Wanita itu

Amerika Serikat, New York.

Gedung tinggi di terpa cahaya matahari. Di tengah kota, pukul 2 siang. Di salah satu ruangan, seorang pria terlihat marah dan menjatuhkan semua benda yang ada di atas meja kerja miliknya.

"Arghhh!!! Bangs*t!!! Temukan wanita jal*ng itu!!! Dia harus membayar semua perbuatannya!!! Akan aku tunjukkan padanya, dengan siapa dia bermain" ucap seorang pria berusia 50an.

Pria itu memiliki wajah tampan, dengan mata dan rambut coklatnya. Tingginya sekitar 170, badannya bagus dan terawat. Tapi, sifatnya sangat berbanding terbalik dengan penampilannya.

Di saat itu, seorang pria berpakaian rapi berwarna abu-abu memasuki ruangan. Membawa tablet di tangannya. Wajahnya tampak sangat percaya diri.

"Selamat malam Tuan Mathew" ucap orang berbaju merah itu.

Pria tampan itu bernama Mathew. Mendengar ucapan salam dari orang berbaju merah, membuatnya menoleh dan menatap tajam pada orang itu.

"Ada apa? Jangan temui aku, jika urusanmu tidak penting" ketus Mathew.

"Anda tidak akan menyesal jika mendengarkannya" jawab si baju merah.

Mathew menatap orang itu, lalu bertanya "apa maumu?"

Tanpa menjawab sepatah kata pun, orang berbaju abu-abu itu memberikan tablet yang berada di tangannya pada Mathew. Di dalam tablet itu, berisi beberapa gambar dari seorang wanita. Namun gambar itu hanya sebagian, tidak memperlihatkan sesuatu yang jelas.

"Apa dia..."

"Benar Tuan. Dia adalah wanita itu" ucap orang berbaju merah sambil tersenyum.

"Ha... ha... hahahahaha" Mathew tertawa dengan keras. Dia menatap tajam pria di hadapannya. "Apa kau bodoh? Bagaimana bisa menemukannya hanya dengan gambar seperti ini?"

"Ini sudah cukup, tuan. Bukan wanita ini yang kita cari, tapi orang-orang yang bekerja bersamanya" jawab pria baju abu-abu.

"Kau harus menjelaskannya padaku"

Pria berpakaian abu-abu itu menjelaskan rencananya. Sangat terperinci dan membuat Mathew tertarik.

"Saya akan memberikan informasi lebih lengkap tentang wanita ini" ucap si pria.

"Berikan hasil yang bagus untukku" ucap Mathew.

Pria berpakaian abu-abu itu beranjak pergi dari dalam ruangan. Dia sudah membuat rencana yang matang dan Mathew sangat mempercayainya.

...***...

Di saat yang sama Australia, kota Canberra pukul 4 pagi. Sekelompok orang yang tidak di ketahui baru saja keluar dari sebuah gedung. Warna bangunan itu putih dan hanya terdiri dari 5 lantai.

Seorang wanita yang berpakaian serba hitam. Di mengenakan celana jeans dan jaket kulit, rambutnya berwarna pirang. Wanita yang sama saat berada di pelabuhan.

Wanita itu memegang ponsel dan berbicara dengan seseorang. "Ada apa?"

"Kau harus berhati-hati. Seseorang sedang mencarimu" jawab orang di balik ponselnya.

Wanita itu menjauh dan mencari tempat yang sepi.

"Apa maksud paman?"

"Aku sudah bilang padamu, jangan melakukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Kau berada dalam bahaya hanya karena menolong seorang gadis kecil" jawab pria itu.

Ferdiant Aprela Grafedy. Pria berusia 51 tahun. Memiliki mata abu-abu dan rambut pirang. Kulitnya putih bersih. Walaupun sudah berumur, tapi dia masih terlihat menawan dengan penampilannya. Fred juga adalah sosok yang di takuti bawahannya dan di hormati siapa pun.

"Aku tidak bisa membiarkan gadis kecil itu. Anda pasti tahu alasan saya melakukannya" ucap Nona Grady.

Fred menghela nafas.b"Baiklah. Aku tidak tahu apa yang sedang Johan rencanakan. Tapi, apapun itu, kau harus bisa memprediksinya. Dia bisa melakukan apapun kecuali membunuhmu"

"Aku mengenalnya lebih dari siapa pun. Tapi, apa hubungan Papa dengan hal ini? Apa mungkin Mathew menyadarinya? Dan mencurigai Papa?"

"Ya. Saat ini dia sedang mencarimu. Kau menghancurkan kapal miliknya dan membuat orang kepercayaannya sekarat, serta gadis itu, apa yang kau lakukan??? Johan sedang berusaha agar identitasmu tidak di ketahui olehnya. Mungkin satu-satunya jalan adalah membunuhmu"

Wanita itu terdiam, dia berpikir.

"Kapan?"

Dahi Fred mengkerut. Dia tidak menyangka wanita itu akan bertanya.

"Apa maksudmu?" Tanya Fred.

"Bukankah Papa selalu ingin membunuhku? Aku sudah sering mendengarnya" jawab si wanita.

Tidak ada jawaban apapun dari Fred. Wanita itu menunggu, namun Fred mengakhiri pembicaraan secara tiba-tiba.

"Aku harus pergi. Berhati-hatilah" ucap Fred. Ponsel pun di matikan.

Wanita itu memandang ponselnya dengan perasaan kesal. Setelah itu, dia kembali ke mobil dan masuk ke dalamnya.

Di sepanjang perjalanan, wanita itu hanya bisa memandang jalanan. Dia melihat setiap sudut kota dengan tatapan kosong. Hidup baginya hanyalah seperti itu.

"Dunia ini kejam, bahkan untuk orang yang paling kejam sekali pun. Bukankah hidup itu adil?" Wanita itu bertanya pada pria yang menyetir di depannya.

"Anda berkata seolah anda adalah penjahat paling kejam di dunia ini" jawab pria itu.

Di dalam mobil. Hanya ada mereka berdua. Sisanya berada di mobil lain yang berada di depan dan belakang.

"Kau benar" ucap si wanita.

"Saya sudah bekerja dengan anda selama bertahun-tahun. Bahkan, sejak anda berusia 12" ucap Neko.

Neko. Pria berusia sekitar 30 tahun. Orang yang paling di percayai dan yang paling setia. Dia rela mati jika itu menyangkut tentang wanita di belakangnya.

"Anda bukan orang yang seperti itu" lanjut Neko.

"Kau tidak tahu apapun tentangku"

Neko tersenyum. "Saya memang tidak tahu apapun. Tapi, saya tahu anda bukanlah orang seperti itu, anda hanya melakukan pekerjaan dan mempertahankan kehidupan. Tidak ada yang salah dengan keduanya"

Wanita itu tidak menjawabnya. Dia hanya diam, menatap lampu merah di persimpangan, di balik jendela mobil.

"Sejauh saya mengenal anda. Tidak ada satu pun kesalahan yang anda lakukan" Neko lanjut bicara.

Wanita itu tersenyum tipis tanpa arti. "Kau memang tidak tahu apapun. Kau hanya menilaiku sebagai sosok yang baik. Padahal kau tahu betul siapa aku"

"Tentu saja" jawab Neko.

Neko hanya cengengesan di depan, matanya masih tertuju pada jalanan yang di penuhi oleh kendaraan, sesekali dia melihat cermin di dalam mobil untuk melihat ekspresi Nonanya yang duduk di kursi belakang.

"Apakah anda benar-benar ingin kembali ke Amerika?" Tanya Neko.

"Tidak. Aku akan ke Kanada"

"Baiklah. Seperti biasa, anda selalu membuat keputusan yang berbeda di saat terakhir" ucap Neko.

Lampu hijau. Neko menekan gas dan mobil mulai bergerak maju. Bunyi klakson mulai terdengar dimana-mana, rasa tak sabar ingin pergi dari keramaian itu menghampiri banyak orang.

"Sama seperti biasa. Hidupku selalu seperti ini. Menjauh, pergi, menghilang, mati, lalu kembali lagi. Menjalani hidup yang sama" pikir si wanita.

...***...

Namaku sangat di rahasiakan. Katanya, jika mereka mengetahui namaku, aku tidak akan mudah pergi atau kembali sesuai keinginan. Namun, para pekerja yang berada di bawahku, selalu memanggilku dengan "Nona Grady". Hanya saja, ada beberapa tempat yang memanggilku dengan panggilan yang berbeda.

Tidak ada yang tahu penampilan asliku. Mereka tidak mudah mengenalku. Kadang, aku menggunakan rambut palsu, atau mewarnai rambutku pada orang tertentu_yang sangat teliti terhadap penampilan. Aku juga memiliki banyak kontak lensa berbagai warna di tempat sampah. Entahlah, sudah berapa kali mengganti penampilan dan juga identitasku. Bahkan, aku sempat lupa dengan usiaku sendiri.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!