Menyadari Ada yang Hilang

"Nin, hari ini kamu yang bayarin ya. Uangku tinggal 2 lembar warna biru buat ongkos pulang nanti." kata Carissa sambil tersenyum semanis mungkin.

"Iya, iya. Oke deh. Itung-itung traktiran karena besok aku mulai kerja." kata Aninda sambil mengeluarkan uang bersiap untuk ke kasir.

Carissa membuka tasnya, ia bermaksud untuk menyiapkan uang untuk ongkos pulang nanti.

"Eh, dompetku dimana ya." tanya Carissa bingung.

Ia mencoba merogoh kedalam tas dan mengeluarkan barang-barang yang ada di tasnya.

"Kenapa, Nin? Ada barang kamu yang hilang?" tanya Aninda melihat sahabatnya kebingungan mencari sesuatu.

"Ini kayanya dompetku hilang, mungkin jatuh saat..." Carissa teringat saat tadi pagi ia tidak sengaja menabrak seorang pria.

"Jangan-jangan dompetku dicopet nih. Soalnya tadi pagi aku gak sengaja nabrak cowok. Dasar orang gila narsis, ternyata dia modus mau ambil dompet aku." kata Carissa dengan nada kesal.

"Jangan asal nuduh. Siapa tau dompetmu bener-bener jatuh. Atau ketinggalan dirumah, kamu kan pelupa." sahut Aninda sambil menenangkan sahabatnya itu.

"Yaudah kamu pulangnya bareng aku aja ya, gak mungkin kan kamu mau naik taxi kalo gak punya uang."

"Emm.. gak usah deh, aku minjem duit kamu aja. Besok aku kembaliin gimana?" kata Carissa.

"Haduh, kamu ini ya. Masa selama 5 tahun kita sahabatan aku gak pernah tau rumah kamu dimana." jawab Aninda dengan wajah cemberut.

"Hehe, maaf Nin. Aku cuma gak mau ngrepotin kamu aja. Kan rumah kita beda arah, nanti kamu kejauhan baliknya." elak Carissa sambil memeluk sahabatnya agar tidak ada kesalahpahaman.

"Baiklah kalau begitu. Nih, cukup kan?" kata Aninda sambil menyodorkan 5 lembar uang kertas warna merah kepada Carissa.

"Dih, aku cuma butuh ini." jawab Carissa lalu mengambil 2 lembar dari tangan Aninda.

"Terimakasih, Nin. Besok aku balikin ya, aku duluan. Bye!" Carissa berlalu keluar caffe meninggalkan Aninda sambil melambaikan tangan ke arah sahabatnya itu.

"Oke. Bye! Hati-Hati. Seeyou, Ris."

"Itu anak kenapa sih, gak pernah mau kalau aku anterin. Apa dia malu ya dengan keadaan rumahnya?" gumam Aninda sambil menatap punggung Carissa yang semakin menjauh.

*

*

*

Rumah Carissa.

"Selamat siang, Non." sapa satpam yang ada di depan gerbang rumah Carissa dan bersiap untuk membukakan pagar besi warna hitam yang tingginya kurang lebih 3 meter.

Ya, rumah Carissa berada di kawasan rumah elit.

Carissa memang terlahir dari keluarga kaya, hanya saja wanita itu tak mau mengandalkan kekayaan dari orangtuanya. Carissa ingin menjadi wanita mandiri dan sukses dengan usahanya sendiri. Maka dari itu ia belum mau Aninda tau kalau dia berasal dari orang kaya. Carissa ingin punya sahabat yang tulus, tidak memandangnya karena materi.

Rumah dengan desain modern tropis dua lantai, ada taman luas di halaman depan dan juga kolam renang di belakang rumah. Jelas sekali Carissa merupakan anak konglomerat.

"Siang, Non." sapa Mbok Asih.

"Siang, Mbok. Papa sama Mama dirumah gak, Mbok?" tanya Carissa.

"Anu, Non. Barusan aja Tuan dan Nyonya pergi katanya ada masalah di perkebunan." jawab Mbok Asih.

"Haiisssh.. kapan sih mereka bisa lama dirumah. Aku jadi bosan dirumah kalau kaya gini." gerutu Carissa.

"Non, sudah makan siang? Tadi Nyonya masak sup iga kesukaan Non." tanya Mbok Asih.

"Belum, Mbok. Tolong panasin ya, Mbok. Saya mau mandi dulu." sahut Carissa lalu menaiki tangga menuju ke lantai dua.

Kamar Carissa, warna tembok hijau pastel dengan furniture kayu menambah kesan tropis pada kamar yang luas itu.

Carissa merebahkan dirinya ke kasur king size dengan sprei motif daun.

"Huh.. hari yang cukup menyebalkan." gumam Carissa lalu menarik nafas panjang.

"Ketabrak cowok gila, gagal kerja, masih harus kesemprot genangan air dijalan, dompet hilang."

"Sudahlah, lebih baik aku mandi terus makan. Siapa tau moodku jadi baik lagi." Carissa beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, lalu ia menghidupkan shower untuk mengguyur kepalanya yang sudah pusing karena kejadian hari ini.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka, Carissa keluar dengan kimono handuk warna ungu muda.

Ia menuju walk in closet pribadinya dan mengambil dress rumahan warna hijau mint sepanjang lutut dengan motif bunga daisy di bagian pinggang sampai bawah roknya. Ia menggerai rambut basahnya lalu keluar kamar dan turun menuju ruang makan.

Carissa mengambil segelas air untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

"Non Rissa, makannya sudah siap." kata Mbok Asih.

"Baik, Mbok. Terimakasih ya. Ayo Mbok makan bareng sama Rissa." kata Carissa menuju ke meja makan.

"Aduh, enggak deh Non, sungkan." sahut Mbok Asih.

"Ayolah, Mbok. Rissa kesepian, masa makan sendiri terus." kata Rissa dengan nada sendu.

"Hem, baiklah Non." kata Mbok Asih gak tega melihat kesedihan di wajah Nona Mudanya.

"Kasian, Non Rissa. Tuan dan Nyonya sangat sibuk dengan bisnisnya sampai gak punya waktu untuk menemani Non Rissa." batin Mbok Asih.

Carissa mengambil 2 piring lalu mengisi dengan nasi putih, lalu 2 mangkuk yang sudah terisi sup iga.

"Ayo Mbok, kita makan di pinggir kolam aja. Bosan disini terus." kata Carissa antusias.

"Baik, Non." sahut Mbok Asih lalu mengambil nampan dan menata piring dan mangkuk yang sudah siap dengan menu makan siang.

"Biar saya saja yang bawa, Non. Non Rissa bawa minumnya aja." kata Mbok Asih sambil membawa nampan menuju ke kolam renang yang ada di belakang rumah megah itu.

"Siap, Mbok." jawab Carissa bersemangat membawa sebotol air mineral 1 liter dan dua gelas kaca.

Carissa pun makan siang bersama Mbok Asih dipinggir kolam diselingi dengan obrolan ringan untuk mengusir kesepian yang dirasakan Carissa.

"Gimana kerjaan, Non Rissa? Lancar?" tanya Mbok Asih antusias setelah makan siang dan meneguk segelas air.

"Lancar apanya, Mbok. Belum interview aja udah gagal." jawab Carissa sambil terkekeh pelan.

"Lho kok bisa gitu, Non?" tanya Mbok Asih penasaran.

"Ya bisa, Mbok. Saya telat datangnya. Perusahaan mana pun pasti menganggap waktu adalah uang. Makanya tidak mentolerir calon karyawan baru yang terlambat. Apalagi perusahaan itu Mahendra Fashion Group." jelas Carissa panjang kali lebar.

"Oalah begitu ya, Non." Mbok Asih manggut-manggut mendengarkan penuturan Nona Mudanya.

"Kenapa Non gak nerusin usaha Tuan dan Nyonya saja? Kan Non Rissa jadi gak perlu susah-susah cari kerja, melamar kesana kemari."

"Duh, Mbok.. Rissa kan sudah pernah bilang, gak mau jadi anak yang cuma bisa memanfaatkan kekayaan orangtuanya aja. Rissa juga pengen sukses dengan usaha Rissa sendiri. Apalagi Rissa belum tertarik dengan dunia perkebunan, jadi Rissa pengen ngikutin passion Rissa dulu, Mbok." jawab Rissa penuh ambisi dan semangat yang menggebu.

Prok!

Prok!

Prok!

"Non Rissa hebat. Saya salut sama, Non." kata Mbok Asih penuh kagum disertai tepuk tangan.

"Padahal diluar sana banyak anak muda kaya yang pemikirannya gak seperti, Non. Yang penting mereka dapat fasilitas mewah dari orangtua."

"Ya, kan kekayaan ini milik Mama Papa, Mbok. Bukan punya Rissa. Kalaupun Rissa mau nerusin usaha Papa Mama, Rissa harus belajar dulu biar nanti siap melanjutkan tugas besar itu. Apalagi Rissa anak semata wayang, mau gak mau Rissa harus persiapan."

"Iya, Non. Semangat ya, Non."

Carissa mengangguk dan tersenyum pada mbok Asih hingga nampak cekungun kecil di dua pipinya.

Mbok Asih merapikan peralatan makan lalu menuju kedapur untuk membersihkannya.

"Sebenarnya bukan hanya itu alasanku. Aku juga harus bertemu dengan orang yang tulus menerimaku tanpa melihat latar belakangku. Makanya aku memilih jalan ini." gumam Carissa sambil menatap air kolam renang yang terpantul sinar matahari.

(Jadi Carissa anak konglomerat ya? Kira-kira bagaimana ya perjalanan Carissa untuk menjemput kesuksesannya sendiri? Terus ikutin yuk "Gejolak Cinta Tuan dan Nona Muda")

-BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Sri Atun

Sri Atun

mampir semoga kena di hati

2022-09-27

2

Ayu Zahara Mahdar

Ayu Zahara Mahdar

bagus cerita nya thor.. semangat

2022-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Kesialan Pertama
2 Sosok Pria Gila
3 Menyadari Ada yang Hilang
4 Anugerah atau Musibah
5 KESAN PERTAMA
6 Rubah Wanita Itu!
7 Wanita Tangguh
8 Hanya Sesaat
9 Ciuman Pertamaku!
10 Mencair
11 Perjodohan
12 Rencana Carissa
13 Sisi Lain Devian
14 Wanita yang Kuperjuangkan!
15 Romantis
16 Keraguan
17 Kebenaran Terungkap
18 Ikatan Cinta
19 Lamaran
20 Meriang
21 Pria Dingin
22 Kabar Bahagia
23 Terindah
24 Pulang
25 Kejutan
26 Bertemu Calon Mertua
27 Yess, I will.
28 Hari Bahagia
29 Malam Pertama
30 Pria Menyebalkan
31 Kejutan
32 Jodoh
33 Cinta Pertama
34 Masa Depan
35 Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya
36 Dewa Penyelamat
37 Bertanggungjawab
38 Seriusnya Istriku
39 Mendarah Daging
40 Manusia Beruntung
41 Belanja Alat Tempur
42 Malam Dingin
43 Piknik Keluarga
44 Jiwa Muda
45 Menikmati Senja
46 Dasar Pendendam!
47 Maafkan Aku
48 Tempat yang Salah
49 Makan Malam
50 Istri yang Menggemaskan
51 Menahan
52 Pesta Pernikahan
53 Kejutan dari Suami
54 Nasib
55 Pria Misterius
56 Berteman
57 Penyelidikan
58 Kehidupan Suami Istri
59 Terbuka
60 Sekilas Cerita
61 Tidak Normal
62 Sahabat
63 Yang Terlupakan
64 Mutiara
65 Hadiah untuk Mertua
66 Ada Maunya
67 Posesif
68 Pesta Perayaan
69 Bertemu Dengannya
70 Masa lalu Carissa
71 Bisnis Carissa
72 Hari yang Dinanti
73 Suami Protektif
74 Menyesal
75 Berubah
76 Kabar Bahagia
77 Menyerah
78 Cinta Merubah Segalanya
79 Kebaikan Tuan Muda
80 Nyidam
81 Serangan Devian
82 Rencana
83 Dibuat Penasaran
84 Kejutan dari Suami
85 Berdua Denganmu
86 Ternyata Bukan Mimpi
87 Suami Tajir
88 Terjebak Sendiri
89 Menuju Kebahagiaan
90 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kesialan Pertama
2
Sosok Pria Gila
3
Menyadari Ada yang Hilang
4
Anugerah atau Musibah
5
KESAN PERTAMA
6
Rubah Wanita Itu!
7
Wanita Tangguh
8
Hanya Sesaat
9
Ciuman Pertamaku!
10
Mencair
11
Perjodohan
12
Rencana Carissa
13
Sisi Lain Devian
14
Wanita yang Kuperjuangkan!
15
Romantis
16
Keraguan
17
Kebenaran Terungkap
18
Ikatan Cinta
19
Lamaran
20
Meriang
21
Pria Dingin
22
Kabar Bahagia
23
Terindah
24
Pulang
25
Kejutan
26
Bertemu Calon Mertua
27
Yess, I will.
28
Hari Bahagia
29
Malam Pertama
30
Pria Menyebalkan
31
Kejutan
32
Jodoh
33
Cinta Pertama
34
Masa Depan
35
Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya
36
Dewa Penyelamat
37
Bertanggungjawab
38
Seriusnya Istriku
39
Mendarah Daging
40
Manusia Beruntung
41
Belanja Alat Tempur
42
Malam Dingin
43
Piknik Keluarga
44
Jiwa Muda
45
Menikmati Senja
46
Dasar Pendendam!
47
Maafkan Aku
48
Tempat yang Salah
49
Makan Malam
50
Istri yang Menggemaskan
51
Menahan
52
Pesta Pernikahan
53
Kejutan dari Suami
54
Nasib
55
Pria Misterius
56
Berteman
57
Penyelidikan
58
Kehidupan Suami Istri
59
Terbuka
60
Sekilas Cerita
61
Tidak Normal
62
Sahabat
63
Yang Terlupakan
64
Mutiara
65
Hadiah untuk Mertua
66
Ada Maunya
67
Posesif
68
Pesta Perayaan
69
Bertemu Dengannya
70
Masa lalu Carissa
71
Bisnis Carissa
72
Hari yang Dinanti
73
Suami Protektif
74
Menyesal
75
Berubah
76
Kabar Bahagia
77
Menyerah
78
Cinta Merubah Segalanya
79
Kebaikan Tuan Muda
80
Nyidam
81
Serangan Devian
82
Rencana
83
Dibuat Penasaran
84
Kejutan dari Suami
85
Berdua Denganmu
86
Ternyata Bukan Mimpi
87
Suami Tajir
88
Terjebak Sendiri
89
Menuju Kebahagiaan
90
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!