14

"Apa kau akan menyerah begitu saja, Akashi?"

Akashi menoleh ke sumber suara, ia bisa melihat jelas sosok Mayuzumi yang terkena pantulan Cahaya rembulan.

"Apa yang kau lakukan disini, Mayuzumi Senpai? Apa kau ingin meledekku seperti pertandingan Basket pada Winter cup lalu?" tanya Akashi yang malah lebih terkesan berburuk sangka pada seniornya itu, mungkin lebih tepatnya Akashi masih belum bisa berpikiran jernih setelah semua yang terjadi padanya saat ini. Dan siapapun pasti bisa menyadari dan memaklumi hal tersebut, apalagi mereka sudah cukup mengenal Akashi yang awalnya adalah seseorang yang terlahir sempurna dengan memiliki bakat luar biasa, kemampuan strategis dan jiwa kepemimpinan yang hebat serta kekayaan yang tak perlu diragukan lagi malahan kini harus mengalami kehidupan jungkir balik saat salah satu dari hal yang dimilikinya tiba-tiba di renggut begitu saja.

"Kau bukan hanya orang yang sombong dan egois, tapi kau juga telah menjalin orang yang lemah dengan pemikiran negatif terhadap orang lain." Mayuzumi berjalan mendekati Akashi, lalu ia memungut bola basket yang ada di kaki Akashi dan memasukkannya kembali kedalam Ring Basket.

"Kau harusnya paham, Akashi. Kau baru saja mengulangi perbuatanmu dahulu, kau hampir merusak Tim Rakuzan dengan keegoisanmu ini." Mayuzumi menatap serius kepada Akashi yang mula terpancing kesal.

"Apa maksudmu, Mayuzumi Senpai? Kau selalu saja berbicara kasar, apa memang sebenci itu Senpai denganku?" tanya Akashi.

"Aku sangat membencimu, Akashi. Aku tak bisa memaafkan sedikitpun perbuatanmu yang telah merendahkanku dan menjadikanku pion kemenanganmu setahun yang lalu. Tapi, aku juga tak bisa bohong kalau aku akan sangat membencimu bila kau menyerah seperti ini." Mayuzumi kembali memungut Bola Basket itu dan menyerahkannya kepada Akashi.

"Bermainlah kembali, sudah cukup membuat para seniormu merasa malu karena dipimpin oleh seorang kapten yang masih junior! Kau harus bangkit dari keterpurukanmu ini, kau sudah janjikan kalau gak akan bersikap seenaknya saja seperti dahulu?" tanya Mayuzumi sambil tersenyum untuk pertama kalinya. Jelas saja, ini adalah momen paling langka dimana pada akhirnya kita bisa melihat Mayuzumi bisa tersenyum untuk kali pertama.

Akashi tak mengatakan apapun, ia raih bola yang diberikan Mayuzumi kepadanya. Dan disaat itulah, ia bisa melihat jelas pakaian Mayuzumi yang telah basah dan rambutnya yang masih meneteskan air di sekujur wajahnya.

"Kau kehujanan? Sudah berapa lama Mayuzumi Senpai berdiri dihalaman rumahku?" tanya Akashi.

"Cukup lama, aku sempat berdiam diri di sudut sana hanya untuk mengatasi keraguanku. Kau pikir menemuimu saat ini adalah hal yang mudah? Aku perlu mengatasi kebencianku padamu dan melewatkan setiap halaman novel terbaruku hanya untuk mengetuk pintu hatimu," ucap Mayuzumi yang malah masih terkesan mengeluh.

"Kau benar-benar aneh, Mayuzumi Senpai." Akashi hanya bisa tersenyum saja, ia juga tak bisa menyalahkan Mayuzumi atas sikap anehnya itu. Lalu Akashi mencoba mendribble kembali Bola Basketnya.

Sementara itu Mayuzumi berjalan sedikit menjauh dari Akashi dengan posisi siap menjadi lawan yang akan merampas operan dari sang junior.

"Aku pasti bisa, aku adalah Akashi Seijuro. Sang kapten Kiseki no sedai, Vorpal Sword sekaligus kapten Rakuzan. Aku adalah mutlak," gumam Akashi yang mulai menanamkan sikap ambisius didalam hatinya, cukup lama ia bergumam mendoktrin dirinya sendiri sampai akhirnya ia memutuskan untuk melepaskan balutan kasa yang menutupi matanya.

Kini, ia mulai melangkah menggiring bola dengan niat akan melewati pertahanan Mayuzumi supaya bisa memasukkan bola kedalam ring basket Mayuzumi.

Dan tanpa disadarinya, saat itulah tekadnya semakin bergemuruh dan aliran darahnya terpompa secara tak beraturan sampai membuat kekuatan baru dalam dirinya mulai bangkit tanpa pernah sekalipun diketahuinya.

Dimana saat berhadapan langsung dengan Mayuzumi, ia secara spontan memejamkan mata kanannya yang normal dan membiarkan kegelapan dibalik mata kirinya menatap tajam kepada Mayuzumi.

Dengan mata yang seolah-olah tengah berbisik, ia seperti tengah mengatakan sesuatu yang membuat tubuh Mayuzumi kehilangan kontrol usai menatap langsung mata kiri Akashi dan membuat Mayuzumi hanya terdiam kaku saja dengan raut wajah tercengang.

Ia benar-benar sangat tercengang, bagaimana mungkin tubuhnya seperti tengah diberikan kontrol oleh Akashi hanya dengan tatapan mata yang intens seolah-olah ia bisa mendengarkan jelas bahwa mata kiri Akashi sedang memberikannya perintah untuk tetap diam tanpa melakukan gerakan apapun dan membiarkan Bola ditangannya direbut oleh Akashi.

"Kau, apa yang terjadi pada mata kirimu?" tanya Mayuzumi blak-blakan, kedua tangannya masih terasa merinding bila mengingat peristiwa tadi. Mayuzumi masih bisa merasakan aura kegelapan dibalik mata kiri Akashi, seolah-olah ia merasa tengah diancam.

Akashi yang tadinya sudah bersiap melakukan lay up langsung mengurungkan niatnya, ia menoleh kebelakang dan mulai membuka mata kanannya dengan bola yang masih digenggam olehnya.

"Apa maksudmu, Senpai?" tanya Akashi yang masih belum menyadari tentang kekuatan barunya itu.

"Itu bukan emperor eyes, apa itu kekuatan barumu?" tanya Mayuzumi lagi yang membalas tatapan Akashi, kali ini ia tidak merasakan apapun saat mencoba menatap kembali mata kiri Akashi. Bahkan ia bisa menyadari kalau mata kiri akashi tampak menyedihkan saat ini.

"Kekuatan baru?" tanya balik Akashi yang mulai curiga atas sesuatu yang terjadi pada dirinya.

"Iya, kekuatan baru yang bisa kau gunakan secara bergantian dengan Emperor Eyes." Mayuzumi mulai tenang kembali, sepertinya perasaan gemetarnya mulai menghilang.

"Jadi, apa mungkin kekuatan baruku muncul saat aku tak mampu lagi menggunakan Emperor Eyes dengan maksimal?" tanya Akashi yang sebenarnya lebih mempertegas apa yang sedang dipikirkannya sekarang.

"Kau benar, apalagi saat ini kau tidak bisa melakukan Emperor Eyes secara maksimal dengan hanya mengandalkan satu mata saja. Jadi, entah bagaimana ceritanya kau telah memunculkan kekuatan baru yang ada dimata kirimu. Kekuatan yang membuat mata kirimu seolah-olah tengah berbicara dan mengontrolku," jelas Mayuzumi.

"Jadi karena itu Mayuzumi Senpai hanya terdiam saja tadi?" tanya Akashi yang hanya dibalas anggukan oleh Mayuzumi.

"Itu artinya aku telah menciptakan Absolute Eyes di mata kiriku, kekuatan kontrol yang mampu menyeimbangkan Emperor Eyesku." Akashi tengah bergumam pelan, ia tak bisa membohongi perasaannya kalau saat ini ia merasa sangat bangga pada dirinya sendiri. Dan sepertinya bukan hanya dirinya saja yang merasa senang saat ini, Mayuzumi juga tampaknya ikut senang melihat kekuatan baru Akashi yang pastinya ia tak mempunyai alasan apapun lagi untuk mengkhawatirkan juniornya itu.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita melanjutkan permainan basket satu putaran lagi? Aku ingin melatih kekuatanku, mohon bantuannya Mayuzumi senpai!" ucap Akashi yang tampak memohon sembari menunduk pelan kearah Mayuzumi dengan sopan.

Jelas saja, sikap sopan Akashi saat ini membuatnya sedikit risih dan tak punya alasan lagi untuk menolak. Ia hanya bisa mengangguk saja dan mulai mengambil posisi untuk bergantian merampas bola Basket dari tangan Akashi.  Dan untuk sekilas, tanpa disadari Akashi kalau sebenarnya Mayuzumi sedang tersenyum bangga padanya selayaknya senior yang sangat menghormati Juniornya.

***

Bagaimana menurutmu tentang kekuatan baru Akashi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!