Dor.
Dor.
"Akhh!!" teriakkan Niigata terdengar. Satu lengannya tertembak oleh tembakan yang kurang akurat dari mommy Mawar. Mommy Mawar menghambur ke arah laki-laki dewasa yang sudah menjadi suami nya itu.
"Bang Niigata!" gumam mommy Mawar. Ditepisnya rasa sesal dan sedihnya serta enggan untuk mendekat ke Niigata.
"Setelah ini, aku ingin cerai dengan kamu!" ucap mommy Mawar dan segera berlalu di ruangan itu.
"Jangan, Mawar! Jangan lakukan itu!" sahut Niigata sambil meringis kesakitan. Darah segar mengalir di lengan nya. Niigata segera merobek sedikit kain di kemejanya bagian bawah. Kain robekan yang sengaja dibikin panjang itu diikatkan ke bagian lengannya yang mengalir darah segar di sana. Di sana lah tembakan itu mengenai dirinya.
"Mawar! Mawar! Aku ingin bicara!" teriak Niigata sambil keluar dari ruangan itu mengejar Mawar yang sudah keluar.
Mawar saat ini di kamar Nagata. Tentu saja Mawar akan membawa Nagata pergi dari rumah itu. Mawar tidak akan mungkin melanjutkan hidupnya bersama laki-laki yang telah membunuh ayah kandung nya. Jasad ayah kandung nya sudah diurus oleh beberapa orang anak buah Niigata. Tentu saja kejadian itu sangat rapi dikerjakan oleh anak buah Niigata.
Niigata mendapati Mawar sudah mengemasi barang-barang nya beserta pakaian milik Nagata. Nagata masih terlalu kecil untuk mengetahui kejadian tragis seperti ini. Mawar akan membawa pergi Nagata beserta kenangan indah saat bersama Niigata.
"Mawar, dengarkan aku! Jangan pergi Mawar! Aku mencintaimu dan juga Nagata! Tolong Mawar! Auh," ucap Niigata sambil merasakan sakit di bagian lengannya karena tembakan dari Mawar. Mawar menatap tajam ke arah laki-laki yang kini memeluknya dari belakang. Pelukan hangat dengan aroma maskulin untuk sementara waktu dinikmati oleh Mawar. Mungkin ini akan menjadi pelukan yang terakhir bagi dirinya dan mereka. Kedua mata itu terpejam. Mawar berusaha menghalau rasa benci yang kini hadir dalam benaknya. Antara sedih, suka, kecewa menjadi satu karena ayahnya meninggal karena dibunuh oleh suami nya sendiri.
"Tolong lepaskan aku! Kita tidak mungkin bersama lagi, bang! Aku tidak mungkin hidup bersama orang atau laki-laki yang telah membunuh ayah kandung ku sendiri. Kamu lebih mengutamakan dendam kamu, bang. Dan aku memilih untuk menjauh dari kamu," ucap Mawar. Niigata semakin kuat mengetatkan pelukan nya.
Niigata kini membalikkan badan Mawar hingga keduanya saling berhadap-hadapan. Kedua netra mereka beradu. Kedua nafas mereka saling bertukar. Ada sesal juga benci di sana. Niigata menyentuh dua pundak Mawar lalu mencengkram nya.
"Jangan pergi, Mawar sayang! Bagaimana dengan aku, jika kamu pergi?" bisik Niigata seolah menjadi anak kecil yang hendak ditinggal ibu nya pergi.
"Kamu bisa hidup tanpa aku, bang! Aku yakin itu! Aku akan membawa Nagata pergi!" ucap Mawar seraya melepaskan cengkraman tangan Niigata.
Tas itu dijinjing nya. Mawar segera menuju ke kamar Nagata. Nagata yang baru berusia satu tahun itupun digendong Mawar dengan susah payah sambil membawa tasnya.
"Kamu benar-benar mau pergi sayang?" tanya Niigata kembali dengan kedua netra yang sudah berkaca. Sesaat Mawar melihat kedua bola mata itu yang sudah mengkilat lalu menetes air matanya. Niigata mendekati Mawar. Kini Nagata yang masih terlelap dalam tidur nya itu dikecup nya dengan lembut. Lalu kecupan itu beralih pada kening Mawar.
"Sayang! Jaga putra kita dengan baik. Maaf, jika aku sudah membuat kamu marah dan kecewa. Maaf karena aku belum bisa menjadi ayah dan suami yang baik untuk kalian," ucap Niigata dengan suara parau. Mawar mencoba menahan kesedihan nya. Dia tidak mau larut dan terbawa suasana karena Niigata benar-benar menangis saat dirinya memutuskan untuk pergi meninggalkan dirinya dengan membawa buah hatinya, Nagata.
Langkah itu semakin kuat meninggalkan Niigata yang kini sudah jatuh terkulai di lantai kamar Nagata. Dan Mawar tidak perduli akan Niigata yang jatuh pingsan karena banyak darah yang keluar dari lengannya.
"Aku yakin, kamu akan baik-baik saja tanpa aku dan Nagata, bang! Kamu pasti kuat. Namun aku masih belum menerima kenyataan dan mau memaafkan perbuatan kamu yang telah membunuh ayah kandung ku. Jalan perpisahan ini lebih baik daripada aku selalu mengingat terus kalau kamulah yang menyebabkan ayahku meninggal dunia," gumam Mawar yang kini segera melaju di dalam mobilnya meninggalkan rumah bak istana milik mereka berdua yaitu Mawar dan Niigata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments