Begitu bis sekolah itu berhenti Ay langsung turun tanpa sepatah katapun, Si manja itu keluar dari bis dengan muka kesal.
Sementara EL hanya bisa menghela nafas panjang sekali lagi, “kemana kamu Al, ahh” keluh EL, dia hanya bisa berharap AL dapat menolong dirinya, karena hanya AL yang mungkin dapat memahami dirinya.
El mengikuti Ay berjalan masuk kedalam kelasnya setelah itu dia berjalan lebih jauh karena kelas mereka sebenarnya tidak sama, EL masuk kelas IPA dan kedua saudara kembarnya masuk ke IPS.
“Pagi Daniel” sapa salah seorang perempuan yang sekelas dengan EL.
EL sama sekali tidak menjawab sapaan wanita cantik itu, dia hanya menoleh dan menundukkan kepalanya sedikit lalu kembali berlalu.
“Ihh mulut kamu dijahit ya, kok dingin banget sih? Beda banget dengan saudara kembar kamu yang sangat baik dan ramah, padahal wajah kalian identik loh, kok bisa beda ya” komentar perempuan itu sambil berjalan berbarengan dengan EL.
EL menghentikan langkahnya dan menatap perempuan itu dengan wajah datarnya.
“ada masalah?” tanya EL datar.
Perempuan itu langsung menunduk malu, walau datar dan tanpa ekspresi tapi ditatap dengan mata elang El membuat siapa saja wanita akan jatuh hati atau setidaknya terpesona.
“Ehh, gak juga sih, aku Cuma kesal kitakan teman sekelas, jawab kek salam ku, kamu pelit banget mengeluarkan suara” ujar perempuan itu pelan.
EL menggelengkan kepalanya lagi, dia berbalik dan melanjutkan perjalanannya.
“ihhh menyebalkan banget sih! Untung ganteng! Harusnya dia memanfaatkan wajah gantengnya itu untuk mendekati wanita di sekolah ini, dia kan miskin pergi sekolah aja selalu pakai bis atau motor butut nya, harusnya dia contoh al” gerutu perempuan itu lagi karena EL telah meninggalkannya jauh.
“Justru itu pesona EL, dingin dan tidak terjamah, bukankah lebih menantang menaklukkan gunung Es di banding dengan Al dengan siapa saja mau” celetuk seseorang dari belakang.
“Luna! Kau mengejutkanku saja! Sorry aku tadi mulai duluan” ujar perempuan itu.
“Tenang saja Mia, aku tidak masalah kamu bergerak duluan, si gunung es saja tidak mencair jadi aku masih punya banyak kesempatan” jawab luna sambil berjalan berbarengan bersama Mia menuju kelas mereka. Kedua gadis itu memang sangat menyukai EL, mereka berdua bersahabat, tapi menyukai orang yang sama, perjanjian diantara mereka adalah siapa yang mendapatkan EL, yang lain harus iklas mundur.
“Susah banget cairkan gunung es itu, bingung cara apa lagi yang bagus, padahal saudara kembarnya Al bisa seramah itu, ibu nya ngidam apaan sih sampai sifat anaknya beda 180 derajat gitu” omel Luna.
“gak tau tapi kalau aku tau, bakal aku terapin ke anak aku nantinya” kekeh Mia.
“Loh kok gitu?” tanya luna heran.
“Iya biar anak aku bisa seganteng Al dan EL atau secantik ay, sumpah ketiga saudara itu bisa jadi apa aja dengan modal tampang mereka, walau miskin mereka bisa jadi idola atau artis atau apapun, tampang itu yang utama” ujar Mia.
“benar juga, apa lagi mereka bertiga pintar, dan bisa mendapatkan beasiswa disini, padahal disini kebanyakan hanya anak-anak orang kaya, mereka tidak terlihat miskin dengan menggunakan tampang yang menjual itu” Luna menambahkan ucapan Mia, dia setuju dengan apa yang dipikirkan Mia.
Tidak tau saja mereka ketiga saudara kembar itu memang sengaja tidak mengumbar siapa sebenarnya mereka, mereka bertiga ingin menikmati hidup tanpa kekangan, makanya selalu bersikap seperti orang miskin.
**
Al membuka matanya, dia duduk di kasurnya dan melihat keseliling, ternyata kamarnya sudah kosong.
(
AL menoleh melihat ponselnya yang terus berdering. Dengan malas pria itu mengangkat telepon itu.
“Halo” jawab Al dengan suara seraknya.
“Sayang, kok gak sekolah?” suara manja seorang wanita keluar dari ponsel itu.
“hah?” Al menjauhkan ponselnya sedikit dari telinga, untuk melihat siapa yang menghubunginya. Tertera nama ‘Yuni’ di sana. Al kini memijat kepalanya seingatnya al baru putus dari wanita yang bernama Putri? Atau Rina? Al lupa siapa saja yang pernah dia pacari.
“halo~ sayangku AL~ kamu sakit ya? Aku jengukin ya” tanya yuni beruntun dari dalam ponsel.
“Sejak kapan kita pacaran?” tanya al sambil memijat bahunya karena lelah bermain game.
“loh kemarin kamu bilang kalau kamu sudah putus aku langsung jadi pacar kamu yang selanjutnya gimana sih” gerutu gadis itu.
“ahh gitu toh, kamu dari kelas mana?” tanya Al basa basi.
“ihh al! Kita ini sekelas, makanya aku bisa tau kamu gak masuk hari ini!” seru gadis itu tidak semangat.
“lalu kenapa telepon?” tanya Al lagi.
“Kita belum meresmikan hubungan kita loh, jadi kapan kita jalan dan meresmikan hubungan kita?” ucap gadis itu mulai bersemangat.
“rayakan saja sendiri sana” Ujar Al sambil mematikan telepon itu dengan kasar tanpa menunggu jawaban dari si penelpon.
Al memasuki kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan gosok gigi, setelah itu dia berjalan keluar dari kamarnya, karena perut pria itu mulai keroncongan.
.
“Pagi mommy cantik” sapa AL, pria tampan itu baru saja turun disaat jam menunjukkan pukul 9 pagi.
“Hmmm pasti belum mandi” celoteh mommy ara, ketika putra sulungnya itu memeluknya dan memberikan ciuman di pipi Ara.
“Baru juga abang bangun mom, mana Daddy si pecemburu?” Al memang suka sekali menggoda mommy nya karena Deon selalu marah jika istrinya dicium dan dipeluk oleh putra-putranya.
“Sudah pergi kerja, kok abang gak sekolah sih?” Tanya Mommy ara.
“Lagi males mom, abang pengen main game dulu, bentar lagi ujian jadi abang gak bakalan puas main”
Mommy ara hanya geleng-geleng kepala, “lain kali jangan sering-sering bolos ya bang, kali ini mommy maafkan” tegas mommy Ara.
“Oke mommy cantik” AL segera berdiri dari duduknya, dia dengan asal mengambil beberapa roti yang sudah Ara oleh dengan coklat. “Gak seru ah, godain mommy yang gak di jaga Daddy, abang kekamar ya mom”.
“haiis punya dua bujang, berbeda sifat memang memusingkan” kekeh mommy Ara.
Begitu masuk kedalam kamarnya al langsung menuju tempat komputernya berada, pria itu mengabaikan beberapa panggilan dari para perempuan yang menyukainya.
“oke kita main lagi” gumam Al sambil mengunyah roti yang ada ditangannya.
.
Dikelas EL, beberapa wanita datang mendekati kursi EL.
“El, aku dengar Al tidak datang, apakah dia sakit? Boleh aku tau dimana rumah kalian aku ingin menjenguk AL” ucap salah satu teman sekelas EL.
EL masih diam membaca bukunya tanpa menjawab atau bergerak sedikit pun.
‘Brak’ gadis itu memukul meja EL
“EL! Kami ini bertanya padamu! Bisa gak jawab sedikit aja!” bentak gadis itu. “aku tidak akan tertarik padamu, jadi tenang saja, aku Cuma mau mendekati AL” tambah gadis itu lagi.
El menengadahkan kepalanya melihat wanita yang berdiri didepan mejanya, dia membuka earphone yang menempel ditelinganya, “apa?” tanyanya datar.
“Haiiss! Kamu benar-benar brengsek EL!” kesal gadis itu begitu melihat wajah datar EL, ternyata dia dicuekin EL karena dia tidak mendengar akibat EL menggunakan Earphone, gadis itu segera berlalu karena malu.
EL hanya mengedikkan bahu acuh lalu kembali menempelkan earphone yang sebenarnya tidak mengeluarkan suara sedikitpun, itu hanya caranya untuk menghindari pertanyaan wanita yang sangat banyak. EL terlalu malas menjalin sebuah hubungan, dia masih belum memiliki minat dengan yang namanya wanita, belum ada satupun wanita yang berhasil menarik perhatiannya.
...🪀🪀🪀🪀🪀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
rindi yesna wati
😊😍😘☺️🥳💖😋🤗💟😂🌷🌹💞💝💌❤🤣🤣🎁💗😁🥰🥰😚😗😗🎉👱♀️👱♀️
2022-09-02
0
Hasnah Siti
dilanjut lg thorrrrr🔥👍
2022-08-30
0
Hasnah Siti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣aduh kasian yah mbak nya ngomong sama meja...dicuekinnnn terusssss bang el..😂😂
2022-08-30
1