Pagi-pagi buta Maira terbangun, karena dia sudah terbiasa bangun pagi saat masih tinggal bersama sang nenek. Dia duduk sambil merenung mengingat sang nenek yang terbaring lemah di rumah sakit, dan bahkan bibi nya melarangnya untuk bertemu dengan sang nenek. Malvin yang melihat Maira termenung jadi heran akan sifat Maira yang berubah-ubah, kadang senyum kadang sedih.
"Kenapa lagi lo? pagi-pagi udah ngelamun aja??" ucap Malvin membuat Maira kaget dan segera menghapus air matanya yang baru saja menetes di pipinya.
"Enggak papa kok!!!" ucap Maira beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
"Kenapa tuh cewek, pagi-pagi udah melamun aja??" Gumam Malvin yang tidak begitu yakin akan jawaban dari Maira itu.
"Huuuuuuufff, untung aja dia enggak liat kalau aku abis nangis. Entar yang ada dia malah bilang aku cengeng lagi!!!!"
Gumam Maira sambil menghentak-hentakkan kaki karena kesal takut ke tahuan oleh Malvin. Tak lama kemudian Maira selesai dari kamar mandi dan langsung menuju ruang ganti yang sudah di sediakan di kamar. Karena Maira sudah selesai, jadi Malvin segera menuju kamar mandi, sedangkan Maira setelah selesai ganti baju langsung turun menuju dapur untuk membantu memasak.
"Selamat pagi bik!!!" mendengar suara itu sontak membuat para pelayan itu kaget karena secara tiba-tiba nona mudanya datang ke dapur.
"Eh nona, ada yang bisa saya bantu non??"
"Tidak ada bik, oh iya sini biar aku aja yang masak!!!" perkataan Maira sontak membuat para pelayan yang ada di dapur menjadi patung akan ucapan Maira. Maira merasa ada yang aneh dengan para pelayan itu, sedangkan Malvin yang melihat Maira di dapur yang sedang berbicara dengan para pelayan hanya menggeleng-geleng kepala. Karena sudah melihat semua yang di lakukan gadis kecil itu jadi Malvin menghampiri Maira.
"Ngapain lo di sini??" Sontak membuat Maira terkejut bukan main karena tiba-tiba Malvin datang dan membuyarkan lamunannya.
"Menurut lo??"
"Lo mau masak?? sudahlah biarkan bibi'k yang masak kamu tinggal duduk manis aja!!" Maira kesal karena di larang memasak oleh Malvin karena biasanya dia selalu memasak tiap paginya. Maira terdiam dan tak menjawab perkataan dari Malvin karena dia tidak ingin berdebat lagi dengannya di pagi ini.
"Ada apa sih bro??" tanya Devan yang baru saja turun dari kamar nya dan menghampiri Maira dan Malvin.
"Ini nih, gadis baru, mau masak!!!"
"Sudahlah Mai kamu duduk manis aja, jangan terlalu banyak di dapur nanti suami mu bakal ngomel-ngomel terus lagi??" mendengar perkataan Devan Malvin mengernyitkan dahi karen tidak percaya kalau saudaranya itu akan berkata seperti itu terhadapnya. Tak lama kemudian Lina datang menghampiri sang suami tercinta yaitu Devan.
"Iya Mai yang di katakan Devan itu bener, atau gini aja temenin aku jalan pagi yuk!!!"
"Ide bagus tuh, istriku memang pintar!!" ucap Devan tanpa malu mencium pipi di depan pengantin baru itu, sedangkan Malvin hanya biasa saja melihatnya. Karena ia sudah terbiasa akan sikap Devan yang selalu romantis di depannya, sedangkan Maira hanya senyum melihat sikap Devan dan Lina yang begitu romantis di pagi hari.
"Terserah kalian berdua sajalah!!" ucap Malvin meninggalkan dapur menuju ruang keluarga.
"Tungguin gue bro, sayang aku temenin anak manja itu dulu ya??"
"Eh siapa yang lo ucap anak manja?? emang lo sendiri enggak manja??" ucap Malvin sambil menatap Devan dengan tatapan tajam, Devan yang sudah terbiasa dengan sikap Malvin hanya senyum kemenangan karena sudah puas membuat sepupunya itu marah.
"Ya sudah yuk Mai, dari pada kita di sini, nanti kita di ganggu sama para monster!!!"
"Monster??" Maira tak mengerti akan maksud dari perkataan Lina.
"Iya monster serigala, Malvin sama Devan udah kayak monster apalagi kalau mereka udah berduaan kita yang bakal jadi umpan!!!" ucap Lina sambil menggandeng tangan Maira agar dia menemani Lina jalan pagi di sekitaran kompleks. Maira sangat senang karena di terima dengan baik di keluarganya Malvin, padahal dia dari kalangan bawah tapi di perlakukan sama dengan istrinya Devan yang dari kalangan atas.
Saat Maira menikmati jalan pagi di sekitaran kompleks tidak sengaja ia bertemu dengan teman sekolahnya yang sangat membenci Maira.
Mereka menghampiri Maira, dimana pada saat itu Maira tengah sendiri di kursi pinggir jalan.
"Mai tunggu bentar ya aku beli minuman dulu!!" Lina meninggalkan Maira di bangku taman yang sedang menikmati kenyamanan di taman.
"Baiklah!!" Lina pun pergi meninggalkan Maira sendiri tak lama kemudian si biang rusuh datang menghampiri Maira sedang menikmati pemandangan indah di taman.
"Wah kayaknya kita salah jalan??" Maira terkejut saat mendengar seseorang yang tengah menyapanya, karena ia mengenal akan suara tersebut.
"No, kita tidak salah jalan tapi kenapa ada orkam (orang kampung) di sini ya??" ucap salah satunya.
"Maira, Maira ternyata lo udah berani menikmati pemandangan indah tanpa beban ya??"
"Paling dia nganggur, atau jangan-jangan dia di usir lagi sama tantenya???"
"Uuuuuuuuhhhh, kacian banget sih lo Mai!!!" ucap mereka sambil tertawa ria karena berhasil menghina Maira habis-habisan dan Maira hanya diam saja dengan perkataan teman-temannya itu. Disini lain Lina yang sedang membeli air mineral itu kaget bukan main melihat Maira yang di hina bahkan Maira di siram dengan minuman yang mereka pegang sehingga baju yang di pakai Maira basah. Melihat kejadian itu sontak Lina emosi tingkat dewa, karena dia paling tidak suka melihat orang di hina seperti Maira, apa lagi orang yang di hina tersebut adalah orang terdekatnya.
"Udah puas kalian menghina nya??" sontak mereka kaget dengan datang nya Lina yang emosinya sudah sampai ubun-ubun.
"Mbak Lina??" ucap mereka dengan wajah ketakutan, wajar saja mereka ketakutan karena Lina terkenal sebagai istri Devan Sanjaya yang terkenal bengisnya jika ada yang bermain api dengannya apalagi mengganggu salah satu keluarganya ataupun yang bersangkutan.
"Apa yang kalian lakukan sama Maira??"
"Tidak mbak kami hanya balas dendam atas perlakuan nya terhadap kami!!" mereka memutar balikkan fakta, Maira terkejut akan perkataan mereka.
"Oooohhhh, sangat pandai. Kalian pikir aku akan percaya sama kalian, asal kalian tahu dia sekarang menjadi nona muda di keluarga Sanjaya jadi jika kalian berani melakukan itu lagi sama Maira jangan salahkan aku jika perusahaan keluarga kalian hancur pada saat ini juga!!!" ucap Lina sambil menarik Maira pergi, sedangkan mereka sangat kesal karena Maira lagi-lagi ada yang melindungi.
"Sial, kenapa sih selalu ada yang nge lindungi dia!!"
"Aneh deh dari mana Maira mengenal Mbak Lina??"
"Jangan-jangan dia cuman mau manfaatin mbak Lina doang lagi??" ucap mereka yang sangat penasaran akan hubungan Maira dengan Lina.
"Mai kenapa kamu hanya diam saja di perlakukan seperti itu tadi?? Untung aja yang melihatnya itu aku coba kalau yang melihat Devan atau suami kamu yang ada perusahaan keluarga mereka bisa-bisa hancur saat ini juga!!!" Lina tidak tega melihat Maira di perlakukan tidak adil seperti tadi." Mai setidaknya kamu jangan diam aja di hina seperti tadi!!"
"Sudahlah Lin, aku enggak papa kok, sebaiknya kita pulang aja yuk!!" Maira tidak ingin Lina terbawa emosi yang berlarut-larut dengan kejadian tadi, walau hatinya hancur mendengar perkataan teman-temannya.
"Mai kamu kenapa sih, di perlakukan kayak tadi tapi masih bisa tersenyum??"
Gumam Lina dalam hati yang tak tega melihat Maira di hina seperti tadi. Karena Maira meminta pulang jadi Lina terpaksa pulang agar Maira lebih tenang dan tidak memikirkan masalah yang tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
flower garden
Thor sebelumnya Davin skr Devan ?✌️
2020-09-08
5