5

"Halo, Mayuzumi Senpai!" sapa Akashi kepada seseorang yang berada diseberang telepon.

Mayuzumi yang saat itu tengah asyik membaca Novel di kamarnya, sontak merasa terkejut dihubungi kembali oleh sang Junior. Tak biasanya Akashi menghubungi Mayuzumi tengah malam begini, apalagi mereka juga jarang berkomunikasi semenjak kelulusan Mayuzumi dari SMA Rakuzan dan Mayuzumi sendiri tak pernah sempat berkunjung kembali ke SMA Rakuzan setelah duduk dibangku kuliah.

"Ada Apa, Akashi?" tanya Mayuzumi bingung, ia sampai bela-belain menghentikan bagian chapter terseru dalam Novelnya demi sang Kapten.

"Mayuzumi Senpai, apa kau sedang sibuk akhir-akhir ini?" tanya Akashi.

"Kau aneh sekali, Akashi. Memangnya kenapa kalau aku sibuk ataupun tidak sibuk sekarang?" tanya balik Mayuzumi tanpa memberikan jawaban apapun atas pertanyaan Akashi, ia memang terkenal dengan cara bicaranya yang sangat tajam terlepas dari sikap pendiamnya. Meskipun sebenarnya ia sangat menyayangi dan menghormati juniornya itu.

"Kami butuh satu anggota lagi untuk Tim Basket Rakuzan, soalnya kami akan mengikuti Kamp Pelatihan Musim Panas sekaligus latih tanding dengan Tim-tim dari Anggota Generasi keajaiban lusa nanti. Kau bersedia gak bergabung dengan Tim Rakuzan kembali untuk pelatihan tersebut, Mayuzumi Senpai?" tanya Akashi yang mencoba menawarkan posisi itu kepada Sang Alumni.

Jelas saja, Mayuzumi tertawa geli mendengarkan tawaran dari Mantan Kaptennya itu. Memangnya tak ada anggota lain yang bisa diajak sampai dirinya yang sudah lulus pun harus ikut terlibat.

"Kau bercanda ya, Akashi? Aku sudah lulus, kenapa tidak mengajak anggota lain saja?"

"Aku hanya terpikir namamu saja akhir-akhir ini, memangnya kau tak ingin membalas kekalahan kita kepada SMA Seirin? Ayolah, Mayuzumi Senpai. Maukah kau menerima ajakanku kali ini?" tawar Akashi sekali lagi yang mencoba memancing nama Seirin kepada Mayuzumi.

"Alasanmu tidak cukup kuat untuk membujukku, Akashi." Mayuzumi terdengar ingin menggoda juniornya itu. Entah kenapa sejak masuk dibangku kuliah, ia mulai belajar untuk berbaur dengan orang lain dan menurunkan sikap bodoh amatnya yang dulu sempat menjadikannya tak terlihat dimata orang lain. Dan sepertinya satu-satunya orang yang saat ini cukup dekat dengannya dari SMA Rakuzan hanyalah Akashi atau lebih tepatnya Akashi yang memberikan selamat kelulusan kepadanya hari itu, bukan Akashi yang telah meruntuhkan harga dirinya selama pertandingan Winter Cup.

"Jadi, aku harus bagaimana Mayuzumi Senpai?" tanya Akashi begitu polosnya, walau bagaimanapun ia hanyalah anak kelas satu yang masih berusia 16 tahun. Dia memang dikenal sebagai seorang kapten Bijaksana yang hebat ketika dilapangan, ahli pengatur strategi dan pemimpin yang sangat menghormati anggotanya. Namun tetap saja dirinya hanyalah seorang Junior yang masih polos saat berada diluar Tim Basket dan selamanya akan menjadi Junior kesayangan bagi Mayuzumi, Nebuya, Hayama dan Mibuchi.

"Pikirkan saja sendiri, nanti setelah kau dapat ide baru hubungi aku kembali. Kalau gitu aku akhiri dulu teleponnya ya," Mayuzumi langsung menyudahi panggilan telepon itu dan membiarkan Akashi terbingung selama beberapa saat untuk memikirkan cara yang tepat membujuk Seniornya itu.

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Akashi yang masih berlarut-larut dalam pikirannya, sampai sebuah nama terlintas dalam pikirannya saat itu. 

"Selamat malam, Nijimura Senpai!" Panggil Akashi dari telepon genggamnya. Sebuah nama yang terdengar jauh lebih tak asing ditelinga para penikmat Kuroko no basket. Tentu saja, siapa lagi kalau bukan mantan kapten Basket Teiko yang tak lain ialah Shuzo Nijimura.

Sepertinya Akashi masih mempunyai hubungan pertemanan yang baik dengan Nijimura, ia tahu betul kalau Nijimura adalah satu-satunya pilihan yang tepat untuknya bisa meminta saran selain kepada Seniornya yang ada di Rakuzan.

"Iya, malam juga Akashi."

"Apa Nijimura Senpai sedang sibuk sekarang?" tanya Akashi yang memang tak ingin mengganggu waktunya Nijimura bila saja seniornya itu sedang sibuk, apalagi Akashi tahu kalau Nijimura memiliki jadwal yang padat untuk bekerja, kuliah dan menjaga neneknya yang ada dirumah sakit.

"Kebetulan aku sedang tidak sibuk sekarang. Memangnya ada yang ingin kau bicarakan denganku, Akashi?" tanya Nijimura.

"Benar, Senpai. Aku ingin bertanya sesuatu yang penting kepadamu, karena aku tidak mempunyai jawaban yang tepat untuk masalah ini."

"Memangnya, masalah apa yang membuat Juniorku ini kesulitan menjawabnya?" tanya Nijimura seraya tersenyum, ia sampai meninggalkan ruangan neneknya untuk memberikan waktu panjang atas masalah yang dialami Akashi.

"Barusan aku menawarkan salah seorang Senpai ku untuk mengikuti Kamp Pelatihan Musim Panas, tapi dia bilang aku harus memberinya alasan yang kuat untuk membujuknya. Apa kau bisa memberiku saran, Nijimura Senpai?" tanya Akashi yang membuat Nijimura tersenyum, ia memang tahu kalau Akashi adalah anak yang baik dan bertanggungjawab tapi ia tak menduga kalau masalah semudah itu tak mampu diselesaikan oleh Akashi.

Nijimura sampai menghela nafas panjang untuk memberikan saran yang tepat kepada Akashi, "Akashi, kupikir Seniormu itu sedang menggodamu. Jadi, kau bisa katakan saja kalau kau sangat membutuhkannya dan kau merasa sangat beruntung bila ia mau menerima tawaran ajakanmu itu."

"Apa itu akan benar-benar berhasil, Nijimura Senpai? Soalnya aku bukanlah Akashi yang dulu, aku tak mau memanfaatkan orang lain lagi hanya untuk memenuhi kepentinganku. Dan aku tahu kalau seniorku ini mempunyai harga diri yang tinggi," ucap Akashi yang masih meragu.

"Aku yakin, Akashi. Aku juga tahu kalau kau bukanlah Akashi yang menyeramkan lagi. Jadi, coba saja dulu kau berterus-terang kepada perasaanmu. Kalau memang kau sangat membutuhkannya, maka kau bilang saja kepadanya. Kau juga bisa mengatakan kepadanya kalau dia adalah senior terbaik yang kau miliki, sebab bisa saja saat ini ia butuh dipuji oleh junior hebat sepertimu."

"Aku paham, Nijimura Senpai. Terimakasih atas saranmu dan maaf sudah merepotkanmu,"ucap Akashi penuh hormat.

"Tidak masalah, Akashi. Aku yang harusnya merasa senang menjadi pemecah masalahmu saat ini, tidak biasanya kan seorang Akashi menceritakan masalahnya pada orang lain." Nijimura tersenyum puas, ia merasa mantan wakil Kaptennya itu tampak menggemaskan.

"Ya sudah, kalau gitu aku tutup teleponnya ya." Nijimura masih melanjutkan perkataannya, sebelum akhirnya ia mengakhiri panggilan telepon tersebut.

Akashi yang kini sudah mempunyai saran bagus untuk membujuk Mayuzumi, akhirnya langsung menghubungi Seniornya itu. Kali ini, ia penuh yakin kalau Mayuzumi akan menerima tawarannya tersebut.

"Malam, Mayuzumi Senpai. Aku sudah menemukan alasan yang kuat untuk membujukmu, Senpai." Akashi langsung mengatakannya tanpa basa-basi lagi.

"Memangnya apa itu, Akashi? Kupikir kau sudah menyerah untuk membujukku," ucap Mayuzumi yang masih saja menggoda sang Junior.

"Aku benar-benar membutuhkanmu dalam Tim ini sekarang, kau adalah satu-satunya Senpai yang sangat kuandalkan. Dan aku akan sangat beruntung bila kau mau menerima tawaranku ini, Senpai. Aku janji takkan pernah menghancurkan harga dirimu lagi atau melukai perasaanmu seperti pertandingan yang kita lakukan selama ini, sekali lagi aku benar-benar minta maaf atas kejadian yang lalu. Aku juga tahu kita tak punya banyak waktu untuk bisa menjadi senior-junior yang akrab seperti yang dilakukan Kise, Kuroko, Midorima dengan seniornya yang ada di SMA, jadi kehadiranmu kali ini bisa memperbaiki hubungan pertemanan kita. Kau maukan menerima tawaranku, Mayuzumi Senpai?" tanya Akashi seusai berterus-terang secara panjang kali lebar.

Cukup lama panggilan itu tampak hening selama beberapa saat, sepertinya Mayuzumi tengah mencoba memikirkan ulang tawaran Akashi seusai mendengarkan kalinat menyentuh yang tak biasa keluar dari bibir Akashi. Bahkan kalimat ini jauh lebih baik daripada terakhir kali Akashi membujuknya untuk bergabung dalam Tim Basket Reguler Rakuzan saat itu.

.

"Bagaimana, Senpai?" tanya Akashi lagi.

"Oke, baiklah. Aku menerima tawaranmu. Kau bisa mengirimkan jadwal dan lokasi Kamp Pelatihan Musim Panas itu kepadaku setelah telepon ini," ucap Mayuzumi untuk kali pertama mengatur Akashi.

"Terimakasih, Senpai." Akashi tak bisa menyembunyikan perasaan leganya.

"Mmm...ya sudah, aku tutup ya." Mayuzumi kembali mengakhiri panggilan itu sekali lagi tanpa mengatakan apapun setelahnya, ia memang orang yang sangat irit berbicara dan tak suka berlama-lama berkomunikasi dengan orang lain.

Tanpa Akashi ketahui, kalau Mayuzumi langsung menghubungi Semua dosennya untuk meminta izin libur selama beberapa Minggu hanya demi Akashi. Ia juga membatalkan pertemuan komunitas Penikmat Buku dan beberapa pertemuan lain malam itu juga, jelas saja semua ini terjadi karena ia sangat menghormati Akashi sebagai mantan Kapten dan menyayangi Akashi sebagai seorang Junior pertama yang dimilikinya selama menjadi Senior kelas tiga di SMA unggulan Rakuzan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!