pula ia malah melakukan hal norak begini?!

"Bajingan itu ...." Lucas menggeram. "Dia jelas-jelas menggodamu."

"Hah?" Meridian menoleh susah payah untuk menemukan Herdian tersenyum cerah.

Jadi itu perbuatannya?

"Kenapa kamu jadi cemburu padanya?" Meridian tidak punya pilihan kecuali menyelesaikan ini. "Kalau kamu tidak suka, seharusnya kamu yang menggerakan tubuhku dengan sihirmu."

Lucas membuang muka. "Sihirku tidak seremeh kroco itu."

"Sihirmu hanya teleportasi?"

"Jelas saja tidak! Kamu menyamakanku dengan pemula?!"

"Apa salahku? Aku hanya pernah melihat sihir teleportasimu. Lebih tidak masuk akal aku tahu segalanya sementara tidak pernah melihat."

"Kamu pernah melihatnya."

"Aku tidak—"

"Tidak ingat! Ya, ya, aku tahu! Berhenti mengulangnya!"

Kenapa dia jadi emosional?

Atau jangan-jangan hubungan Meridian Palsu justru sangat akrab dengan Lucas dan Dion? Terlepas dari kenapa, yang sepertinya masih sulit terjawab, hal macam apa yang pernah dia perlihatkan pada Meridian?

Tapi, yang paling terpenting, dansa selesai!

Meridian segera menepi untuk menarik napas banyak-banyak. Lelah juga padahal dituntun bergerak oleh sihir Herdian.

Ayo buat catatan tidak pernah berdansa lagi seumur hidup—

Nona.

Lagi-lagi Herdian.

Pangeran Andaru menatap Anda.

Di mana?

Arah jam—ah, beliau berbalik.

Beritahu aku tempatnya.

Lantai dua sebelah kanan. Sepertinya beliau menepi ke balkon.

Meridian mendongak. Tidak lagi bisa menemukan Andaru tapi jadi dibuat pemasaran sebenarnya seperti apa si Pangeran Klise Matahari Kekaisaran itu.

"Lucas."

"Hm?"

"Aku akan pergi menyapa Pangeran. Tetap di sini."

"Apa? Tidak. Aku akan bersamamu."

"Sudah ada pengekang mengawasiku jadi setidaknya beri aku kebebasan sebentar. Lagipula, kamu ingin terjebak dalam percakapan antar pasangan?"

Lucas mendecih. "Kamu mengakuinya sebagai pasangan?"

"Dengan begitu aku bisa memutuskannya. Jadi diam saja."

Sebelum menerima jawaban, Meridian sudah bergerak meninggalkan pria itu.

Ia berusaha melewati kerumunan manusia, mencapai tangga melengkung yamg membawanya ke lantai dua. Kakinya yang lelah dipakai berdansa rasanya lemas digunakan menaiki tangga.

Jauh berbeda dari tubuh Meridian asli yang dipakai mendaki gunung pun kuat.

Disusuri bagian kanan lantai dua sesuai arahan Herdian, berusaha menemukan sosok berambut hitam legam itu.

Pahlawan kenapa malah menyepi?

Dari kejauhan, akhirnya nampak punggung lebar seorang pria tinggi yang mengenakan pakaian kerajaan merah emas. Meridian bergegas mendekatinya, dan mengingatkan diri untuk tidak terbawa suasana.

Sihirnya tersegel, ekspresinya tidak. Jadi, Rasionalitas, Meridian mengandalkanmu!

"Yang Mulia."

Tubuh itu berbalik.

Hanya butuh waktu sedetik, Meridian terdiam kaku.

Suara-suara musik serta percakapan di bawah mendadak hilang. Meridian merasakan sesuatu menariknya jatuh dalam kegelapan, tapi kedua matanya terbuka lebar-lebar.

Astaga.

Orang ini sih bukan orang.

Dia pemilik surga.

Namun seolah belum cukup, mata merah pekat itu mengeluarkan sinar aneh.

Pupil yang awalnya normal kecuali pada warna tiba-tiba memunculkan garis vertikal yang benar-benar nampak seperti pupil reptil. Di sekitar garis itu bersinar sesuatu menyerupai lingkaran sihir rumit, bergerak dan berputar seolah beroperasi.

Meridian terlambat memperoleh kesadaran. Sesuatu tiba-tiba terasa dicabut dari raganya, memaksa Meridian lunglai tak bertenaga.

Tubuhnya nyaris berbaring di lantai jika sebuah tangan tidak memeluk punggungnya.

"Sihirmu ...." Sang Pemilik Surga Kekaisaran bergumam di wajahnya. Mata merah itu masih tampak tidak normal. "Seseorang membelenggunya."

Meridian tidak bisa menggerakan seujung jari saja.

Sial. Jangan bilang kekuatan mata Andaru bisa merangsang mana yang terbelenggu?

"Apa dia tidak memberitahumu ledakan mana akan terjadi? Dan energi sebesar ini, aku pasti akan berpikir ini perbuatan pembunuh jika tidak mengenalmu, Nona."

Ini efek sampingnya? Kalau begitu sekarang juga ....

"Ada banyak sihir dalam dirimu ternyata." Lingkaran sihir di matanya itu tampak terus berputar-putar dan bersinar. "Sihir deteksi, kurasa itu milik Dion. Lalu sihir teleportasi. Lucas mencoba mendatangimu sekarang. Lalu ...."

Dia tersenyum agak menakutkan.

"Mereka menyembunyikan sesuatu yang besar. Aku bisa merasakan jejak sihir Herdian juga. Aku pikir dia hanya mencoba menggangguku, tapi sepertinya kalian dekat."

Apa yang ....

"Nonaku yang menggemaskan. Kamu tidak menyapaku, berdansa dengan kakakmu, lalu sekarang bermain dengan temanku. Kamu sedikit berubah."

"B-bawa ...." Meridian mau berbisik 'bawa ia pada Herdian atau Dion sekarang juga', tapi suaranya tak mau keluar.

Pantas saja Lucas menentangnya.

"Sepertinya kamu kesulitan. Aku akan membantu."

Ketika Meridian berpikir dia akan membawanya pada Dion atau Herdian, yang terjadi sungguh luar biasa klise.

Wajah tampan itu mendekat, mempertemukan bibir mereka tanpa izin. Meridian terbelalak syok. Spontan meremas kuat-kuat pakaian Andaru saat lidah panasnya membelai lidah Meridian.

Kenapa dia ....

Sial!

Ciumamnya enak!

Meridian peduli setan dulu pada yang lain. Peduli setan bagaimana ia bisa tiba-tiba menggerakan lengan, karena yang lebih penting adalah memeluk leher Andaru untuk memperdalam ciumannya.

Remasan Meridian di kepalanya merusak tatanan rambut sang Pahlawan Perang. Namun daripada marah, Andaru balas memeluknya kuat, hingga keduanya sama-sama tak rela menjauhkan diri.

Dasar Laila sialan!

Mengapa dari semua orang, demi Tuhan, dari semua orang! Kenapa dari seluruh yang bisa dia ciptakan dengan visual ini, dia malah memberikannya pada si Putra Mahkota Klise!

Memang layak Herdian menyebut mata merah Andaru itu unik dan satu-satunya.

Mulai dari Dion yang pesonanya sudah sekelas Sasuke, Herdian yang auranya seperti Claude versi murah senyum, Lucas yang mengingatkannya pada Jungkook BTS, lalu Raphael yang sebelas dua belas Jaemin NCT Dream, seluruhnya Meridian kebal lantaran yakin mereka semua klise.

Tapi makhluk ini! Visualnya malah tampak seperti makhluk idaman Meridian, bermata merah misterius dengan rambut hitam legam lebat.

Sialan Laila.

Dia memakai visual andalan Meridian untuk pasangan Meridian palsunya.

Tampangnya ini diciptakan cuma untuk dipuja dan tidak yang lain, sialan!

"Hmmm." Andaru memegang dagu Meridian sekaligus mengusap bekas basah di bibirnya. "Siapa yang mengajarimu berciumam, Nona?"

Tampangnya bikin gila.

Sialan. Sialan. Sialan.

Terkutuklah Laila!

"Sihirmu ...." Andaru bergumam sekali lagi ketika melepaskan Meridian. Matanya bergerak-gerak memandangi sesuatu di sekitaran Merdiain, dan sialannya itu cuma membuat dia makin tampan.

Demi apa pun jika Meridian boleh kembali satu menit saja, maka ia akan mencekik leher Laila.

Kenapa harus visual ini?! Meridian tidak suka karakter klise, aaaaaaakhhhh!

"Kurasa aku harus membawamu ke suatu tempat, Nona. Seseorang mencoba menerobos masuk dalam barierku."

Barier?

"Aku tidak keberatan melepaskannya. Tapi jika manamu yang kuperlambat dengan mataku ini mengamuk, kurasa kamu akan dikenal sebagai penyelamat para bangsawan. Dengan membunuh beberapa lainya, tentu saja."

Meridian tak pernah segugup ini.

Apa karena Andaru atau karena senyumnya?

Menakutkan. Menakutkan. Menakutkan.

"Kenapa manamu bergerak makin agresif? Mereka mencoba melenyapkan bariernya. Apa kulepaskan saja?"

Meridian menelan ludah. "A-ayo pindah, Yang Mulia."

Sial.

...*...

Episodes
1 1 - dunia fantasi
2 2 - harus kembali
3 3 - lupa ingatan
4 4 - terlalu dingin
5 5 - bimsalabim
6 6 - herdian
7 7 - second male lead
8 8 - overpower
9 9 - mati saja
10 10 - bug
11 11 - serangan fiksi
12 12 - dasar tokoh utama
13 13 - terlalu norak
14 14 - sang pemilik surga
15 15 - permata terindah
16 16 - pembatalan dibatalkan
17 17 - dunia membosankan
18 18 - aku minta maaf
19 19 - sejarah kekaisaran
20 20 - hadiah sarung tangan
21 21 - keadilan untuk antagonis
22 22 - ancaman balik
23 23 - tergantung
24 24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25 25 - dasar karakter novel
26 26 - keturunan iblis
27 27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28 28 - kamu menyukaiku?
29 29 - urus jodohmu sendiri
30 30 - aku punya hadiah
31 31 - kemampuan tidak berguna
32 32 - aku ingin memilikinya
33 33 - skandal cinta terlarang
34 34 - analisis perang
35 35 - penjahat tampan
36 36 - kekuatan tokoh utama
37 37 - dari sandera jadi mitra
38 38 - tamparan pertama
39 39 - ayo akhiri sandiwara ini
40 40 - korban menyedihkan
41 41 - dia pelakunya
42 42 - aku lelah
43 43 - rayuan agar menikah
44 44 - ingin seenaknya
45 45 - kencan di dungeon
46 46 - tokoh utama overpower
47 47 - rasa muak
48 48 - cara untuk menyiksa
49 49 - menyukaimu yang sekarang
50 50 - tuhan kaleng-kaleng
51 51 - aku mengandalkanmu
52 52 - informasi mengenai kuil
53 53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54 54 - permainan
55 55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56 56 - kedatangan pendeta
57 57 - seorang penjahat selanjutnya
58 58 - kemarahan
59 59 - propaganda
60 60 - diskusi panjang
61 61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62 62 - sampai jumpa
63 63 - tempat seharusnya
64 64 - dunia khayalan
65 65 - tertolak
66 66 - hutan kegelapan
67 67 - di sini, yang mulia
68 68 - menjadi raja iblis
69 69 - menikah denganku
70 70 - aku tidak sabar
71 71 - karena mereka rakyatmu
72 72 - mereka terbunuh
73 73 - bunuh penjahat
74 74 - putus asa
75 75 - kemenangan sesungguhnya
76 76 - harus mati
77 77 - ini milik orang lain
78 78 - apa pun itu [End Of Season 1]
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1 - dunia fantasi
2
2 - harus kembali
3
3 - lupa ingatan
4
4 - terlalu dingin
5
5 - bimsalabim
6
6 - herdian
7
7 - second male lead
8
8 - overpower
9
9 - mati saja
10
10 - bug
11
11 - serangan fiksi
12
12 - dasar tokoh utama
13
13 - terlalu norak
14
14 - sang pemilik surga
15
15 - permata terindah
16
16 - pembatalan dibatalkan
17
17 - dunia membosankan
18
18 - aku minta maaf
19
19 - sejarah kekaisaran
20
20 - hadiah sarung tangan
21
21 - keadilan untuk antagonis
22
22 - ancaman balik
23
23 - tergantung
24
24 - kepada yang tercinta, dari cintamu
25
25 - dasar karakter novel
26
26 - keturunan iblis
27
27 - aku ingin jadi rakyat biasa
28
28 - kamu menyukaiku?
29
29 - urus jodohmu sendiri
30
30 - aku punya hadiah
31
31 - kemampuan tidak berguna
32
32 - aku ingin memilikinya
33
33 - skandal cinta terlarang
34
34 - analisis perang
35
35 - penjahat tampan
36
36 - kekuatan tokoh utama
37
37 - dari sandera jadi mitra
38
38 - tamparan pertama
39
39 - ayo akhiri sandiwara ini
40
40 - korban menyedihkan
41
41 - dia pelakunya
42
42 - aku lelah
43
43 - rayuan agar menikah
44
44 - ingin seenaknya
45
45 - kencan di dungeon
46
46 - tokoh utama overpower
47
47 - rasa muak
48
48 - cara untuk menyiksa
49
49 - menyukaimu yang sekarang
50
50 - tuhan kaleng-kaleng
51
51 - aku mengandalkanmu
52
52 - informasi mengenai kuil
53
53 - hanya itu yang bisa dilakukan
54
54 - permainan
55
55 - ingin menjadi dirinya sendiri
56
56 - kedatangan pendeta
57
57 - seorang penjahat selanjutnya
58
58 - kemarahan
59
59 - propaganda
60
60 - diskusi panjang
61
61 - ayo pergi ke hutan kegelapan
62
62 - sampai jumpa
63
63 - tempat seharusnya
64
64 - dunia khayalan
65
65 - tertolak
66
66 - hutan kegelapan
67
67 - di sini, yang mulia
68
68 - menjadi raja iblis
69
69 - menikah denganku
70
70 - aku tidak sabar
71
71 - karena mereka rakyatmu
72
72 - mereka terbunuh
73
73 - bunuh penjahat
74
74 - putus asa
75
75 - kemenangan sesungguhnya
76
76 - harus mati
77
77 - ini milik orang lain
78
78 - apa pun itu [End Of Season 1]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!