"Daddy.... " teriak manja seorang wanita.
Ruangan 3×3 m, di isi dengan berbagai perabotan termasuk sofa yang lembut, berwarna cream. Ruangan itu di dominasi oleh warna abu cerah dan warna cream, membuatnya terlihat sangat mewah.
Wanita cantik yang memiliki mata berwarna coklat terang dan rambut blonde, masuk ke ruang tamu tanpa meminta izin. Kehadirannya membuat orang-orang yang berada di ruangan itu menatapnya. Seorang wanita lain yang berpakaian rapi pun terlihat terengah karena mengejarnya.
"Maafkan saya, Tuan" ucap wanita berpakaian rapi.
Johan melambaikan tangannya untuk menyuruh wanita itu pergi, dan membiarkan wanita blonde itu masuk.
Setelah di izinkan masuk, wanita blonde itu tersenyum dengan senang dan ikut bergabung dengan duduk di sofa bersama 3 orang lainnya. Johan, Mathew dan Frank. Tiga pria yang sudah berusia lebih dari 50 tahun.
"Ah! Bukankah dia anakmu yang bernama Katerina?" Tanya Mathew pada Johan.
"Kau benar. Dia suka melakukan apapun sesukanya" jawab Johan.
"Tidak apa. Aku suka semangatnya" ucap Mathew sambil tertawa. "Bagaimana kabarmu Katerina?" Lanjutnya.
"Excuse me, Uncle! Jangan memanggilku Katerina. Panggil saja Kate (Keith) K A T E, Keith!" Jawab Kate.
Mathew menatap Kate sebentar, lalu dia tertawa. "Aku suka anak ini"
Katerina Grafedy. Salah satu anak perempuan Johan, dari istri yang kedua. Kate memiliki usia yang sama dengan Alexa, yaitu 22 tahun. Walaupun usia mereka sama, perbedaan sikap dan penampilan mereka jauh berbeda. Alexa dan Kate beberapa kali terlibat perselisihan dan perang dingin.
"Dia memang anak yang menarik dan cantik" ucap Johan sambil tersenyum pada Kate.
"Daddy! Aku sangat rindu padamu! Apa Daddy tidak tahu aku tiba kemarin? Bahkan Daddy tidak menjemputku! Hanya menyuruh orang-orang payah itu! Saat tiba disini, aku bahkan di tahan oleh wanita jelek" ucap Kate dengan nada manjanya.
"Maafkan Daddy. Sekarang aku sedang sibuk mengurus masalah penting" jawab Johan.
"Pasti masalah ini berhubungan lagi dengannya!? Benarkan!? Dasar wanita jal*ng!!!" Umpat Kate.
"Tidak apa. Sekarang kau tidak perlu cemas, wanita itu sudah mati. Daddymu yang mengurusnya" Mathew menimpali.
Kate memasang ekspresi kaget "benarkah? Apa benar yang di katakan paman ini, Dad? Tidak ku sangka. Akhirnya dia mati juga. Tapi bagaimana? Wanita itu tidak akan mati dengan mudah" ucap Kate.
"Bukankah Daddy mu sangat cerdas? Kau harus bangga padanya" kali ini, Frank yang berbicara.
"Tentu saja! Daddy yang terbaik" ucap Kate sambil memeluk Johan.
Johan hanya tersenyum kecil. Dia menutupi kenyataan yang hanya di ketahui oleh dirinya dan orang-orang yang setia bekerja dengannya.
...***...
Senyum terpaksa. Tidakkah itu menyakitkan? Selama ini, aku mengalaminya. Aku berpura-pura tersenyum. Padahal, jauh di dalam hatiku, aku merasakan sakit, menderita, dan pikiranku berharap semuanya akan segera berakhir.
Seminggu telah berlalu. Waktu yang telah di tentukan tiba. Aku tidak ingin menunggu lebih lama di tempat seperti ini. Karena jika terjadi sesuatu, aku bisa saja melarikan diri, sedangkan mereka, bahkan tidak tahu apapun.
Aku tidak pergi begitu saja, karena jika aku menghilang mereka akan mencariku dan melaporkannya ke kantor polisi, dan hal itu akan membuat masalah lebih besar. Akhirnya, aku berpamitan dengan mengatakan akan pergi ke luar negeri.
Aku pergi menggunakan kendaraan umum, lalu menggunakan taksi. Setelah tiba di sana, aku menunjukkan kartu nama milik Alan. Mereka mengizinkanku masuk.
Tempat itu terlihat normal dari luar, seperti sebuah perumahan yang biasa di miliki di tengah perkotaan. Namun, saat aku melangkah ke dalam, dan masuk lebih jauh. Tempat itu menjadi sangat berbeda. Di dalamnya terdapat gedung-gedung yang tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 4 lantai, namun aku tidak tahu, seberapa luas bangunan itu.
Berbagai jenis mobil dan kendaraan lainnya terparkir disana. Aku juga bisa melihat helikopter yang akan mendarat di atas gedung. Mungkin orang yang sangat penting sudah tiba.
"Mari ikuti saya" ucap orang yang saat ini ku temui.
Aku mengikutinya, menuju bangunan yang berada di arah selatan, bangunan itu tidak terlalu besar, mungkin yang paling kecil. Aku tidak bertanya apapun, karena sekarang bukan waktu yang tepat.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kami memasuki bangunan itu. Awalnya, aku berpikir hanya aku sendiri di tempat ini. Ternyata ada banyak orang lain yang berpenampilan sama denganku, mengenakan pakaian biasa. Mereka juga adalah anggota yang baru.
"Kalian akan di uji selama tiga minggu. Yang bertahan akan lolos dan menjadi anggota INCREASE. Namun, yang tidak bertahan akan di pindahkan ke tempat lain" ucapnya. Wanita berpakaian serba hitam.
Aku sudah pernah melihat persyaratan kerja di tempat ini. Mereka yang tidak lolos akan di pekerjakan di tempat lain, di bawah pengawasan INCREASE. Agar tidak menyebarkan informasi tentang tempat ini.
Kami mendapatkan tempat tidur masing-masing. Setiap ruangan terisi oleh lima sampai enam orang. Kami di beri pakaian seadanya dan juga makanan sesuai jadwal.
"Berapa usiamu? Kau terlihat muda untuk berada di tempat seperti ini. Apa kau melakukannya karena ingin balas dendam pada seseorang?" Tanya seorang wanita padaku.
"Tidak ada batasan umur untuk berada disini" jawabku.
"Wah! Lihat dia! Kau berani juga. Aku bertaruh, kau tidak akan bertahan selama tiga hari" ucapnya.
Mereka semua tertawa melihatku.Aku tidak tahu berapa usia mereka, tapi mereka terlihat seperti wanita berusia 35 tahun ke atas, atau mungkin lebih.
Aku menghabiskan waktu ku dengan berdiam di atas kasur. Tidak ada yang bisa ku lakukan. Mereka mengundur waktu ujiannya hingga besok.
Aku yakin, waktu akan cepat berlalu.
...***...
Pagi tiba. Matahari bersinar dengan indah dan cerah. Sayangnya, matahari tidak bisa di rasakan oleh para anggota baru, karena ruangan mereka tidak di beri jendela, hanya sedikit celah untuk ventilasi udara.
Semuanya berkumpul di tengah aula besar setelah mendengar bel berbunyi. Suara itu sangat keras hingga membuat sebagian dari mereka mengumpat kesal. Tapi, mereka hanya bisa pasrah dan mengikuti jadwal yang telah di tetapkan.
Aku mengenakan pakaian yang telah di sediakan, lalu merias wajahku dengan riasan yang mencolok. Tidak ada yang peduli dengan penampilan satu sama lain, karena yang terpenting adalah kemenangan.
"Aku tidak akan memperkenalkan diri. Tidak juga memberi salam yang hangat. Kalian akan mengenalku setelah lolos dari ujian ini" ucap wanita berpakaian serba hitam.
Semua orang memfokuskan dirinya pada ucapan wanita itu, tidak ada yang berbisik-bisik atau membicarakan hal yang tidak penting. Mereka ingin lolos dan juga berusaha bersikap profesional.
"Baiklah. Aku akan memberikan ujian pertama. Kami akan membuat kelompok berdasarkan warna kertas yang kalian pegang" ucapnya.
Seluruh anggota baru berjumlah 150 orang. Mereka membagi kelompok menjadi 6 kelompok yang masing-masing berjumlah 25 orang. Setelah kertas sudah di bagikan, mereka membentuk kelompok sesuai warna kertas.
"Ujian pertama adalah bertahan di dalam ruangan hingga waktu yang telah di tentukan. Saat itu, kalian harus tetap sadar" ucap wanita.
Ruangan itu cukup besar.
"Yang bertahan akan lolos, sedangkan yang tidak, akan segera di pindahkan. Ini bukan permainan mematikan. Tapi, berhati-hatilah dalam memilih" lanjutnya.
Semua orang terlihat bingung. Mereka tidak mengerti ucapan si wanita.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments