Sinar rembulan kini sudah pergi, di gantikan dengan sinar mentari pagi yang berhasil membuat netra nya menyipit kala sinar itu mulai memasuki celah rumah yang kini sudah di singgahi nya, membuat nya terbangun dari tidur nyenyak nya, terduduk di atas tempat tidur dengan kepala yang di tunduk kan seakan tengah mengumpulkan kesadaran nya,,
Mulai melirik ke arah kanan, terlihat laki laki dewasa yang masih tertidur dengan nyenyak dan dengan posisi yang mungkin nyaman, terlihat dari posisi nya yang tengah memeluk guling juga dengan deru nafas yang teratur
"Hhhhh, lo nggak salah dalam perjodohan atau bahkan pernikahan ini Keenan, gue cukup faham mungkin lo sendiri juga nggak pernah mau terlibat dalam perjodohan ini, ini juga bukan keinginan gue, asal lo tahu, sifat gue kayak gini bukan semata mata sama lo doang, bahkan sama sebagian besar laki laki yang pernah gue temuin gue kayak gini kecuali sama Papa, juga,,," penuturan nya terhenti seketika "sama orang yang pernah lo lihat dalam bingkai foto itu, gue nggak pernah berfikir akan ada di posisi kayak gini sebelum nya karna gue nggak pernah mau ini terjadi, jadi gue harap, lo bisa faham dengan sifat yang gue tunjukin ke lo, se enggak nya bantu gue biar gue bisa jadi istri yang berguna se enggak nya buat lo nan" lanjut nya kala melihat Mahen tidak bergerak sedikit pun dari posisi tidur nya
Alis tebal, hidung yang cukup mancung, bibir kecil dan tipis, raut wajah yang terbilang putih bagi porsi laki laki, akh,, itu lah Mahen, perempuan mana yang tidak akan terpikat oleh kadar ketampanan nya, mungkin hanya perempuan yang sekarang sedang duduk di samping nya
Tidak ingin bergelut dengan pikiran nya sendiri, dia pun lebih memilih untuk membersihkan diri nya di kamar mandi, membawa baju nya yang masih di dalam koper, dan membawa handuk ke dalam kamar mandi
Tanpa di sadari oleh nya sendiri, kini Mahen, pria ini sudah bangun sedari tadi, jauh sebelum ia membuka mata, namun lelaki ini hanya ingin mengetahui apa yang akan di lakukan nya saat dia masih tertidur, mengubah posisi menjadi terlentang, kini laki laki ini pun menjadi kan kedua telapak tangan nya sebagai bantalan dengan tatapan lurus pada langit langit kamar
"Gue ngerti Ay, kenapa lo bisa ngomong kayak gitu, bantu gue juga Ay, bantu gue biar gue bisa selalu mengerti dengan perasaan lo, bantu gue biar gue peka terhadap sikap lo, nggak masalah kalau lo ngerasa sikap lo selalu buruk sama gue, gue ngerti" monolog Mahen dalam hati
Mata nya kembali tertutup kala Mahen mendengar pintu kamar mandi yang di tarik dari dalam
"Mungkin dia capek kali ya', ya udah deh, mending gue masak dulu aja kali ya'?" batin nya yang melihat Mahen masih tertidur dengan posisi semula
Memilih keluar dari kamar, mulai menuruni anak tangga dan berjalan menuju arah dapur, melihat bahan masakan yang ada di lemari pendingin alias kembaran suami nya dan berpikir sejenak
"Ada brokoli, tahu, telur, wortel, ayam kampung, kentang, daun seledri, cumi, bawang Bombay, daun bawang, bawang putih, bawang merah, tomat, tomat Cherry, oke, apa mending gue masak tumis cumi asam pedas aja kali yah?" monolog nya bertanya sendiri
Setelah di rasa menemukan ide yang pas, dia pun mulai mencuci semua bahan masakan yang sudah di keluarkan nya dari lemari pendingin, kemudian mulai mengiris nya dengan pisau di tangan nya dengan lihai dan lincah nya
"Lagi ngapain lo?" sontak pertanyaan berat itu membuat dia yang sedang fokus memotong bahan dengan acak, alhasil jari tangan nya ikut teriris dengan luka yang didapat sedikit terkelupas
"Akhh,," seru nya sontak melepas kan pisau di tangan nya dan memegangi jari nya yang terluka "hhhhh, ternyata elo, gue kira siapa, ngagetin aja sih bisa nya, bisa nggak sih lo tuh datang baik baik hah!!" ujar nya yang terlewat kaget
"Maaf,, huuh,," jawab Mahen dengan segera meraih tangan nya yang terluka, kemudian memasuk kan jari nya dan menghisap darah nya di sana, membuat nya meringis
"Akhh,, sakit Keenan, stop, akhh,," rintih nya yang tidak di hirau kan oleh Mahen sendiri
"Argh,, Keenan, plis argh, gue nggak main main, ini sakit banget,," lanjut nya masih merintih karena kesakitan yang di dapat, saking sakit nya kini sampai diri nya memejam kan kedua mata nya erat
"Lain kali kalau masak tuh hati hati, nggak usah sok caper lo sama gue, percuma, gue nggak bakalan tertarik sama cewek kayak lo" imbuh Mahen kala dengan cekatan nya mengambil kotak obat di dalam lemari kitchen set dan kembali duduk di kursi meja makan hendak mengobati jari nya yang terluka
Mendengar imbuhan itu kini hanya membuat nya memutar bola mata nya malas, bukan nya laki laki ini sendiri yang mengagetkan nya, tapi malah dia sendiri yang menyalah kan nya, dasar makhluk asal planet Uranus!!! umpat nya dalam hati dengan bibir kanan atas yang di naik kan
"Dengerin yah Keenan Malik Mahendra, di sini gue laper, bukan caper sama lo, ogah banget gue caper sama laki laki asal planet Uranus kayak lo, nggak dapet perhatian dari lo juga masih ada kok orang yang mau perhatian sama gue, nggak harus lo juga, dunia ini nggak se sempit daun kelor lo ngerti!!" ujar nya sambil merebut paksa kotak obat di tangan Mahen
Membuka kotak obat dan mulai mengobati luka nya dengan perlahan, melihat itu berhasil membuat Mahen lebih memilih mengacuhkan nya saja, namun semakin ke sini, tidak tega melihat perempuan di hadapan nya mengobati luka nya kesusahan seorang diri, apalagi luka tersebut di dapat karena ulah nya juga
"Lo apaan sih, jangan tarik tangan gue dong, ini masih basah obat merah nya belum meresap, masih sakit juga nan!!" ujar nya kala melihat Mahen menarik tangan kanan nya yang terluka
"Keenan!! Lo denger nggak sih!!" ujar nya yang masih di acuh kan Mahen sendiri namun berhasil merebut paksa tangan nya dari tangan Mahen
"Lo apaan sih, gue udah baik hati mau bantuin lo obat in luka nya lo malah nyari gara gara?" seru Mahen
"Gue nggak mau nyari gara gara sama lo yah, dan ingat, lo sendiri yang bilang kemaren buat nggak minta pertolongan sama lo, jadi gue bisa sendiri" imbuh nya melanjut kan tahap pengobatan pada jari tangan nya
Skakmat!!
Imbuhan nya berhasil membuat Mahen terdiam, kala mendengar nya mengulangi apa yang pernah di ucap kan nya kemarin
"Maksud lo buat caperin gue, oh yah, gue lupa, selain caperin gue kan masih ada Guntur yang bisa lo caperin, nggak mau gue yang obat in, mau nya Guntur kan yang obat in tangan lo itu?" sindir Mahen yang tidak dapat di pahami oleh nya sendiri
"Gue nggak ngerti maksud lo apa, gue bisa lakuin ini sendiri tanpa bantuan dari siapa pun, caper yang lo maksud kan itu juga gue nggak ngerti sama sekali nan, dah lah, masih pagi, gue lagi nggak mau ribut sama lo" ucap nya sebelum akhir nya meninggalkan Mahen yang masih terdiam juga dengan tangan nya yang selesai melewati tahap pengobatan
"Hhhhh,, Guntur, apa hubungan nya luka yang gue dapat sama Guntur" ucap nya seraya beranjak meninggalkan Mahen yang masih terdiam di ruang makan
_Naughty Girl Is My Wife_
Ahad 8 Januari 2023
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments