3

Disisi lain, tepatnya di sebuah Kafe yang memiliki bangunan minimalis dan cukup ramai siang itu. Tampak beberapa remaja SMA tingkat pertama sedang menyantap makan siang saat itu. Salah satu diantara remaja itu tidak lain ialah Akashi Seijuro yang sedang meneguk minumannya dengan tenang. Ia sama sekali tak mempermasalahkan kebisingan yang tengah diperbuat oleh Aomine dan Kagami saat itu hanya karena masalah sepele, dan ia juga tampak tak berniat terganggu dengan tingkah Momo yang sejak tadi selalu menempel didekat Kuroko.

"Aku rasa Kamp Pelatihan Musim Panas ini sangat cocok untuk dijadikan Pertandingan ulang kita, karena aku benar-benar tak sabar ingin bertanding ulang dengan SMA Seirin." Midorima terlihat sangat antusias bila membayangkan rencana Kamp Pelatihan yang diberitahukan oleh Akashi beberapa hari yang lalu.

"Aku juga akan sangat senang bila mempunyai kesempatan bertanding denganmu dan Shutoku kembali, Midorima." Timbal balik Kuroko yang sepertinya mendengar perkataan Midorima barusan.

"Jadi, apa kalian setuju dengan rencana itu? Memangnya kalian mau disatukan dengan para pemain Volly dari sekolah lain?" tanya Akashi Seijuro.

"Tidak masalah untukku, Akashi. Justru kita bisa sesekali menonton pertandingan Volly bila ada waktu, bukannya melihat pertandingan dalam ajang Olahraga lain juga cukup seru," ucap Kuroko.

"Ya, sepertinya kau benar. Kalau memang kalian cukup tertarik mengikuti pelatihan itu, aku takkan punya alasan lagi untuk membatalkannya. Semoga saja liburan pelatihan Kamp musim panas ini akan berjalan seru," tukas Akashi seraya tersenyum.

"Oh iya, Akashi. Aku dengar dari Fangirlku kalau Saudara laki-laki baru akashi adalah anggota Timnas Volly Jepang, Itu sangat keren banget Akashiiii...." Kise tampak riang menyampaikan hal tersebut pada Akashi, tanpa ia sadari kalau Mood Akashi langsung memburuk usai mendengarkan berita tersebut.

"Hei, Kise. Apa aku tidak salah dengar? Tidak biasanya kau mengakui orang lain hebat bila belum bertanding denganmu," ucap Aomine yang secara tak sengaja mendengarkan pujian Kise yang berlebihan.

"Benar juga ya, apa perlu aku berpindah sejenak ke olahraga Voli untuk menguji kemampuannya?" tanya Kise seperti orang yang sedang bergumam pada dirinya sendiri.

"Kau akan dibunuh oleh Kasamatsu- Senpai kalau sampai meninggalkan Basket, Kise." Kuroko mencoba menjawab keraguan Kise yang tengah berniat untuk mencoba Voli.

Kise yang baru saja mendengarkan nama Seniornya itu dari mulut Kuroko langsung tersadar saat itu juga, ia jadi tak berani ambil resiko untuk meninggalkan Klub Basket Kaijo bila mengingat pukulan keras dari Kasamatsu-Senpai yang selalu saja galak padanya.

"Ah, kau benar sekali Kuroko. Aku tak bisa membayangkan kemarahan Kasamatsu-Senpai bila mengetahui hal ini, lagian aku juga belum mengalahkan kalian semua, jadi aku akan tetap bertahan di Basket. Hidup Basket!" ucap Kise penuh ceria, sampai membuat Midorima geleng-geleng kepala saja melihat temannya itu.

"Akashi, kenapa ekspresi Wajahmu murung seperti itu? Apa makananmu sudah habis?" tanya Murasakibara seraya tetap menyantap snack yang ada di genggamannya. Disusul juga oleh member lain yang mulai menyadari raut wajah sang kapten yang tampak tidak menyenangkan.

"Tidak apa-apa, aku hanya kesal saja mengingat kepribadian buruknya kemarin. Kami hampir beberapa Minggu tak bertemu, tapi sekalinya berjumpa malahan ia memberikan kesan yang buruk dipertemuan awal kami." Akashi meremas kuat Cup minumannya yang telah kosong.

"Tapi kau tidak sampai melukainya kan, Akashi?" tanya Kagami yang tiba-tiba saja teringat oleh tragedi gunting yang hampir melukainya dihari pertama kali ia bertemu dengan Akashi.

"Aku melakukannya, Kagami. Aku tak pernah suka dengan orang yang memandang rendah diriku, apalagi dia adalah orang yang tidak kukenal sama sekali." Akashi mengatakannya tanpa beban, sampai membuat Aomine dan Kagami bergidik ngeri.

"Kau itu benar-benar abu-abu, Akashi.  Memangnya apa yang dilakukan ushijima-san sampai membuatmu semarah itu?" tanya Midorima seraya melirik Sendok yang saat ini menjadi benda keberuntungannya, sebelumnya ia menyimpan sendok itu di ransel selagi menyantap makan siang.

"Dia mengatakan aku bertubuh pendek," beritahu Akashi yang membuat Kagami dan Aomine tertawa geli.

"Apa yang lucu, kagami?" tanya Kuroko.

"Tidak ada, Kuroko. Hanya saja aku pikir apa yang dikatakan Ushijima itu benar. Dan faktanya, kalau digrup kita ini hanya dirimu dan Akashi yang bertubuh pendek. Walau sebenarnya, kalian itu cukup tinggi dibandingkan anak normal yang tidak mengikuti basket sama sekali." Aomine mengangguk setuju seraya tertawa cekikikan disebelah Kagami, mereka memang terlihat satu pemikiran bila meledek orang lain dan saking solidnya mereka terlihat seperti saudara kandung saja.

Jelas saja Akashi yang mendengarkannya jadi tak suka, ia berdehem sengaja untuk memperingati Kagami dan Aomine sekaligus menghentikan tawa kedua Tom dan Jerry itu.

"Lebih baik kalian berhenti tertawa, sebelum nantinya Akashi marah pada kalian." Peringat Murasakibara.

"Itu tidak mungkin, kita sudah mengenal dekat dengan Akashi. Jadi tidak mungkin Akashi marah cuman karena  masalah dirinya di bilang pendek, benarkan Akashi?" tanya Kagami yang kini bisa menyadari Akashi yang sedang terduduk dengan wajah merah padam seperti orang yang tengah menahan emosinya.

Benar saja rupanya seperti yang dikatakan Murasakibara, Akashi benar-benar telah marah yang membuat aura di sekitar mereka mulai terasa tidak nyaman. Kagami dan aomine yang semakin jelas melihat kemarahan Akashi langsung terdiam tak bergeming, mereka tahu kalau kaptennya ini sudah marah pastilah berubah menjadi menyeramkan.

Memang sih setelah Winter Cup berlalu, Akashi hampir tidak pernah memperlihatkan kemarahannya dan selalu bersikap tenang setiapkali bersama mereka. Bahkan, tak jarang Akashi menerima candaan konyol dari mereka. Hanya saja kali ini rasanya berbeda, jelas-jelas saat ini Akashi sedang kesal karena Ushijima malah ditambah lagi kekesalannya oleh tingkah Aomine dan Kagami. Pastilah ia akan bertambah kesal dua kali lipat, Kuroko saja sampai geleng-geleng kepala melihat Kagami dan Aomine yang sudah pasti bakal jadi sasaran empuk Akashi.

"Lihatlah, Akashi sudah benar-benar kesal pada kalian berdua." Kuroko malah semakin menyuramkan suasana saja dengan perkataannya itu.

"Lebih baik kau diam saja, Tetsuya. Kau sama sekali tidak membantu," celutuk Aomine yang merasa sedang sial hari ini.

Lalu ia menghela nafas panjang, "Hei, Akashi. Aku benar-benar tak berniat mengejekmu, itu semua salah Kagami. Dan aku akan memberikanmu majalah khusus spesial edisi terbatas sebagai ganti permintaan maafku," ucap Aomine yang tampak menyudutkan Kagami.

Kagami yang mendengarkan namanya dikambing-hitamkan tampak tidak terima, ia langsung berdiri sambil menunjuk kepada Aomine.

"Seenaknya kau menuduhku, Aomine. Kau juga kan yang pertamakali mentertawakan Akashi, kau yang bilang Akashi pendek." Kagami mengatakannya secara blak-blakan, ia sama sekali tak bisa menyaring lagi emosinya yang membuat Akashi memberikan tatapan tajam kepada mereka.  Sementara itu teman-temannya yang lain cuman bisa menutup mata saja, mereka sama sekali tak menduga bisa-bisanya Kagami mengulang kembali kata pendek dihadapan Akashi pada situasi seperti ini.

"Sepertinya aku ingin membeli sesuatu di luar sana, maukah Daiki dan Taiga ikut denganku sekarang!" ajak Akashi yang sudah berdiri, lalu ia melirik kepada Kagami dan Aomine secara bergantian.

"Akashi, Mungkin kita bisa membicarakannya baik-baik secara kekeluargaan. Benarkan Momo?" tanya Aomine yang malah menyudutkan Momo.

"Apa itu benar, Momo?" tanya Akashi yang kini mulai menatap tajam pada Momo.

"Aku tidak ikut campur, Akashi. Kau bisa membawa mereka saja, kami bisa disini menunggumu." Momo langsung bersembunyi dibalik bahu Kuroko, ia benar-benar tak mau ikut terlibat pada Akashi yang sedang marah.

"Kau benar, Momo. Kalau gitu kalian berdua ikut aku sekarang!" Perintah Akashi yang langsung menarik paksa Aomine dan Kagami yang memiliki tubuh lebih tinggi darinya. Dan benar saja, keduanya tak bisa melakukan apapun saat ini dan tak punya nyali untuk menghindari kemarahan sang kapten.

Begitu kembali dari luar, tiba-tiba saja wajahnya sudah lebam sampai membuat Kise tertawa terbahak-bahak. Siapapun pastinya akan merasa lucu atas kesialan yang menimpa Temannya, termasuk juga Kise dan Murasakibara.

"Apa kalian puas sekarang? Hei, Kuroko. Harusnya kau membantuku dong, kau ini bayanganku atau tidak sih?" keluh Kagami seraya mengelus lebam diwajahnya yang terasa perih.

"Itu semua salahmu, Kagami. Aku Sangat mengerti perasaan Akashi dan aku juga pasti akan kesal kalau disebut pendek," ucap Kuroko tenang.

"Benar banget, Kuroko. Lagian mereka bisa-bisanya cari ribut sama Akashi," sambung Kise yang masih tertawa, tetapi tawa itu sekejap terbungkam tatkala melihat Akashi muncul dari pintu kafe.

Tapi kali ini ada yang berbeda dari Akashi, sebab Akashi kembali dengan suasana hati yang telah membaik dan senyuman menawan dari wajahnya. Akhirnya Akashi yang dikenal baik oleh semua teman-temannya kembali datang lagi sehingga suasana pertemuan mulai mencerah dengan sendirinya.

"Jadi, apa yang akan kita bicarakan sekarang?" tanya Akashi yang membuka topik pembicaraan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!