Maira mengikuti Malvin, karena dia merasa takut kalau Malvin lagi marah, saat Maira dan Malvin akan turun tanpa di sengaja Maira hampir terjatuh, tapi untung saja dengan cepat Malvin menangkap Maira sehingga jatuh ke dalam pelukannya.
"Hati-hati!!" Maira hanya terdiam karena sangat malu, kenapa harus terjatuh dalam pelukannya.
"Dibawah banyak orang jadi lo harus hati-hati, supaya lo tidak malu!!" lagi-lagi Maira tidak menjawab omongan Malvin.
"Hey kenapa lo malah melamun??" ucap Malvin sambil memegang bahu Maira, karena Malvin sudah mengajaknya bicara tapi tak ada satupun jawaban darinya.
"Ah, i, i, iya ada apa??" ucapnya dengan wajahnya yang terkejut.
"Kenapa sih lo?"
"Aku enggak papa kok!!!" jawabnya begitu dengan penggilan Malvin.
"Ya udah kita turun!!" akhirnya mereka turun, Malvin menyuruh Maira untuk memegang tangannya agar tidak terjatuh, ataupun tersandung.
Semua orang hadir kecuali paman dan bibinya Maira tidak hadir, karena keluarga Malvin melarang mereka untuk bertemu dengan Maira lagi. Maira terlihat sangat cantik menggunakan gaun berwarna merah dan rambunya di urai, siapapun yang melihat nya akan ter pesona dengan kecantikan Maira. Karena sudah tiba di bawah Malvin dan Mira menghampiri keluarganya Malvin yang sudah menunggu di bawah bersama anggota rekan lainnya.
"Halo cantik!!" ucap mama Malvin sambil memeluk Maira.
"Makasih bibi!!"
"Jangan panggil bibi dong, panggil aja mama!!" Maira terkejut mendengar perkataan mamanya Malvin bahwa dia harus memanggilnya mama.
"Baiklah ma!!"
"Kok gitu sih mam??" Malvin tidak terima dengan perkataan mamanya yang menerima Maira sebagai anaknya.
"Emang kenapa?? toh dia menantu mama!!"
"Itu kan nanti mam!!"
"Pokoknya Maira harus memanggil mama dengan sebutan mama bukan bibi!!" Malvin terdiam karena dia tahu kalau dia akan kalah saat berdebat dengan mamanya.
"Terserah mama aja deh!!!" tak lama kemudian acaranya di mulai, Malvin awalnya tidak mau menerima Maira sebagai tunangannya sekarang dia hanya pasrah dengan semuanya yang sudah terjadi.
Sedangkan Maira hanya diam, dia harus menerima semua perbuatan paman dan bibinya, yang telah menjual Maira kepada keluarganya Malvin. Sedangkan kedua orang tuanya Malvin sangat bahagia melihat Malvin bersama Maira, setelah selesai pertukaran cincin Maira mendapat pelukan hangat dari mamanya Malvin.
"Selamat ya sayang sekarang kamu menjadi bagian di keluarga kami!!"
"Makasih ma, sudah mau menerima Maira sebagai anak mama!!" tanpa di sadari air mata Maira jatuh tanpa permisi sehingga membuat Malvin terkejut melihat Maira menangis.
"Segitunya dia sampek harus nangis kayak gitu??"
Gumam Malvin melihat Maira yang mengeluarkan air mata kebahagiaan.
"Malvin papa mau Maira tidur di kamar kamu ya!!"
"Kenapa harus kamar Malvin pa? kan masih banyak kamar tamu!!" Malvin tidak terima jika dia harus satu kamar dengan Maira, apalagi dia laki-laki normal bisa-bisa dia menerkam Maira hidup-hidup.
"Pokoknya papa mau Maira tidur di kamar kamu, jika kamu membantah keinginan papa jangan salah kan papa melakukan hal itu terhadapmu!!"
"Terserah papa!!" Malvin sebenarnya bahagia jika Maira berada di kamarnya tapi dia hanya gengsi untuk mengakuinya kepada kedua orang tuanya.
Waktu terus berjalan, pesta sudah selesai semua orang sudah pulang kecuali keluarga Malvin dan keluarga paman bibinya. Yang masih melapaskan rindu terhadap keluarga, Malvin sedang berbicara dengan sepupunya.
"Wiiiih enak tu, diem-diem udah dapat tunangan cantik!!"
"Resek lo, biasa aja!!" Malvin menampakkan wajah dinginnya kepada sepupunya itu, dan sepupunya itu bernama Devan sanjaya dia seumuran dengan Malvin hanya saja dia lebih jujur akan perasaannya terhadap wanita yang dia cintai saat ini.
"Idiiiih si bos galak awas lo entar kecantol baru tau rasa lo!!"
"Bisa diem enggak!!" Malvin dengan Devan selalu seperti itu tapi mereka saling menyayangi satu sama lain. Devan tunangan terlebih dahulu di bandingkan dengan Malvin, tunangan Devan sangat cantik, baik, dan perhatian.
"Hay, perkenalkan namaku Lina!!"
"Hay Maira!!" Maira kebingungan dengan datangnya gadis cantik terhadapnya, bahkan Lina lebih dewasa dari pada Maira.
"Selamat ya atas pertunangan kalian!!"
"Iya makasih!!" Lina tersenyum melihat sikap Maira yang begitu malu.
"Jangan malu, anggap aja aku temen kamu, dulu aku juga seperti kamu. Tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan semuanya!!" memegang tangan Maira "Aku tunangannya Devan sepupunya Malvin, jika kamu butuh sesuatu kamu bisa tanyakan sama aku!!" Maira merasa lega setelah dia berkenalan dengan Lina.
"Makasih ya Lin!!" ketika Maira dan Lina sedang asik ngobrol tiba-tiba Malvin dan Devan menghampiri mereka.
"Lagi pada ngomongin apa sih??"
"Ini sayang Maira akan menjadi temanku, supaya Maira tidak kesepian disini!!" sedangkan Malvin hanya terdiam melihat Maira yang tidak pernah bicara.
"Hay Maira kenalin gue Devan sepupunya Melon!!"
"Melon??" ucap Maira dan Lina sambil melihat kearah Devan sedangkan Malvin hanya mengangkat alisnya dengan perkataan Devan yang tidak masuk akal itu.
"Iya Melon, itu nama penggilan gue buat Malvin!!"
"Apa lo bilang? dasar tomat!!" Maira dan Lina hanya terkekeh melihat mereka berdua berdebat enggak jelas. Malvin terkejut karena Maira sekarang tersenyum karena dari tadi dia hanya diam saja tanpa ada satu katapun.
"Idiiih tomat??"
"Kenapa, enggak terima??" mereka saling tatap dengan tatapan sinis.
"Udah-udah jangan berdebat terus, kalian bukan anak kecil lagi. Malvin sebaiknya lo bawa Maira istirahat sepertinya dia kecapean, dan kamu sayang juga harus istirahat!!" Lina pun langsung menarik tangan Devan "Mai lo istirahat dulu ya, gue ke sana dulu dah!!" Lina pun meninggalkan Malvin dan Maira yang mematung dengan perkataan Lina tadi.
"Ya udah kita ke kamar sekarang!!" ucap Malvin tanpa sadari menarik tangan Maira menuju kamarnya.
"Seharusnya dia di panggil cabe bukan melon, karena sikapnya yang datar, dan pembicaraannya yang pedas itu sama kayak cabe, dia enggak pantes mendapat julukan melon!!"
Gumam Maira yang mengikuti Malvin tanpa ada bantahan apapun.
"Kenapa lo liatin gue kayak gitu??" Tanya Malvin setelah berada di kamar.
"Enggak papa!!" ucapnya sambil duduk di sofa, Maira sudah mulai berani saat berbicara dengan Malvin.
"Dasar cewek aneh!!"
Gumam Malvin sambil melepaskan kemeja dan jasnya dan segera menuju kamar mandi. Sedangkan Maira masih setia duduk di sofa yang ada di kamar Malvin.
"Eh lo, gue mau nanya sama lo. Kok lo mau sih di paksa kayak gitu sama paman bibi lo??"
"Kepo lo!!!" ucapnya sambil bangun untuk menuju kamar mandi tapi Malvin mencegahnya sehingga Maira terjatuh ke dalam pelukan Malvin. Bahkan mereka sempat tatap-tatapan walau hanya sebentar tidak seperti di toilet.
"Waaaahhh sepertinya lo suka jatuh dalam pelukan gue??" Maira yang menyadarinya langsung melepaskan pelukannya, dengan wajah kesal.
"Dasar cowok mesum!!" ucap Maira sambil menepuk jidat Malvin sehingga Malvin kesal dengan sikapnya Maira.
"Lo tu ya??"
"Apa wuueeekk!!!" ucapnya sambil menjulurkan lidahnya karena Malvin tidak bisa menahan Maira lebih lama.
"Liat aja gue akan menghukum lo!!" ucap Malvin sambil mengontak antik leptop nya, sedangkan Maira berada di kamar mandi membayangkan wajah kesalnya Malvin.
"Apa yang akan dia lakuin ya ke aku setelah aku selesai mandi nanti?? gimana kalau dia nanti menerkam ku hidup-hidup?? mati gue!!"
Gumam Maira yang membayangkan wajah Malvin yang siap menerkam mangsanya. Tak lama kemudian Maira memberanikan diri untuk keluar dari kamar mandi, ternyata Malvin sibuk dengan laptopnya.
"Udah mandinya??"
"Udah emang kenapa??" entah dari mana Maira punya nyali untuk menjawab perkataan Malvin.
"Waaaah sekarang udah berani ya??"
"Kalo iya kenapa??" ucap Maira dengan wajah menantang sehingga membuat Malvin langsung menutup laptopnya dan berdiri sambil melangkahkan kaki kearah Maira sehingga membuat Maira ketakutan akan sikap Malvin yang tiba-tiba bangun.
"Waaaah lo sekarang udah punya nyali?? hebat!!"
"Dasar Melon!!" mendengar kata melon Malvin langsung menatap sinis kearah Maira.
"Melon? berarti lo kucing yang akan menjadi mainan gue ya kan??" wajah Maira memerah dan ketakutan tercampur aduk.
"Dasar mesum!!"
"Emang apa salahnya mesum sama tunangan sendiri?? pasti sangat enak? apalagi lo masih polos pasti enak banget ya kan??" lagi-lagi Malvin membuat hati Maira berdetak sangat cepat sehingga dia merasa sesak dan tidak berani menatap wajah Malvin lagi.
"Kenapa enggak berani? tadi bukannya nyalinya udah besar?? kenapa sekarang diam aja??" sambil menghampiri Maira, entah kenapa setiap Malvin merayu Maira pasti Maira akan terdiam tanpa kata-kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Manusia hidup
snife snife
aku mauncium bau bau gagal malam pertama
2021-02-13
4
@khairunnisaica05
😄😄
2020-10-23
1
RitHa F-a BenkBenk
jangan lama" up nya ya thor
2020-06-17
3