Alex berjalan meninggalkan stan, milik wanita itu. Kemudian, dia membeli es krim pada sebuah stan sekitar Taman Hiburan.
Hari semakin gelap, lampu-lampu jalanan mulai menyala.
Ada juga beberapa kios masih terbuka. Alexander melihat sebuah bangku.
Waktu menunjukkan jam enam sore.
Alexander mempercepat langkah kakinya menuju taman dekat sungai. Jalanan taman membentang lurus, lampu taman mulai menyala seiring langkah kakinya.
Alexander bergidik ngeri, ketika melihat sedikit sekali pengunjung taman yang melintas. Sosok gadis cantik dihadapannya, membuat waktu seketika terhenti. Sepasang mata ungu, berambut pirang dan berkulit cerah.
Kecantikan diluar nalar, membuat Alexander tidak berkedip. Ribuan gadis cantik pernah ia lihat, gadis itulah paling cantik.
Gadis itu mengenakan baju dayang berwarna abu, selendang pink dan samping batik putih.
Kulitnya putih bersinar, membuatnya terpancar di dalam kegelapan.
Tangan kanannya memegang sebuah buku kecil berwarna hijau. Jantung Alex berdegup kencang, wajahnya memerah ketika lama memandang gadis itu.
Baru pertama kali dalam hidupnya, dia terpesona pada seorang gadis. Sekilas dia teringat oleh sebuah situs di internet. Pada situs tersebut, terdapat puluhan vidio prank sering dia tonton ketika berada di dalam kamar.
Salah satu vidio sempat dia tonton, terlihat gadis cantik menggoda seorang lelaki. Parasnya yang cantik, membuat lelaki itu salah tingkah. Setelah jatuh begitu dalam akan perasaan, gadis itu dengan santainya menunjukkan letak kamera dan cameraman berada.
"Selamat, anda masuk acara prank!" seru gadis itu membuat korbannya tertawa.
Alexander melipat kedua tangannya, dia memandang gadis itu lalu tersenyum.
"Pasti ini prank," gumamnya menatap curiga.
Perlahan dia tersenyum, seiring kembalinya rasa percaya diri memandang gadis itu. Kemudian, dia mengambil sebuah buku kecil dari dalam kantong baju kemejanya. Alex mulai membuka lembar demi lembar dalam buku tersebut.
Pada poin pertama, saat mengetahui adanya sebuah rekayasa rekaman tertulis agar tidak bersikap bodoh di depan kamera, demi menghindari pembullyan di masa depan.
Oleh karena itu, cobalah bersikap keren dan bertingkah seolah tidak tau. Meskipun begitu, parasnya begitu manis dan anggun tidak bisa menyembunyikan rasa gugup serta malu sedang dirinya alami.
Sebelum kakinya melangkah, dia membuka buku merah berada di tangan kirinya sejak tadi. Dalam buku tersebut, terdapat seorang Kepala Pelayan Dewi Cinta bernama Tiara.
Kecantikannya, kepemimpinan, kepintaran dalam melayani Sang Dewi serta kesaktiannya menarik perhatian para penduduk langit. Ribuan pujian, membuat Tiara tidak besar kepala hanya saja dia merasa kesepian dalam hidupnya.
Suatu hari, Tiara tanpa sengaja melihat pantulan air di ruang pribadi milik Sang Dewi. Tiara begitu iri, melihat sepasang kekasih memamerkan kemesraan. Kemudian dia melihat beragam boneka berbentuk makhluk hidup lainnya yang terikat dengan benang merah satu sama lain.
Tiara melihat setiap boneka terikat dengan benang merah secara berpasangan,"Apa ini?"
"Itu benang jodoh, aku menjodohkan setiap pasangan makhluk di Bumi. Kamu mau aku jodohkan?"
Tiara terkejut mendengar tawaran dari Sang Dewi. Setelah itu, Alexander menutup buku nikah miliknya. Dia tersenyum, setelah membaca kisah yang tertulis pada buku tersebut.
Alexander berjalan mendekati gadis itu, "Cerita yang begitu totalitas untuk sebuah prank. Lemayan buat referensi." Gumamnya di dalam hati.
Jantung Alex berdegup kencang dan kedua matanya tak berkedip memandang parasnya yang cantik. Gadis itu melirik ke arahnya, mereka saling berpandangan satu sama lain tanpa berkedip.
Buku mereka mulai bercahaya, sebuah ikatan spesial terjalin tanpa mereka sadari. Perlahan, mereka berdua berjalan mendekat. Alex melihat, sebuah buku hijau berada di tangan kanannya.
Mereka saling berpandangan tanpa berkedip. Gadis itu, menunjuk buku nikah di kedua tangan Alex lalu ia bertanya, "Buku itu, apakah kamu jodohku?"
Alexander salah tingkah mendengar pertanyaannya. Wajahnya tersipu malu, dia tidak sanggup memandang parasnya yang cantik. Dia pun memalingkan wajah dengan tersipu malu. Begitu juga dengan gadis itu begitu melihat reaksinya. Dia teringat isi buku catatannya, perlahan Alex kembali memandangnya.
Alexander tersenyum lalu menjawab, "Iya."
Kedua mata gadis itu berbinar-binar, perlahan dia berjalan mendekatinya. Kedua mata Alex tak berkedip, ketika gadis itu tiba-tiba saja memeluknya.
Kehangatan tubuh mulai Alex rasakan, sensasi begitu nikmat mendapat pelukan gadis tercantik pernah Alex temui.
Gadis itu mempererat pelukannya lalu ia berkata, "Kanda, aku langsung jatuh cinta pertama kali melihatmu. Syukurlah! Aku tidak perlu repot-repot mencari mu."
Wajah Alex semakin memerah, dia memegang pundaknya lalu sedikit mendorongnya. Mereka berdua kembali berpandangan, jantung Alex berdebar-debar memandang parasnya begitu anggun.
Kedua matanya tak berkedip, seolah tidak rela melewatkan satu detik pun memandang parasnya. Alexander melirik kesana-kemari mencari di mana keberadaan kamera tersembunyi.
Namun, di mana pun dia mencari Alex belum menemukannya. Hari semakin gelap, terlihat beberapa orang terlihat berjalan menikmati indahnya taman.
"Ayo, kita cari tempat lain," ajak Alex.
"Baik, suamiku," balasnya membuat Alex salah tingkah.
Mereka berdua berjalan di bawah sinar lampu jalan sambil bergandengan tangan. Telapak tangan begitu halus dan lembut, membuat Alex tanpa sadar enggan melepaskannya.
Alexander melihat sebuah bunga putih tumbuh dipinggir jalan. Kemudian, dia memasangkannya pada telinga gadis itu.
"Kamu terlihat cantik dengan bunga itu," puji Alexander kepada gadis itu.
Gadis itu memeluk tangan Alexander. "Terima kasih suamiku, kamu begitu romantis."
Alexander terdiam, dia sangat malu berjalan dengan seorang gadis di sampingnya. Mereka berjalan serasi layaknya pasangan baru.
Berjalan di bawah sinar lampu terang Seolah-olah dunia milik mereka berdua. Alexander melihat gadis itu berjalan bertelanjang kaki.
"Berhenti," perintah Alex.
Gadis itu menoleh kepada Alex lalu bertanya, "Ada apa, suamiku?"
Alex berlutut membelakanginya, "Naiklah ke punggungku. Apa kamu tidak sakit berjalan bertelanjang kaki seperti itu?"
"Suamiku, kamu yakin?"
"Naiklah," perintah Alex kepada gadis itu.
Gadis itu tersenyum manis kepada Alex. Dia naik ke atas punggung sambil berkata, "Suamiku, kamu begitu baik."
Alex mulai berjalan sambil menggendongnya. Setiap langkah kakinya, kedua tangan Alex mulai gemetar dan wajahnya semakin memerah. Sensasi lembut yang dia rasakan pada punggungnya, membuat Alex gagal fokus.
Sepuluh meter Alex berjalan, dia mulai mencapai batasnya. Sementara itu, bidadari belakang punggungnya terlihat bahagia.
Gadis itu mempererat pelukannya, membuat Alexander semakin salah tingkah. Kemudian Alexander berjalan mendekati sebuah bangku taman dekat air mancur.
Alexander berhenti, "Cukup sampai di sini," katanya dengan nada terengah-engah.
Dia duduk bersandar pada bangku taman. Nafasnya ngos-ngosan, kedua matanya memandang indahnya langit malam. Sementara gadis itu terlihat cemas melihat Alex begitu kelelahan.
"Maaf suamiku, gara-gara menggendongku kamu begitu kelelahan. Aku merasa tidak enak dan tidak tega melihatnya," kata gadis itu dengan nada bersalah.
"Tidak masalah, justru aku merasa tidak tega melihatmu berjalan tanpa alas kaki. Jadi, lebih baik aku yang sakit," balasnya membuat gadis itu tersenyum manis kepada Alex.
"Suamiku begitu baik, hatimu lebih terang dibandingkan sinar bulan."
"Ha.ha.ha! Puitis sekali bahasamu itu. Ngomong-ngomong, siapa namamu?"
"Tiara Lestari. Siapa namamu suamiku?"
"Aku, Alexander Wirawan."
"Namamu begitu indah, bahkan lebih indah dari Istana Kayangan suamiku," puji Tiara membuat Alex tersipu malu.
"Ha.ha.ha! Bisa saja kamu memujiku. Bilang ke pihak produser agar memberikanmu sandal atau alas kaki."
"Produser? Alas kaki? Apa maksudmu, suamiku?"
"Hah? Bukannya kamu sedang membuat vidio prank?"
"Apa maksudmu, suamiku? Aku sama sekali tidak mengerti perkataanmu."
Seketika Alex terdiam, sekali lagi dia memandang sekitar mencari kamera tersembunyi. Sampai sekarang, Alex belum menemukan di mana kamera itu berada.
Sekilas, dia teringat sebuah kisah misteri sempat dia baca kemarin malam. Dalam kisah tersebut, tertulis seorang pemuda bertemu dengan gadis cantik di sebuah taman tua yang sepi.
Kebetulan dia mencari suasana baru untuk inspirasinya membuat komik. Tiba-tiba, sosok gadis cantik mengenakan baju daster putih.
Pemuda itu terpikat olehnya lalu dia mulai mengajaknya berbincang. Perbincangan begitu hangat, membuat pemuda itu lupa daratan.
Kemudian gadis itu membawanya ke suatu tempat yang asing. Sampai sekarang, pemuda itu belum pernah ditemukan. Pihak polisi hanya menemukan tablet dan jam tangan miliknya. Perlahan raut wajahnya mulai pucat, dia memandangi gadi itu sembari menggeser tempat duduknya.
"Kenapa suamiku? Kamu begitu ketakutan," tanya Tiara begitu cemas.
Belum sempat menjawab, Alex berdiri dari tempat duduknya lalu dia membalikkan badan. Dia berlari sekencang mungkin dengan sangat ketakutan meninggalkan Tiara seorang diri.
"Suamiku tunggu, jangan lari!" teriaknya sambil berlari mengejar Alex semakin menjauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Liu Zhi
Janji gak prank 🙂
2023-04-17
0
@Kristin
udh mampir like dan Favorit ya Thor
2022-12-04
0
reedha
Gadis cantik berdaster putih......ini mengingatkanku sama sosok....... wah jangan-jangan iya .... iya kan???
2022-09-16
5