Labirin Sihir 2

Labirin sihir, sebuah tempat berbentuk bulat. Dimana semua yang berada di dalamnya harus bisa keluar dari sana. Dengan kemampuannya sendiri. Tanpa bantuan kekuatan sihir sama sekali. Terutama kekuatan pikiran. Karena begitu kau masuk ke sini. Dinding labirin itu, akan langsung memblokir kekuatan pikiranmu.

Dinding labirin mengandung sihir yang memungkinkan pikiran siapapun tidak bisa menembusnya. Baik masuk atau keluar.

"Kita harus segera keluar dari sini." Ucap Luis. Bangun dari tidurannya, masih menatap sekelilingnya. Lalu beralih melihat Ara. Yang masih terduduk. Luis melepas jasnya. Lalu memakaikannya di tubuh Ara, yang hanya memakai blus kerja.

"Tidak mau," tolak Ara.

"Tempat ini semakin lama akan terasa semakin dingin," desis Luis. Pria itu berjongkok di depan Ara. Memakaikan paksa jas miliknya. Baru setelah itu Luis melepas dasinya, lalu menggulung kedua lengan kemeja hitamnya.

"Aku tahu, aku tampan," tebak Luis. Sebab ia tidak bisa menggunakan kekuatan pikirannya di sini.

"Narsis sekali dia," gerutu Ara, berusaha bangun dengan berpegangan pada satu tangan Luis. Luis seketika dengan lembut menarik Ara bangun.

"Kau berhutang jawaban atas semua pertanyaanku," Ara berkata ketus.

"Kita lihat saja nanti," Luis berucap ambigu. Sebab satu sisi dirinya tidak mau membohongi Ara. Tapi satu sisi, Luis takut Ara akan meninggalkannya begitu tahu kalau dia vampir.

Ara hanya bisa menarik nafasnya geram. Mendengar jawaban yang tidak pernah pasti dari Luis.

"Jadi kita mulai dari mana?" Akhirnya Ara bertanya.

"Menurutmu?"

"Kanan lebih bagus. Semua hal baik dimulai dari kanan."

"Siapa bilang? Aku bilang kiri."

"Ya terserah kalau mau ke kiri. Aku mau ke kanan. Bye...." Ara berucap lalu berlalu dari sana.

"Ara...Ara...tunggu " Luis akhirnya menyusul Ara. Dia tidak mungkin meninggalkan Ara di tempat ini.

"Pintu masuk adalah pintu keluar."

"Kau tahu semua ini?"

"Tidak juga. Hanya saja seseorang pernah bercerita padaku soal Labirin sihir.

"Berarti dia pria aneh juga sepertimu?"

"Aku tidak aneh ya. Aku ini tampan. Asal kau tahu. Bahkan dunia mengakuinya."

"Tapi aku tidak!"

"Haisshhh, kau ini."

"Padahal jelas-jelas aku dengar kau bilang aku tampan," batin Luis.

Sampai kemudian tiba-tiba, Luis berhenti. Menarik tangan Ara untuk mundur.

"Apa yang kau tahu soal labirin?" Tanya Luis.

"Tempat yang menyenangkan untuk bermain..."

"Menyenangkan hatimu. Ini labirin...."

"Dengarkan dulu kalau orang lain ngomong." Potong Ara cepat. Luis langsung ternganga. Ucapan Ara sama persis dengan ucapan ayahnya.

"Karena katamu ini labirin sihir. Mungkin banyak jebakan didalamnya."

"Tumben pintar," cengir Luis.

"Aku memang pintar tahu," gerutu Ara.

"Nah jebakannya ada satu depan mata tu," Luis menunjuk labirin di depannya dengan dagunya.

"Apaan? Tidak ada apa-apa," Ara melangkah maju. Menginjak rumput sembarang. Hingga tiba-tiba, Ara memundurkan langkahnya. Ketika lantai hijau yang dia pijak, tiba-tiba runtuh, meninggalkan lantai berwarna hitam. Namun ada pendar cahaya berwarna merah dari dalamnya

"Haaaa? Luis itu api!" Ara bertanya. Menunjuk ketakutan ke arah lantai hijau yang hilang tadi.

"Itu tantangannya. Kau salah menginjak lantai. Dan api itu siap membakarmu."

Ara bergedik ngeri, mulai ciut nyalinya. Bagaimana kalau dia salah melangkah. Baru juga membuka mata. Masak sudah harus ditutup lagi.

"Ayo jalan!" Ucap Luis. Mengulurkan tangannya pada Ara.

"Tapi kalau nanti jatuh...."

"Mati dong. Kok pakai nanya."

"Aku tidak mau mati ya!" Galak Ara.

"Ya sana diskusi sama yang punya hidup."

"Luis...!"

"Ikuti langkahku. Dan kujamin kau akan selamat sampai depan sana," Luis berucap masih dengan tangan terulur. Ara sejenak ragu untuk menggapai tangan Luis.

"Percayalah padaku. Aku tidak akan membiarkanmu terluka," Luis bicara sepenuh hati. Hingga Ara akhirnya menyambut tangan kokoh Luis, namun terasa dingin di kulit Ara.

"Luis kau kedinginan?" Tanya Ara.

"Tidak," Jawab Luis mulai melangkahkan kakinya. Satu langkah, tidak ada yang terjadi, satu lagi dan masih aman. Begitu seterusnya. Dan selama itu, Ara menurut. Melompat setelah Luis melompat. Dan berakhir dengan satu lantai diisi oleh keduanya.

Terkadang saking sempitnya lantai yang mereka pijak. Tubuh keduanya harus saling berhimpitan.

"Ara...."

"Maaf," Ucap Ara karena sekali lagi menginjak kaki Luis.

"Lantainya sempit sekali," gerutu Ara. Namun pria di depannya hanya diam. Mereka sudah melewati satu baris menyudut dari bagian pertama.

"Menurutmu bagaimana?" Tanya Luis. Ara berpikir sejenak. Melihat pola yang telah mereka buat.

"Ini sudah habis apa belum?" Gumam Ara.

"Hanya satu cara untuk mengetahuinya," Luis menjawab. Lalu mencoba menginjak lantai hijau persis di depan kakinya. Dan surprise lantai itu runtuh, memperlihatkan cahaya merah di bawahnya.

"Masih belum," Luis berucap. Pria itu menarik nafasnya. Lalu mencoba melangkah.

"Kalau tebakanku benar. Maka polanya akan seperti....ini," Ara melompat lebih dulu. Dan berhasil. Lantainya tidak runtuh. Luis langsung tersenyum.

"Itu baru pintar " Puji Luis. Dan pria itu kali ini membiarkan Ara memimpin. Hingga satu pola kembali mereka selesaikan.

"Yeyyyy...." Ara bersorak senang. Ketika mereka berhasil melewati tantangan pertama mereka. Lantai itu meninggalkan jejak satu pola menyudut. Dengan sisa lantai runtuh. Meninggalkan cahaya berwarna merah dari api di bawahnya.

"Tidakkah ini terlalu mudah?" Tanya Ara.

"First round kan biasanya begitu," balas Luis, berjalan mendahului Ara.

"Luis tunggu," Panggil Ara, lagi-lagi membuat Luis tersenyum mendengarnya.

"Masih ronde pertama. Jangan senang dulu."

"Aku bukan senang soal tantangannya."

"Lalu soal apa?"

"Aku senang kau mau memanggil namaku. Terdengar manis," goda Luis. Ara langsung memalingkan wajahnya, malu.

Mereka berjalan menyusuri lorong labirin itu. Berbelok, memutar. Entahlah, mereka sendiri tidak tahu kemana keduanya pergi.

"Perasaan hanya berputar-putar saja."

"Namanya labirin kan begitu. Semua tampak sama."

"Padahal...."

"Memang sama," Luis menjawab. Ara langsung mendengus kesal. Gadis itu berlari lebih dulu. Meninggalkan Luis.

"Jangan jauh-jauh, Ara," Luis memperingatkan.

Hingga satu teriakan dari Ara membuat Luis berlari ke arah suara gadis itu. Luis langsung panik. Melihat Ara yang berada di atas dengan belitan akar pohon di tubuhnya.

"Luis....!" Teriak Ara panik.

Belum sempat Luis melepaskan Ara. Pria itu sudah digantung terbalik dengan kepala berada di bawah.

"Hah! Dia malah lebih parah," gerutu Ara terus berontak dari belitan akar itu, yang bukannya lepas. Malah semakin erat membelit tubuhnya.

"Diam kau!" Desis Luis. Pria itu juga tidak kalah keras berusaha melepaskan diri dari gantungan akar pohon, yang semakin banyak membelit tubuh mereka.

"Aaaargghhhh! Luis berteriak. Dia mulai sesak. Digantung dengan kepala terbalik. Jelas memberi efek sesak dua kali lebih cepat. Daripada Ara yang posisinya normal.

Cukup lama keduanya bergelut dengan akar-akar itu, seolah ingin meremukkkan tulang-tulang mereka. Hingga akhirnya, Luis melihat Ara yang tenggelam diantara akar-akar pohon itu.

"Ara....Ara....!" Panggil Luis panik. Pria itu semakin kuat berusaha melepaskan diri. Tapi tidak berhasil, justru dirinya semakin lemas. Karena tenaganya mulai terkuras habis.

"Ara.....!" Teriak Luis. Mengira kalau Ara benar-benar hilang. Ditelan ribuan akar pohon. Hingga satu suara membuat Luis merasa lega.

"Apa sih teriak-teriak!"

Luis langsung mencari sumber suara. Dan melihat Ara yang berdiri dibawahnya. Tampak baik-baik saja. Meski rambutnya berantakan.

"Kau baik-baik saja? Aarghhh," Luis meringis ketika kakinya terluka. Darah tampak mengucur di pergelangan kaki pria itu.

"Kau terluka Luis."

"Biarkan saja. Nanti juga sembuh. Sekarang bebaskan aku," pinta Luis.

"Kau sendiri yang bisa melakukannya."

"Caranya?"

"Tenangkan dirimu. Lalu lemaskan dirimu."

"Nanti dia makin mencekikku," sengal Luis.

"Coba saja dulu."

Luis tampak ragu.

"Terserah kalau tidak percaya. Mati saja sana."

"Ara...."

"Makanya dicoba dulu."

Luis perlahan mulai menenangkan diri. Namun dengan darah yang sudah mengalir ke kepalanya, membuat pria itu sulit berkonsentrasi.

"Susah Ara."

"Coba terus."

Ara terus menyemangati Luis. "Konsentrasi. Tenangkan diri. Berhentilah bergerak. Lalu lemaskan tubuhmu."

Luis berusaha mengikuti saran Ara. Mulai berkonsentrasi meski kepalanya serasa mau pecah. Setelah dia merasa mulai tenang. Belitan akar itu mulai melonggar. Lalu Luis melemaskan seluruh tubuhnya. Dan ajaib. Akar-akar itu langsung melepaskan Luis, pria itu langsung meringis. Ketika tubuhnya serasa dibanting di lantai labirin itu.

"Busyet dah. Punggungku," keluh Luis.

"Tidak apa-apa?" Tanya Ara.

"Remuk, Ara," Luis berdiri sambil memegangi pinggangnya yang terasa ngilu.

"Kemarin gelut sama Tera, oke-oke aja."

"Yang itu kan pakai....jangan dibahas." Luis langsung berhenti ketika sadar. Ara tengah memancing Luis soal kejadian waktu itu.

****

Episodes
1 Siapa Dia?
2 Perintah Hellas Verona
3 Aku Seorang Pemberontak
4 Pure Blood Dan The Chosen One
5 Akankah Tebakanku Benar?
6 Permainan Dimulai
7 Putra Mahkota Pilihan
8 Luis Dan Ara
9 Bukan Jelek Tapi Mengerikan
10 Vampir Dengan Logika
11 Sherpa Mulai Exist
12 Labirin Sihir
13 Labirin Sihir 2
14 Percayalah Padaku
15 Penuh Kejutan
16 Sepenggal Kisah Masa Lalu
17 Makhluk Cantik Dari Ras Iblis
18 Panggil Aku Lucas
19 Aku Menemukannya...
20 Kita Akan Segera Bertemu
21 Saudara Vampir Durjana
22 Standar Suami Idaman
23 Troublemaker Dunia Bawah
24 Evelyn Dan Krum
25 Cuma Beda Setelannya
26 Evelyn VS Erika
27 Rahasia Yoon
28 Kulkas Berjalan Volume Satu
29 Bertemu Sherpa
30 Rencana Sherpa
31 Deathly Sherpa's Poison
32 Pertukaran Yang Sempurna
33 Aku Akan Menunggumu
34 Cintamu Lebih Drama
35 Hari Baru Sudah Dimulai
36 Sherpa VS Minze
37 Teman Terbaik
38 The Wedding
39 The Wedding 2
40 Vampir Jomblo
41 Jenderal Perang Mode Bocil
42 Sisi Lain Dari Krum
43 Rin Dan Krum
44 Petunjuk Sherpa
45 Sumber Masalah
46 Dilema Ara
47 Olivia, Si Peri Dengki
48 Tekad Runyu
49 Bukan Menggelikan Tapi Tragis
50 Olivia Plus Evelyn
51 Aku Mencintaimu Ara
52 Dia Membahayakan Dirinya
53 Hidupmu Adalah Kekuatanku
54 Kedatangan Sherpa
55 Mari Selesaikan Semuanya
56 Pria Ular Narsis!
57 Dia Berbeda
58 Aku Akan Sabar Menunggu
59 Ancaman Untuk Ara
60 Mirip Dari Mananya?
61 Umur Bukan Jaminan
62 Bertemu Hellas Verona
63 Luis VS Krum
64 Ara Menghilang
65 Dunia Ilusi
66 Bertemu Mi Er
67 Di Kastil Putih
68 Sudah Dimulai
69 The Duel
70 The Duel 2
71 Dia Bangun
72 Akhirnya, Kebahagiaan Itu Datang
73 PENGUMUMAN SEQUAL ARA DAN PANGERAN VAMPIR SUDAH HADIR...
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Siapa Dia?
2
Perintah Hellas Verona
3
Aku Seorang Pemberontak
4
Pure Blood Dan The Chosen One
5
Akankah Tebakanku Benar?
6
Permainan Dimulai
7
Putra Mahkota Pilihan
8
Luis Dan Ara
9
Bukan Jelek Tapi Mengerikan
10
Vampir Dengan Logika
11
Sherpa Mulai Exist
12
Labirin Sihir
13
Labirin Sihir 2
14
Percayalah Padaku
15
Penuh Kejutan
16
Sepenggal Kisah Masa Lalu
17
Makhluk Cantik Dari Ras Iblis
18
Panggil Aku Lucas
19
Aku Menemukannya...
20
Kita Akan Segera Bertemu
21
Saudara Vampir Durjana
22
Standar Suami Idaman
23
Troublemaker Dunia Bawah
24
Evelyn Dan Krum
25
Cuma Beda Setelannya
26
Evelyn VS Erika
27
Rahasia Yoon
28
Kulkas Berjalan Volume Satu
29
Bertemu Sherpa
30
Rencana Sherpa
31
Deathly Sherpa's Poison
32
Pertukaran Yang Sempurna
33
Aku Akan Menunggumu
34
Cintamu Lebih Drama
35
Hari Baru Sudah Dimulai
36
Sherpa VS Minze
37
Teman Terbaik
38
The Wedding
39
The Wedding 2
40
Vampir Jomblo
41
Jenderal Perang Mode Bocil
42
Sisi Lain Dari Krum
43
Rin Dan Krum
44
Petunjuk Sherpa
45
Sumber Masalah
46
Dilema Ara
47
Olivia, Si Peri Dengki
48
Tekad Runyu
49
Bukan Menggelikan Tapi Tragis
50
Olivia Plus Evelyn
51
Aku Mencintaimu Ara
52
Dia Membahayakan Dirinya
53
Hidupmu Adalah Kekuatanku
54
Kedatangan Sherpa
55
Mari Selesaikan Semuanya
56
Pria Ular Narsis!
57
Dia Berbeda
58
Aku Akan Sabar Menunggu
59
Ancaman Untuk Ara
60
Mirip Dari Mananya?
61
Umur Bukan Jaminan
62
Bertemu Hellas Verona
63
Luis VS Krum
64
Ara Menghilang
65
Dunia Ilusi
66
Bertemu Mi Er
67
Di Kastil Putih
68
Sudah Dimulai
69
The Duel
70
The Duel 2
71
Dia Bangun
72
Akhirnya, Kebahagiaan Itu Datang
73
PENGUMUMAN SEQUAL ARA DAN PANGERAN VAMPIR SUDAH HADIR...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!