Bab VI

Malvin dan Devan berada di ruang keluarga sedang bersenda gurau saling mengungkapkan perasaan satu sama lain terhadap istri-istri tercintanya.

"Vin, gue mau nanya soal perasaan lo sama Maira??"

"Kenapa emang??"

"Lo suka enggak sih sama Maira?? bagaimana perasaan lo saat pertama kali liat dia???" Malvin dan Devan tidak pernah berbohong apa lagi masalah perasaan masing-masing. Malvin selalu bercerita ke Devan akan perasaannya begitu juga dengan Devan jika ada sesuatu yang mengganjal pasti orang pertama yang tahu adalah Malvin.

"Pas pertama kali ketemu gue biasa aja sih, tapi hati deg degan saat satu kamar sama gue setelah tunangan, dan lebih parahnya lagi dia selalu buat gue emosi!!!"

"Itu biasa apalagi kalian menikah tanpa dasar cinta, karena gue udah ngalamin hal itu, jadi lo sabar aja ya, suatu saat rasa cinta itu akan muncul kok!!" saat mereka berdua asik bicara Maira dan Lina datang dengan penampilan baju Maira agak sedikit kusut dan berbeda dengan penampilannya sebelum pergi.

"Kami pulang!!!" ucap Maira dan Lina yang masih menggandeng tangan Maira.

"Mai kamu tunggu sini bentar ya!!" mendengar ucapan Lina, Maira hanya diam saja dan menuruti perkataannya untuk menunggu di ruang tamu. Devan yang mendengar suara Lina langsung menuju ke sumber suara.

"Vin gue ke depan dulu ya mau ketemu sama istri imut gue!!"

"Ya udah sono!!" ucap Malvin tanpa melihat kearah Devan dan pura-pura fokus terhadap ponselnya.

"Udah taruh dulu tuh ponsel, memangnya enggak mau ketemu sama istri cantik lo??"

"Enggak!!" Malvin pura-pura cuek padahal dalam hatinya ingin tahu apakah Maira bahagia sehabis jalan pagi bersama Lina karena pas bangun pagi Maira terlihat murung.

"Mai lo kenapa kok baju lo kusut gitu? rambut lo juga kok basah kayak abis kehujanan?? dan Lina mana???"

"Enggak papah kok, hanya kecelakaan kecil aja, dan Lina lagi ke dapur!!!" Maira terpaksa berbohong karena tidak mau menambah masalah lagi.

"Kecelakaan kecil??" Devan orangnya tidak percayaan jadi tidak mudah bagi Maira untuk berbohong padanya.

"Ini Mai kamu minum dulu biar lebih tenang!!" Lina memberikan teh hangat kepada Maira agar tidak sakit, sedangkan Devan makin bingung dengan apa yang terjadi pada Maira.

"Tunggu-tunggu ini ada apa sih sebenernya??"

"Oh ini sayang tadi anak yang nakal menghina Maira dan nyiram Maira dengan air mineral. Tapi kamu tenang aja udah aku marahin kok!!!" ucap Lina sambil senyum manis terhadap suaminya, sehingga Devan pun tersenyum manis padanya.

"Siapa mereka, berani sekali melakukan itu kepada Maira??" ucap Devan dengan emosinya tingkat dewa sehingga membuat Malvin terheran-heran kepada Devan yang marah-marah tanpa sebab.

"Kenapa lo? Dari tadi kerjaannya marah-marah mulu lo!!"

" Gimana enggak marah, nih lo liat istri lo basah kuyup kayak gini, gimana gue enggak marah coba???" ucap Devan sambil menunjuk ke arah Maira agar Malvin melihat semuanya, Malvin kaget dengan keadaan Maira yang berbeda dari sebelumya.

"Siapa yang berani melakukan ini??" Malvin pun emosi akan kejadian yang menimpa Maira, meski dia tidak menunjukkan perhatiannya kepada Maira . Tapi jika melihat Maira di perlakukan seperti itu dia akan marah karena Malvin sama seperti Devan tidak suka akan kekerasan.

"Temen seangkatan nya Maira!!" ucap Lina sedangkan Maira hanya diam saja, karena dia tidak ingin menambah masalah lagi. Tapi mau bagaimana lagi jika sudah ketahuan oleh keluarga Sanjaya diapun tidak bisa menghindarinya.

"Berani banget tu anak gak tau apa Maira siapa??"

"Udah aku enggak papa kok, lagian ini juga enggak sengaja. Ya udah aku mau ganti baju dulu!!!" perkataan Maira membuat ketiganya diam seperti patung. Setelah kepergian Maira, Malvin menjadi murka karena ada orang yang berani mengganggu keluarganya termasuk Maira.

"Dasar bodoh, dia sudah di perlakukan tidak adil, tapi dia masih bilang kalau mereka enggak sengaja??"

"Sebaiknya kita selidiki masalah ini, gue khawatir jika mereka akan melakukan hal yang sama lagi ke istri lo!!!" ucap Devan yang masih bisa menahan emosinya agar tidak membuat orang rumah khawatir dengan semua yang terjadi kepada anggota keluarganya yang baru.

"Aku setuju, kalian selidiki masalah ini. Aku akan menemani Maira agar dia lebih tenang!!"

"Baiklah istriku, aku serahkan Maira padamu, urusan mereka biar aku yang menanganinya." Ucap Devan sambil mencium kening istrinya sebelum menemui Maira.

"Vin, apa rencana lo?"

"Kita selidiki dulu keluarga mereka, berani-beraninya dia mengganggu ketenangan keluarga sanjaya!!!" ucap Malvin yang emosinya sudah memuncak, sedangkan disisi lain Maira masih sedih karena teringat akan perlakuan teman-temannya terhadap dirinya.

"Kenapa mereka selalu melakukan itu padaku? apa salahku sehingga kalian tidak memberiku kesempatan untuk merubah hidupku. Se benci itukah kalian padaku??" ucap Maira di dalam kamar sedangkan Lina mendengar semua perkataan Maira tentang kehidupannya selama ini. Tak lama kemudian pintu kamar terbuka sehingga membuat Maira terkejut dengan kedatangan Malvin ke kamarnya.

(Kenapa Malvin yang masuk, bukannya Lina ya yang menemui Maira? Karena tadi pas Lina mau nge buka pintu, Malvin menghentikan nya, karena ia sendiri yang akan me nenang kan istrinya, kurang lebihnya seperti itulah kejadian nya di luar kamar guys hehehehe)

"Lo ganti baju abis ini kita akan keluar!!!"

"Kemana???"

"Mana gue tahu? tanya aja sendiri sama papa!!!" Maira pun terdiam karena yang mengajak keluar ternyata papanya. Maira pun mengganti pakaiannya dengan penampilan yang lebih baik dari biasanya, bahkan bajunya lebih mahal dari miliknya dulu. Karena Malvin tidak suka jika Maira masih mengenakan baju lama, jadi Malvin sengaja membuang baju lama Maira dan di ganti dengan baju bermodel terbaru. Setelah selesai mengganti pakaian Malvin terpesona akan penampilan Maira yang sangat anggun tanpa make up, tampil dengan natural. Karena mereka sudah selesai jadi mereka langsung keluar secara bersamaan sedangkan yang lain sudah menunggu mereka di ruang keluarga termasuk Devan dan Lina.

"Halo anak mama yang cantik!!!"

"Biasa aja kali ma, enggak usah lebay!!" ucapnya karena tidak suka akan kelakuan sang mama, semenjak adanya Maira perhatian sang mama ataupun papanya hanya kepada Maira.

"Diam kamu Malvin!!" mendengar itu Malvin langsung bungkam seketika, karena dia tau jika mamanya sudah kesal akan kelakuannya sendiri. Sedangkan Devan dan Lina hanya tersenyum melihat kelakuan mereka yang selalu seperti itu semenjak kedatangan Maira mereka selalu bahagia bahkan mereka menyempatkan diri untuk berkumpul dengan keluarganya. Karena dari dulu keluarga Malvin hanya sibuk akan pekerjaan, bahkan Malvin pun jarang pulang ke rumah karena dia tau di rumah tidak ada orang. Perubahan Malvin pun terjadi akan kedatangan Maira di rumahnya, bahkan dulu Malvin yang terkenal dingin dan jarang senyum sekarang dia bisa senyum walau tidak terlalu ia tampakkan di depan keluarganya.

"Udah bilang aja kalau istrimu itu memang cantik ya kan??" ucap Devan berbisik di telinga Malvin sehingga Malvin menoleh dengan tatapan tajam ke arah Devan.

"Diam kamu!!" ucap Malvin meninggalkan ruang keluarga menuju mobil pribadinya, keluarganya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan putranya itu yang tidak berani mengakui di depan mereka. Malvin benar-benar kesal karena ulah sepupunya itu yang mengejeknya karena ketahuan kalau sudah mulai mencintai istrinya.

"Cantik kamu ikut mobil Malvin ya sayang!!"

"I, i, iya mah!!" Lina melihat Maira yang terlihat gugup saat bersama Malvin tersenyum, karena Lina tau kalau Malvin mulai suka padanya hanya saja gengsinya yang tidak bisa ia lawan. Lalu mereka masuk kedalam mobil masing-masing, sedangkan Maira dan Malvin tidak ada yang bicara hanya ada kesunyian di dalam mobil mereka. Hingga akhirnya Malvin membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Mai!!"

"Hmmm!!!" ucap Maira yang masih tetap di posisinya sedangkan Malvin mulai kesal karena Maira mengacuhkan nya.

"Kenapa lo enggak melawan jika teman-teman lo melakukan itu sama lo??" tanpa sadar Maira langsung menoleh ke arah Malvin menatap nya dengan tatapan tak suka dengan perkataannya.

"Itu bukan urusan lo!!" mendengar ucapan Maira, Malvin spontan menginjak rem dadakan. "Apa-apaan sih lo?? bikin orang jantungan aja, untung gue enggak punya penyakit jantung!!!" Malvin menatap Maira dengan tatapan kesal karena ucapannya yang selalu membuat Malvin kesal.

"Terserah lo!!" Malvin mulai melajukan mobilnya kembali karena takut ketinggalan jauh dari mobil orang tuanya. Malvin benar-benar kesal dengan ucapan Maira yang selalu membuat Malvin kesal, tapi di balik kekesalannya Malvin memiliki rasa ingin tau seperti apa kehidupan istrinya di masa lalu. Tak lama kemudian mereka tiba di suatu tempat yang memiliki pemandangan yang sangat indah, Maira melihatnya begitu kagum dengan keindahan alam tersebut.

"Sayang gimana kamu suka??" tanya mamanya Malvin kepada Maira, Maira pun tersenyum kepada mamanya.

"Suka ma, ini sangat indah!!"

"Syukurlah kalau kamu suka dengan tempat ini!!" ucap sang mama sambil memeluk Maira, Malvin yang melihat mamanya sangat menyayangi Maira tersenyum. Devan yang melihat sikap Malvin langsung menghampirinya dan berbisik padanya.

"Udah jangan senyum mulu, nanti ketahuan bucin ya lo!!" mendengar ucapan Devan, Malvin langsung menatap tajam kearah Devan yang dari tadi tertawa melihat sikap Malvin yang curi-curi pandang.

"Udah sayang jangan gitu, kamu dulu juga sama kayak Malvin!!" ucap Lina sambil meninggalkan Devan sedangkan Malvin yang mendengar ucapan Lina kepada Devan tidak bisa menahan tawa.

"Hahahaha!! kasian banget sih lo, digituin sama istri sendiri!!"

"Lo liat aja nanti yang bakal jadi bahan tawaan siapa!!" Devan kesal karena Malvin menertawakannya.

"Kalian berdua masih ngapain di sana??" ucap papanya Malvin, setelah mendengar itu Malvin dan Devan pun masuk dan bergabung. Setelah berada di dalam Malvin langsung duduk di sebelah Maira karena takut kena omelan dari mama sama papanya.

"Malvin tolong kamu temenin Maira ke mini market!!"

"Kenapa harus aku mah??"mendengar ucapan sang mama sebenarnya dia sangat bahagia, hanya saja dia gengsi untuk memperlihatkan kesenangannya saat hanya pergi berdua bersama Maira.

"Kalau bukan sama kamu sama siapa lagi???"

"Kan ada Lina mam!!!"

"Mama maunya kamu yang nganterin bukan Lina, karena Lina akan bantuin mama di sini!!" sedangkan Devan hanya tersenyum melihat sikap Malvin yang pura-pura menolak keinginan sang mama.

"Udah lah bro terima aja!!"

"Ya udah terserah!!" ucap Malvin pura-pura acuh kepada Maira padahal di dalam hatinya dia sangat bahagia karena bisa pergi berdua dengan Maira. Mereka pun langsung pergi ke mini market, seperti biasa selama perjalanan Maira hanya diam saja, sedangkan Malvin sesekali melirik Maira yang hanya diam saja.

"Kapan lo akan masuk sekolah lagi??" Malvin memulai pembicaraan agar tidak terlalu sunyi di dalam mobil.

"Dua hari lagi!!"

"Oh!!" setelah itu di dalam mobil kembali sunyi lagi, tak lama kemudian mereka tiba di mini market.

"Lo duluan nanti gue nyusul, gue ada urusan bentar!!" Malvin menyuruh belanja sendiri karena Malvin sedang ada urusan . Ketika Maira berbelanja tiba-tiba Maira tidak sengaja mengambil barang yang sama dengan pengunjung lainnya, ketika Maira melihat siapa yang memilih barang yang sama. Maira terkejut begitu juga dengannya bagaimana dia tidak terkejut secara orang yang ada di depannya saat ini adalah musuh terbesar Maira.

"Lo?? ngapain lo disini?? jangan bilang lo mau nyuri barang disini???"

"Maaf kamu hanya salah paham, aku kesini hanya.......!!!"

Belum sempat melanjutkan pembicaraannya langsung terpotong oleh gadis yang bertemu dengan Maira saat ini.

"Alah enggak usah banyak alasan lo, sebaiknya lo sekarang ikut gue!!" ucapnya sambil menarik tangan Maira ke depan kasir, Maira meringis kesakitan karena dia menarik tangannya terlalu kuat.

"Lepasin aku Ra, Vara, lepas sakit!!" Maira berusaha ingin melepaskan diri namun tidak berhasil.

"Permisi mbak, saya ingin melaporkan kalau dia ingin mencuri barang di sini!!" sedangkan wajah Maira terlihat sangat ketakutan karena ulah Vara, yang tidak mau mendengarkan ucapan Maira.

"Tidak mbak saya tidak melakukan hal itu!!"

"Maaf mbak sebaiknya mbak jelaskan nanti di kantor kami!!" ucap security mini market tersebut, sedangkan Vara tersenyum puas karena bisa membuat Maira ketakutan.

"Lepaskan aku, aku mohon!!!" Maira memohon agar di lepaskan dari tuduhan itu.

"Maaf mbak, mbak tetap harus ikut kami!!!"

"Lepaskan dia!!" suara bentakan yang membuat semua orang terdiam seketika, Malvin melihat Maira di seret oleh security tidak terima."Ada apa ini??" ucapnya sambil menarik tangan Maira.

"Maaf tuan kami harus membawa gadis itu ke kantor kami!!"

"Dengan alasan apa kalian membawanya??"

"Dia berusaha mencuri barang di toko kami!!" tatapan Malvin makin tajam karena mereka menuduh Maira yang tidak-tidak.

"Apa kata mu tadi? mencuri?? asal kalian tau dia kesini untuk berbelanja, bahkan dia bisa membeli toko ini sekalipun!!" Malvin benar-benar murka dengan apa yang telah terjadi saat ini.

Terpopuler

Comments

Qoyyim Sqm

Qoyyim Sqm

kok lama up nya... bikin penasaran

2020-08-14

4

💜💜Davyna💜💜

💜💜Davyna💜💜

jgn lama" up nya..

2020-08-13

3

Ita Oktaviaty

Ita Oktaviaty

lanjutkan

2020-08-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab I
2 Bab II
3 Bab III
4 Bab IV
5 Bab V
6 Bab VI
7 Bab VII
8 Bab VIII
9 Bab IX
10 Bab X
11 Bab XI
12 Bab XII
13 Bab XIII
14 Bab XIV
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab I
2
Bab II
3
Bab III
4
Bab IV
5
Bab V
6
Bab VI
7
Bab VII
8
Bab VIII
9
Bab IX
10
Bab X
11
Bab XI
12
Bab XII
13
Bab XIII
14
Bab XIV
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!