pagi ini ada acara akad nikah Kiki yang dilaksanakan dengan wali hakim.
terlihat Gatot sudah duduk di depan penghulu, sedang Kiki masih di kamar lain.
Laila susah tidak di izinkan bertemu dengan saudaranya itu dari semalam.
bahkan Laila juga harus terus bersama Bu Ageng sesuai dengan janjinya kemarin.
"Bu..." lirih Laila.
"diam Laila, kamu susah janji akan menurut, dan malam ini adalah penampilan terbaikmu, jadi jangan membuat masalah," kata Bu Ageng.
akad nikah berjalan lancar, Gatot bisa lancar karena dia belajar dengan sungguh-sungguh.
sekarang di adakan acara temu manten, beberapa cucuk lampah mengiringi kedua pengantin itu.
bahkan pesta pernikahan ini sangat mewah dan di adakan tiga hari berturut.
acara pun selesai pukul satu siang, tapi tadi sebelum para tamu hadirin pulang.
Bu Ageng memiliki pengumuman yang sangat besar, "maaf para tamu,saya ingin memberikan pengumuman penting, jika besok adalah acara pertunangan dari putri terkecil keluarga Sudirjo, yaitu Laila Ayu Hapsari dengan Ndoro Shaka Notonegoro Kusumo," kata wanita itu.
semua orang nampak terkejut, tapi beberapa orang tak kaget terlebih Laila memang seperti sudah di persiapkan oleh keluarga itu untuk ini.
"selamat nyai... selamat," kata para tamu undangan.
Kiki sekarang yakin jika dia tak akan bisa mengalahkan Laila, tapi setidaknya suaminya lebih muda di banding suami Laila.
Ndoro Shaka dan Laila pun bangkit dan berdiri berdampingan, tapi keduanya sangat serasi karena wajah awet ganteng dari Ndoro Shaka.
acara pun rehat setelah pengumuman tadi, sekarang Laila sedang duduk di teras bersama Ndoro Shaka.
Kate a pria itu ingin Laila menemaninya bertemu beberapa tamu penting.
"mulai sekarang, kalian juga harus hormat pada istriku ini, jadi jangan berabi menatapnya seperti itu, aku tak suka," kata Ndoro Shaka.
"maaf Ndoro saya lancang, pantas dapat hukuman," kata pria itu dengan ketakutan.
Soli datang menghampiri Ndoro Shaka dan membisikkan sesuatu, "ada apa pakde,"tanya Laila
"kenapa panggil aku pakde, panggil kang mas Dinda, atau Kanda juga boleh," kata Ndoro Shaka mengusap lembut pipi gadis itu.
"iya kang mas,maafkan saya... ada apa? sepertinya berita penting?" bisik Laila yang memang penasaran.
"ada sedikit kehebohan di luar, para warga menemukan ada sesosok mayat yang tersangkut di dalam kali, dan juga ada orang yang gantung diri," kata Ndoro Shaka.
"terus kang mas mau kesana, boleh saya ikut," mohon Laila yang menahan tangan pria itu.
"tentu, tapi jika kamu tak kuat maka lebih baik nanti tutup mata ya,"
Laila mengangguk, sebagai ganti Ndoro Prapto, Ndoro Shaka datang dengan membawa semua pengawalnya dan juga centeng kekuarga Sudirjo.
mereka sampai di balai desa, dan disana semua orang sudah berkerumun dan terlihat ada dua orang tubuh yang di tutupi selimut.
"ada yang tau ini kenapa?" tanya Ndoro Shaka.
"menjawab Ndoro, maaf Ndoro, sepertinya mas Qais mengalami perampokan dan di bunuh karena barang berharganya tak ada, sedang pak Deden kemarin sempat sambat sama saya jika dia ingin mati saja karena dia tak sanggup harus hidup dengan lilitan hutang," kata bapak carek (sekertaris desa)
"begitu, kalau begitu antar ke rumahnya, kenapa masih disini?" tanya Ndoro Shaka yang merangkul Laila yang nampak syok.
"untuk mas Qais nunggu pakdenya datang, tapi untuk pak Deden, keluarganya tidak mau menerima karena menganggap bahwa pria itu membuat malu dan aib bagi keluarga," jawab pak lurah.
"kalau begitu kuburkan seperti layaknya, dan untuk kalian Temon dan cungkring, antar pria yang mati di rampok itu pulang," kata Ndoro Shaka.
"baik Ndoro," jawab keduanya,
saat mengangkat Tandi, tak sengaja kain jarik penutup tubuh pria itu terbuka, dan tampak lah jenazah Qais.
Laila kaget melihat kondisi Qais, ada bekas sayatan di leher pria itu, dia pun lemas bagaimana pun dia itu guru di sekolahnya.
"kamu tak apa-apa Laila?" tanya Ndoro Shaka yang menahan tubuh Laila.
"tidak kang mas, saya hanya terkejut melihat jenazahnya, bagaimana pun dia itu guru kang mas," kata Laila meremas baju Qais.
"ya sudah kita pulang, Lidin pastikan semua berjalan baik ya, ayo Geno, dan solo kita pulang," kata Ndoro Shaka.
"baik Ndoro," jawab kedua pria itu.
mereka pun mengawal Ndoro Shaka menuju ke mobil, sedang Laila beberapa kali mencuri lihat untuk terakhir kalinya.
dia ingat semalam pria itu masih berdiri menunggu di depan rumah keluarga Sudirjo, dan sekarang pria itu sudah tak bernyawa dengan kondisi yang begitu buruk.
Lidin menyeringai, pasalnya semalam Geno melakukan kesalahan karena sedikit ceroboh.
jadi Lidin yang membereskan Semuanya, dia membuat seolah-olah pria itu gantung diri.
nyatanya Lidin lah yang menggantung pak Deden di rumahnya.
dan yang paling mengerikan keempat pria itu tak pernah melakukan kesalahan sedikitpun saat melakukan kejahatan.
itulah kenapa mereka di juluki pelayan maut milik Ndoro Shaka.
sesampainya di rumah, Laila langsung memilih beristirahat sebentar untuk menenangkan dirinya.
sedang Ndoro Shaka menemui Ndoro Prapto dan Bu Ageng untuk membahas pertunangannya dengan Laila.
terlebih akan banyak orang yang bisa saja melukai calon istrinya, jadi sampai acara pernikahan, dia meminta salah satu centeng kepercayaannya untuk tetap di rumah itu.
sedang para warga tak ingin menerima jenazah pak deden karena di desa itu seperti hal tabu memakamkan seseorang yang meninggal bunuh diri di tempat pemakaman umum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🎎 Lestari Handayani 🌹
centeng ndoro Shaka sadis sadis
2022-09-05
0