Kandidat

Seluruh barang-barang tergeletak melayang dengan sendirinya. Wulan sedang santai memainkan ponselnya begitu terkejut, melihat barangnya berterbangan. Secara ajaib, barang sebelumnya berantakan kini menjadi rapih.

"Tata letak barangmu apakah sudah benar?" tanya Tiara memastikan.

"Iya, padahal aku belum memberitahumu. Tapi tata letak barang di kamarku sudah benar. Hebat, " puji Wulan.

"Tidak, aku hanya melakukan yang biasa aku lakukan di Kayangan," timpalnya dengan rendah hati.

"Hmm...., sekarang sudah malam, waktunya untuk tidur. Aku punya satu style pakaian tidur semoga ukurannya cukup," ujarnya beranjak dari kasur lalu berjalan menuju lemari pakaian.

Wulan, mengambil dua style pakaian tidur untuk dikenakan Tiara dan dirinya sendiri. Satu persatu pakaian telah di kenakan, mereka berdua mengenakan pakaian tidur berlengan dan celana pendek.

Hanya saja, warna pakaian mereka berbeda. Wulan mengenakan baju tidur berwarna ungu dan Tiara, mengenakan baju tidur berwarna pink. Dia menarik kasur bawah lalu mereka berdua berbaring di atas kasur.

Tiara memandang langit-langit kamar, dia teringat bola cahaya selalu bersinar dalam kegelapan.

"Benda bercahaya apa itu?" tanya Tiara menunjuk langit kamar.

"Itu bolham."

"Bohlam? Benda buatan manusia sangat menarik. Bagaimana cara kerjanya? Mengapa bisa melancarkan cahaya?"

"Bohlam merupakan sumber cahaya buatan yang dihasilkan dari arus listrik," ujarnya menjelaskan.

"Arus listrik? Aku tidak mengerti."

Wulan pun menjawab, "Simpelnya, petir versi mini."

"Rupanya, aku masih buta tentang kehidupan di Bumi. Masih banyak hal yang harus aku pelajari di sini," kata Tiara.

"Hmm...., iya kamu benar Tiara. Kalau kamu ada pertanyaan, jangan sungkan untuk bertanya kepadaku," timbalnya kepada Tiara.

"Terima kasih Wulan, kamu memang benar saudaraku. Beruntung sekali aku bertemu denganmu hari ini."

"Santai, jangan terlalu berlebihan."

Setelah itu, Wulan kembali berbaring di atas kasurnya lalu meraih ponsel tergeletak di atas kasur. Tiara kembali menoleh sekitar kamar sembari mencari sesuatu yang menarik.

Dia melihat Wulan memegang sebuah benda berbentuk persegi panjang di tangannya. Wulan terlihat asik memainkannya hingga mengabaikan keberadaannya. Kemudian, dia menoleh melihat poster di dinding.

Dalam lukisan tersebut, terdapat sosok lelaki berotot menggunakan topeng dan hanya mengenakan celana panjang. Lelaki itu terlihat gagah mengangkat seorang pria di kedua tangannya.

"Lukisan yang bagus, siapa pria itu? Apakah pria itu seorang pahlawan?" tanya Tiara dengan polosnya.

"Ah, itu poster bukan lukisan. Pria pegulat terkenal, Rey Mysterio."

"Kamu mengaguminya, ya."

"Tentu saja! Rey Mysterio itu sangat keren dan kuat! Apalagi cara dia membanting lawan-lawannya!" serunya sembari meletakkan ponselnya.

Wulan berdiri di atas kasur, dia berlari dan berputar memperagakan idolanya sedang bertarung. Kemudian, Wulan mulai bercerita mengenai kelakuannya sewaktu kecil.

Dulu, Wulan kecil pernah mempraktekkan gerakan bertarung kepada sepupu lelakinya hingga cedera.

Dalam lubuk hatinya, dia hanya bisa berkomentar tentang brutalnya dia semasa kecil. Tiara, dia tersenyum memikirkan perasaan sepupu Wulan pada saat itu.

"Ngomong-ngomong, benda apa yang selalu berada di tanganmu?" tanya Tiara.

"Ini namanya, ponsel. Alat sering manusia gunakan untuk berkomunikasi. Selain berkomunikasi, alat ini bisa mengambil gambar dan melakukan permainan," jelasnya kepada Tiara lalu dia beranjak dari kasurnya. Dia mendekat sembari memegang ponselnya,"Tiara, ayo senyum!" serunya.

Sinar lensa pada ponselnya, membuat Tiara sangat terkejut lalu Wulan menunjukkan layar ponsel kepadanya. Dia melihat lukisannya bersama Wulan selesai secara instan. Tiara tiada henti, memegang ponsel dan memandangnya dengan terkagum-kagum.

"Hebat! Lukisannya langsung jadi!" serunya terkagum-kagum.

"Ini foto, bukan lukisan. Masih banyak lagi kehebatan lainnya, waktu senggang aku pasti akan memberitahu sekaligus mengajarimu bila kamu mau."

"Wah! Aku jadi tidak sabar!" timbalnya bersemangat.

Kemudian, Tiara melirik pada tumpukkan buku di atas meja belajar. Gadis itu, berjalan mendekat lalu mengambil sebuah buku pengetahuan umum. Selembar demi selembar, dia buka satu persatu. Sayangnya, tidak ada satu huruf pun yang ia mengerti. Wulan berjalan mendekat, dia melihat temannya begitu antusias membaca buku.

"Aku ingin sekali membacanya, tapi sayang aku tidak bisa membacanya," kata Tiara sembari membuka lembar demi lembar.

"Mau aku ajari?"

"Mau-mau!" jawabnya begitu senang.

"Baiklah, kamu tunggu di sini."

Dia berjalan menuruni tangga dan berjalan menuju gudang yang berada, tepat samping dapur. Pintu gudang terbuka, suasana gudang gelap gulita dan berdebu lalu ia menyalakan lampu gudang.

Wulan mengambil beberapa buku, tentang cara membaca dan menulis milik adiknya semasa kecil. Setelah itu pintu gudang kembali tertutup.

"Wulan, kamu sedang apa barusan?" tanya seorang yang tak asing di belakangnya.

Wulan berbalik, dia melihat seorang lelaki bertubuh agak gemuk dan berkumis tipis tidak lain adalah Pak Louis, Papah Kandungnya. Beliau terlihat sedang membuat segelas susu hangat untuk dia nikmat.

"Wulan, mengambil buku tentang baca dan tulis," jawab Wulan.

"Untuk apa?"

"Mengenang masa lalu," jawabnya dengan raut wajah datar.

"Hmm..., begitu rupanya. Ngomong-ngomong, Papah sudah liat ruangan untuk kegiatan MOS besok. Jika sempat, papah minta kamu berkenalan dengan anak bernama Alexander. Dia putra ke dua dari teman Papah."

"Iya, Pah."

"Foto Alexander, sudah papah kirimkan ke ponselmu," ujar beliau kepada putrinya.

"Iya."

Wulan pamit masuk ke dalam kamarnya. Ia berjalan meninggalkan Sang Papah seorang diri di dapur. Pintu kamar mulai terbuka, Wulan masuk ke dalam kamar. Dia melihat, Tiara membuka buku pelajaran semasa SMP.

"Wulan, lama sekali apa ada masalah di bawah?"

"Tidak, tadi aku bertemu dengan Papah ku. Dia memintaku untuk berkenalan dengan anak temannya Papah ku. Mau lihat?" tawar Wulan.

"Boleh, kalau kamu tidak keberatan."

Wulan menjulurkan tangannya untuk mengambil ponsel miliknya di balik bantal. Dia menunjukkan foto lelaki mengenakan seragam SMP pada Tiara. Melihat sosok lelaki tersebut, membuat Tiara tidak berkedip. Wajahnya tersipu malu, kedua matanya tak berkedip memandang sosok di balik layar ponselnya.

"Suamiku," ucapnya sembari menutup mulut dengan

"Hah? Suami? Apa maksudnya? Kamu kenal dia?"

"Iya, kami baru saja berkenalan."

"Kamu baru berkenalan?! Mengapa kamu memanggilnya suami? Sebenarnya apa yang terjadi?!"

Mereka berdua duduk saling memperhatikan di atas kasur. Tiara mulai bercerita, mengenai apa yang sebenarnya terjadi sehingga dirinya memanggil Alex dengan sebutan suami.

Seminggu yang lalu, Dewi Cinta mulai mengumpulkan para jiwa calon kandidat untuk dijodohkan. Para kandidat, berkumpul di Dunia telah diciptakan oleh Sang Dewi.

Sebuah Dunia khusus untuk berkumpulnya para calon kandidat terpilih untuk dijodohkan secara langsung oleh Sang Dewi. Bagi para manusia terpilih, mereka semua berkumpul dalam wujud roh.

Namun bagi mereka, rasanya seperti berada di alam mimpi. Hanya saja, ingatan mereka tentang hari itu tidak akan pernah lupa. Sang Dewi berkata, bahwa dirinya akan menjodohkan mereka dengan manusia melalui sebuah permainan jarum putar.

Awalnya, mereka semua protes sebab keputusan Sang Dewi dianggap mempermainkan perasaan mereka semua. Namun Sang Dewi berkata, bahwa permainan jarum putar bukanlah semacam jarum putar biasa. Jarum itu berputar, sesuai tingkat kecocokan sesuai dengan pasangannya.

Setelah jodoh sudah ditentukan, Sang Dewi memberikan buku nikah pada para kandidat yang akan dijodohkan. Ketika dua buku nikah saling bertemu, mereka akan resmi menjalin sebuah ikatan pernikahan.

Buku itu bisa kembali jika kedua pasangan merasa tidak cocok. Jika buku itu dikembalikan, mereka berdua resmi bercerai dan ingatan mereka tentang pasangan sebelumnya menghilang.

Alasan Sang Dewi melakukan hal itu karena banyak sekali wanita sulit mendapatkan pasangan atas dasar cinta. Beberapa bidadari dan hantu merasa iri pada manusia dan ingin mempunyai pasangan. Selain itu, alasan utama Sang Dewi melakukan perjodohan karena terjadi penyimpangan penyuka sesama jenis.

Oleh karena itu, Sang Dewi dibantu para asistennya memutuskan untuk mencarikannya secara langsung melalui permainan jarum putar. Walau ada harga yang harus di bayar, terutama bidadari seperti Tiara yaitu keabadian.

Kemunculan Tiara di taman kota waktu itu, tidak lain adalah mengikuti perintah Sang Dewi untuk bertemu dengan jodohnya. Dia sama sekali tidak tau, siapa jodohnya.

Tetapi, ketika dia pertama kali bertemu dengan Alex dia merasakan sebuah ikatan batin yang kuat. Ikatan begitu hangat untuk diraih dan dimiliki hingga akhir hayat.

"Kami sempat berjalan bersama, tapi entah mengapa dia menjadi takut dan lari meninggalkanku. Aku sempat mengejarnya, tapi sayangnya aku kehilangan jejaknya. Padahal buku kami sempat bersinar, hingga membuatku berpikir bahwa aku telah menemukan belahan jiwaku," kata Tiara bersedih mengingat pertemuannya dengan Alex.

"Hmm..., Alex pergi bukan meninggalkanmu tanpa alasan. Sepertinya, ini hanya kesalahpahaman," timbal Wulan pada Tiara sedang bersedih.

"Semoga kamu benar," balasnya lalu tersenyum.

Terpopuler

Comments

@Kristin

@Kristin

ajaib ya....

2022-12-08

0

reedha

reedha

Tenang saja Tiara ada Wulan yang bisa jadi ensiklopedia berjalanmu, tanya semua sama Wulan

2022-10-06

3

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Jarum Putar
3 Pertemuan
4 Terlambat
5 Perkenalan
6 Empat Serangkai
7 Wulan Dan Tiara
8 Kandidat
9 Paket Tiara
10 Upacara Bendera
11 Ketua Kelas
12 Salah Tingkah
13 Saran Minta Maaf
14 Mencari Ekstrakurikuler
15 Alunan Pemikat
16 Saingan Mendekat
17 Rasa Yang Bergejolak
18 Memulai Sumpah Ikatan
19 Masakan Tiara
20 Menguping
21 Rapat Kelas
22 Trauma Yang Kembali
23 Pisah Ranjang
24 Melepas Belenggu
25 Ruang Musik
26 Ekskul Band
27 Irama Merdu
28 Sepulang Ekskul
29 Alasan Memanggil Suami
30 Petir
31 Uang Bekal
32 Sebagai balas Budi
33 Rahasia Love Garner
34 Mulainya Ajang Pembuktian
35 Kencan
36 Pemberian Alex
37 Bengkel Rahmat
38 Rahasia Kekuatan Wulan
39 Foto Menarik
40 Perbincangan
41 Balas menggoda
42 Status
43 Hal yang harus dipikirkan
44 Satu Meja
45 Pekerjaan Ayah
46 Nasehat dan tujuan
47 Hujan
48 Menghilangnya keraguan
49 Mager
50 Berlatih Sepak Bola
51 Handphone baru
52 Pamer kepada sahabat
53 Gol pertama
54 Mengalah dengan sengaja
55 Surat Cinta dan Brosur
56 Bendera perang
57 Dilatih oleh dua gadis
58 Hati wanita dan kepercayaan
59 10 IPS F vs 10 IPA A
60 Akhir pertandingan
61 Mengejutkan seseorang #Season 2
62 Mengungkap jati diri
63 Dibuntuti
64 Makan bersama
65 Toilet Intimidasi
66 Parfum Kayangan
67 Penglihatan Wulan
68 Bullying
69 Planning selanjutnya
70 Alasan menulis
71 Ilustrasi
72 Pekerjaan rumah
73 Impian Ilham
74 Jemputan
75 Ramalan peti harta
76 Drama kecil gerbang sekolah
77 Hal biasa di tongkrongan
78 Susu madu
79 Mendekati Nanda
80 Terciduk +
81 Kasur goyang +
82 Karena Wulan
83 Menginap
84 Malam minggu
85 Dua kamar
86 Menentukan aliran musik
87 Mencari Stan
88 Putaran ke dua
89 Hasil Gacha Tamrin
90 Pengumuman dari Ketua OSIS
91 Seolah runtuh
92 Tameng gadis buruk rupa
93 Memadamkan api cemburu
94 Ketertarikan
95 Nama Band
96 Seharusnya
97 Api membesar
98 Rencana jahat
99 Di balik wajah datar
100 Kondisi motor
101 Mendatangi Bengkel
102 Perbincangan Ayah dan anak
103 Kunjungan pertama Sang Ayah
104 Melihat perkembangan
105 Cara alternatif ke Sekolah
106 Kena Rajia
107 Bertemu masa lalu
108 Khawatir
109 Luka tersembunyi
110 Elusan kepala
111 Sayur tahu bening
112 Pengalaman buruk di dalam Bus
113 Terlambat masuk kelas
114 Luka dan harga diri
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Awal Kisah
2
Jarum Putar
3
Pertemuan
4
Terlambat
5
Perkenalan
6
Empat Serangkai
7
Wulan Dan Tiara
8
Kandidat
9
Paket Tiara
10
Upacara Bendera
11
Ketua Kelas
12
Salah Tingkah
13
Saran Minta Maaf
14
Mencari Ekstrakurikuler
15
Alunan Pemikat
16
Saingan Mendekat
17
Rasa Yang Bergejolak
18
Memulai Sumpah Ikatan
19
Masakan Tiara
20
Menguping
21
Rapat Kelas
22
Trauma Yang Kembali
23
Pisah Ranjang
24
Melepas Belenggu
25
Ruang Musik
26
Ekskul Band
27
Irama Merdu
28
Sepulang Ekskul
29
Alasan Memanggil Suami
30
Petir
31
Uang Bekal
32
Sebagai balas Budi
33
Rahasia Love Garner
34
Mulainya Ajang Pembuktian
35
Kencan
36
Pemberian Alex
37
Bengkel Rahmat
38
Rahasia Kekuatan Wulan
39
Foto Menarik
40
Perbincangan
41
Balas menggoda
42
Status
43
Hal yang harus dipikirkan
44
Satu Meja
45
Pekerjaan Ayah
46
Nasehat dan tujuan
47
Hujan
48
Menghilangnya keraguan
49
Mager
50
Berlatih Sepak Bola
51
Handphone baru
52
Pamer kepada sahabat
53
Gol pertama
54
Mengalah dengan sengaja
55
Surat Cinta dan Brosur
56
Bendera perang
57
Dilatih oleh dua gadis
58
Hati wanita dan kepercayaan
59
10 IPS F vs 10 IPA A
60
Akhir pertandingan
61
Mengejutkan seseorang #Season 2
62
Mengungkap jati diri
63
Dibuntuti
64
Makan bersama
65
Toilet Intimidasi
66
Parfum Kayangan
67
Penglihatan Wulan
68
Bullying
69
Planning selanjutnya
70
Alasan menulis
71
Ilustrasi
72
Pekerjaan rumah
73
Impian Ilham
74
Jemputan
75
Ramalan peti harta
76
Drama kecil gerbang sekolah
77
Hal biasa di tongkrongan
78
Susu madu
79
Mendekati Nanda
80
Terciduk +
81
Kasur goyang +
82
Karena Wulan
83
Menginap
84
Malam minggu
85
Dua kamar
86
Menentukan aliran musik
87
Mencari Stan
88
Putaran ke dua
89
Hasil Gacha Tamrin
90
Pengumuman dari Ketua OSIS
91
Seolah runtuh
92
Tameng gadis buruk rupa
93
Memadamkan api cemburu
94
Ketertarikan
95
Nama Band
96
Seharusnya
97
Api membesar
98
Rencana jahat
99
Di balik wajah datar
100
Kondisi motor
101
Mendatangi Bengkel
102
Perbincangan Ayah dan anak
103
Kunjungan pertama Sang Ayah
104
Melihat perkembangan
105
Cara alternatif ke Sekolah
106
Kena Rajia
107
Bertemu masa lalu
108
Khawatir
109
Luka tersembunyi
110
Elusan kepala
111
Sayur tahu bening
112
Pengalaman buruk di dalam Bus
113
Terlambat masuk kelas
114
Luka dan harga diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!