Wanita itu lari sebisa mungkin, dia tak peduli dengan rasa sakit yang dia rasakan karena terkena duri atau bahkan luka dari semak-semak di perkebunan itu.
dia hanya ingin lari dari tempat terkutuk ini, dia tak mengira jika janji manis itu harus di bayar sangat mahal.
sebuah rayuan manis yang di lontarkan Ndoro Shaka menjeratnya, tapi langkahnya terhalang sebuah dahan pohon yang jatuh.
"aaa... aku tak boleh lemah, aku harus pergi, sebelum mereka datang ke sini dan menyeret ku ke dalam neraka ini lagi," gumamnya.
dia pun berusaha bangkit dan menahan rasa sakit di kakinya, dia sudah tak bisa lagi dan hanya bisa berjalan tertatih.
"ya Gusti... tolong selamatkan aku.." doa wanita itu.
perlahan dia bisa melihat gerbang dari perkebunan di sebelah timur karena ada ukiran naga.
"Alhamdulillah..."
sebuah tombak menembus tubuhnya, darah pun memancar keluar dari tubuh wanita itu.
"bongko wes awak mu," kata Geno.
Julaikah pun mati dengan tombak menembus punggungnya hingga dada, dan dengan kejam Lidin langsung menarik tombak itu.
"bersihkan, karena ulah kalian dia hampir saja bisa kabur," marah pria itu.
"maaf mas," kata Soli dan Sukun.
mereka berdua pun langsung menyeret tubuh wanita itu dan membuangnya ke lubang yang di gunakan untuk membuang sampah.
"bikin repot saja, dasar wanita udik sialan," marah Geno yang cukup ngos-ngosan.
mereka langsung menguburkan jasad itu begitu saja, dan kemudian pergi seperti tak tejadi apa-apa.
sedang di aula pertunjukan yang ada di istana Bangura milik Ndoro Shaka.
pria itu sedang menyiapkan wayang-wayang istimewanya, untuk melakukan pertunjukkan yang memukau untuk menunjukkan siapa calon istrinya.
ponselnya berdering, "iya nduk, ada apa?"
"apa maksudmu onok seng minta Laila, siapa yang mau menantang ku, dia cari mati,sebutkan namanya.." kata Ndoro Shaka yang langsung marah.
"...."
"baiklah, tak ada yang boleh berani memiliki Laila selain aku,ngerti awakmu," kata pria itu yang langsung menutup telponnya.
dia yang marah langsung keluar dari aula penyimpanan khusus itu, "Geno, Sukun, Soli, Lidin! rene!!" panggil pria itu dengan suara keras.
"inggeh Ndoro," jawab keempat orang itu.
"kalian tau keluarga Sukoco, malam ini aku mau keluarga itu di bereskan, dan jangan sampai aku mendengar tentang keluarga itu lagi setelah ini," perintah Ndoro Shaka.
"laksanakan Ndoro,"
keempatnya pun langsung pergi, untuk melaksanakan tugas dari pria itu.
"sepertinya keluarga Sukoco membuat kesalahan, hingga kita di tugaskan seperti ini," kata Soli.
"tidak usah banyak omong, sekarang kita bereskan semuanya, dan lakukan dengan bersih," kata Lidin yang memang lebih senior di banding yang lain.
sedang tak di duga, mbak Juminten datang karena undangan dari Ndoro Shaka.
wanita itu bahkan berdandan seperti pengantin untuk menggoda Ndoro Shaka yang memang terkenal sangat kaya raya itu.
dia pun sampai di pendopo rumah bergaya klasik Jawa dengan bale pendopo sangat luas.
"Sugeng siang Ndoro," kata mbak Juminten yang duduk di depan pria itu
"kenapa duduk di bawah,ayo ikut masuk kita bicara di dalam,mbok tum, mbok jah, tolong siapkan minuman untuk tamu cantik ini," kata Ndoro Shaka yang menyentuh dagu dari mbak Juminten dan membuat wanita itu berbunga-bunga.
"matur sembah nuwun Ndoro," jawab wanita itu.
pintu istana Bangura tertutup dan Ndoro pun berjalan dengan angkuh dan menyeringai.
sedang keempat orang itu beraksi di malam itu merampok keluarga Sukoco.
mereka langsung membunuh semua orang yang ada di rumah itu tanpa ampun.
Lidin melihat ada foto keluarga yang terpajang di dinding rumah, "hei masih ada satu anak yang belum di bereskan, cepat cari kita selesaikan,"
"iya cak," jawab ketiganya.
Lidin membuka kamar yang dia tak menemukan siapapun, gadis itu bersembunyi di dalam lemari dan menutup mulutnya ketakutan.
pasalnya pria bertopeng itu membawa golok yang berlumuran darah keluarganya.
bahkan dia pun hanya bisa menangis saja dalam diam saat mendengar teriakan dari keluarganya yang di bantai.
Lidin akhirnya akan keluar dan mencari di tempat yang lain,saat tak sengaja dia mendengar suara di kamar itu.
gadis itu tak sengaja hampir berteriak karena melihat tikus, "ya Allah... tolong selamatkan aku,"
gadis itu sudah tak melihat Lidin di kamar itu dan mengira jika sudah aman, nyatanya Lidin malah membuka lemari dan menemukan gadis muda itu.
"ketemu!!!"
"tolong penjahat!!" teriak gadis itu yang langsung di benturkan oleh Lidin ke lemari dengan keras.
setelah gadis itu pingsan, Lidin pun menikmatinya itu sebelum pergi, dan ketiga temannya pun bergabung.
meski gadis itu sadar tapi dia sudah tak bisa berontak, setelah puas, Lidin langsung membunuh gadis itu.
mereka pun pergi dengan semua hasil jarahannya, semua pun sudah ludes dan satu keluarga tewas dengan mengenaskan.
sebelum pergi mereka membuat seolah-olah rumah itu terbakar karena korsleting listrik.
dan lagi mereka menebar paku di sepanjang jalan agar tak ada yang bisa melaluinya dan menolong keluarga itu.
dalam satu malam, keluarga yang mengharapkan bisa meminang Laila pun beres.
sedang di rumah Laila, gadis itu sedang melakukan perawatan, dan Bu Ageng sudah mendapatkan surat jika Laila menjadi siswi lulusan terbaik.
dan Kiki mendapatkan rangking lima, tapi itu tak berguna karena kedua anaknya akan jadi istri dari keluarga yang terpandang.
"ngapunten nyai," kata mbok e yang menghampiri nyonya rumah yaitu Bu Ageng.
"ada apa mbok?" tanya wanita itu.
"anu.. anu nyai, non Laila tidak mau melakukan mandi uap," kata mbok e.
mendengar itu bu Ageng langsung bangkit dan berjalan cepat menuju ke area khusus di rumah itu.
dia langsung masuk dan melihat Laila yang masih belum melakukan mandi uap, "kenapa kamu tidak mau?" tanya Bu Ageng yang hampir kehilangan kesabarannya.
"ngapunten ibu, Laila takut dengan tempat sempit, Laila seperti tidak bisa nafas," jawab gadis itu ketakutan.
"ya Gusti... mbok e,bantu aku melepaskan baju ku, biar aku melakukan mandi uap bareng Laila," kata Bu Ageng.
mbok e kaget, pasalnya itu akan sangat menghawatirkan karena Bu Ageng adalah orang yang sangat menjaga tubuhnya.
akhirnya keduanya duduk di dalam ruangan yang di buat khusus seperti kurungan yang kedap bahkan uap dari air ramuan itu tak bisa keluar.
Bu Ageng mendorong tempat yang air panas beruap aromatik itu ke dekat area sensitif milik Laila.
Laila pun memejamkan matanya karena rasa panas itu, "ibu..." lirihnya.
"ingat Laila, jika kamu ingin di sayang suami mu lakukan ini seminggu sekali dan terus minum jamu untuk merawat tubuh mu, jika tidak kamu akan kehilangannya," kata Bu Ageng mengingatkan.
"inggeh bu, maafkan Laila..." kata gadis itu yang tak tahan lagi.
akhirnya Bu Ageng menarik benda itu agar kembali ke tengah dan menunggu sampai air panas itu dingin.
Laila tak mengira jika perawatan kali ini bisa begitu menakutkan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🎎 Lestari Handayani 🌹
ya Allah ternyata ndoro Shaka mengerikan sekali
2022-09-03
0