Hhhaalllooohhhhaaaa..
Aku Update bagian baru nih,
😍😍😍
Selamat membaca!
○
○
○
"Bang Rez-Rezvan kenapa sih mesti belajar mulu.. udah lebih dari seminggu lagi." Ucap Audi pelan sambil cemberut.
Rezvan mengulurkan sebelah tangannya untuk mencubit pipi Audi yang tampak menggemaskan baginya, "biar kamu pintarlah dan juga lulus UN dengan nilai sempurna."
"Iihhh.. jangan cubit-cubitlah! Pipiku bukan kue cubit." Kesal Audi.
"Ya abisnya pipimu ngegemasin.."
"Kalau gitu Audi boleh cubit pinggang Bang Rez-Rezvan soalkan udah buat Audi kesal."
Rezvan mendelik, "Rez-Rezvan.. kamu manggil saya dengan Rez-Rezvan?"
Audi mengangguk dengan polosnya dan Rezvan mengusap wajahnya kasar. Baklah biarkan saja dari pada melarang si penggosip pasti akan lebih berulah lagi.
"Jangan mencubit saya Audi, kalau kamu masih ingin selamat. Kamu nggak liat kalau saya lagi nyetir.. kalau kamu nekat cubit trus saya kesakitan serta kaget dan hingga hilang fokus bagaimana? Kamu mau kita tabrakan atau memangnya kamu sudah siap mati muda, hahh?"
"Alesan, kalo cubit pipi Audi tadi gak hilang fokus apa?"
"Itu lain ceritanya Audi. Lagipula cubit pipimu gak menyebakan saya kesakitan atau kaget."
"Oh, jelas orang aku yang kesakitan kok. Tetapi, boleh begitu ya..? Audi boleh kesakitan sementara Bang Rez-Rezvan nggak boleh sakit? Keterlaluan!!" ketus Audi.
"Kalo iya kenapa? Tapi ya Di.. kamu boleh kesakitan hanya karena saya aja. Kalau orang lain yang membuat kamu sakit, jangan biarkan! Makanya jika kamu disakiti yang orang lain, lawan saja jangan mengalah atau kalau gak sanggup melawan, katakan kepada saya, agar mereka habis ditangan saya!!" Entah mengapa perasaan tak rela menghampiri Rezvan,
"Enak saja beraninya menindas dan menyakitimu! Hal itu cuma saya yang bolehlah!!" Tukas Rezvan sambil menjulurkan sebelah tangannya kedua kalinya sejenak mengelus rambut Audi.
"Nggak usah ngelus kepala Audi. Nanti kita kecelakaan dan aku belom mau mati muda!" Audi mengembalikan ucapan Rezvan.
○○○
"Bang Rez-Rezvan, yang ganteng soleh idamannya cewek-ciwik. Ayolah.. kali ini aja gak usah belajar, ya. Audi capek dari pagi tadi terus saja belajar."
Audi mengatupkan telapak tangannya seraya memohon sambil mengikuti Rezvan dari belakang. Sementara Rezvan acuh saja, pura-pura tidak mendengarkan dan juga mengabaikan tingkah Audi. Padahal sejak dari lobi tingkah gadis itu membuat mereka jadi tontonan pegawai kantor.
"Hey Bang, kau apa kau tuli!! Aku bilang nggak mau belajar berarti nggak mau."
Brakk..
Audi menutup pintu ruangan Rezvan dengan keras dan menilap tangannya sambil cemberut.
"Kamu ngambek Di?" Tanya Rezvan datar.
"Iya, pokoknya aku nggak mau belajar lagi! Aku capek, aku mau bobo saja!!" Audi menuju sofa dengan angkuhnya dan tidur dengan begitu saja melupakan keberadaan Rezvan.
"Ch, sudah berani kamu!" Rezvan menghampiri Audi dan menjewernya. "Bangun!! Nggak ada bobo-boboan, sekarang belajar dan belajar!! Ngambek boleh saja, tapi belajar nggak boleh berhenti apalagi sampai cuti dan main-main. Sebentar lagi kamu ujian Audi.. Dan satu lagi.."
Rezvan memicingkan sebelah matanya menatap galak Audi has pemangsa yang siap menerkam mangsanya sebelum kembali berucap, "Kamu pikir saya nggak tahu seminggu ini kamu sudah menipu saya. Pantasan saja setiap ngerjain soal jawabanmu nggak ada salahnya, saya heran bagaimana bisa kamu begitu pintar padahal suka bolos! Ternyata setelah diselidiki, kamu meniru kunci jawaban dari halaman belakang bukukan!!"
Rezvan meremas rambutnya prustasi sejenak. Baru kali ini ada orang yang berhasil menipunya dan itu cuma gadis SMA pembolos yang suka menggosip.
Tak dapat ditahan akhirnya Rezvan pun menjewer telinga Audi dengan geramnya. Hal itu jelas saja membuat Audi meronta sambil meringis dan duduk dari tidurannya.
"Aachh, sakit... lepasin telinganya Audi, Bang! Nanti bisa putus lohhh.."
"Janji dulu, kalau kamu akan belajar dengan baik.."
"Tap- tappii.." Rezvan makin menguatkan jewerannya.
"Iya, iya.. Audi janji akan belajar dengan baik dan nggak akan main-main. Udah sekarang lepasin telinga Audi." Ucap Audi dengan ogah-ogahan.
"Yang serius ngomongnya Di!!"
"Audia Taradisya yang cantik dan imut ini, berjanji bahwa mulai sekarang akan belajar bersungguh-sungguh sampai pintar sesuai harapan Abang Rezvan Pra.. Pra apaan sih? Aku lupa, Bang... nama panjang Abang apaan aku lupa."
"Rezvan Arya Pradipta."
"Nah itu, sesuai harapan Abang Rezvan Arya Pradipta putra bungsu Aunty Meysa. Udah kan, sekarang lepas. Aku sudah berjanji dengan benar."
Rezvan pun melepaskan jewerannya dari telinga Audi. Dengan refleks Audi segera mengelus telinganya yang sakit akibat jeweran Rezvan sambil meringis dan tiba-tiba menjauh menjaga jarak dua meter dari Rezvan.
"Tapi boong, wweeekkkkkk!!" Audi memeletkan lidahnya mengejek Rezvan.
"Makan tuh janji, Aku ogah buat nepatinnya.." tambahnya sambil berlari menghindar dari Rezvan.
"AUDI!!" Amuk Rezvan mengeram beranjak mengejar Audi.
"Sudah berani kamu ngomong gitu, Sini kamu!!"
"Enak aja nanti kamu jewer telingaku lagi!"
"Dasar nakal dan bandel!! Awas kamu kalau sampai ketangkap, saya habisi kamu!! Liat aja nanti bibirmu yang suka ngengosip bakalan saya jahit dan kamu akan saya ikat biar nggak bisa kabur lagi.."
Keduanya pun terlibat aksi kejar-kejaran mengeliling ruangan Rezvan.
"Halahh, kayak bisa nangkap aku aja Bang.." Audi meremehkan Rezvan.
"Situ udah tua ingat umur, sok gayaan mau nangkap gue dasar bacot doang!! Sini kejar gue, sampai tuh pinggang encok Bang.." Hindar Audi sambil melepar Rezvan dengan benda yang dapat dijangkaunya dengan mudah.
"Audi kemari kamu! Jangan berantakin ruangan saya.. dasar bocah!!"
"Hehe.. rasain loh Bang, makanya jangan nyuruh gue belajar mulu. Kamu pikir saya nggak jenuh belajar mulu dari pagi sampai sore.. kepala gue pusing tujuh keliling tau!"
"Berhenti Audi!!"
"Ngimpi!!
Tiga puluh menit kemudian...
Audi mendesah lelah dengan keringat sudah membanjiri dirinya. Dia pun menuju sofa untuk istirahat disusul oleh Rezvan yang keadaannya tak jauh beda.
"Duhh.. capek juga abis lari-lari padahal belum lagi lari dari kenyataan." Celetuk Audi asal.
"Saya juga capek ngejar kamu, geser!!" Rezvan duduk mengambil tempat disamping Audi.
"Pesanin minuman dingin gih Bang, Audi haus dan kepanasan nih.." Ucap Audi dengan seenaknya.
Sementara Rezvan dengan kesalnya yang belum pudar menangkap tangan Audi dan menggenggamnya erat, "sekarang mau kemana lagi kamu? Bersiaplah saya akan memberimu pelajaran."
"Aduh Bang.. pesanin aku minuman dingin dululah baru dihukum." Tawar Audi.
"Kamu liat kesana," tunjuk Rezvan.
"Disana ada kulkas mini, kamu ambil sendiri saja minuman dinginya buat kamu nanti, sekarang saya mau menghukum kamu dulu." Rezvan menyeringai aneh dan bersiap menjewer Audi kembali.
"Tahan dululah Bang, Audi maunya minuman bersoda."
"Dikulkas ada."
"Yang ada asam-asemnya."
"Ada juga, nggak usah banyak alesan. Kemari mana telingamu biar saya jewer."
Audi pasrah membiarkan telinganya dijewer sambil memejamkan mata. Namun, belum juga Rezvan menjangkau telingannya suara didepan pintu menghentikan aksinya.
"Pak Rezvan.." Panggil Amel sambil membekap mulutnya sendiri, kaget melihat atasannya dengan posisi intim bersama seorang gadis.
Keadaan Rezvan dan Audi yang bajunya sudah acak-acakan disertai keringat dan keduanya yang terlihat begitu dekat dan intim. Rupanya telah membuat salah paham Amel yang menyaksikannya.
"Ma.. maaaf, saya nggak sengaja." Ucapnya sebelum berlalu keluar dari ruangan Rezvan.
Amel tadinya sudah berulang kali mengetuk pintu. Namun, karena tak ada sahutan dengan inisiatif membuka ruangan Rezvan. Alhasil ia keluar dengan rutukan penyesalan pada dirinya sendiri.
○○○
TO BE CONTINUED
25-05-2020
Aku akan senang bila di sapa..
Facebook : saiyaara saiyaara
Instagram : Saiyaarasaiyaara
Noveltooon : Saiyaarasaiyaara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
A.0122
aduuh bisa heboh tuh satu gedung karna kesalahpahaman amel
2021-03-12
2
Fitri Lin
padahal abis maraton keliling ruangan wkwkwk...
2021-01-11
4
Ida Surya
😂😂😂
2020-11-03
2