Laila menyuguhkan dua piring nasi goreng dan juga teh panas, "ini sama ibu juga toh?" kata Bu Ageng menggoda putrinya itu.
"boleh Bu,silahkan di cicipi masakan Laila, semoga rasanya tidak seburuk yang terlihat dari penampakannya," kata Laila.
"baik, mari kita coba," kata Ndoro Shaka yang cukup penasaran.
satu suap, pria itu seperti menunjukkan wajah yang cukup biasa, bahkan ekspresi wajahnya datar.
"aduh... kok enak," puji Bu Ageng.
"rasanya sudah sempurna, tapi bagiku sedikit terlalu manis kurang pedas, karena aku tak suka manis," kata Ndoro Shaka.
"maafkan saya kang mas, seharusnya tadi saya tanya, maafkan kebodohan ku," kata Laila panik.
"tidak apa-apa, kamu masih tahap belajar jadi tak masalah," kata pria itu.
setelah makan nasi goreng semua pun beristirahat karena besok ada acara lagi.
di istana Bangura semua sedang bersiap untuk acara besok, beberapa kerabat datang ke tempat itu.
dan tak ada yang di izinkan masuk ke bangunan rumah utama, terutama pemilik rumah sedang tak ada.
semua tak mengira jika sudah melajang sampai selama ini akhirnya Ndoro Shaka ingin menikah.
keesokan harinya, semua di rumah sangat sibuk, Ndoro Shaka sudah bersiap di kamar bersama Tirto.
"apa kamu menjaganya dengan baik? ku tak suka barang cacat," kata Ndoro Shaka yang sedang memakai beskap Jawa.
"aman Ndoro, kami susah memastikan jika dia tak akan bangun,dan aku menugaskan putra ku untuk menjaganya," kata pak Tirto.
"bagus, tapi ingatlah jika putra mu itu seorang pria, jangan sampai dia merusak barang yang sudah aku incar," kata Ndoro Shaka dengan suara sedikit mengancam.
"naik Ndoro saya mengerti," jawab pak Tirto.
semua rombongan susah datang, bahkan rombongan keluarga Ndoro Shaka sangat banyak dengan mobil yang sangat mewah tanpa tanding.
bahkan ada sekitar dua puluh lima mobil yang datang, belum lagi mobil khusus untuk seserahan.
Ndoro Prapto tak kaget, pasalnya banyak pejabat yang ikut, karena Ndoro Shaka adalah orang paling berkuasa.
semua di persilahkan masuk, Ndoro Shaka dan Laila kini juga di tuntun keluar dari dalam rumah.
keduanya langsung duduk di tempat yang di sediakan, dan para orang tua sedang menentukan tanggal pernikahan yang ternyata di setujui dua Minggu dari sekarang.
karena Ndoro Shaka tak ingin terlalu lama, akhirnya acara tukar cincin dan Laila pun terus tersenyum.
setelah itu Ndoro Shaka pamit karena susah meninggalkan pekerjaan selama lima hari.
tak sebelum pergi pria itu mencium tangan Laila dan juga keningnya, "jaga dirimu, jangan sampai mengecewakan ku,"
"baik kang mas," jawab Laila yang tersenyum manis.
"aku suka istri yang penurut, dan terus Raat tubuh mu, Krena aku tak ingin punya istri yang ada cacat sedikitpun," kata Ndoro Shaka.
"iya kang mas, aku akan selalu menuruti perintah anda, dengan melakukan perawatan secara rutin."
akhirnya rombongan itu pergi, dan Laila bisa bernafas lega, saat ibunya sibuk melihat seserahan yang di berikan.
Laila hanya bisa menangis di dalam kamarnya, dia tak ingin seperti ini menjadi istri saat dia ingin melanjutkan sekolah.
jika tidak dia ingin mengajar menari anak-anak di desa itu karena itu impiannya.
tapi apa boleh buat, Laila hanya harus terus patuh terhadap orang tuanya.
sedang di tempat Ndoro Shaka, sesampainya di rumah setelah perjalanan dia jam.
pria itu langsung berganti baju dan bersiap untuk membuat wayang kulit untuk pertunjukan spesialnya saat pernikahan itu.
"selamat datang Ndoro," sapa Wira.
dia adalah putra dari pak Tirta yang juga ikut melayani keluarga Notonegoro Kusumo.
tak hanya itu sebelum melakukan rencananya, dia memastikan jika gadis itu tak di sentuh.
dan setelah yakin dan memastikan bersih,dia meminta Wira dan pak Tirto melakukan yang biasanya di lakukan.
"buat dia sadar dan kemudian kalian keluarlah karena ini urusan ku," kata pria itu dingin.
"baik Ndoro," kata Wira.
tak lama Vera perlahan sadar dan kaget melihat pria yang menebas tangan dan kaki tunangannya saat mereka bertemu di pesta Kiki.
"selamat menikmati," kata pria itu.
Vera ingin berteriak tapi mulutnya sudah tersumpal kain, belum lagi dia di ikat terbalik seperti hewan kurban.
dia melihat ada seseorang yang berdiri di depannya, kali panjang mengenakan jas hujan.
dia mencoba mengangkat kepalanya dan melihat siapa dan apa yang ingin di lakukan.
tapi pandangannya tak bisa menerawang siapa itu, terlebih dia memakai baju yang sangat rapat dan rasa dingin ini menusuk tulang.
perlahan Vera merasakan tubuhnya mulai seperti di sayat perlahan, rasa sakit itu sangat menyiksanya.
bahkan darah segar mengalir, tapi pria itu nampak sangat tenang dan profesional.
tak hanya itu, setelah bagian punggung kini giliran kulit yang lain, darah juga di taruh wadah untuk di buat sesuatu.
akhirnya gadis itu perlahan mati dalam siksaan yang sangat menyakitkan, bahkan kulit di tubuh gadis itu sudah di ambil seluruhnya.
setelah itu, pria itu mulai menaruh kulit-kulit itu yang dia potong dengan sempurna.
dan membiarkan kering sebelum dia bisa membuat apa yang dia inginkan.
"bereskan semuanya," perintah Ndoro Shaka yang dengan wajah datar keluar dari ruangan itu.
"baik Ndoro," jawab keempat pria itu.
mereka mengubur gadis itu di tengah kebun karet dan kebun duren,anggap saja mereka memberikan pupuk pada pohon-pohon disana.
Ndoro Shaka kini berendam untuk menikmati waktunya, tak lupa air mandinya di taburi mawar dan melati.
pria itu pun perlahan di siram dengan darah gadis yang masih perawan untuk menambah ketampanannya.
itulah kenapa pria itu tetap awet muda, dan bagi semua pekerja dan abdi di istana Bangura tidak ada boleh yang buka suara atau membantah pria itu.
itulah kenapa semua orang di sana sangat patuh, tapi mungkin sedikit perubahan bisa membuat istana itu mengalami goncangan.
terlebih sosok wanita cantik yang akan bisa membuat semua orang berubah, atau dia akan mengikuti kekejaman dari pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments