Ketua Kelas

Lonceng masuk telah berbunyi, Alexander masuk ke dalam kelas. Dia melihat Tiara sedang dikerumuni oleh para siswi di kelas. Aura dan parasnya yang cantik, menjadi pusat perhatian di kelas.

Mereka berkenalan dan memulai menjalin pertemanan. Alexander duduk di bangku pojok kanan. Tamrin sedang asik mengobrol dengan tiga temannya.

Alexander, mengambil sebuah buku kecil di dalam tasnya lalu membacanya secara perlahan.

"Berkumpul, merupakan langkah awal dalam menjalin pertemanan. Ikuti arah pembicaraan sampai selesai."

Setelah itu, Alexander duduk bergabung dengan Tamrin dan teman-temannya. Dia hanya terdiam mendengar perbincangan mereka semua.

"Cristiano Ricardo keren parah! Dia bisa melawan 6 pemain lawan sekaligus!" seru seorang siswa bernama Dandi.

"Tim Star memang bukan kaleng-kaleng," sambung Tamrin.

"Skor pertandingan semalam saja 4-3!" sambung temannya mengenakan topi terbalik bernama Fajar.

"Kalau gak ada bek terkenal itu, pasti sudah dibantai 7-0. Hei, elu nonton bola semalam?" tanya teman sekelas bernama Rudi mengenakan bando putih.

"Nonton, Chris John bukan? Dia memang bek bukan kaleng-kaleng!" seru Alex.

"Ha.ha.ha!" mereka berempat tertawa.

"Chris John itu atlet tinju bukan pemain bola," kata Dandi.

"Aneh, sejak kapan Chris John jadi bek? Yang ada pemain lawan babak belur kena tinjunya," sambung Rudi.

Kisah lampau terulang kembali, ketika dirinya ditanya mengenai hal yang tidak di ketahui. Mereka perlahan mulai menjauhinya lalu melempar beberapa pertanyaan seputar dunia yang ia tidak ketahui.

Ribuan pertanyaan itu, membuat Alexander merasa tidak nyaman lalu dia mulai menghindar. Beberapa siswa mulai mendekat lalu berbuat iseng kepadanya. Mereka bilang, bahwa apa yang mereka lakukan hanyalah bercanda.

Lambat laun, canda itu berubah menjadi pembullyan. Sebagian uang jajannya selalu diberikan kepada para siswa mengaku sebagai preman. Setiap kali melawan, mereka selalu berbuat jahat dan usil.

Kenangan tersebut, membuat Alexander merasa pesimis dan kembali trauma ketika mengingat pembullyan selama sembilan tahun. Alexander sangat hafal, mengenai kejadian selanjutnya setelah mereka tau bahwa dirinya sangat minim pengetahuan mengenai sepak bola. Dia hanya bisa membalas mereka bertiga dengan tertawa.

"Suamiku," gumam Tiara memperhatikan Alexander sejak tadi.

"Ada apa?" tanya Wulan.

"Suamiku, sepertinya dia sangat tertekan," jawab Tiara berbisik begitu khawatir kepada Alex.

"Kita biarkan saja. Kalau kita ikut campur justru memperburuk keadaan. Ngomong-ngomong, apa-apaan sikapmu itu saat di lorong?"

"Habisnya, aku masih kesal sama Alex. Kamu tau sendiri, aku ditinggal di taman kota sendirian," jawab Tiara.

"Jangan begitu, bukannya aku sudah katakan bahwa itu hanya salah paham?"

"Iya.."

Sementara itu, Alexander terdiam mendengar pembicaraan Tamrin dan tiga teman barunya. Di antara keramaian, dia merasakan kesunyian begitu mendalam

Tidak ada seorang pun mengajaknya berbicara. Dia merasa, bahwa dirinya hanya pelengkap dalam kisah seseorang. Pada akhirnya, dia akan terus berputar dalam siklus yang sama.

Padahal, dia ingin sekali menjalani kehidupan baru yang lebih baik. Tapi kenyataannya, sampai sekarang takdir baik belum berpihak kepadanya.

"Alex," sahut Tamrin.

"Iya?"

"Motor Kawasaki W800, punya elu?" tanya Tamrin.

"Iya, kenapa emangnya?"

"Serius, motor elu?!" tanya Fajar.

"Iya."

"Wih, gila! Motor seharga dua ratus lima puluh satu juta dan spesial edition!" seru Rudi terkagum-kagum dengan motor Alex.

"Mesinnya saja Vertical Twin dan dua silinder!" sambung Tamrin.

"Tapi sayangnya, tidak ada indikator bensin. Mau tidak mau, harus diperiksa secara manual. Beratnya saja 217 kg, mau tidak mau harus hati-hati. Tapi kapasitas mesinnya 773 CC (Cubical Centimeter), bentuknya juga classic gak pasaran kayak Motor Ninja di parkiran," timbalnya kepada mereka berempat.

Alexander merasa senang, akhirnya dia bisa mengikuti pembicaraan yang dia tau dan ia suka. Beruntung, semalam dia sempat membaca spesifikasi pada motornya sebelum tidur. Kebetulan, dia sedang mencari referensi dalam membuat sebuah karya fiksi.

Dia bersyukur, bisa mencari referensi berhubungan langsung dengan motornya. Perbincangan dengan teman sekelasnya, baru pertama kali ia nikmati. Trauma pernah ia alami seketika menghilang.

Kemudian, dia melirik ke arah gadis berambut kuning yang sedang asik berbincang dengan teman-temannya. Ia melihat Wulan melirik ke arahnya sedang memegang sebuah kartu tarot buatannya.

Pada kartu tersebut, terdapat seorang lelaki memegang sebuah pedang emas. Di depan lelaki itu, ada beberapa lelaki suku pedalaman sedang memujanya. Selain itu ada tiga jam dan panah lintas putar menurun dari sisi kiri.

Wulan tersenyum kepadanya sembari menganggukkan kepala. Setelah itu, dia kembali bergabung dalam perbincangan bersama para siswi di kelas. Tidak berselang, seorang guru masuk ke dalam ruangan.

Seluruh siswa di kelas kembali ke tempat duduknya masing-masing. Ternyata, guru itu adalah Pak Dirman sempat menghukum Alexander dan Tamrin, akibat terlambat mengikuti Upacara Pembukaan MOS.

"Selamat pagi, anak-anak."

"Selamat pagi, pak!" balas kompak seluruh siswa di kelas.

"Sebelum mulai kegiatan belajar, bapak ingin membentuk struktur organisasi kelas. Namun sebelum itu, bapak absen terlebih dahulu. Bagi yang disebut namanya, tolong angkat tangannya dan bilang hadir. Ok, Alex dan Tamrin?"

"Iya Pak," jawab kompak mereka berdua.

Mereka berdua, menjadi pusat perhatian ketika Pak Dirman memanggil nama mereka berdua. Alexander merasa malu, terutama dilihat oleh Tiara Si Gadis Pirang yang cantik jelita. Sepasang mata ungu, kulitnya seputih salju dan senyumannya yang manis membuat wajah Alex memerah.

Dia sempat mendengar, suara tawa dari gadis itu hingga membuat Alexander salah tingkah. Demi menutup rasa malu, dia alihkan dengan melirik ke arah jendela berada tepat sampingnya.

Nama siswa dipanggil satu persatu. Alexander, mendapat giliran pertama langsung mengangkat tangan lalu disambung dengan siswa yang lain hingga Tamrin sebagai nomer urut kedua terakhir. Setelah absen, kini giliran Pak Dirman untuk membentuk struktur organisasi kelas.

"Kalian semua, bagi yang ingin menjadi ketua kelas silahkan angkat tangan. Setelah itu, kita akan mengadakan pemilihan suara terbanyak," ujar Pak Dirman kepada seluruh siswa di kelas.

Tidak ada satu pun siswa di kelas mengajukan diri sebagai Ketua Kelas. Pak Dirman terus merayu agar salah satu siswa tertarik untuk mengajukan diri menjadi Ketua Kelas.

"Bos, ayo ajukan diri sebagai ketua," rayu Tamrin.

"Males."

"Kenapa?" tanya Tamrin.

"Menjadi Ketua, berarti menjadi babu kelas. Merepotkan. Lebih pulang, main dan tidur."

"Bapak dengar itu. Kalau begitu, mulai detik ini kamu bapak tunjuk menjadi Ketua Kelas!" ujar Sang Guru sejak tadi berdiri tepat samping Tamrin.

"Hah?! Tidak bisa begitu pak!" bantah

"Dan, kamu! Bapak tunjuk kamu sebagai Wakil!" tunjuk guru itu.

Mereka berdua terdiam, sebagian siswa di kelas terlihat menertawakan mereka berdua. Ada juga yang hanya terdiam melihat mereka berdua.

"Mohon maaf, saya tidak setuju jika saya menjadi Wakil Ketua Kelas."

"Kenapa, Tamrin? Tolong sebutkan alasannya."

"Di dunia ini, tercipta pasangan Adam dan Hawa. Bukan Adam dan Hendra. Untuk jabatan Wakil, sebaiknya bapak tunjuk saja siswi di kelas kita," jawab Tamrin memberi alasan kepada Sang Guru.

"Kalau begitu, saya juga tidak setuju mendapat jabatan ketua. Alasannya, saya juga tidak mampu memimpin dan mendapatkan kepercayaan dari teman kelas," kata Alexander memotong pembicaraan.

Pak Dirman, langsung bertanya kepada penghuni kelas apakah Alexander layak dan setuju menjadi pemimpin di kelas? Seluruh penghuni kelas dengan kompak menjawab bahwa mereka setuju.

"Sial," gumamnya di dalam hati.

"Untuk Wakil, bapak tunjuk kamu yang berambut pirang!" tunjuk Pak Dirman kepada Tiara.

"Heh?!"

Wulan merespon, "Sekarang aku percaya apa itu takdir." "Lihatlah," tunjuk Wulan kepada Alex.

Alexander dan Tiara saling berpandangan. Wajah Alexander merah padam, dia memalingkan wajahnya untuk menutupi rasa malu. Namun, ketika dia beranikan diri untuk menatapnya wajah Tiara menjadi cemberut dan kesal lalu ia kembali memalingkan wajahnya ke depan, seolah sedang terjadi permusuhan.

Terpopuler

Comments

reedha

reedha

Pinter kamu Tamrin, pinter ngeles 😂

2022-11-24

4

reedha

reedha

Pasti langsung setuju soalnya jarang ada yang secara sukarela mau menjadi ketua kelas, jadi begitu ada yang ditunjuk ya setuju-setuju saja

2022-11-24

4

Harny Deidara

Harny Deidara

😂😂😂

2022-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Jarum Putar
3 Pertemuan
4 Terlambat
5 Perkenalan
6 Empat Serangkai
7 Wulan Dan Tiara
8 Kandidat
9 Paket Tiara
10 Upacara Bendera
11 Ketua Kelas
12 Salah Tingkah
13 Saran Minta Maaf
14 Mencari Ekstrakurikuler
15 Alunan Pemikat
16 Saingan Mendekat
17 Rasa Yang Bergejolak
18 Memulai Sumpah Ikatan
19 Masakan Tiara
20 Menguping
21 Rapat Kelas
22 Trauma Yang Kembali
23 Pisah Ranjang
24 Melepas Belenggu
25 Ruang Musik
26 Ekskul Band
27 Irama Merdu
28 Sepulang Ekskul
29 Alasan Memanggil Suami
30 Petir
31 Uang Bekal
32 Sebagai balas Budi
33 Rahasia Love Garner
34 Mulainya Ajang Pembuktian
35 Kencan
36 Pemberian Alex
37 Bengkel Rahmat
38 Rahasia Kekuatan Wulan
39 Foto Menarik
40 Perbincangan
41 Balas menggoda
42 Status
43 Hal yang harus dipikirkan
44 Satu Meja
45 Pekerjaan Ayah
46 Nasehat dan tujuan
47 Hujan
48 Menghilangnya keraguan
49 Mager
50 Berlatih Sepak Bola
51 Handphone baru
52 Pamer kepada sahabat
53 Gol pertama
54 Mengalah dengan sengaja
55 Surat Cinta dan Brosur
56 Bendera perang
57 Dilatih oleh dua gadis
58 Hati wanita dan kepercayaan
59 10 IPS F vs 10 IPA A
60 Akhir pertandingan
61 Mengejutkan seseorang #Season 2
62 Mengungkap jati diri
63 Dibuntuti
64 Makan bersama
65 Toilet Intimidasi
66 Parfum Kayangan
67 Penglihatan Wulan
68 Bullying
69 Planning selanjutnya
70 Alasan menulis
71 Ilustrasi
72 Pekerjaan rumah
73 Impian Ilham
74 Jemputan
75 Ramalan peti harta
76 Drama kecil gerbang sekolah
77 Hal biasa di tongkrongan
78 Susu madu
79 Mendekati Nanda
80 Terciduk +
81 Kasur goyang +
82 Karena Wulan
83 Menginap
84 Malam minggu
85 Dua kamar
86 Menentukan aliran musik
87 Mencari Stan
88 Putaran ke dua
89 Hasil Gacha Tamrin
90 Pengumuman dari Ketua OSIS
91 Seolah runtuh
92 Tameng gadis buruk rupa
93 Memadamkan api cemburu
94 Ketertarikan
95 Nama Band
96 Seharusnya
97 Api membesar
98 Rencana jahat
99 Di balik wajah datar
100 Kondisi motor
101 Mendatangi Bengkel
102 Perbincangan Ayah dan anak
103 Kunjungan pertama Sang Ayah
104 Melihat perkembangan
105 Cara alternatif ke Sekolah
106 Kena Rajia
107 Bertemu masa lalu
108 Khawatir
109 Luka tersembunyi
110 Elusan kepala
111 Sayur tahu bening
112 Pengalaman buruk di dalam Bus
113 Terlambat masuk kelas
114 Luka dan harga diri
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Awal Kisah
2
Jarum Putar
3
Pertemuan
4
Terlambat
5
Perkenalan
6
Empat Serangkai
7
Wulan Dan Tiara
8
Kandidat
9
Paket Tiara
10
Upacara Bendera
11
Ketua Kelas
12
Salah Tingkah
13
Saran Minta Maaf
14
Mencari Ekstrakurikuler
15
Alunan Pemikat
16
Saingan Mendekat
17
Rasa Yang Bergejolak
18
Memulai Sumpah Ikatan
19
Masakan Tiara
20
Menguping
21
Rapat Kelas
22
Trauma Yang Kembali
23
Pisah Ranjang
24
Melepas Belenggu
25
Ruang Musik
26
Ekskul Band
27
Irama Merdu
28
Sepulang Ekskul
29
Alasan Memanggil Suami
30
Petir
31
Uang Bekal
32
Sebagai balas Budi
33
Rahasia Love Garner
34
Mulainya Ajang Pembuktian
35
Kencan
36
Pemberian Alex
37
Bengkel Rahmat
38
Rahasia Kekuatan Wulan
39
Foto Menarik
40
Perbincangan
41
Balas menggoda
42
Status
43
Hal yang harus dipikirkan
44
Satu Meja
45
Pekerjaan Ayah
46
Nasehat dan tujuan
47
Hujan
48
Menghilangnya keraguan
49
Mager
50
Berlatih Sepak Bola
51
Handphone baru
52
Pamer kepada sahabat
53
Gol pertama
54
Mengalah dengan sengaja
55
Surat Cinta dan Brosur
56
Bendera perang
57
Dilatih oleh dua gadis
58
Hati wanita dan kepercayaan
59
10 IPS F vs 10 IPA A
60
Akhir pertandingan
61
Mengejutkan seseorang #Season 2
62
Mengungkap jati diri
63
Dibuntuti
64
Makan bersama
65
Toilet Intimidasi
66
Parfum Kayangan
67
Penglihatan Wulan
68
Bullying
69
Planning selanjutnya
70
Alasan menulis
71
Ilustrasi
72
Pekerjaan rumah
73
Impian Ilham
74
Jemputan
75
Ramalan peti harta
76
Drama kecil gerbang sekolah
77
Hal biasa di tongkrongan
78
Susu madu
79
Mendekati Nanda
80
Terciduk +
81
Kasur goyang +
82
Karena Wulan
83
Menginap
84
Malam minggu
85
Dua kamar
86
Menentukan aliran musik
87
Mencari Stan
88
Putaran ke dua
89
Hasil Gacha Tamrin
90
Pengumuman dari Ketua OSIS
91
Seolah runtuh
92
Tameng gadis buruk rupa
93
Memadamkan api cemburu
94
Ketertarikan
95
Nama Band
96
Seharusnya
97
Api membesar
98
Rencana jahat
99
Di balik wajah datar
100
Kondisi motor
101
Mendatangi Bengkel
102
Perbincangan Ayah dan anak
103
Kunjungan pertama Sang Ayah
104
Melihat perkembangan
105
Cara alternatif ke Sekolah
106
Kena Rajia
107
Bertemu masa lalu
108
Khawatir
109
Luka tersembunyi
110
Elusan kepala
111
Sayur tahu bening
112
Pengalaman buruk di dalam Bus
113
Terlambat masuk kelas
114
Luka dan harga diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!