17

Akashi berjalan tanpa ragu memasuki lapangan Basket, kebetulan disana sudah sangat ramai dipenuhi oleh anggota Rakuzan yang jumlahnya sangat banyak. Apalagi hampir keseluruhan anggota ialah anak kelas 2 yang bisa dikatakan sebagai Seniornya Akashi, tapi sepertinya mereka tidak keberatan bila membiarkan Akashi melangkahi mereka sebagai anggota utama Tim tersebut selama Rakuzan bisa menjadi klub basket terhebat di Jepang.

Hingga akhirnya perasaan yakin itu mulai tumpul oleh perasaan ragu, tatkala saat melihat Mata kiri Akashi yang tidak sempurna seperti dulu. Bahkan, siapapun pasti bakal bisa menduga-duga kalau Akashi takkan mampu bermain basket seperti dulu, gelar kapten Kiseki no sedai dan Vorpal Sword saja takkan cukup untuk membuktikan kalau dirinya adalah pemain hebat hanya dengan mengandalkan sebelah mata. Mereka sama sekali tidak menyadari kalau saat ini Akashi sudah memiliki kekuatan baru yang hebat, karena takkan mungkin juga Akashi bisa berjalan penuh percaya diri kembali untuk melangkahkan kaki ke sini apabila tidak memegang kartu AS yang sangat menguntungkan bagi tim Rakuzan.

Tapi belum sempat ia mengatakan apapun, seluruh mata tampak menatap tidak senang kepadanya. Bahkan, mereka sampai menceritakan Akashi dengan berbisik pelan sampai membuat Akashi menjadi tidak senang.

Beruntungnya Mibuchi, Hayama dan Nebuya datang menghampiri Akashi sebelum sempat Sang Kapten mengamuk saat itu.

"Akhirnya kau datang juga, Sei-Chan." Mibuchi tersenyum bahagia, ia langsung menyerahkan papan latihan untuk hari ini kepada Akashi.

"Terimakasih untuk menu latihannya, Mibuchi Senpai." Akashi melirik sekilas isi menu latihan tersebut yang rasanya sudah sangat tepat untuk dilakukan hari ini.

"Akashi, maafkan kami tidak menyambutmu tadi pagi. Hayama sudah cerita semuanya, tapi sayangnya kami terjebak dengan tugas yang belum kami kerjakan pagi ini." Nebuya berterus-terang kepada sang kapten, ia tak mau Akashi salah sangka dan menganggap kalau mereka tidak memperdulikan Akashi. Malahan diantara seluruh anggota Rakuzan saat ini, hanya mereka bertiga lah yang sangat tulus dan setia kepada sang Kapten.

"Tidak apa-apa, Nebuya Senpai." Akashi tersenyum, ia meletakkan ranselnya di pinggir lapangan dan mengambil salah satu bola basket yang ada di keranjang.

"Kau tidak ganti baju dulu, Sei-Chan?" tanya Mibuchi.

"Ah iya, sepertinya selama beberapa hari ini aku tidak bisa berlatih optimal dengan kalian. Tapi, aku akan menyempatkan diri untuk memantau latihan kalian setiap hari kok." Akashi secara terang-terangan memberikan alasannya, ia juga sudah memikirkan hal ini secara matang selama seharian.

"Kenapa, Sei-Chan? Apa ada sesuatu yang membuatmu ragu untuk latihan bersama kami?" tanya Mibuchi yang merasa cukup aneh mendengarkan alasannya Akashi, walau ia tahu Akashi sering latihan sendirian setiap malam, tapi tak biasanya Akashi memilih latihan tanpa mengikuti menu latihan seperti hari ini.

"Kebetulan aku punya menu latihan sendiri, tapi bukan berarti aku tidak menyukai menu latihan yang Senpai buat sekarang. Aku hanya perlu waktu untuk bisa kembali berdiri sebagai Akashi yang hebat seperti biasanya, jadi aku perlu latihan khusus untuk bisa memimpin kalian dan aku butuh sesuatu yang bisa menjadi kekuatan untuk Tim Rakuzan bisa tetap hebat dimata semua orang."  Akashi menjelaskannya tanpa ragu, Mibuchi sendiri yang bisa merasakan sikap ambisius Akashi tak lagi merasa khawatir. Ia bisa merasakan ada puncak membara dari setiap kata yang diucapkan Akashi, seolah-olah ia sangat yakin kalau kaptennya itu akan kembali bangkit untuk membuat kejayaan bagi Tim Rakuzan.

"Kalau begitu, kami akan menunggu kebangkitanmu itu Sei-Chan." Mibuchi tersenyum penuh semangat, disusul oleh Hayama yang memperlihatkan perasaan kagumnya terhadap apa yang didengarnya dari Akashi.

"Kau memang pria sejati, Akashi. Aku yakin tahun depan kita akan memenangkan Winter Cup kembali." Nebuya tak lupa juga memperlihatkan ototnya yang semakin membesar dan senyumannya yang lebar.

Disaat yang bersamaan, seseorang perwakilan dari anggota Basket Rakuzan berteriak keras kearah Akashi. Matanya tampak memancarkan wajah yang seolah sedang meremehkan Akashi, nada suaranya juga terdengar muak atas kehadiran Akashi kembali di tim ini.

"Hei, para Raja tak bermahkota! Apa kalian tidak muak bila membiarkan anak kelas satu yang sudah cacat sepertinya menjadi Kapten? Lihatlah penampilan dia sekarang, kami semua sangat yakin kalau dia gak bakal sehebat dulu lagi, jadi lebih baik keluarkan dia dari Tim utama dan ganti sajalah kapten Tim kita sekarang!" celutuk lelaki tersebut yang sepertinya berada satu angkatan dengan ketiga Raja tak bermahkota yang tak lain ialah Mibuchi, Hayama dan Nebuya.

"Apa maksudmu berbicara seperti itu, Shin? Kau tak pantas menghina Akashi, kalau kau sendiri jauh lebih lemah dan berada dibawah standar sebagai atlet basket." Hayama tak senang atas hinaan lelaki yang bernama Shin tersebut.

"Kuakui kalau aku memang memiliki kekuatan dibawah standar, tapi coba lihat sekarang kapten kita? Dia sama sekali tidak lantas berada di tim ini," ketus Shin sembari menoleh kepada teman-temannya yang berada dibelakang, disusul juga oleh suara sorakan setuju oleh teman-temannya yang lain terkecuali para anak kelas satu yang memilih diam tanpa membela siapapun.

"Benar apa yang dibilang sama Shin, mana mungkin tim kita bisa hebat kalau kalian masih mempertahankan kapten yang lemah sepertinya. Dan bisa saja pas pertandingan persahabatan dengan Shutoku Minggu depan, kita bakal dipermalukan penuh oleh mereka." Seseorang yang berada disebelah Shin ikut menyahut.

Jelas saja ucapan para siswa kelas 2 itu sudah tidak bisa ditoleransi lagi, Ketiga raja tak bermahkota sampai dibuat kesal oleh mereka. Namun, sebelum sempat ketiganya memberikan perlawanan apapun pada rekan seangkatannya itu, Akashi langsung memasang badan duluan dengan tatapan tajam layaknya seorang ksatria kegelapan yang siap memusnahkan musuhnya.

"Kalian sudah keterlaluan, aku benar-benar telah habis kesabaran atas sikap merendahkan kalian terhadapku." Akashi melemparkan bola kepada Shin yang ada dihadapannya.

"Mari kita buktikan dengan permainan basket, Siapapun yang duluan memasukkan poin kedalam ring ialah pemenangnya.  kalau kalian bisa memperoleh kemenangan pada pertandingan ini, maka aku akan melepaskan jabatan kaptenku dan bersedia untuk tidak pernah menginjakkan Dunia Basket seumur hidupku sampai kapanpun!" tegas Akashi dengan nada yang angkuh dan penuh kepercayaan diri. Shin dan teman-temannya yang lain merasa tertekan atas ancaman Akashi barusan, ketika mendengarkan taruhan Akashi yang terkesan tidak main-main sampai harus mempertaruhkan masa depannya yang berkala panjang seperti itu.

"Kau sangat angkuh, apa kau tak mau mempertimbangkan kembali taruhanmu itu?" tanya Shin yang malah ragu.

"Aku adalah Akashi, tak ada waktu untukku ragu dan takut menantang musuhnya. Jadi, lebih baik kau memilih Timmu saja sekarang untuk melawanku."

"Baiklah, jangan Salahkan aku kalau kau menjilat ludahmu sendiri ya." Shin tersenyum, ia merasa kalau hari ini dirinya bakal mampu mengalahkan Akashi. Lalu tanpa ragu, ia menunjuk ketiga raja tak bermahkota itu sebagai bagian dari timnya dan disusul juga oleh teman akrabnya yang berada disebelahnya.

"Kami tidak bisa melawan Sei-Chan," tolak Mibuchi mentah-mentah saat dirinya ditunjuk oleh Shin.

"Tidak apa-apa, Mibuchi. Kita takkan menjadi musuh, walaupun kau akan menjadi lawan tandingku hari ini. Tapi aku akan sangat membencimu, bila kau menolak bertanding melawanku. Hal itu sama saja artinya seperti kalian takut mengalahkanku dan menganggapku lemah, walaupun sebenarnya niat kalian baik saat ini." Akashi tak lagi menunjukkan raut wajah ramahnya, ia benar-benar serius kali ini dan melepas eyes patch pada mata kirinya.

"Baiklah kalau memang itu kemauanmu, Sei-Chan." Mibuchi tampak bersemangat dibandingkan merasa kesal sama sekali, walau ia mulai merasakan perasaan takut seperti yang dialaminya sewaktu berhadapan battle 3 vs 1 dahulu dengan Akashi.

"Kalau gitu, mari kita mulai sekarang!" perintah Akashi yang membuat Shin mulai mendribble bolanya sebagai tanda permainan dimulai.

****

Wah, kira-kira siapa nih yang bakal memenangkan pertandingan latihan ini? Apakah Shin atau Akashi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!