mendengar hal itu kini berhasil membuat Mahen merebut paksa nampan yang ada di kedua tangan nya, menyimpan nya di meja kitchen set, dan berhambur ke dalam pelukan nya, begitu sangat senang dengan apa yang didengar nya
sedang kan dengan Ayla, gadis itu cukup terkejut dengan apa yang dilakukan pria di hadapan nya, bagaimana bisa pria dengan kepribadian dingin ini bisa berbuat begitu hangat dengan nya, apa lagi se tiba tiba ini? Pikir nya
"ekhem ekhem,, kita kira lagi ngapain di dapur lama-lama, ternyata malah mesra an kayak gini ya, aduh, kita ganggu dong nyari waktu nya nggak tepat?" sontak ucapan dari Bunda itu mengagetkan kedua nya dan membuat perhatian kedua nya teralih kan dan melihat kedua orang tua masing-masing yang tengah mengintip di ambang pintu
"heem iya tuh, kita nggak tepat ya kayak nya ke sini hari ini, apa lagi kalau kita berniat menginap di rumah ini, Pa, Mama rasa kita kurang tepat untuk berkunjung ke sini hari ini, kita pulang dulu aja ya, yuk, lagian ganggu pasutri baru ini yang lagi hangat-hangat nya?" ajak Mama yang mendapat anggukan kepala dari Papa sendiri
kedua nya menjadi saling pandang dengan tatapan mata yang saling bertemu, merasa tidak enak dilihat oleh kedua keluarga nya kini dia pun melepas kan pelukan kedua nya secara tiba-tiba, dan berhasil membuat Mahen terkejut dan terhuyung ke belakang
merasa tercyduk dengan apa yang dilakukan oleh para keluarga nya itu kini berhasil membuat kedua nya gelagapan dalam berbicara dan melakukan aktivitas
"Bunda sama Ayah kayak yang nggak pernah muda aja deh, ganggu aja" gerutu Mahen dalam hati, dengan tatapan datar nya
"duuh, malu,, malu,, malu,, harus gimana gue kalau berhadapan sama kedua keluarga gue nanti?" ujar nya dalam hati dengan tundukan kepala nya
"akh,, enggak Pa, Ma, bu,, bukan gitu, tadi Keenan minta bantuan Ay buat ambil sesuatu di punggung nya, karena tangan nya lagi cuci tangan, ya cuci tangan" tutur nya dengan sedikit gelagapan "bukan begitu nan?" tanya nya kemudian dan menoleh ke arah samping kiri nya melihat Mahen yang sudah membenarkan posisi berdiri nya dari semula, namun dengan wajah yang di datar kan seperti biasa nya
"akh,, iya Ma, Pa, Yah, Bund, jangan salah paham" jawab Mahen mengiyakan dengan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal
"Ma, Pa, Yah, Bund, ini cemilan sama minuman nya udah jadi, kita ke ruang keluarga aja ya?" tutur nya berusaha mengalih kan pembicaraan semua orang yang sekarang sudah berkumpul di dapur
"oh, iya, di sini niat nya, Papa mau cuci tangan dulu, tiba-tiba lihat adegan drama nih hehehe, Papa cuci tangan dulu aja deh, di mana Ay, wastafel nya?" tanya Papa dengan menunjuk kan kedua tangan nya yang memang di rasa kotor
"di sini Pa" jawab nya dengan menunjuk ke arah belakang nya yang memang tepat berada di depan meja wastafel
"ya udah, Papa cuci tangan dulu aja, kalian duluan aja ke ruang keluarga, nanti biar Papa yang nyusul" ujar Papa dengan seraya berjalan ke arah wastafel
☘️☘️☘️
semua keluarga itu kini tengah berkumpul di ruang keluarga, duduk dengan pasangan masing-masing dan tengah bercengkrama dengan hangat di tengah keluarga itu
"oh ya Ma, Mama ada gaun kebaya yang mungkin pas nggak buat aku kenakan nanti waktu wisuda, acara nya Minggu depan sih, sekarang aku cuman tanya aja sama Mama, memastikan juga?" tanya nya yang berhasil mengundang semua perhatian keluarga nya
"emmm,, ada sih Ay, kamu bisa pilih beberapa, yang mungkin cocok buat kamu kenakan nanti, nanti Mama kasih lihat sama kamu, atau,, apa Mama suruh orang butik Mama aja datang ke sini besok ya?" jawab Mama yang memang sudah memahami apa yang dipertanyakan anak gadis nya
"akh,, makasih Ma, tapi nggak papa nggak usah, nanti biar aku sama teman-teman aku aja yang ke sana, kan kasihan kalau orang butik dari Mama disuruh ke sini" ujar nya merasa tak enak hati dengan apa yang diputus kan oleh ibunda
"Ya udah kalau kayak gitu mau kamu, kapan pun kamu datang ke butik, minta bantuan sama Mbak Siska aja, jadi nyari yang cocok tuh sama Siska, kamu kan udah kenal dekat sama dia" seru Mama yang memang diangguki oleh nya sendiri
"oh iya, Mahen, Ayla, lulus dari SMA ini, kalian mau ke mana, mending lanjut aja deh pendidikan nya, sayang lho kalau nggak dilanjut, usia kalian masih sama-sama terbilang muda?" tanya Ayah to the point
"emmm,, sebenar nya Mahen mau ketemu sama Ayah juga mau bicara kan hal ini yah, menurut ayah kira-kira Mahen sama Ay lanjut pendidikan nya ke universitas mana?" imbuh Mahen dengan beralih menatap sang Ayah di hadapan nya
Bukan nya menjawab pertanyaan sang putra tunggal nya, kini Ayah malah balik menatap Mahen dengan tatapan yang sulit di arti kan
"bentar, Ayah mimpi apa nih semalam, bisa dapat pertanyaan panjang lebar kali tinggi dari kamu, apa hari ini memang terbilang hari keberuntungan Ayah ya?" ujar Ayah yang sontak saja membuat Mahen memutar bola mata nya malas
"tinggal jawab aja apa susah nya sih yah" ucap Mahen dengan wajah datar nya
"ck, dasar lemari es sepuluh pintu, nggak bisa banget di ajak bercanda, iya Ayah jawab, kalian di ini aja deh, di Purbalingga aja lanjutin universitas pendidikan di sana, banyak jurusan yang mungkin bisa kalian ambil juga kalau kalian lanjut universitas di sana" jawab Ayah dengan panjang lebar kali tinggi
"gimana Ay, kamu setuju nggak, dengan usul Ayah?" tanya Ayah yang beralih dengan menatap menantu nya yang memang hanya terdiam dan tertunduk saja kala Mahen bersuara
"emmm, kalau Ay sendiri sih nggak keberatan, buat lanjutin universitas di sana Yah, hanya saja,, Mama sama Papa, gimana, apa Mama sama Papa izinin Ay buat lanjut kan pendidikan di sana?" tutur nya meminta izin kepada kedua orang tua nya
mendengar permintaan izin dari anak gadis tunggal nya kini berhasil membuat kedua orang tua nya ini mengulas senyuman
"hmmm,, jangan khawatir kan Mama sayang, Mama sama Papa akan baik-baik aja di sini, kalau kamu mau lanjut pendidikan di sana, lanjut kan lah, tapi patuhi apa yang menjadi perintah dari suami mu, jangan jauhi dia, karena kamu sudah menjadi tanggung jawab nya" nasihat Mama, yang berhasil membuat nya mengangguk meski dengan perlahan
"jadi kapan kalian akan berangkat ke sana, oh iya, Ayah lupa katakan satu hal, Mahen, di sana sudah ada Om Devan, asisten pribadi kakek kamu sekaligus yang bisa bimbing kamu nanti nya, bimbing kamu belajar supaya bisa pimpin perusahaan Ayah di sana kalau kakek sudah menyerah kan jabatan nya" imbuh Ayah yang berhasil membuat Mahen mengangguk patuh
"ekhem,, udah jadi pasutri, pulang dari sana kami tunggu kabar bahagia nya yah?" ujar Bunda dengan bersemangat
sontak saja pertanyaan Bunda ini masih menjadi misteri bagi Mahen dan Ayla sendiri, kabar bahagia apa? pikir kedua nya
"kabar bahagia apa Bund?" tanya Mahen dengan kening yang berhasil mengkerut
"hmmm,, tentu saja kehamilan istri kamu lah Hen, Bunda udah nggak sabar, pengen gendong cucu, bukan begitu kak Nita?" tanya Bunda meminta persetujuan dari Mama yang dibalas anggukan hangat oleh Mama sendiri
namun,,,
"uhuk,, uhuk,," Ayla, dia sontak terbatuk, kala mendengar penuturan demi penuturan yang dilontarkan oleh ibu mertua nya, bagaimana dia berpikir untuk bisa hamil, sementara didekati saja oleh Mahen sendiri, dia sudah marah-marah?
Ayla yang batuk, kini berhasil membuat seluruh perhatian orang dalam ruang keluarga ini teralih kan hanya pada nya
"pelan-pelan Ay, kalau minum, nih minum, lagian Bunda ngapain sih bahas itu?" tutur Mahen dengan memberikan segelas air putih pada nya dan memang di terima oleh nya, namun sontak aktivitas yang Mahen jalani ini membuat seluruh keluarga nya terbengong seketika
"eh, ini bukan salah Bunda yah, lagian,, kalian kan memang sudah menikah, sudah sewajar nya dong Bunda berharap lebih dengan ini, iya kan kak Nita?" seru Bunda meminta persetujuan dari Mama
"heem, nggak papa kali, topik ini sudah biasa di kalangan suami istri, Mama juga berharap kalian akan segera mempunyai momongan, teman teman Mama semua nya sudah pada gendong dan urus cucu, tinggal Mama aja yang belum" jawab Mama menyetujui dengan menumpukan kedua lutut nya dengan posisi duduk
"yah, Bunda jadi penasaran, pria di hadapan kita ini, beneran Mahen putra tunggal kita bukan sih?" tanya Bunda yang seketika melirik Ayah di samping nya
"ya dia emang putra kita lah Bund, Bunda gimana sih, kenapa emang nya?" tanya ayah yang masih sedikit heran
"nggak kenapa-napa, hanya saja, Bunda ragu, kok putra tunggal kita bisa sehangat itu ya, istilah nya bisa se perhatian itu sama Ay, sedang kan di rumah aja dia lihat Bunda tersedak cuman diem aja, nggak sampai ngasih minum gitu?" seru Bunda yang memang di pahami oleh semua nya
"hhhhh,, Bunda kan udah ada Ayah yang jagain, ngapain minta sama aku!!" ucap Mahen tak suka namun sontak membuat Bunda tersenyum
_**Naughty Girl Is My Wife_
Selasa, 10 Januari 2023**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments