Laila pun di antar di teras oleh Ndoro Shaka, sedang yang akan mengantar Laila pulang adalah Lidin dan Wira.
selama di dalam mobil gadis itu nampak begitu pendiam, Lidin dan Wira juga merasa aneh.
"apa anda butuh sesuatu nyai? kita bisa mampir untuk membelinya?" tanya Wira dengan sopan
"apa? setelah semua barang yang di berikan oleh kang mas, tidak perlu, aku hanya sedikit merasa tak nyaman dengan perlakuan yang tadi di berikan di rumah kang mas, apa memang seperti itu biasanya?"
"iya nyai, dari dulu memang seperti itu, mungkin sedikit berbeda karena ada anda, biasanya saat makan hanya ada saya dan bapak yang melayani Ndoro," jawab Wira.
"begitu ternyata, apa aku boleh minta kacang Medenya?" tanya Laila yang kepingin melihat kacang Mede di dasbor tengah mobil
"boleh Nyai,silahkan di makan," kata Lidin yang memang biasa membawa mobil itu.
Laila pun mengambil secukupnya, pasalnya tak sopan mengambil secara berlebihan.
mobil pun sampai di rumah Laila, ternyata Ndoro Prapto dan Bu Ageng menyambut kepulangan putrinya itu.
"akhirnya kamu pulang juga, bagaimana kunjungan mu nak?" tanya Bu Ageng.
"ah itu sangat menyenangkan, bahkan kami sempat menari bersama dan ternyata pakde sangat pintar menari," kata Laila memeluk ibunya itu.
Wira dan Lidin membawa semua hadiah yang di berikan oleh Ndoro Shaka,mereka kaget karena begitu banyak.
"nak kamu meminta semua ini?" tanya Ndoro Prapto.
"tidak ada ayah,aku tak mengira jika pakde akan memberikan hadiah begitu banyak, dan katanya tadi sudah ada nama di setiap hadiah jadi tak akan tertukar," jawab Laila.
"baiklah, mbok e dan mang Ucup, tolong bawa hadiah itu ke dalam, terima kasih sudah mengantar putri ku dengan selamat, ini ada sedikit hadiah untuk mas Shaka dan beberapa orang di istana Bangura," kata Ndoro Prapto.
"baik terima kasih Ndoro atas hadiahnya," jawab Wira
tak butuh waktu lama mereka pamit pulang,Laila langsung masuk dan kaget melihat Kiki dan Gatot yang sudah melihat beberapa hadiah itu.
"apa yang kalian lakukan, itu hadiah dari pakde," kata Laila terkejut.
"memang kenapa sih,orang banyak juga, kamu jangan pelit dong," kata Kiki kesal.
"apa yang kamu katakan Kiki, kamu tak sopan Kiki, itu hadiah dari calon suami Laila," tegur bu Ageng.
"sudah Bu kalau begitu Laila masuk kamar dulu ya, saya sudah lelah," kata Laila yang menghindari konflik.
tanpa di kira Wira sudah ada di dalam rumah bersama mbok e, "maaf Ndoro dan Nyai, ini ada mas Wira yang kembali ke rumah,"
mereka pun berbalik dan kaget melihat Wira yang menatap kedua orang yang membuat Laila marah.
"maaf saya kembali karena lupa memberikan hadiah yang harus di gunakan untuk pernikahan Nyai Laila dan Ndoro Shaka, ini adalah kebaya yang khusus di pesan," kata Wira.
"terima kasih bak,apa ada lagi?" tanya Ndoro Prapto.
"tidak ada Ndoro, tapi saya ingin mengingatkan pada mereka jika Ndoro Shaka tak suka jika tau calon istrinya marah," kata Wira.
"baik saya mengerti mas Wira," jawab Gatot yang tau jika pria itu bukan pria biasa.
"baiklah kalau begitu saya pamit duluan," kata Wira yang langsung undur diri.
Gatot pun menarik istrinya itu untuk kedalam kamar, "ada apa sih mas?"
"tolong jangan menganggu Laila, karena jika kamu terus menganggu Laila itu akan membuat ku dalam masalah, padahal kamu tau bagaimana pria itu dalam menghadapi orang-orang?" kata Gatot yang memperingatkan.
"memang kenapa?"
"kamu apa tidak pernah tau, jika kamu berani mengusik pria itu,dalam semalam keluargamu bisa habis, dan sekarang kamu keluarga ku, jadi diamlah atau aku yang akan membuat mu diam," kata Gatot.
Kiki tak mengira jika pria itu akan sangat berkuasa, bahkan suaminya yang juga terkenal kaya dan berkuasa tak berani mengusik Ndoro Shaka.
Bu Ageng menyisihkan hadiah untuk Laila dan yang lain, dia tak mengira jika Ndoro Shaka akan memberikan semua ini.
terlebih mahar yang di berikan juga sangat banyak, Laila belum bisa tidur, dia tak mengira jika sekarang dia merasakan hal aneh.
Akhirnya dia pun terlelap tidur, sedang di area kebun karet, lagi-lagi seorang wanita tahanan mencoba kabur.
dia adalah Ningsih seorang gadis muda yang di janjikan pekerjaan malah di jadikan pemuas nafsu.
bahkan sekarang dia sering melayani keempat pria itu, "aku harus lari, mbak Julaikah berbohong, dia bilang akan melaporkan semua ini pada warga, nyatanya dia tak datang sampai selama ini."
dia terus berlari menuju ke arah pintu gerbang selatan. Geno dengan santai melepaskan semua anjing yang sudah tidak makan seharian ini.
"silahkan makan wanita yang aromanya kalian cium ini ya anak-anak ku," katanya dengan wajah tersenyum kejam.
ketiga anjing itu langsung berlari secepat kilat dan langsung melakukan pekerjaannya.
Soli dan Sukun kembali melihat bagaimana Geno yang begitu kejam menangkap buruannya.
"karena hari ini kesalahan ku, aku yang akan bereskan, kalian tidurlah..." pria itu tersenyum
dia hilang di tengah malam, tapi tak terduga dia malah bertemu dengan Ndoro Shaka yang sedang berburu.
"tak ku kira kamu juga bisa melakukan kesalahan karena wanita Geno,"
"ngapunten Ndoro, saya lengah karena seorang wanita," kata Geno berlutut di depan pria itu.
"tenang aku sudah membunuhnya dan anjing mu sedang makan,biarkan saja mereka puas, saat sudah puas, bereskan,dan jangan sampai kejadian buruk ini terulang setelah istriku datang, atau kamu tau apa yang aku bisa lakukan," kata Ndoro Shaka.
"baik Ndoro," jawab Geno.
tanpa sengaja mereka melihat seorang pria terduduk melihat apa yang terjadi, pria itu melihat ke arah Ndoro Shaka dan Geno.
"pembunuh, tolong mayat!!" teriak pria itu.
"brengsek, kenapa ada masyarakat yang berani masuk wilayah ku!!" marah Ndoro Shaka.
dia mengambil cambuk miliknya dan mencambuk ke leher pria itu dan menariknya hingga terjatuh.
"siapa kamu berani masuk ke area rumah ku," marah Ndoro Shaka.
"maafkan saya Ndoro,saya hanya buruh sadap karet, dan saya kemalaman karena ketiduran, saya janji tak akan mengatakan bahwa saya melihat semua ini," kata pria itu.
"baiklah kalau begitu, maaf menakuti mu, kamu bisa pulang, silahkan," kata Ndoro Shaka dengan senyum yang sopan.
"matur sembah nuwun Ndoro," jawab pria itu.
pria itu pun langsung mundur dan berbalik badan, dan dengan sekali tebas, kepala pria itu putus dari lehernya.
"kau kira aku akan membuat celah sedikit pun, tidak akan," kata Ndoro Shaka yang tanpa ampun.
bahkan Geno tak mengira akan melihat mayat Ningsih yang tertancap anak panah di leher dan jantungnya.
tapi saat mereka akan pergi, salah satu anjing menggonggong dengan keras, dan tanpa basa-basi Ndoro Shaka langsung melesatkan anak panahnya dan mengenai sasaran.
dan dengan parang yang sama, dia pun membunuh pria tua itu, "malam yang kacau, minta bantuan teman-teman mu dan bereskan," kata Ndoro Shaka.
"baik Ndoro," jawab Geno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🎎 Lestari Handayani 🌹
bener" sadis 😨
2022-09-09
0
Sumawita
duh sadis banget ndoro Shaka
2022-09-09
0