Audi tidur meringkuk dengan nyaman memeluk gulingnya serta mengenakan selimut yang keadaanya kinibhanya mampu menyelimuti kakinya saja. Bahkan sebagian selimutnya pun sudah jatuh menyentuh lantai. Sehingga sedikit saja pergerakan dari Audi dalam tidurnya, maka dipastikan seluruh bagian selimutnya jatuh terdampar dilantai.
"AUDIA, BANGUN!!" Teriak Farah kencang melengking membangunkan Adiknya.
Wanita itu bahka sudah mengenakan setelan pakaian kerjanya, rok selutut dipadu dengan kemeja berwana navy, menyempurnakan penampilannya. Tetapi, lihatlah bagaimana keadaan Audi adiknya yang berlaku sebaliknya. Bahkan saat Farah masuk dan berdiri tepat didepan menilap tangannya, Audi masih nyaman tak memperdulikan bahaya sedang mengintainya.
"Mau sampai kapan tidur, Audi!!" Farah kembali berteriak dengan geramnya meski tak sekeras sebelumnya.
Menyebabkan Audi dengan kurang ajarnya tanpa pikir panjang meraih bantal dan segera menutup telinganya menggunakan bantal tersebut. Seketika amarah Farah meluap karena tak tahan lagi melihatnya.
"Audia Taradisya, bangunlah!! Hari sudah siang, apa kamu ingin terlambat?" Omel Farah menghampiri dan mengguncangkan tubuh adiknya.
Membangunkan Audi sungguh adalah ujian kesabaran yang menjengkelkan. Adiknya itu benar-benar suka sekali menguras emosi dan tenaga. Dan kegeraman Farah kian menjadi saat Audi masih saja tidak peduli dan malah makin mengeratkan pelukannya pada guling seraya meracau, "Mbak berangkat duluan saja, nanti Audi kesekolahnya bareng Mira." Audi dengan malasnya masih memejamkan mata dan enggan membukanya.
"Gak ada acara kesekolah bersama,.Mira. Karena yang ada entar kamu tidak pernah sampai ke sekolah dan berakhir nyasar entah kemana dan membolos lagi," Cibir Farah sesuai kenyataan, pasalnya Audi memanglah murid pembolos unggul selama pendidikan masa SMA-nya selama ini. "Ayo Audi! apalagi ... cepatlah bangun. Tunggu apa lagi? Kalau tidak, Mbak yang akan memandikanmu disini!" Sambung Farah melanjutkan ucapannya.
"Mmmmm ... Audi masih ngantuk, Mbak." elak Audi berguling menjauhi Kakaknya.
"Oh, baiklah. Berarti kamu mau dimandika---"
"Iya, nih Audi sudah bangun, sekarang puas!" Dongkol Audi bangun sambil beranjak dari atas kasur empuknya dengan tidak rela berjalan malas ke kamar mandi tanpa membereskan tempat tidurnya lebih dulu.
Farah menghela nafasnya sambil geleng kepala, "mandi yang benar Audi, jangan lupa gosok gigi, pakai sabun dan juga pakai samponya. Yang bersih jangan sampai ilermu semalam masih ada yang menempel atau kutu rambutmu masih berpesta dan daki dekil masih menepelimu!"
"Iya bawel! Aaaggrrhh ... Dasar Mbak rewel. Kejaaannya ngomel terus. Cepat tua entar baru tahu rasa," Dumel Audia dongkol didalam kamar mandi merutuki perbuatan Kakaknya.
"Habis itu jangan lupa beresin tempat tidurmu!" Lanjut Farah mengabaikan ucapan Audi. "Kalau kamu tidak membereskannya jangan harap ada uang jajan dari Mbak," sambung Farah mengancam melanjutkan ucapannya sebelum keluar dari kamar Audi dan, menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Sementara itu kini Audi sedang menatap air dalam bak mandi penuh pengamatan, "Mbak Farah bilang cuma mandi yang bersih." Audi tersenyum aneh. "Berarti boleh dong kalau aku menyapa airnya dulu sebelum mandi," cengirnya aneh dengan raut wajah gila.
"Air oh air mengapa engkau dingin..." Audia menyanyi serta mencelupkan tangannya untuk merasakan suhu air. "Macam mana aku tak dingin, sebab aku tak panas! Hehe.." Kekeh Audi diakhir nyanyiannya sebelum kembali berceloteh kembali dengan lebih tak warasnya.
Sepertinya dipaksa bangun pagi telah menyebabkan otaknya sedikit bergeser, hingga membuatnya tampak gila dalam kamar mandi. Dan beruntungnya hal itu tidak ada yang menyaksikannya.
"Woii air! Sudi gak loh mengguyur gue sampai bersih? mau ya, mau ya..." Audi mulai mengelantur tak jelas.
♡♡♡
Pukul seppuluh pagi, Rezvan berada di kantor tepatnya di ruang kerjanya. Pagi yang cerah bertolak belakang dengan wajah Rezvan yang menunjukkan kesuraman. Mata iblisnya melotot tajam diikuti rahangnya yang mengeras seakan hendak menerkam seseorang dengan kejamnya.
"Kau bisa berkerja tidak?!! Kenapa laporan ini banyak typonya ditambah ketidak sesuaian dengan yang seharusnya. Apa kau mau membuat rugi perusahaan ini, hahh!" Amuk Rezvan mengamuk dan memarahi bawahannya.
"Dasar tidak becus! Kalau kinerja kamu buruk begini, lama-lama perusahaan bisa bangkrut. Ch, seharusnya jika tidak bisa bekerja dengan baik, lebih baik kau memundurkan diri saja! Saya yakin diluar sana masih banyak yang ingin berada menggantikan diposisimu sekarang."
"Maa.."
"Keluar!! Saya muak melihat karyawan tidak becus sepertimu! Buat yang baru lagi secepatnya dan kali ini awas jangan sampai ada kesalahan lagi." Geram Rezvan memotong ucapan Putri bersamaan dengan melempar dokumen yang baru diperiksanya kasar.
Putri tak berdaya, diperlakukan begitu hanya bisa diam saja. Walaupun sesungguhnya hatinya meringis ingin menagis diperlakukan seperti itu, tapi apalah daya dia tak bisa melawan dan hanya mampu patuh saja.
'Dasar boss galak! Semoga saja kamu berjodoh dengan wanita cerewet dan bawelnya tingkat dewa.' Dan hanya dengan menyumpahi Rezvan dalam hatinya yang dapat Putri lakukan untuk meluapkan emosinya.
Memangnya karyawan mana yang berani melawan Rezvan. Menajer satu itu bahkan tak takut dipecat bos besar.
Ok, baiklah...
Mana mungkin Rezvan dipecat kinerjanya bagus ditambah kenyataan bahwa perusahan ini masih tergolong milik keluarga besarnya, lebih tepatnya kepunyaan dari Kakak Mamanya Meysa, Paman kandungnya sendiri.
"Ada apa dengan wajahmu Putri? Seingatku tadi cukup terlihat cerah, kenapa sekarang mendung!?" Tanya Farah heran melihat Putri yang keliatan baru keluar dari ruang kerja Rezvan.
Putri mendesah kesal, "kamu pikir wajahku cuaca. Enak saja, dikatai cerah dan mendung.. tidak ada perumpamaan lainkah?"
"Habisnya wajahmu udah kecel bangat dan mirip gembel. Padahal ini masih tergolong pagi loh.. atau jangan bilang itu karena kamu belum mandi, ya!"
"Sembarang!! Gue udah mandi! Aku begini akibat ketemu Siiblis yang tidak punya perasaan. Dia baru saja mengomeliku cuma gara-gara ada dua typo dan mengatakan laporanku tak sesuai kenyataan. Dan kamu tahu apa yang dia lakukan pada laposan hasil kerja kerasku begadang tadi malam? Dia membuannya dihadapanku Farah." Putri mengatakan kejadian buruk yang baru dialaminya dengan suara serak hampir menangis. Gadis itu tampaknya terlalu tenggelam bayang Rezvan yang memarahinya habis-habisan.
"Cupcup, jangan menangis.. Lupakan hal itu anggap saja angin lalu. Lagi pula mengomel itu sudah jadi kebiasaan pak Rezvan. Dan ingatlah satu hal lagi bahwa bukan cuma kamu saja yang pernah diomeli. Aku, Amel dan staf lainnya juga sudah merasakannya." Farah menjelaskannya dengan lancarnya.
Putri mengangguk, "hm.. kamu benar.. aku tidak boleh sedih hanya karena diginiin. Ya sudah, aku akan kemejaku untuk mengerjakan pekerjaanku sebelum Iblis itu kembali mengamuk."
Farah terseyum lalu menepuk bahu Putri pelan memberi semangat sebelum dia pergi.
♡♡♡
Disisi lain, Audi sedang mencoba membolos dari sekolah bersama kedua temannya.
"Sialan! Audi, tolong gue. Pak Iblis mau kemari.." Beritahu Laras berada diatas pagar melihat siluet Pak guru agak jauh dan beruntung tidak sedang melihat padanya.
"Lompa Ras, atau kamu kita tinggalkan!" Ancam Mira, "Aku gak sudi hormat bendera lagi," Tambahnya diliputi rasa waswas takut ketahuan dan akhirnya Laras pun melompat menurut.
Setelah berhasil keluar pagar, ketiganya pun menjauhi sekolah dengan mengendap-endap melewati gang kecil pekarangan warga dekat sekolah.
"Aduh, hampir saja ketahuan! fiuhh.." Audi menghembuskan nafasnya lega.
"Sekarang kita kemana Di?" Tanya Laras.
"Mir, kita kemana..?" Audi balik bertanya.
"Mana aku tahu dan kayaknya kita salah arah deh. Jalan menuju halte bus terdekat bukan ini deh." Beritahu Mira sambil menyeka keringatnya akibat berjalan jauh.
"Wah Ras, kita tersesat." Ucap Audi dengan entengnya.
Meskipun ketiganya tau letak sekolahnya, tapi mengenai detailnya, baik Audi, Mira dan Laras masih tidak hafal. Biasanya ketiganya bolos lewat samping tapi karena akses bolos mereka sudah diketahui oleh guru bk. Ketiganya beralih membolos lewat belakang dan berhasil. Tetapi, kini hal itu malah membuat petaka bagi ketiganya. Mereka tersesat dan berputar-putar di sekitar daerah pekarangan warga.
"Sialan, kita sudah dua kali berjalan melewati jalan ini Ras.."
"Di, kok kita lewat sini lagi?"
"Wah Mir, gue udah capek. Tanyain warga deh biar kita bisa pulang!"
"Kamu lupa kita masih pakai seragam, dodol! yang ada kita bukannya pulang malah diinterogasi" Jawab Mira dongkol, "bahkan kita sekarang lagi jalan sambil ngendap-endap.."
Audi mengambil ponselnya dari tas, "jangan bertengkar.." Audi menengahi keduanya. "ya sudah kalau tak bisa tanya warga, aku tanyain google dululah," Sambungnya tanpa dosa.
Membuat Mira melotot makin kesal, "Kenapa nggak dari tadi sih, kita kan gak perlu capek gini. Bolak-balik sambil sembunyi-sembunyi." Dumelnya kesal.
♡♡♡
TO BE CONTINUED
15-05-2020
Ditunggu like dan komentar ya beib..
Aku akan senang jika teman-teman menyapaku..
Facebook : Saiyaara Saiyaara
Wattpad : Saiyaarasaiyaara
Instagram : Saiyaarasaiyaara
N****oveltoon : Saiyaarasaiyaara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
lelah sekali
Laila Audi bikin ngakak
2021-06-16
1
A.0122
ngakak trus deh
2021-03-12
1
tris tanto
yg ini critanya bagus alurny jg bagus.karakter tokohny kuat..gk bertele jg
2021-02-11
1