mereka sampai di kamar utama tempat itu, Laila pun kaget karena dia di bawa ke kamar oleh Ndoro Shaka.
"kang mas, kenapa kita kesini, tolong jangan seperti ini,saya takut," kata Laila memohon
tapi pria itu menidurkannya di atas ranjang, "kenapa takut,sebentar lagi ini akan jadi tempat tidur kita, jadi jangan terbebani," kata pria itu dengan wajah tersenyum penuh arti.
"tapi tetap saja tak baik kang mas, memang apa yang ingin anda tunjukkan?" kata Laila yang tak mengira kamar ini memiliki aroma yang dia sukai
"setelah pernikahan kita nantinya, tolong jangan mengunakan baju seperti ini saat kita di rumah terutama saat ingin tidur, coba buka kenari kayu besar yang ada ukiran emas itu, itu harus kamu kenakan setelah kita sah menikah,"perintah Ndoro Shaka.
Laila pun turun dan menuju ke lemari yang di maksud, ternyata lemari itu ada tiga pintu kupu tarung.
dia pun kaget saat melihatnya, pasalnya semua baju di lemari itu sangat pendek dan seksi menurutnya.
"kang mas, tapi ini baju apa,kenapa baju ini penuh dengan tali-tali," bingung Laila
"kamu harus menggunakannya setelah menikah untuk tidur,lemari tengah untuk baju sore dan lemari samping kanan itu adalah baju pagi hingga siang, aku beritahukan kepada mu,aku adalah orang yang paling terorganisir dan tak suka orang yang ceroboh, jadi kamu harus ingat itu," kata Ndoro Shaka
"baik kang mas, boleh kita keluar saya tidak nyaman," kata Laila
Ndoro Shaka pun mengajak gadis kesayangannya itu keluar rumah, dan tak di duga.
Ningrum sudah menunggu di depan kamar dengan wajah marah. "oh ternyata ini kesibukan mu, membawa hadis muda untuk kamu nikmati, aku kasihan dengan calon istrimu itu, bagaimana jika dia tau kelakuan Ndoro Shaka yang selalu di elu-elukan oleh masyarakat, ternyata hanya seorang cabul,"
"tutup mulutmu Ningrum, dia adalah calon istriku dan nyonya rumah ini, bagaimana bisa mulut busuk mu itu mengatakan hal menjijikkan itu," marah Ndoro Shaka.
"aku aneh, kamu itu yang aneh, dasar pria menyebalkan, aku yang selama ini mengejar mu dan ingin selalu menjadi istrimu, bahkan aku sudah belajar dan mempersiapkan diri tapi kamu malah memilih bocah kecil ini," marah wanita itu lepas kendali.
"hentikan ucapan konyol mu itu, Tirto, Wira, kenapa kalian bisa membiarkan wanita ini hingga sampai datang ke kamarku, bawa pergi atau kalian yang akan dapat konsekuensinya," ancam Ndoro Shaka.
"maafkan kami Ndoro," kata pak Tirto yang langsung membawa Ningrum bersama dengan Wira.
Laila hanya bisa menangis mendengar setiap ucapan Ningrum, dia tak mengira jika pernikahan ini akan melukai wanita lain.
Ndoro Shaka memeluk Laila dan membawanya ke kamar, "jangan uang mas, izinkan saya pulang saja, saya tak sanggup jika harus melihat ada wanita yang terluka lagi karena saya,"
"kenapa kamu bilang seperti itu, padahal itu bukan salahmu, karena mereka saja yang terlalu memandang tinggi dirinya, padahal aku tak pernah mengatakan apapun pada mereka sedikit pun."
Laila pun diam, dia seperti terhipnotis saat melihat mata dari pria matang di depannya itu.
dia pun tanpa sadar menurut dan sekarang sudah merebahkan diri di ranjang empuk milik sang calon suami.
Laila hanya bisa mendesah saat pria itu mulai mencumbunya, tapi entah kesadaran dari mana dia pun menghentikan pria itu.
"jangan kang mas, kita belum sah, lebih baik tahan hasrat untuk itu," kata Laila.
"baiklah, kalau begitu sekarang istirahat dulu, dan tolong tetaplah seperti ini karena aku lelah," bisik Ndoro Shaka yang kembali tak mampu di tolak oleh Laila.
akhirnya mereka pun tidur bersama di ranjang yang sama, sedang Ningrum sudah di usir pulang.
"Geno... beri peringatan," kata pak Tirto yang tau jika Ndoro Shaka pasti akan melakukan itu karena Ningrum sudah menganggu dia dan calon istrinya.
"baik pak Tirto, mau ikut Wira?" tanya Geno.
"boleh pak?"
"tentu, kamu juga harus belajar bagaimana harus jadi pelindung keluarga Notonegoro Kusumo," kata pak Tirto dingin.
mereka berdua berangkat mengunakan dua motor trail, setelah itu mereka mengambil truk dengan plat nomor palsu.
mereka mengejar mobil mewah milik Ningrum dan dua pengawalnya.
setelah di jalanan yang cukup sepi dan aman, mereka pun menyerempet mobil itu hingga kehilangan kendali.
sedang mereka langsung Kabir menjauh dari tempat kejadian, mobil itu sudah menabrak pohon dengan keras.
bahkan bemper depan mobil hancur, Ningrum pingsan dengan luka di tubuhnya, sedang dua pengawalnya terluka parah.
beruntung seorang pengemudi truk lewat dan segera menghubungi polisi dan rumah sakit.
"kenapa tidak langsung membunuhnya, bukankah itu lebih menarik mas Geno?"
"tak semudah itu tole, kalau membunuh itu butuh perintah Ndoro, dan bagaimana rencananya itu juga atas perintah Ndoro, tapi untuk sekarang tidak, terlebih keluarga Ningrum juga bukan orang biasa," jawab Geno.
"apa Ndoro pernah takut?"
"kamu pernah melihat Ndoro takut sesuatu, dia itu pria paling tidak mengenal emosi yang pernah aku temui, jika dia pernah takut, bagaimana dia bisa melakukan hal sekejam itu menguliti manusia dalam keadaan hidup," kata Geno menjelaskan.
Wira juga tau dari kecil, bagaimana pria itu menatap sesuatu tanpa berkedip, tapi saat dia menyukai sesuatu, maka dia akan menikmati miliknya itu hingga rusak dan tak bisa di gunakan.
truk sudah sampai di gudang lama itu, terlihat beberapa orang sedang berjaga, mereka menyapa Geno dan Wira.
"mereka adalah pengawal di sini, kamu bisa memilih mau mengunakan mobil apa, bukan karena di istana Bangura tidak ada mobil, jadi Ndoro itu miskin, tapi di dalam gudang ini, ada setiap jenis mobil yang di sukai oleh Ndoro, kamu mengerti?"
"benarkah, soalnya saya baru pertama kesini, dan baru tau ternyata ini bukan hanya pabrik tempat pemotongan dan pengeringan tembakau saja,"jawab Wira.
"tentu bukan, ini adalah tempat beberapa hal di kerjakan, sudahlah saat kamu mengantikan posisi ayahmu kamu akan tau Semuanya," kata Geno.
mereka berdua menuju rumah, dan melihat mobil dari Laila masih di halaman istana Bangura.
Wira memilih untuk ikut Geno ke tempat istirahat keempat centeng kepercayaan sang Ndoro.
"loh ini supir nyai toh,kenapa mas kok kayak kaget gitu?" tanya pria Wira dengan sopan.
"tadi di kebun karet,saya pas kencing gak sengaja melihat ada mas sukun sedang hohohihe dengan salah seorang perempuan, itu gak papa ya? kok gak takut ketahuan Ndoro atau Abdul dalem d
sih," tanya pria itu.
"itu sudah biasa, yang mungkin mas lihat itu istrinya sukun, mas gak tau kalau keluarga kami Semuanya kerja di sini," kata Geno enteng.
"owalah ya Allah tak kira mas, ya wes kalau istrinya, makanya kok gak takut, tapi kebun karet ini berapa hektar ya kok kayak hutan, belum lagi ada kebun kelapa dan kebun palawija di belakang rumah utama ini?"
"wah saya juga kurang jelas mang, tapi yang bekerja di sini saja untuk area perkebunan ada tujuh puluhan orang,jadi mungkin ya sangat luas," jawab Geno.
Wira Pergi tadi untuk memperingatkan sukun jika ada tamu jangan berbuat gila,atau bisa mempengaruhi nama Ndoro Shaka.
"saya jadi lama ini nunggu non, apa lebih baik saya tinggal saja ya," bingung supir dari Laila.
"itu lebih baik biar nanti Lidin dan Wira yang mengantarkan nyai pulang," kata pak Tirto mengejutkan supir itu
"ya Gusti... bikin kaget saja pak," kata supir itu lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments