Rencana Carissa

Pagi hari di meja makan kediaman Carissa.

"Rissa ada hal penting yang ingin Papa sampaikan." ucap Papa Cakra yang saat ini duduk dihadapan Carissa.

"Hmm.. ada apa, Pa?" jawab Carissa sembari menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.

Papa Cakra melirik Mama Allisa dan mendapat anggukan sebagai kode persetujuan.

"Kamu masih ingat kan tentang perjodohan kamu dengan anak sahabat Papa?" tanya Papa Cakra dengan hati-hati.

Uhuk!

Carissa tersedak setelah mendengar pertanyaan Papa Cakra yang mengejutkan. Mama Allisa segera menghampiri Carissa menepuk pelan punggungnya dan menyodorkan segelas air putih.

"Sejak kapan Rissa dijodohkan? Ini zaman apa, Pa? Masih ada aja acara jodoh-jodohan?" tanya Carissa memastikan.

"Sebelum kamu masuk kuliah kan Papa udah pernah bilang sama kamu, Sayang. Kamu gak ingat?" ucap Mama Allisa lembut.

Carissa mencoba mengingat kembali kapan Papa Cakra pernah menyampaikan hal aneh itu. Sesaat kemudian ia teringat dan perjanjian itu memang benar.

"Pa, bisa dibatalkan gak?" tanya Carissa polos kemudian melanjutkan sarapannya yang sempat terhenti.

Papa Cakra sesaat menghela nafas.

"Maaf, sayang. Perjanjian itu sudah berlaku bahkan sebelum kamu dilahirkan." jawab Papa Cakra.

Carissa membuka matanya lebar. Carissa tidak percaya dengan perjanjian konyol yang dibuat orangtuanya bahkan sebelum dirinya dilahirkan.

"Apa Carissa gak boleh menolak?" tanya Carissa yang menatap Mama Allisa ekspresi memelas.

"Sebenarya ada cara yang bisa membatalkan perjodohan ini, Sayang." jawab Mama Allisa sembari mengelus kepala Carissa dengan lembut.

"Apa, Ma?" tanya Carissa berbinar.

"Umurmu sekarang 22 tahun kan?" tanya Mama Allisa.

Carissa mengangguk dengan semangat, ia sangat berharap bisa membatalkan perjodohan konyol itu.

"Masih ada waktu 3 tahun sebelum perjodohan ini benar-benar terjadi." jawab Mama Allisa.

"Maksud Mama?" tanya Carissa bingung.

"Ya, kamu bisa membatalkan perjodohan ini jika kamu bisa menemukan pasangan kamu sendiri sebelum usiamu 25 tahun." sahut Papa Cakra yang membuat Carissa tercekat.

"Bagaimana aku menemukan pasangan dalam waktu 25 tahun? Sedangkan aku sampai saat ini tidak pernah dekat dengan pria manapun." batin Carissa.

"Papa sama Mama kenapa sih melakukan perjanjian konyol ini? Kan ini kehidupan Carissa. Kenapa Papa dan Mama tidak memikirkan dampak dari keputusan ini? Apa Papa dan Mama gak mau Carissa bahagia?" kata Carissa kesal. Carissa ingin sekali marah, ia kecewa dengan keputusan sepihak kedua orangtuanya.

"Sayang, Papa sama Mama tidak akan menjodohkan kamu dengan sembarang orang. Papa sangat kenal dengan orangtua pria yang akan menikahimu kelak, ia pria baik-baik. Selama ini dia belum pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun." ucap Papa Cakra yang mendekati putrinya lalu mengelus kepala Carissa untuk meredakan amarahnya.

"Jangan-jangan dia homo, Pa?" ceplos Carissa.

Hust!

Papa Cakra dan Mama Allisa terkekeh pelan mendengar ucapan asal Carissa.

"Mana mungkin Papa menjodohkan anak kesayangan Papa dengan pria seperti itu? Papa jamin dia pria tulen 100 persen." jawab Papa Cakra yakin.

Carissa hanya terdiam. Ia tidak tau harus bagaimana. Marah tidak akan mengubah keputusan kedua orangtuanya. Jika ingin perjodohan ini batal maka harus menemukan pasangan secepatnya. Tapi mana mungkin Carissa bisa menemukan orang yang akan mencintainya dalam waktu sesingkat itu. Carissa hanya bisa pasrah.

"Kira-kira siapa pria yang akan Papa jodohkan dengan Rissa, Pa?" tanya Carissa penasaran.

"Suatu hari nanti kamu akan tau tapi bukan sekarang." jawab Papa Cakra.

"Papa!" rengek Carissa mendengar jawaban Papa malah membuatnya semakin penasaran.

"Setidaknya tunjukkan fotonya, Pa. Biar Rissa tau setampan apa pria yang akan Papa Mama jodohkan padaku." seru Carissa.

"Sudah bahasnya besok lagi. Ayo cepet berangkat nanti kamu terlambat kerja." potong Mama Allisa melihat waktu sudah jam 06.30

Carissa mendengus kesal.

"Baiklah." jawab Carissa menyerah.

Carissa bangkit dari kursinya lalu menjabat dan mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

"Assalammu'alaikum." pamit Carissa.

"Wa'alaikumsalam."

Carissa sudah berangkat terpaksa diantar sopir pribadi karena jika harus menunggu taxi ia takut akan terlambat.

"Apa gak sebaiknya Papa kasih tau yang sebenarnya aja, Pa?" tanya Mama Allisa yang masih berada di meja makan.

"Biarkan saja, Ma. Biarkan dua anak muda itu menjalin hubungan dengan caranya sendiri. Biarkan mereka menumbuhkan perasaan cinta masing-masing bukan hanya karena perjodohan." ucap Papa Cakra.

"Baiklah Mama setuju dengan keputusan Papa. Mama gak mau Carissa membina rumah tangga karena terpaksa, tanpa adanya cinta." jawab Mama Allisa kemudian membereskan peralatan yang selesai digunakan sarapan.

*

*

*

MF Group.

Carissa seharian ini kurang fokus dengan pekerjaannya karena memikirkan perjodohan dirinya. Berkali-kali ia mencoret-coret hasil desain pakaian yang sudah ia gambar. Lembaran kertas yang yang bergambar beberapa model gaun wanita itu pun tampak berantakan diatas meja kerjanya.

Kring!

Kring!

Telefon berbunyi namun Carissa masih larut dalam lamunannya. Ia sama sekali tak mendengar bunyi nyaring diruangannya.

Kring!

Kring!

Telefon berbunyi lagi, saat ini Carissa segera mengangkatnya karena ia sudah tersadar dari lamunannya.

"Kamu ke ruangan saya sekarang!"

"Baik, Pak."

Ya, yang menelfon itu adalah Devian. Carissa segera menuju ke ruangan Devian.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Carissa dengan ekspresi yang tak terbaca.

Devian menatap Carissa sejenak ia mendapatkan ekpresi frustasi dari Carissa.

"Tolong buatkan kopi hitam, tapi gulanya 1 sendok saja." ucap Devian.

Carissa bergegas menuju ruang pantry.

"Aaaaaa...." teriak Carissa.

Devian yang mendengar teriakan keras itu langsung berlari menuju ruang pantry.

Devian terkejut dengan tangan Carissa yang memerah.

"Dasar ceroboh!" umpat Devian segera menghampiri Carissa. Ia melihat tangan Carissa yang terkena air panas. Devian segera menarik tangan Carissa lalu memutar kran di wastafel, ia mengguyur tangan Carissa dengan air.

"Kenapa bisa begini?" tanya Devian.

"Ta-tadi saya melamun, Pak. Saat mau menuang air panas ke gelas gak sengaja malah ke tangan saya." jawab Carissa yang masih meringis merasakan panas ditangannya.

Devian ingin memaki wanita yang saat ini berdiri disampingnya. Namun melihat ekspresi kesakitan Carissa, ia pun mengurungkan niatnya.

"Masih panas?" tanya Devian.

Carissa hanya menggelengkan kepalanya.

Devian mengajak Carissa untuk duduk di soffa ruang istirahatnya. Lalu Devian mengambil salep untuk mengobati tangan Carissa agar tidak melepuh. Devian mengoleskan salep ke tangan Carissa dengan sangat lembut. Beberapa kali Devian meniup-niup tangan Carissa seolah ia tidak mau Carissa merasakan perih.

Carissa terpukau dengan perilaku lembut Devian. Carissa tak menyangka sosok Devian mempunyai sisi yang sangat lembut.

"Sejak kapan serigala berubah jadi domba?" batin Carissa.

"Terimakasih." ucap Carissa yang tersenyum pada Devian.

Deg!

Devian terpesona dengan senyuman manis Carissa yang menampakkan cekungan di sudut pipinya dan lengkungan dibibir sexy Carissa. Devian menelan ludahnya. Ia tergoda dengan bibir merah jambu Carissa. Rasanya ia ingin ******* habis bibir wanita cantik dihadapannya itu.

"Ah sial! Kenapa muncul pikiran kotor seperti ini!" umpat Devian dalam hati.

"Ternyata Bapak tidak seburuk yang saya bayangkan." ucap Carissa yang seketika membuyarkan pikiran liar Devian.

"Maksud kamu?" tanya Devian yang memicingkan matanya.

Carissa terkekeh pelan melihat ekpresi Devian yang seperti serigala siap menerkam mangsanya.

"Bapak ternyata punya sisi lembut seperti ini. Saya kira Bapak akan selalu berkata kasar dan bersikap dingin pada saya." ucap Carissa yang menatap wajah tampan Devian.

Ya Devian memang pria yang tampan. Wajahnya yang mempunyai rahang tegas, hidung mancung, memiliki tubuh yang proposional. Bisa dibilang Devian adalah duplikat aktor India, Hrithik Roshan versi kearifan lokal.

Devian hanya membalas perkataan Carissa dengan senyuman tipis. Devian menyadari saat pertama bertemu dengan Carissa, ia selalu menuduhnya sebagai wanita tukang modus. Bahkan seringkali ia berkata kasar pada Carissa. Tapi entah kenapa saat ini Devian seperti tersihir dengan pesona Carissa. Devian sangat kagum dengan Carissa, tak hanya berparas cantik namun kepribadiannya juga menarik. Seperti magnet yang membuat Devian ingin selalu berdekatan dengan wanita ini. Entah sejak kapan muncul perasaan aneh dihati Devian. Perasaan apa itu, Devian pun belum bisa menafsirkannya.

*

*

*

Malam hari di kediaman Devian.

Devian memasuki kamarnya, ia bergegas untuk mandi dan mengganti pakaiannya. Devian mengenakan piyama pendek berbahan katun warna biru dongker.

Devian merebahkan tubuh ke atas kasurnya yang berukuran king size. Devian terbayang-bayang dengan senyuman cantik Carissa yang membuatnya ikut tersenyum. Devian seperti sudah kecanduan dengan senyuman Carissa.

"Sial! Kenapa dia sangat menggoda!" gumam Devian.

Devian mencoba untuk menghapus bayangan Carissa dari pikirannya. Namun sama sekali tidak bisa. Akhirnya Devian memutuskan untuk mengambil ponselnya diatas nakas lalu menelpon seseorang.

Tut

Tut

"Selamat malam, Bos."

Devian menelpon Alex, asisten sekaligus sahabatnya.

"Alex, apakah kamu pernah memikirkan seseorang terus menerus? Bahkan dia selalu muncul di otakmu meskipun berulang kali kamu berusaha menghapusnya?" tanya Devian pada Alex.

Alex terdiam sesaat dan memikirkan jawaban yang tepat untuk sahabatnya itu.

"Hemm.. pernah." jawab Alex.

"Apa kamu merasakan jantungmu serasa mau copot saat bertatapan dengannya? Atau kamu merasa tidak ingin jauh-jauh darinya selalu ingin berdekatan dengannya?" tanya Devian lagi.

"Ya, itu aku rasakan saat aku bersama dengan wanita yang ku suka." jawab Alex.

"Baiklah." sahut Devian.

"Tunggu, tunggu. Kenapa kau tanya hal seperti itu?" tanya Alex saat menyadari ada sesuatu yang aneh pada sahabatnya.

"Ti-tidak apa-apa." jawab Devian gugup, ia tidak mau ditertawakan oleh sahabatnya.

"Jangan bilang kamu sedang merasakan hal aneh itu?" tanya Alex penuh selidik.

"Diamlah. Aku hanya bertanya saja." jawab Devian ia sangat malu.

"Hebat sekali wanita yang bisa mencairkan si kutub utara seperti kau! Sepertinya predikat jomblo akutmu akan kuhilangkan." ledek Alex dengan tawanya yang terdengar menyebalkan ditelinga Devian.

"Sial! Beraninya kau meledekku!" ucap Devian kesal.

"Jangan bilang kau jatuh cinta pada Carissa?" tanya Alex lagi.

"Bu-bukan." jawab Devian gugup.

Tut

Tut

"Sial! Dasar kulkas!" umpat Alex.

Devian langsung mematikan ponselnya. Devian tidak mau semakin ditertawakan oleh sahabatnya.

"Apa benar ini yang disebut jatuh cinta?" gumam Devian. Devian tidak tau apa yang saat ini ia rasakan.

"Tapi Carissa cantik sih. Dia juga cerdas. Entah kenapa dia selalu bisa memikatku."

"Aaaah... sudahlah. Lebih baik aku tidur." ucap Devian yang kemudian berusaha memejamkan matanya.

*

*

*

Di waktu yang sama, di kediaman Carissa.

"Ma, Papa dimana?" tanya Carissa yang melihat Mama Allisa menonton tv di ruang keluarga sendirian.

"Papa sedang di ruang kerjanya. Kenapa sayang?" tanya Mama Allisa tanpa mengalihkan pandangan dari sinetron yang sedang ditonton.

"Rissa mau bicara sebentar, Ma." ucap Carissa yang sudah duduk disebelah Mama Allisa.

Mama Allisa melirik anak perempuannya lalu mematikan tv.

"Baiklah. Ayo ke ruang kerja Papa." ajak Mama Allisa.

Dua wanita itu berjalan menuju ruang kerja yang berada di sudut rumah mewah itu, bersebelahan dengan kamar kedua orangtua Carissa.

Tok!

Tok!

"Masuk." terdengar suara bariton dari dalam ruangan.

"Papa lagi sibuk ya?" tanya Carissa yang berjalan memasuki ruangan.

"Hemm.. ada apa sayang?" tanya Papa Cakra sembari menutup laptop yang ada dihadapannya dan menghampiri putri semata wayangnya itu.

"Duduk dulu yuk." ajak Mama Allisa lalu ketiga orang itu menuju soffa yang ada di ruang kerja Papa Cakra.

"Pa, Rissa gak mau mempermasalahkan perjodohan itu. Rissa gak keberatan dengan keputusan Papa dan Mama." ucap Carissa dengan menatap kedua orangtuanya bergantian.

Mama Allisa dan Papa Cakra saling berpandangan.

"Kamu serius, Nak?" tanya kedua orangtua itu serempak.

Carissa mengangguk dan mengulas senyum tipis.

"Setelah Rissa pikir-pikir pasti ada alasan besar dibalik perjodohan ini. Keputusan Papa dan Mama pasti yang terbaik buat Rissa. Papa dan Mama gak mungkin kan salah pilihkan jodoh buat anak kesayangan kalian?" ucap Carissa lembut.

Mama Allisa memeluk erat Carissa begitu juga Papa Cakra. Mereka terharu dengan persetujuan Carissa.

"Terimakasih, sayang." ucapa Papa Cakra mengelus lembut kepala putrinya.

"Tapi Rissa punya 1 syarat." ucap Carissa yang mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah kedua orangtuanya bergantian.

Mama Allisa menguraikan pelukannya.

"Apa itu sayang?" tanya Mama Allisa menyelidiki wajah putrinya.

"Hemm.. jangan ungkapkan identitas Carissa pada pria itu. Biarkan pertemuan kami terjadi sesuai takdir agar perasaan kami pun tumbuh dengan alami. Rissa mau pasangan yang bisa terima Rissa dengan tulus, bukan karena latar belakang Rissa." jelas Carissa.

"Bagaimana caranya?" tanya Papa Cakra penasaran.

"Rissa sudah memikirkannya, Pa." ucap Carissa.

Kemudian ia membisikkan rencananya pada Mama dan Papa yang dibalas dengan anggukan dan senyum cerah.

"Baiklah, Papa setuju dengan ide kamu ini." ucap Papa Cakra yang mengecup ubun-ubun Carissa.

"Semoga sukses ya sayang. Bismillah..." ucap Mama Allisa yang memeluk tubuh putrinya lalu mengecup kedua pipi Carissa dan juga keningnya.

Setelah mengungkapkan idenya itu, Carissa kembali ke kamarnya. Carissa merebahkan tubuhnya keatas kasur.

Carissa menghembuskan nafas pelan kemudian terlelap.

(Kira-kira apa rencana Carissa ya? Siapakah pria yang akan dijodohkan dengan Carissa? Apa yang akan terjadi ketika Carissa tau siapa sosok pria itu? Ikuti terus kisah Gejolak Cinta Tuan dan Nona Muda.)

Jangan lupa like dan komen ya Readers! 😁🤗

-BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

JR Rhna

JR Rhna

aduiii thor..balik² carissa cedera..ada adegan lain tak

2023-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kesialan Pertama
2 Sosok Pria Gila
3 Menyadari Ada yang Hilang
4 Anugerah atau Musibah
5 KESAN PERTAMA
6 Rubah Wanita Itu!
7 Wanita Tangguh
8 Hanya Sesaat
9 Ciuman Pertamaku!
10 Mencair
11 Perjodohan
12 Rencana Carissa
13 Sisi Lain Devian
14 Wanita yang Kuperjuangkan!
15 Romantis
16 Keraguan
17 Kebenaran Terungkap
18 Ikatan Cinta
19 Lamaran
20 Meriang
21 Pria Dingin
22 Kabar Bahagia
23 Terindah
24 Pulang
25 Kejutan
26 Bertemu Calon Mertua
27 Yess, I will.
28 Hari Bahagia
29 Malam Pertama
30 Pria Menyebalkan
31 Kejutan
32 Jodoh
33 Cinta Pertama
34 Masa Depan
35 Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya
36 Dewa Penyelamat
37 Bertanggungjawab
38 Seriusnya Istriku
39 Mendarah Daging
40 Manusia Beruntung
41 Belanja Alat Tempur
42 Malam Dingin
43 Piknik Keluarga
44 Jiwa Muda
45 Menikmati Senja
46 Dasar Pendendam!
47 Maafkan Aku
48 Tempat yang Salah
49 Makan Malam
50 Istri yang Menggemaskan
51 Menahan
52 Pesta Pernikahan
53 Kejutan dari Suami
54 Nasib
55 Pria Misterius
56 Berteman
57 Penyelidikan
58 Kehidupan Suami Istri
59 Terbuka
60 Sekilas Cerita
61 Tidak Normal
62 Sahabat
63 Yang Terlupakan
64 Mutiara
65 Hadiah untuk Mertua
66 Ada Maunya
67 Posesif
68 Pesta Perayaan
69 Bertemu Dengannya
70 Masa lalu Carissa
71 Bisnis Carissa
72 Hari yang Dinanti
73 Suami Protektif
74 Menyesal
75 Berubah
76 Kabar Bahagia
77 Menyerah
78 Cinta Merubah Segalanya
79 Kebaikan Tuan Muda
80 Nyidam
81 Serangan Devian
82 Rencana
83 Dibuat Penasaran
84 Kejutan dari Suami
85 Berdua Denganmu
86 Ternyata Bukan Mimpi
87 Suami Tajir
88 Terjebak Sendiri
89 Menuju Kebahagiaan
90 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Kesialan Pertama
2
Sosok Pria Gila
3
Menyadari Ada yang Hilang
4
Anugerah atau Musibah
5
KESAN PERTAMA
6
Rubah Wanita Itu!
7
Wanita Tangguh
8
Hanya Sesaat
9
Ciuman Pertamaku!
10
Mencair
11
Perjodohan
12
Rencana Carissa
13
Sisi Lain Devian
14
Wanita yang Kuperjuangkan!
15
Romantis
16
Keraguan
17
Kebenaran Terungkap
18
Ikatan Cinta
19
Lamaran
20
Meriang
21
Pria Dingin
22
Kabar Bahagia
23
Terindah
24
Pulang
25
Kejutan
26
Bertemu Calon Mertua
27
Yess, I will.
28
Hari Bahagia
29
Malam Pertama
30
Pria Menyebalkan
31
Kejutan
32
Jodoh
33
Cinta Pertama
34
Masa Depan
35
Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya
36
Dewa Penyelamat
37
Bertanggungjawab
38
Seriusnya Istriku
39
Mendarah Daging
40
Manusia Beruntung
41
Belanja Alat Tempur
42
Malam Dingin
43
Piknik Keluarga
44
Jiwa Muda
45
Menikmati Senja
46
Dasar Pendendam!
47
Maafkan Aku
48
Tempat yang Salah
49
Makan Malam
50
Istri yang Menggemaskan
51
Menahan
52
Pesta Pernikahan
53
Kejutan dari Suami
54
Nasib
55
Pria Misterius
56
Berteman
57
Penyelidikan
58
Kehidupan Suami Istri
59
Terbuka
60
Sekilas Cerita
61
Tidak Normal
62
Sahabat
63
Yang Terlupakan
64
Mutiara
65
Hadiah untuk Mertua
66
Ada Maunya
67
Posesif
68
Pesta Perayaan
69
Bertemu Dengannya
70
Masa lalu Carissa
71
Bisnis Carissa
72
Hari yang Dinanti
73
Suami Protektif
74
Menyesal
75
Berubah
76
Kabar Bahagia
77
Menyerah
78
Cinta Merubah Segalanya
79
Kebaikan Tuan Muda
80
Nyidam
81
Serangan Devian
82
Rencana
83
Dibuat Penasaran
84
Kejutan dari Suami
85
Berdua Denganmu
86
Ternyata Bukan Mimpi
87
Suami Tajir
88
Terjebak Sendiri
89
Menuju Kebahagiaan
90
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!