Di sini lah kedua nya berada, rumah pribadi milik Mahen, setelah berusaha untuk memberikan pengertian kepada Ayla, Mahen kini meminta izin kepada kedua mertua nya untuk membawa sang istri kini tinggal bersama nya hanya berdua, meski Ayla awal nya menolak keras, namun pada akhir nya wanita ini bisa luluh juga meski dengan sebuah ancaman dan perintah dari sang ayah
Kedua nya terlihat baru menuruni mobil dan mengeluarkan koper masing masing dari dalam bagasi
Di hadapan nya, terlihat rumah minimalis modern dua tingkat dengan nuansa abu abu, di depan rumah terdapat taman kecil yang di penuhi dengan tumbuhan hidup serta rumput yang menjadi alas pijak nya saat ini, terdapat jalan ke arah teras yang di buat sedemikian rupa indah nya dari batu alam, menambah kesan mewah pada rumah ini
"ayo masuk?" ajak Mahen seraya berjalan lebih dulu dengan menarik koper nya sendiri, membuat nya hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Mahen
Pintu terbuka
Menampilkan suasana rumah yang sederhana namun sangat terkesan mewah karna bernuansa abu, di ruang tamu, terdapat lemari kristal yang sudah terpajang beberapa foto dan pajangan lain nya di sana, seperti miniatur menara Eiffel, miniatur becak klasik, dan masih banyak lagi, serta beberapa sofa yang mengelilingi meja dengan bunga pajangan di tengah nya
Sampai di ruang keluarga, masih dengan nuansa abu, namun di sertai dengan sebuah televisi berukuran sedang dengan sofa bad untuk bersantai, juga terdapat nakas yang di atas nya terdapat telepon rumah, dan jangan lupa kan karpet merah yang menggelar di bawah nya
Baru memasuki dua ruangan di rumah ini saja sudah membuat nya tahu, bahwa yang punya rumah pasti sangat menyukai kesederhanaan, padahal asli nya keluarga Mahendra ini terbilang sangat kaya
Sejujur nya Mahen sendiri merupakan sosok yang sederhana, dia selalu rendah hati kala orang tua nya memuji diri nya di depan nya, tidak suka memamerkan kekayaan nya, selalu berusaha bersikap mandiri, memang benar benar sosok suami idaman, namun sikap dingin pada pria ini lah yang membuat nya sering kali jengkel sendiri kala menghadapi nya
"gue cuman punya rumah ini, mungkin bakalan cukup buat kita jalani kehidupan berumah tangga" ucapan singkat dari Mahen itu seketika membuyar kan lamunan nya
"hmmm,, nggak papa" jawab nya apa ada nya
"biar gue tunjukin kamar kita" sontak ucapan nya ini membuat nya sedikit terkejut, karna lagi lagi lamunan nya di buyar kan
Dengan langkah kaki nya, Mahen melangkah dan mulai menaiki anak tangga di ujung jalan sana, namun merasa ada yang aneh, Mahen yang masih berada di anak tangga pertama pun menolehkan pandangan nya ke arah nya
"lo ngapain di sana, ayo, kamar nya ada di atas" ujar Mahen dengan wajah dingin nya
"ish,, iya iyaa, biasa aja kali kalau ngomong, lagian langkah kaki lo nggak bisa lo pelan'in dikit aja napa, perasa an cepet banget jalan lo" ujar nya yang sedikit jengkel
"lo nya aja yang lelet" jawab Mahen dengan sedikit mendengus dengan kesal, namun terlihat dingin
"ish,, gue bilang tunggu Keenan, lo niat nggak sih, ajak istri lo pindah!" ujar nya yang masih tak di hiraukan Mahen
"Argh,,," ujar nya kala mulai menaiki anak tangga pertama, ternyata kedua kaki nya keseleo yang sontak membuat Mahen menoleh
"lo kenapa?" tanya Mahen yang sudah sampai di anak tangga paling atas namun dengan pandangan ke arah nya yang sudah terduduk dengan menunduk
"Hhhhh,, lo benar-benar ya, lo nggak liat, gue jatuh gara gara lo tinggalin tahu nggak, udah gue bilang juga jangan terlalu cepet jalan nya" ujar nya dengan sedikit mencibir, membuat Mahen memutar bola mata nya malas
"ya udah cepetan bangun, siapa suruh lo jalan lambat" jawab Mahen cuek dengan mengalihkan pandangan nya
"Heh, lo dikit ngerti dong nan, gue baru pertama kali ke sini, gue bahkan belum tahu keseluruhan isi dari rumah ini, lo malah nyalahin gue, gue nggak bisa bangun sendiri, bantuin gue Keenan" ucap nya mengulurkan tangan kanan nya
"nggak usah nyusahin gue, lo berusaha berdiri atau gue tinggal di sini" ujar Mahen jutek
"nggak usah nyusahin lo bilang, heh, lagian kemauan siapa gue di sini, gue juga ogah kali kalau bukan bonyok yang suruh, pake ngancam segala lagi, lagian lo yang buat ulah harus nya lo juga yang tanggung jawab dong, lo yang bikin gue kepeleset di sini, buset dah" ujar nya mulai mengomel
Meski dengan malas menanggapi sikap nya yang perlahan selalu saja berhasil membuat Mahen jengkel, namun dengan langkah pelan nya, laki laki itu terlihat menghampiri nya yang masih duduk menunduk, lalu mengulurkan tangan nya agar wanita ini bisa dengan mudah berdiri dengan bantuan nya
Dengan ragu, Ayla, wanita ini menerima dan menyambut uluran tangan Mahen, karna memang kedua kaki nya sudah tidak kuat lagi untuk menopang tubuh nya karna saking sakit nya
"pelan pelan" ucap Mahen dengan dingin, kala diri nya sudah berdiri dengan merangkul bahu Mahen yang sekarang menjadi tumpuan berdiri nya
"Ahh,, Keenan dua kaki gue sakit, kata nya pelan pelan, lo gimana sih, dua dua nya nih sakit, kayak nya nggak bisa gue gerak gerak in lagi buat sementara" ujar nya cerewet
"lo bisa diem bentar nggak sih, sakit nih kuping gue denger lo ngomel mulu dari tadi!" Ujar Mahen dengan tegas "masih hari pertama udah bikin gue repot" lanjut Mahen dengan bergumam namun masih bisa di dengar oleh Ayla sendiri dan berhasil membuat Ayla naik pitam
"lo pikir gue mau kaki gue sakit, ini juga gara gara lo yah, awas aja kalau sampai gue nggak bisa jalan lagi, gue aduin pengadilan lo ntar, biar di penjara sekalian" jawab nya membantah
"Hhhhh,,," mendengar itu, Mahen hanya bisa menghela nafas panjang saja, percuma juga debat sama cewek yang mau nya menang sendiri
Tanpa ragu, Mahen kini mengangkat kedua kaki nya yang masih berpijak itu, dia mengangkat nya ala bridal style dengan tangan kiri yang memegangi pinggang nya, dan tangan kanan yang ada di lipatan lutut nya
"ke,,, Keenan, lo mau apa?" ucap nya sedikit panik karna memang pergerakan Mahen ini yang tiba tiba
"kata nya tadi dua kaki lo sakit, ya udah, biar gue bawa lo ke kamar aja, biar cepet, terutama biar omelan lo cepet beres" jawab Mahen yang berhasil membuat nya lagi lagi jengkel, kemudian mulai kembali melangkah
"nggak,, lo apaan sih, jangan gila Keenan, argh,, turunin,, Keenan,, turunin nggak!!" seru nya di sepanjang jalan menuju ke kamar
☘️☘️☘️
Mahen yang masih menggendong nya langsung bergegas menuju ke sofa yang ada di dalam kamar pribadi ini, dan mulai menurunkan nya dengan posisi duduk dengan perlahan
"tunggu bentar, ambil koper" ucap Mahen dingin seraya berjalan keluar kamar, meninggalkan nya seorang diri
Pandangan nya menyapu ke seluruh penjuru ruangan kamar yang di dominasi oleh warna biru navy dengan di padu kan dengan warna putih, kasur king size yang terpasang seprei bad cover putih juga dengan tirai transparan berwarna biru navy, juga tiang yang menjulang tinggi penyangga kain tule sebagai tirai tempat tidur, menambah kesan mewah pada kamar ini
Jangan lupa kan dua nakas yang sama sama berwarna putih di masing masing samping tempat tidur, terdapat lemari pakaian minimalis dengan cermin besar dan meja rias yang terlihat masih baru, juga terdapat pintu kaca yang cukup besar mengarah ke balkon kamar ini, memperlihatkan pemandangan yang masih asri, taman belakang yang terdapat danau buatan di sana dengan tirai yang senada dengan tirai tempat tidur
Kini diri nya baru menyadari, jika diri nya tengah duduk di sofa kamar yang memang berukuran sedang dengan meja di depan nya, memang terasa nyaman, dengan sejenak, ia pun mengulum senyum tipis nya kala merasakan kenyamanan sekalipun di tempat baru ini, wanita ini memang jarang terlihat mudah nyaman apalagi di tempat yang baru ia singgahi, namun rumah ini berbeda, dengan potongan yang minimalis dan kesederhanaan rumah inilah yang membuat nya merasa lebih nyaman
namun dengan seketika senyuman itu pun memudar dengan perlahan, kala ingatan nya tertuju pada beberapa tahun di masa lalu, ingatan nya dengan sang kakak yang membuat nya selalu merasa menjadi wanita yang paling berharga dan paling bahagia di dunia ini, jujur, hal ini begitu membuat nya sedikit sulit untuk melupakan apa yang sudah terukir di masa lalu
hingga Mahen, pria itu kini terlihat menarik dua koper ke dalam kamar pribadi ini,
Melihat kedatangan Mahen di hadapan nya, sontak membuat nya yang tengah melamun dengan tatapan ke arah ambang pintu pun buyar seketika, membuat nya sontak membuang pandangan nya ke arah lain
tidak terlihat pergerakan dari pria ini, hanya meletakkan dua koper sekilas di dekat nakas, kemudian duduk di samping nya yang masih duduk bersandar dengan membawa sesuatu di tangan kanan pria ini
dengan gerakan tiba tiba, laki laki ini terlihat akan mengangkat kaki nya yang jenjang sampai bawah, membuat nya refleks yang masih merasa sakit berteriak
"argh,, sakit Keenan, lo mau apa sih?" ujar nya yang sontak membuat pria ini menutup kedua telinga nya
"lo apa'an sih, ini gue mau obat in kaki lo malah lo teriakin gue, sakit nih kuping gue sering denger lo teriak lama lama" ucap Mahen dengan tatapan jengah ke arah nya
"lagian lo maen asal tarik aja kaki gue, masih sakit tahu!" ujar nya yang kala itu menatap nanar kedua kaki nya, benar benar merasa sakit
"ya udah maafin gue, sini, kaki lo biar gue yang obat in" ucap Mahen berusaha selembut mungkin
"nggak, nanti juga ilang sendiri sakit nya" jawab nya jutek
"mau lo apa si, gue baik salah, gue jahat apalagi, terserah lo mau obat in atau nggak, gue capek, mau tidur" ucap Mahen singkat dan meletakkan salep kulit di atas meja asal, seraya berdiri dan merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur king size
"woy, gue juga pengen istirahat, lo nggak bisa gitu dong" ujar nya sedikit berteriak
"lo sendiri nggak mau bantuan dari gue, sekarang jangan gangguin gue, gue mau tidur, capek" jawab Mahen dengan menutup wajah nya dengan bantal
"oke kalau itu mau lo, gue nggak akan pernah minta bantuan dari lo, dan gue nggak akan ngemis sama lo" ucap nya menggertak
namun itu lah Mahen, laki laki dengan kepribadian kulkas berjalan ini tetap tidak merespon apapun dan benar benar tidak memperdulikan nya yang sedikit kesusahan sendiri, membuat nya jengah
"mungkin gue emang nggak bakalan minta bantuan lagi dari lo, gue sadar kok sekarang gue siapa" gumam nya yang tak di dengar oleh Mahen dengan tatapan sendu nya
_**Naughty Girl Is My Wife_
Ahad, 25 September 2022**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kayla terlalu keras kepala dan kebanyakan protes,Betul Mahen nilang, di baikin salah di jahatin apa lagi,gak pernah bersyukur nih cewek,,,🙄🙄
2023-05-15
1