Malvin dan Devan berada di ruang keluarga sedang bersenda gurau saling mengungkapkan perasaan satu sama lain terhadap istri-istri tercintanya.
"Vin, gue mau nanya soal perasaan lo sama Maira??"
"Kenapa emang??"
"Lo suka enggak sih sama Maira?? bagaimana perasaan lo saat pertama kali liat dia???" Malvin dan Devan tidak pernah berbohong apa lagi masalah perasaan masing-masing. Malvin selalu bercerita ke Devan akan perasaannya begitu juga dengan Devan jika ada sesuatu yang mengganjal pasti orang pertama yang tahu adalah Malvin.
"Pas pertama kali ketemu gue biasa aja sih, tapi hati deg degan saat satu kamar sama gue setelah tunangan, dan lebih parahnya lagi dia selalu buat gue emosi!!!"
"Itu biasa apalagi kalian menikah tanpa dasar cinta, karena gue udah ngalamin hal itu, jadi lo sabar aja ya, suatu saat rasa cinta itu akan muncul kok!!" saat mereka berdua asik bicara Maira dan Lina datang dengan penampilan baju Maira agak sedikit kusut dan berbeda dengan penampilannya sebelum pergi.
"Kami pulang!!!" ucap Maira dan Lina yang masih menggandeng tangan Maira.
"Mai kamu tunggu sini bentar ya!!" mendengar ucapan Lina, Maira hanya diam saja dan menuruti perkataannya untuk menunggu di ruang tamu. Devan yang mendengar suara Lina langsung menuju ke sumber suara.
"Vin gue ke depan dulu ya mau ketemu sama istri imut gue!!"
"Ya udah sono!!" ucap Malvin tanpa melihat kearah Devan dan pura-pura fokus terhadap ponselnya.
"Udah taruh dulu tuh ponsel, memangnya enggak mau ketemu sama istri cantik lo??"
"Enggak!!" Malvin pura-pura cuek padahal dalam hatinya ingin tahu apakah Maira bahagia sehabis jalan pagi bersama Lina karena pas bangun pagi Maira terlihat murung.
"Mai lo kenapa kok baju lo kusut gitu? rambut lo juga kok basah kayak abis kehujanan?? dan Lina mana???"
"Enggak papah kok, hanya kecelakaan kecil aja, dan Lina lagi ke dapur!!!" Maira terpaksa berbohong karena tidak mau menambah masalah lagi.
"Kecelakaan kecil??" Devan orangnya tidak percayaan jadi tidak mudah bagi Maira untuk berbohong padanya.
"Ini Mai kamu minum dulu biar lebih tenang!!" Lina memberikan teh hangat kepada Maira agar tidak sakit, sedangkan Devan makin bingung dengan apa yang terjadi pada Maira.
"Tunggu-tunggu ini ada apa sih sebenernya??"
"Oh ini sayang tadi anak yang nakal menghina Maira dan nyiram Maira dengan air mineral. Tapi kamu tenang aja udah aku marahin kok!!!" ucap Lina sambil senyum manis terhadap suaminya, sehingga Devan pun tersenyum manis padanya.
"Siapa mereka, berani sekali melakukan itu kepada Maira??" ucap Devan dengan emosinya tingkat dewa sehingga membuat Malvin terheran-heran kepada Devan yang marah-marah tanpa sebab.
"Kenapa lo? Dari tadi kerjaannya marah-marah mulu lo!!"
" Gimana enggak marah, nih lo liat istri lo basah kuyup kayak gini, gimana gue enggak marah coba???" ucap Devan sambil menunjuk ke arah Maira agar Malvin melihat semuanya, Malvin kaget dengan keadaan Maira yang berbeda dari sebelumya.
"Siapa yang berani melakukan ini??" Malvin pun emosi akan kejadian yang menimpa Maira, meski dia tidak menunjukkan perhatiannya kepada Maira . Tapi jika melihat Maira di perlakukan seperti itu dia akan marah karena Malvin sama seperti Devan tidak suka akan kekerasan.
"Temen seangkatan nya Maira!!" ucap Lina sedangkan Maira hanya diam saja, karena dia tidak ingin menambah masalah lagi. Tapi mau bagaimana lagi jika sudah ketahuan oleh keluarga Sanjaya diapun tidak bisa menghindarinya.
"Berani banget tu anak gak tau apa Maira siapa??"
"Udah aku enggak papa kok, lagian ini juga enggak sengaja. Ya udah aku mau ganti baju dulu!!!" perkataan Maira membuat ketiganya diam seperti patung. Setelah kepergian Maira, Malvin menjadi murka karena ada orang yang berani mengganggu keluarganya termasuk Maira.
"Dasar bodoh, dia sudah di perlakukan tidak adil, tapi dia masih bilang kalau mereka enggak sengaja??"
"Sebaiknya kita selidiki masalah ini, gue khawatir jika mereka akan melakukan hal yang sama lagi ke istri lo!!!" ucap Devan yang masih bisa menahan emosinya agar tidak membuat orang rumah khawatir dengan semua yang terjadi kepada anggota keluarganya yang baru.
"Aku setuju, kalian selidiki masalah ini. Aku akan menemani Maira agar dia lebih tenang!!"
"Baiklah istriku, aku serahkan Maira padamu, urusan mereka biar aku yang menanganinya." Ucap Devan sambil mencium kening istrinya sebelum menemui Maira.
"Vin, apa rencana lo?"
"Kita selidiki dulu keluarga mereka, berani-beraninya dia mengganggu ketenangan keluarga sanjaya!!!" ucap Malvin yang emosinya sudah memuncak, sedangkan disisi lain Maira masih sedih karena teringat akan perlakuan teman-temannya terhadap dirinya.
"Kenapa mereka selalu melakukan itu padaku? apa salahku sehingga kalian tidak memberiku kesempatan untuk merubah hidupku. Se benci itukah kalian padaku??" ucap Maira di dalam kamar sedangkan Lina mendengar semua perkataan Maira tentang kehidupannya selama ini. Tak lama kemudian pintu kamar terbuka sehingga membuat Maira terkejut dengan kedatangan Malvin ke kamarnya.
(Kenapa Malvin yang masuk, bukannya Lina ya yang menemui Maira? Karena tadi pas Lina mau nge buka pintu, Malvin menghentikan nya, karena ia sendiri yang akan me nenang kan istrinya, kurang lebihnya seperti itulah kejadian nya di luar kamar guys hehehehe)
"Lo ganti baju abis ini kita akan keluar!!!"
"Kemana???"
"Mana gue tahu? tanya aja sendiri sama papa!!!" Maira pun terdiam karena yang mengajak keluar ternyata papanya. Maira pun mengganti pakaiannya dengan penampilan yang lebih baik dari biasanya, bahkan bajunya lebih mahal dari miliknya dulu. Karena Malvin tidak suka jika Maira masih mengenakan baju lama, jadi Malvin sengaja membuang baju lama Maira dan di ganti dengan baju bermodel terbaru. Setelah selesai mengganti pakaian Malvin terpesona akan penampilan Maira yang sangat anggun tanpa make up, tampil dengan natural. Karena mereka sudah selesai jadi mereka langsung keluar secara bersamaan sedangkan yang lain sudah menunggu mereka di ruang keluarga termasuk Devan dan Lina.
"Halo anak mama yang cantik!!!"
"Biasa aja kali ma, enggak usah lebay!!" ucapnya karena tidak suka akan kelakuan sang mama, semenjak adanya Maira perhatian sang mama ataupun papanya hanya kepada Maira.
"Diam kamu Malvin!!" mendengar itu Malvin langsung bungkam seketika, karena dia tau jika mamanya sudah kesal akan kelakuannya sendiri. Sedangkan Devan dan Lina hanya tersenyum melihat kelakuan mereka yang selalu seperti itu semenjak kedatangan Maira mereka selalu bahagia bahkan mereka menyempatkan diri untuk berkumpul dengan keluarganya. Karena dari dulu keluarga Malvin hanya sibuk akan pekerjaan, bahkan Malvin pun jarang pulang ke rumah karena dia tau di rumah tidak ada orang. Perubahan Malvin pun terjadi akan kedatangan Maira di rumahnya, bahkan dulu Malvin yang terkenal dingin dan jarang senyum sekarang dia bisa senyum walau tidak terlalu ia tampakkan di depan keluarganya.
"Udah bilang aja kalau istrimu itu memang cantik ya kan??" ucap Devan berbisik di telinga Malvin sehingga Malvin menoleh dengan tatapan tajam ke arah Devan.
"Diam kamu!!" ucap Malvin meninggalkan ruang keluarga menuju mobil pribadinya, keluarganya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan putranya itu yang tidak berani mengakui di depan mereka. Malvin benar-benar kesal karena ulah sepupunya itu yang mengejeknya karena ketahuan kalau sudah mulai mencintai istrinya.
"Cantik kamu ikut mobil Malvin ya sayang!!"
"I, i, iya mah!!" Lina melihat Maira yang terlihat gugup saat bersama Malvin tersenyum, karena Lina tau kalau Malvin mulai suka padanya hanya saja gengsinya yang tidak bisa ia lawan. Lalu mereka masuk kedalam mobil masing-masing, sedangkan Maira dan Malvin tidak ada yang bicara hanya ada kesunyian di dalam mobil mereka. Hingga akhirnya Malvin membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Mai!!"
"Hmmm!!!" ucap Maira yang masih tetap di posisinya sedangkan Malvin mulai kesal karena Maira mengacuhkan nya.
"Kenapa lo enggak melawan jika teman-teman lo melakukan itu sama lo??" tanpa sadar Maira langsung menoleh ke arah Malvin menatap nya dengan tatapan tak suka dengan perkataannya.
"Itu bukan urusan lo!!" mendengar ucapan Maira, Malvin spontan menginjak rem dadakan. "Apa-apaan sih lo?? bikin orang jantungan aja, untung gue enggak punya penyakit jantung!!!" Malvin menatap Maira dengan tatapan kesal karena ucapannya yang selalu membuat Malvin kesal.
"Terserah lo!!" Malvin mulai melajukan mobilnya kembali karena takut ketinggalan jauh dari mobil orang tuanya. Malvin benar-benar kesal dengan ucapan Maira yang selalu membuat Malvin kesal, tapi di balik kekesalannya Malvin memiliki rasa ingin tau seperti apa kehidupan istrinya di masa lalu. Tak lama kemudian mereka tiba di suatu tempat yang memiliki pemandangan yang sangat indah, Maira melihatnya begitu kagum dengan keindahan alam tersebut.
"Sayang gimana kamu suka??" tanya mamanya Malvin kepada Maira, Maira pun tersenyum kepada mamanya.
"Suka ma, ini sangat indah!!"
"Syukurlah kalau kamu suka dengan tempat ini!!" ucap sang mama sambil memeluk Maira, Malvin yang melihat mamanya sangat menyayangi Maira tersenyum. Devan yang melihat sikap Malvin langsung menghampirinya dan berbisik padanya.
"Udah jangan senyum mulu, nanti ketahuan bucin ya lo!!" mendengar ucapan Devan, Malvin langsung menatap tajam kearah Devan yang dari tadi tertawa melihat sikap Malvin yang curi-curi pandang.
"Udah sayang jangan gitu, kamu dulu juga sama kayak Malvin!!" ucap Lina sambil meninggalkan Devan sedangkan Malvin yang mendengar ucapan Lina kepada Devan tidak bisa menahan tawa.
"Hahahaha!! kasian banget sih lo, digituin sama istri sendiri!!"
"Lo liat aja nanti yang bakal jadi bahan tawaan siapa!!" Devan kesal karena Malvin menertawakannya.
"Kalian berdua masih ngapain di sana??" ucap papanya Malvin, setelah mendengar itu Malvin dan Devan pun masuk dan bergabung. Setelah berada di dalam Malvin langsung duduk di sebelah Maira karena takut kena omelan dari mama sama papanya.
"Malvin tolong kamu temenin Maira ke mini market!!"
"Kenapa harus aku mah??"mendengar ucapan sang mama sebenarnya dia sangat bahagia, hanya saja dia gengsi untuk memperlihatkan kesenangannya saat hanya pergi berdua bersama Maira.
"Kalau bukan sama kamu sama siapa lagi???"
"Kan ada Lina mam!!!"
"Mama maunya kamu yang nganterin bukan Lina, karena Lina akan bantuin mama di sini!!" sedangkan Devan hanya tersenyum melihat sikap Malvin yang pura-pura menolak keinginan sang mama.
"Udah lah bro terima aja!!"
"Ya udah terserah!!" ucap Malvin pura-pura acuh kepada Maira padahal di dalam hatinya dia sangat bahagia karena bisa pergi berdua dengan Maira. Mereka pun langsung pergi ke mini market, seperti biasa selama perjalanan Maira hanya diam saja, sedangkan Malvin sesekali melirik Maira yang hanya diam saja.
"Kapan lo akan masuk sekolah lagi??" Malvin memulai pembicaraan agar tidak terlalu sunyi di dalam mobil.
"Dua hari lagi!!"
"Oh!!" setelah itu di dalam mobil kembali sunyi lagi, tak lama kemudian mereka tiba di mini market.
"Lo duluan nanti gue nyusul, gue ada urusan bentar!!" Malvin menyuruh belanja sendiri karena Malvin sedang ada urusan . Ketika Maira berbelanja tiba-tiba Maira tidak sengaja mengambil barang yang sama dengan pengunjung lainnya, ketika Maira melihat siapa yang memilih barang yang sama. Maira terkejut begitu juga dengannya bagaimana dia tidak terkejut secara orang yang ada di depannya saat ini adalah musuh terbesar Maira.
"Lo?? ngapain lo disini?? jangan bilang lo mau nyuri barang disini???"
"Maaf kamu hanya salah paham, aku kesini hanya.......!!!"
Belum sempat melanjutkan pembicaraannya langsung terpotong oleh gadis yang bertemu dengan Maira saat ini.
"Alah enggak usah banyak alasan lo, sebaiknya lo sekarang ikut gue!!" ucapnya sambil menarik tangan Maira ke depan kasir, Maira meringis kesakitan karena dia menarik tangannya terlalu kuat.
"Lepasin aku Ra, Vara, lepas sakit!!" Maira berusaha ingin melepaskan diri namun tidak berhasil.
"Permisi mbak, saya ingin melaporkan kalau dia ingin mencuri barang di sini!!" sedangkan wajah Maira terlihat sangat ketakutan karena ulah Vara, yang tidak mau mendengarkan ucapan Maira.
"Tidak mbak saya tidak melakukan hal itu!!"
"Maaf mbak sebaiknya mbak jelaskan nanti di kantor kami!!" ucap security mini market tersebut, sedangkan Vara tersenyum puas karena bisa membuat Maira ketakutan.
"Lepaskan aku, aku mohon!!!" Maira memohon agar di lepaskan dari tuduhan itu.
"Maaf mbak, mbak tetap harus ikut kami!!!"
"Lepaskan dia!!" suara bentakan yang membuat semua orang terdiam seketika, Malvin melihat Maira di seret oleh security tidak terima."Ada apa ini??" ucapnya sambil menarik tangan Maira.
"Maaf tuan kami harus membawa gadis itu ke kantor kami!!"
"Dengan alasan apa kalian membawanya??"
"Dia berusaha mencuri barang di toko kami!!" tatapan Malvin makin tajam karena mereka menuduh Maira yang tidak-tidak.
"Apa kata mu tadi? mencuri?? asal kalian tau dia kesini untuk berbelanja, bahkan dia bisa membeli toko ini sekalipun!!" Malvin benar-benar murka dengan apa yang telah terjadi saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Qoyyim Sqm
kok lama up nya... bikin penasaran
2020-08-14
4
💜💜Davyna💜💜
jgn lama" up nya..
2020-08-13
3
Ita Oktaviaty
lanjutkan
2020-08-12
2